Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 14 part 3

 



Original Network : tvN

Hye Ja merawat Team Leader Choi yang sakit. Dia meminta Team Leader Choi untuk bertahan, karena pertarungan akan segera berakhir. Mendengar itu, Team Leader Choi memeegang tangan Hye Ja.

“Kurasa aku benar. Kamu bukan wanita biasa, bukan?” tanya Team Leader Choi, dengan yakin.


Sebelum Hye Ja sempat mengatakan apapun, Hyeonuiong datang. Dan dengan malu, Hye Ja langsung menepis tangan Team Leader Choi.

“Aku penasaran kenapa kamu tidak ada di restoran. Maafkan aku…” kata Hyeonuiong. Lalu saat dia melihat wajah Team Leader Choi, dia merasa terkejut dan mengajak Hye Ja untuk berbicara diluar.

Hyeonuiong memberitahu Hye Ja bahwa Team Leader Choi itu adalah suami Hye Ja dikehidupan lampau. Dan mengetahui itu, Hye Ja sangat terkejut dan tidak menyangka sama sekali.



Pria Rang berteriak meminta tolong, sebab dia merasa sangat gatal sekali. Kemudian disaat itu, Detektif Baek datang. Dia memberitahu Pria Rang bahwa tidak ada gunanya pergi, karena angka kematian penyakit ini sangat tinggi. Mendengar itu, Pria Rang sangat depresi.

Lalu ketika Pria Rang tidak sengaja melihat sepatu yang Detektif Baek kenakan, dia merasa heran. “Sejak kapan seorang polisi memakai sepatu tidak bernoda seperti itu?” gumamnya, berpikir.

“Sial. Aturan berpakaian bodoh itu,” balas Lee Rang sambil tersenyum.


Melihat Lee Rang datang, Pria Rang merasa sangat senang. Dan Lee Rang tertawa sambil melemparkan pop corn yang dibawanya satu persatu ke wajah Pria Rang. Karena dia datang untuk melihat kematian Pria Rang.

“Jika Imoogi mati, penyakit ini juga akan menghilang, bukan?” tanya Pria Rang, ingin tahu. Dan Lee Rang menjawab mungkin. “Keluarkan aku dari sini,”pintanya. “Aku sudah melayani Imoogi lebih lama dari dugaanmu. Tidak seorang pun tahu sebanyak aku tentang dirinya.”

“Lalu? Kamu akan meraih kebebasanmu dengan banyak mengoceh? Dan menyembuhkan penyakitmu secara gratis?” balas Lee Rang, merasa lucu.

Pria Rang tersenyum dan menebak maksud kedatangan Lee Rang. Dia yakin Lee Rang pasti tidak ingin mengotori tangan sendiri. Dan mendengar itu, Lee Rang hanya diam saja sambil tetap tersenyum.

Lee Rang melepaskan Pria Rang keluar dari sel.


Seorang polisi datang dan melapor kepada Detektif Baek bahwa Pria Rang telah kabur. Dan mengetahui itu, Detektif Baek merasa terkejut, siapa yang melakukannya.

“Begini… Dari yang kulihat di video pengawas… Kamu pelakunya, Detektif Baek,” kata si Polisi dengan gugup.


Lee Yeon dan Ji A pergi makan ke luar. Sambil makan mereka mengobrol, Ji A meminta Lee Yeon untuk berjanji kepadanya, kembali ke sini saat salju pertama turun, lewatkan natal bersamanya, kembali ke pantai yang pernah mereka kunjungi, dan saat hari tahun baru datang ke rumahnya dan makan bersama dengan kedua orang tuanya, lalu saat hari ulang tahunnya berikan dia hadiah. Dan mendengar itu, Lee Yeon mengiyakan semuanya.



“Apa yang kamu inginkan?” tanya Lee Yeon. Dan Ji A mendekat ke telinga Lee Yeon serta berbisik. “Baik, aku akan membelikannya untukmu,” jawab Lee Yeon sambil tertawa geli.

“Apa yang harus kamu lakukan untuk menepati semua janji ini?” tanya Ji A, menuntut jawaban. Sambil mengulurkan jari keliking nya.

“Aku harus berumur panjang,” jawab Lee Yeon sambil mengaitkan jari keliking nya ke Ji A. Dan mendengar jawaban itu, Ji A merasa puas.


Ditaman. Rekan Pyo memberikan hadiah sebuket bunga dan kue tart untuk merayakan ulang tahun rekan Kim.

“Ini. Buat permohonan,” kata rekan Pyo, setelah menyalakan lilin diatas kue tart nya.

“Tolong beri aku kue dari Pyo Jae Hwan tahun depan di hari ulang tahunku,” kata rekan Kim, berharap. Lalu dia meniup lilin nya.

Tepat disaat itu, bintik- bintik merah mulai muncul di leher rekan Kim.



“Ini mungkin soju terakhir yang akan kita minum bersama,” gumam Ji A sambil menikmati soju nya. Lalu dia bercerita, “Makhluk di dalam diriku tadi mengatakan aku hanya punya waktu maksimal dua hari. Setelah itu, aku bukan apa-apa selain cangkang kosong.”

“Itu tidak akan terjadi,” tegas Lee Yeon.

“Bukankah lebih baik jika aku menghilang? Jika aku mati, Imoogi akan menghilang. Lalu semua orang yang kusayangi, keluargaku, teman-temanku, dan kamu tidak akan terluka,” kata Ji A, merasa bersalah.

Dengan erat, Lee Yeon memegang tangan Ji A dan menyuruhnya untuk jangan berpikir seperti itu lagi. Lalu dia menjelaskan bahwa jika Ji A meninggalkan nya sendirian, maka dia akan menyalahkan dirinya sendiri untuk waktu yang sangat lama. Dan Ji A membalas bahwa dia juga merasakan hal yang serupa.

“Jadi, kita harus saling melindungi. Jangan memberi Imoogi apa yang dia inginkan,” kata Ji A, bertekad kuat.

Tepat disaat itu, rekan Pyo menelpon. Dan dia memberitahu Ji A mengenai kondisi rekan Kim.


Ji A dan Lee Yeon langsung datang bersama ke taman. Dan saat Ji A melihat keadaan rekan Kim, dia merasa sangat sedih dan memeluknya.



Didalam mobil. Pria Rang memegang pistol ditangannya dengan tangan sedikit bergetar. Lalu setelah dia menenangkan dirinya, dia menyimpan pistol tersebut, dan berkomentar bahwa dia tidak menyangka kalau moment terakhirnya akan berakhir bersama dengan Lee Rang.

“Mengingat apa itu, berusahalah sebaik mungkin untuk bertahan hidup,” kata Lee Rang sambil tersenyum geli.

“Tampaknya kamu akhirnya berbaikan dengan kakakmu. Kamu bisa menghadapi akibatnya?” tanya Pria Rang.



“Tidak. Yeon tidak akan memaafkanku. Aku mungkin tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Tapi itu lebih baik daripada dia yang mati,” balas Lee Rang dengan sikap sedih.

“Hentikan. Orang melodramatis sepertimu tidak pernah menemukan akhir bahagia,” balas Pria Rang, menasehati. Lalu diapun pergi.



Hye Ja merasa sangat sedih, karena sebelumnya dia tidak memperlakukan Team Leader Choi dengan baik. Dan ketika akhirnya dia tahu identitasnya, Team Leader Choi malah dalam keadaan buruk.

“Tapi apa semua ini kebetulan?” gumam Hyeonuiong, bertanya- tanya. “Setiap takdir yang berkaitan dengan Yeon dan Ji A berkumpul di satu tempat. Kekasih dari kehidupan lampaunya, keluarga Ji A, teman-teman mereka, dan musuh mereka. Aku takut. Aku khawatir peristiwa yang terlalu berat untuk ditanggung akan menimpa kita,” gumamnya sambil menghela nafas berat.


Rekan Pyo bersikeras untuk menemani rekan Kim, karena dia sudah pasti akan tertular nantinya. Dan Ji A mengerti serta meninggalkan mereka berdua.

Saat keluar dari kamar, Ji A menanyai Lee Yeon, bagaimana keadaan Team Leader Choi. Dan Lee Yeon menjelaskan bahwa kondisi Team Leader Choi belum membaik. Lalu telur yang dimuntahkan oleh Team Leader Choi itu berisi anak ular. Dan itu memakan orang- orang dari dalam. Mengetahui itu, Ji A merasa jijik dan juga khawatir.


“Semuanya akan segera berakhir. Begitu dia mengambil umpannya, aku akan…” kata Lee Yeon, menenangkan. “Jadi, sampai saat itu tiba, bersabarlah untukku,” pintanya, sambil mengelus kepala Ji A dengan lembut.


Imoogi memikirkan tawaran dari Lee Yeon. Dan tersenyum geli.

Lee Yeon menunggu- nunggu telpon dari Imoogi sepanjang malam.


Sedangkan Ji A merawat rekan Kim bersama- sama dengan rekan Pyo. Dan kondisi rekan Kim mulai semakin memburuk.


Sampai pagi, Imoogi masih juga belum menelpon. Dan saat Lee Yeon mulai merasa berputus asa, Imoogi menelponnya. Dan dia tersenyum senang.


Lee Yeon dan Imoogi bertemu.

“Aku setuju. Bersama, kita akan menyerang penjaga Sungai Samdo,” kata Imoogi sambil mengulurkan tangannya. Dan dengan puas, Lee Yeon menjabat tangan Imoogi.

Lee Rang terkejut, saat mengetahui kerjasama antara Lee Yeon dan Imoogi. Karena ini sangat berbahaya, ini sama dengan misi bunuh diri. Dia yakin Lee Yeon akan membunuh Imoogi dengan mengorbankan nyawanya sendiri.



Imoogi : “Yeon, kamu akan terjebak di dalam perangkap yang kamu buat sendiri.”

Lee Yeon : “Dan seperti ini, kita akan berada di panggung yang sama.”

Imoogi : “Panggung di mana orang tidak akan bisa mundur.”

Lee Yeon : “sampai yang satunya mati.”



Pria Rang datang dan mengulurkan pistolnya kepada Ji A. “Kamu harus mati agar aku bisa hidup. Aku akan mengakhirinya sendiri,” jelasnya.

“Jangan lakukan ini. Jika kamu melakukannya…” jelas Ji A, panik.

“Selamat tinggal.”

Dorr… Dorr… Dorr… (Suara tembakan pistol)


Hujan turun dengan sangat deras, tapi sayangnya Ji A tidak ada membawa payung nya. Jadi diapun menggunakan tas nya dan berlari. Kemudian disaat itu, Lee Yeon datang dan memayungi nya.



“Kamu datang untuk mengantarku pulang?” tanya Ji A, terkejut dan senang.

“Lebih baik tidak berjalan saat hujan,” balas Lee Yeon sambil tersenyum. “Pekerjaanmu? Kamu sudah menyelesaikan tugas harianmu?” tanyanya, perhatian.

“Aku hanya perlu menyunting beberapa bagian dengan secepat kilat,” jawab Ji A, bercerita.

Lee Yeon kemudian memberitahu bahwa dia tidak membawa mobil. Dia sengaja, karena dia ingin berjalan pulang dengan Ji A. Sebab setelah ada kedua orang tua Ji A, maka waktu berkencan mereka akan berkurang. Lalu dia memeluk Ji A dengan manja dan meminta Ji A untuk mentraktirnya. Dan Ji A tertawa serta mengiyakan.


Lee Yeon dan Ji A memakan sepiring mie instant sambil berebutan. Dan saling bersikap perhatian.


“Aku bahagia. Orang tuaku menungguku di rumah dan kamu ada di sampingku,” kata Ji A, senang. “Impian masa kecilku terwujud, jadi, aku penasaran siapa yang bisa membantu mewujudkannya untukmu.”

“Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi manusia,” gumam Lee Yeon.

“Aku tidak peduli kamu manusia atau rubah berekor sembilan. Yang penting adalah kita bersama sekarang,” balas Ji A sambil bersandar di bahu Lee Yeon dan tersenyum.



Post a Comment

Previous Post Next Post