Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 3/2

 

Original Network : Channel 7

Ketika Paramee dan Nai masuk ke dalam ruangan, Net dan Paul tampak sedang fokus mendiskusikan tentang pekerjaan.

Halo, Tuan, sapa Paul dengan sopan.

Kamu pindah bekerja disini? tanya Paramee dengan ramah.


Iya. Aku ingin mencoba marketing,jawab Paul. Lalu dia pamit dan keluar dari dalam ruangan. Melihat itu, Nai menatap curiga padanya.

Aku juga pamit, kata Nai. Lalu dia keluar dari ruangan juga.


Paramee memberikan kunci yang Net minta. Dan Net merasa sangat senang.



Dengan sinis, Nai mengatai betapa beraninya Paul menggoda Net ditempat kerja. Dan Paul mengomentari bahwa Nai terlalu meremehkannya, karena dia pasti tidak akan membiarkan Paramee mengetahui hubungannya dan Net.

Saat ada kesempatan, aku akan langsung memecatmu, kata Nai, bertekad.

Setiap orang disini kelihatanya menyambutku dengan tangan terbuka. Orang yang ingin aku keluar, hanya kamu dan Khun Singkorn, balas Paul sambil tersenyum tenang.


Dirumah. Nai mendekati Net dan meminta kunci brangkas, karena barusan dia mendengar dari bank bahwa Net ada mengambil satu set perhiasan lagi yang disimpan disana. Dia hanya tidak ingin Net ditipu. Mendengar itu, Net sangat tidak senang, karena Nai ikut campur dalam urusan nya.


Lalu ketika Net mengangkat tangannya untuk menampar Nai, tepat disaaat itu, Paramee muncul. Berhenti! teriaknya. Dan dengan benci, Net menatap Nai. Lalu diapun pergi.


Paramee mengikuti Net ke dalam kamar. Dan dengan kesal, Net menanyai, apakah Paramee ingin memarahinya lagi.

Kapan kamu akan berhenti menggunakan Nai sebagai samsak tinju? Ini sebagi buruk, Net, komentar Paramee dengan ketus.

Kamu tahu alasan mengapa aku seperti ini, balas Net.


Flash back

Net jatuh dari tangga saat dia bertengkar dengan Dara, karena Dara meragukan kehamilan Net. Setelah itu, Net merasa sangat sedih dan sering menangis.

Flash back end


Net menggunakan anak dalam kandungannya yang telah meninggal sebagai alasan kenapa dia tidak bisa mengontrol emosinya.

Itu sudah lama berlalu, mengapa kamu masih belum bisa melupakan itu? tanya Paramee.

Sama seperti mengapa kamu belum bisa melupakan mantan istrimu, balas Net.



Nai mengadakan rapat. Dia ingin penjualan kali ini lebih baik daripada project sebelumnya. Dan dia memberikan project baru tersebut kepada Paul. Jika Paul tidak bisa mengaturnya, maka Paul bisa berhenti bekerja. Karena dia membutuhkan seseorang yang mau bekerja keras. Dan Paul menyanggupi.

Aku beri waktu 3 hari, kata Nai. Dan setiap orang merasa terkejut. Oh aku lupa. Project ini berdampak pada masa percobaan mu. Jadi cari kerjaan baru untuk jaga- jaga, sindirnya.

Aku tidak akan mengecewakanmu, balas Paul sambil tersenyum percaya diri.


Beberapa karyawan bergosip secara diam- diam. Mereka menggosipi sikap kejam Nai kepada Paul, karena Nai tampak sama sekali tidak ingin memberikan kesempatan kepada Paul. Namun Mee sama sekali tidak khawatir kepada Paul, karena Paul memiliki pendukung yang kuat, yaitu Net.

Mendengar gosip- gosip tersebut, Paul hanya diam dan tersenyum saja.


Paul melihat- lihat setiap data di dokumen yang ada. Dan disetiap dokumen selalu tertera tanda tangan Nai. Kamu menandatangani dan bertanggung jawab untuk setiap bisnis? Sepertinya, kamu berpikir untuk menjadi President di perusahaan? Tapi itu akan sulit, Khun Nai, gumam Paul, penuh arti.


Ketika Dr. Kashane datang untuk makan hotpot, dia bertemu dengan Patcharee yang sedang makan sendirian. Jadi pada akhirnya, mereka pun makan bersama disatu meja.

Khun  Pat. Apa kamu sering lembur seperti ini? tanya Dr. Kashane, ingin tahu.

Iya. Khun Nai sendiri masih di kantor. Dia bilang dia akan pergi makan dengan temannya nanti, jawab Patcharee, memberitahu. Oh ya, Khun Nai kemarin komplain, kenapa kamu tidak datang ke rumah akhir- akhir ini.

Dan apa yang kamu katakan? tanya Dr, Kashane, bersemangat.

Huh! Isi perutnya kurang? gumam Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung memesankan untuknya. Aku memberitahu dia bahwa kamu mungkin sibuk bekerja, jawab Patcharee.

Bisakah kamu memberitahu dia bahwa minggu depan, aku tidak punya jadwal dan aku akan berkunjung untuk memeriksa Ayahnya? pinta Dr. Kashane.

Aku ingin seafood, gumam Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung memesankan untuknya. Aku tidak yakin, jika Khun Nai bebas atau tidak. Dia kelihatannya sedang sibuk dengan Paul, jawab Patcharee langsung.


Dr. Kashane merasa bingung, apa hubunganya ini dengan Paul. Dan Patcharee pun menceritakan bahwa Paul sudah tidak bekerja di toko, melainkan di perusahaan.

Apa yang dia coba lakukan? gumam Dr. Kashane, berpikir.


Dirumah. Dr. Kashane mendapatkan telpon dari orang tuanya yang meminta uang.

Lalu kemudian, pemilik apartemen datang untuk membahas tentang kenaikan uang sewa bulan depan. Dan Dr. Kashane merasa sangat stress.





Dr. Kashane lalu berpura- pura menanyai, apakah Paul sudah tidak bekerja ditoko. Dan mendengar itu, Paul yakin kalau seseorang pasti sudah memberitahu Dr. Kashane.

Ngomong- ngomong, mengapa kamu bisa dipromosikan begitu cepat? tanya Dr. Kashane, penasaran.

Aku mau berangkat bekerja. Dah, balas Paul, tidak mau menjawab.


Diruang rapat. Patcharee mengomentari sikap Nai yang terlalu menekan Paul. Tapi Nai tidak peduli, karena dia memang sengaja melakukan itu supaya dia bisa memecat Paul. Kemudian Paul datang ke ruang rapat. Dan Pamaree juga datang, karena dia mau mendengarkan rapat di depatermen Nai.


Paul memulai rapat. Alasan mengapa pertumbuhan penjualan kita tidak sebanding dengan kuartal sebelumnya, itu karena promosi kita di online. Juga dikenal sebagai digital marketing, jelasnya.

Kita ada mengadakan aktifitas di webpage. Hadiah akan diberikan untuk orang yang menklik Like dan Share. Dan itu banyak tersebar, balas Nai.


Tapi orang yang mengklik Like dan Share adalah orang- orang yang menginginkan barang gratis. Apa itu benar- benar target penjualan kita? tanya Paul.

Mendengar itu, setiap orang merasa gugup. Nai tidak bisa menjawab. Sedangkan Paramee merasa sangat puas.


Paul menjelaskan pengalamannya ketika dia bekerja ditoko. Dia tidak pernah bertemu satu pelanggan pun yang datang karena aktifitas online. Jadi aktifitas itu tidak terlalu berguna, karena produk mereka adalah produk mewah dan mahal. Jadi dia sudah menulis rencana marketing baru yang harus mereka lakukan. Mendengar itu, setiap orang merasa penasaran dengan rencana yang Paul buat.

Kita tidak seharusnya menargetkan jumlah Like atau Share. Tapi kita harus mendorong dan membujuk pelanggan untuk mempercayai serta membuat keputusan untuk membeli nya, jelas Paul.


Dia bisa membuat rencana seperti ini dalam waktu 3 hari, bisik Ting kepada rekannya dengan perasaan kagum kepada Paul.

Tapi dari apa yang kamu katakan, biayanya tidak akan sedikit. Aku pikir itu tidak perlu, kata Nai, tidak setuju dengan ide Paul.

Tidak ada yang gratis. Termaksud kepercayaan pelanggan, tegas Paul.

Terkadang kita tidak boleh menilai berdasarkan pengeluaran saja. Kita harus menilai berdasarkan hasilnya. Paul menggunakan pengalamanya untuk meningkatkan penjualan. Aku ingin setiap orang mengikuti dia sebagai contoh. Ini orang yang pantas bekerja di perusahaan, kata Paramee, setuju dengan ide Paul serta memuji Paul.


Setelah rapat selesai, Paramee sekali lagi memuji kerja bagus Paul. Lalu dia memutuskan agar acara diamonds international, ditangani oleh Paul. Tapi Nai tidak terima, karena biasanya dia yang menangani acara itu setiap tahun nya. Namun Paul menyanggupi keputusan Paramee.

Nai. Aku tahu kamu sibuk, tapi kamu harus meluangkan dia waktu untuk melakukan persiapan, kata Paramee, menasehati Nai. Lalu diapun pergi.



Apa kamu sengaja mempermalukan ku barusan? tuduh Nai, kesal.

Aku hanya bicara jujur. Mengapa kamu kesal? Atau kamu khawatir? balas Paul sambil tersenyum. Lalu dia mengabaikan Nai dan berjalan pergi.

Paul makan bersama dengan anggota satu bagiannya. Mereka makan bersama untuk merayakan keberhasilan dan kemampuan Paul yang sangat bagus. Tapi Nai tidak ikut dalam acara makan malam tersebut.




Flash back

Paul suka sekali menggambar. Dia bercita- cita, ketika sudah dewasa nanti, dia akan menjadi designer perhiasan seperti Paramee.

Oh, kalau gitu, nanti aku akan jadi penggangguran, karena gambarmu lebih bagus dariku, canda Paramee sambil tertawa dan mengelus kepala Paul.

Flash back end

Mengingat kenangan tersebut, Paul menghela nafas kecewa.


Ketika sedang memilih- milih barang mana yang bisa di donasikan, Nai menemukan buku menggambar milik Paul. Dan melihat itu, Paramee menyuruh Nai untuk menaruh buku menggambar tersebut di kantornya. Lalu dengan lemas, dia pergi untuk beristirahat.



Saat Paramee sudah pergi, Net muncul dan mengambil buku menggambar tersebut serta merobeknya. Melihat itu, Nai sangat terkejut.

Kamu tahu buku menggambar milik siapa ini? Milik anak mantan istri Khun Paramee. Jika kita menyimpannya, apa yang akan kita lakukan ketika dia memikirkan anak itu?! kata Net dengan kasar. Jangan melihatku seperti itu. Jika aku tidak menyingkirkan barang ini, sekarang Khun Paramee pasti akan mencari mantan istrinya dan anaknya. Dan kamu akan menjadi orang pertama yang ditendang keluar dari rumah ini. Alasan aku melakukan semua ini supaya kamu bisa tinggal dirumah ini dengan bahagia. Ingat itu! jelasnya, memperingatkan Nai.


Dengan tidak berdaya, Nai hanya bisa diam dan tidak melawan.


Sebelum acara pameran perhiasan dimulai, Nai dan Patcharee berkeliling serta memeriksa kondisi pajangan- pajangan didepan.



Paul melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Sebelum acara pameran dimulai, dia melatih para karyawan supaya penjualan mereka bisa meningkat nantinya. Dan Manajer memuji Paul dihadapan Nai yang datang untuk melihat- lihat. Walaupun Nai tidak merasa senang dengan Paul, tapi mau tidak mau dia harus mengakui kemampuan Paul.


Bahkan walaupun Ayah dan yang lainnya memuji mu, tapi untukku, ini belum cukup, kata Nai supaya Paul tidak besar kepala.

Apa yang harus aku lakukan untuk memenangkan hatimu? goda Paul.

Tidak perlu. Karena itu tidak akan pernah terwujud, balas Nai dengan ketus.

Kamu seperti gunung yang sulit untuk didaki, tapi aku orang yang menyukai tantangan. Suatu hari aku akan mengalahkanmu, kata Paul, penuh tekad. Maksudku, aku akan memenangkan hatimu.


Setiap orang sibuk mempersiapkan acara pameran yang akan segera dimulai. Mee yang berada di kantor menyiapkan informasi tentang jenis- jenis permata, lalu mengirimkannya melalui kurir, dan Paul yang pergi ke bawah untuk mengambilnya. Patcharee juga ikut ke bawah, dia ke bawah untuk mengambil hadiah yang disediakan bagi para klien sebagai hadiah. Sementara Patcharee dan Manajer mendiskusikan video yang akan ditayangkan nantinya pada saat acara pameran.


Seorang klien melihat- lihat permata milik merk lain. Dan dia tidak merasa puas, karena merk tersebut tidak sama seperti sebelumnya, banyak hal yang berubah. Kualitas serta design perhiasannya. Tepat disaat itu, Paul kebetulan lewat, dan dia membantu klien tersebut untuk menilai.


Aku tidak mengira merk yang aku sukai akan berkurang kualitasnya sampai sebanyak ini. Kepadahal aku terbang dari luar negri demi acara ini. Tapi jadi sia- sia, kata si Klien tersebut dengan menyesal.

Jika kamu menyukai acara seperti ini, aku bisa menyarankan sebuah merk untukmu. Mereka masih menjaga kualitas mereka, kata Paul dengan sikap sopan dan ramah.

Kamu bekerja dimerk apa? tanya si Klien, ingin tahu.

Tidak. Aku hanya ingin merekomendasikan hal yang kamu inginkan. Jika kamu harus menghabiskan uang, maka kamu harus bisa mendapatkan hal yang sebanding dengan uangmu, balas Paul. Lalu diapun pergi.

Melihat sikap Paul, si Klien merasa sangat puas dengannya.


Ditempat parkir. Si Klien mengalami kecopetan. Dan Paul serta Nai kebetulan berada disana. Jadi mereka membantu si Klien untuk mengejar si pencopet tersebut.

Paul menghentikan kawanan si pencopet yang membawa motor supaya mereka tidak bisa kabur. Kemudian dia bertarung melawan si pencopet.



Nai ingin membantu Paul, ketika dia melihat si pencopet mengeluarkan pisau untuk menusuk Paul. Tapi karena dia tidak kuat, dia terdorong ke dinding. Untungnya, sebelum si pencopet bisa menusuknya. Paul berdiri dan melindungi nya.



Sambil menghela nafas, Nai maju dan mengikat sapu tangannya ke tangan Paul yang terluka. “Untung cuma pisau. Jika dia punya pistol, aku tidak bisa membayangkannya.”

“Aku tidak bisa diam dan mengabaikan itu. Aku pernah sekali membiarkan wanita yang paling aku cintai terluka dan aku tidak bisa melakukan apapun tentang itu. Aku tidak ingin itu terjadi kepada orang lain juga,” balas Paul, bercerita dengan ekspresi sedih.


Polisi datang mendekati mereka berdua dan mengajak mereka berdua untuk ikut ke kantor polisi serta memberikan keterangan lebih detail. Mendengar itu, Nai merasa agak stress. Lalu ketika Patcharee menelponnya, dia tambah merasa stress. Karena dia telat, kepadahal acara pameran sudah dimulai.



Keesokan harinya. Singkorn memarahi Nai, karena Nai tidak hadir dalam acara besar semalam. Lalu ketika Paul mengakui kalau dia yang bersalah, Singkorn langsung memarahinya juga dan ingin memecatnya.


“Bukankah ini sedikit kasar?” kata Nai, melindungi Paul.

“Mereka bilang bahwa lain kali mereka tidak akan mengundang perusahaan kita lagi. Aku harus pergi ke sana untuk memohon pada mereka,” balas Singkorn.

“Tapi ini keadaan yang tidak terduga,” balas Nai.

“Apa yang salah denganmu? Mengapa kamu  melindungi dia? Kamu seharusnya orang yang paling setuju dengan ku,” keluh Singkorn, heran. “Terserahlah. Bahkan jika kamu tidak setuju, aku tidak akan mengubah keputusanku. Karena aku tidak tahu bagaimana harus memberitahu para dewan direksi. Berapa banyak kerugian yang diderita perusahaan? Kita harus memecat pria ini!” tegasnya.




Tepat disaat itu, Pamaree datang. Dia tidak ingin Paul dipecat. Lalu kemudian dari belakang nya, si Klien yang kemarin Paul dan Nai selamatkan, datang mengikuti Paramee. Si Klien bernama Asama. Dia adalah tunangan pangeran Raiji dari Disnati Amat.

Mengetahui itu, Paul serta Nai sangat terkejut, karena mereka sama sekali tidak menyangka.

Asama menjelaskan bahwa dia pernah belajar di Thailand, dan dia menyukai Thailand. Jadi dia sering terbang pulang pergi ke Thailand. Tapi dia tidak pernah mengalami kejadian mengerikan seperti kemarin. Karena itu dia sangat berterima kasih, sebab Paul serta Nai telah menyelamatkannya.

Kemudian Asama menceritakan bahwa sebenarnya, dia baru mengenal Crown Diamond. Dia tahu dari kartu bisnis yang Nai berikan padanya kemarin.


Flash back

“Aku dengar dari polisi bahwa kamu adalah warga negara asing?” tanya Nai. Dan Asama membenarkan. “Ini kartu bisnisku. Jika kamu butuh apapun, silahkan hubungi aku,” jelasnya dengan ramah.

“Terima kasih,” balas Asama dengan tulus.

Flash back end


Setelah Pangeran Raiji mengetahui kejadian itu. Pangeran dan Dinasti ingin membalas kebaikan Paul dan Nai. Jadi mereka akan menggunakan perhiasan yang didesign oleh Crown Diamond pada saat konfrensi pers untuk mengumumkan pernikahan Pangeran Raiji dan Asama.

“Tapi biasanya acara penting seperti ini, kamu menggunakan perhiasan yang dibuat oleh pembuat perhiasan di Dinasti sendiri,” kata Singkorn, menyuarakan keraguannya.

“Untuk pesta pernikahan, kita akan menggunakan warisan keluarga. Tapi untuk acara konfrensi pers, Khun Asama ingin menggunakan design kalian,” jelas pengawal Asama.

“Khun Paul harusnya tahu apa yang aku sukai. Sejak dia melihatku memilih aksesoris kemarin,” kata Asama dengan yakin.

“Iya,” jawab Paul.

Mengetahui kabar baik ini, Paramee merasa sangat senang. Sedangkan Singkorn merasa sangat kesal, karena dia tidak bisa memecat Paul.



Setelah Asama dan pengawalnya pergi, rapat diadakan. Singkorn menyuarakan pendapatnya, untuk acara besar seperti konfrensi pers pernikahan Asama, dia ingin orang yang lebih berpengelaman yang mengerjakannya, bukan seseorang yang masih baru, seperti Paul. Dan Paramee setuju dengan Singkorn, karena itu dia mengingatkan Nai dan Paul untuk lebih berhati- hati dalam mengerjakannya, jangan membuat kesalahan.



“Tuan. Kamu ingin Khun Nainapha dan Paul bertanggung jawab untuk ini?” tanya Singkorn, menahan rasa tidak senangnya.

“Khun Asama memilih perusahaan kita karena mereka berdua. Siapa yang lebih cocok dibandingkan mereka berdua?” balas Paramee.

“Aku hanya berpikir bahwa tugas besar seperti ini, mereka mungkin tidak bisa mengaturnya,” kata Singkorn dengan gugup.

“Apa pendapatmu?” tanya Paramee kepada Net.

Singkorn berharap Net berpihak padanya. Tapi sayangnya, tidak. Karena Net lebih memilih untuk berpihak kepada Paul. Jadi akhirnya, Paul dan Nai lah yang bertanggung jawab.

“Aku akan melakukan yang terbaik,” janji Paul. Dan Net tersenyum puas mendengar itu.

“Terima kasih, Ayah,” kata Nai.

1 Comments

Previous Post Next Post