Original
Network : Channel 7
Ketika Paramee dan Nai masuk ke dalam
ruangan, Net dan Paul tampak sedang fokus mendiskusikan tentang pekerjaan.
“Halo, Tuan,” sapa Paul dengan sopan.
“Kamu pindah bekerja disini?” tanya
Paramee dengan ramah.
“Iya. Aku ingin mencoba marketing,”jawab Paul.
Lalu dia pamit dan keluar dari dalam ruangan. Melihat itu, Nai menatap curiga
padanya.
“Aku juga pamit,” kata Nai. Lalu dia keluar dari ruangan juga.
Paramee memberikan kunci yang Net minta. Dan
Net merasa sangat senang.
Dengan sinis, Nai mengatai betapa beraninya
Paul menggoda Net ditempat kerja. Dan Paul mengomentari bahwa Nai terlalu
meremehkannya, karena dia pasti tidak akan membiarkan Paramee mengetahui
hubungannya dan Net.
“Saat ada kesempatan, aku akan langsung memecatmu,” kata Nai,
bertekad.
“Setiap orang disini kelihatanya menyambutku
dengan tangan terbuka. Orang yang ingin aku keluar, hanya kamu dan Khun
Singkorn,” balas Paul sambil tersenyum tenang.
Dirumah. Nai mendekati Net dan meminta kunci
brangkas, karena barusan dia mendengar dari bank bahwa Net ada mengambil satu
set perhiasan lagi yang disimpan disana. Dia hanya tidak ingin Net ditipu.
Mendengar itu, Net sangat tidak senang, karena Nai ikut campur dalam urusan nya.
Lalu ketika Net mengangkat tangannya untuk
menampar Nai, tepat disaaat itu, Paramee muncul. “Berhenti!” teriaknya. Dan dengan benci, Net menatap
Nai. Lalu diapun pergi.
Paramee mengikuti Net ke dalam kamar. Dan
dengan kesal, Net menanyai, apakah Paramee ingin memarahinya lagi.
“Kapan kamu akan berhenti menggunakan Nai
sebagai samsak tinju? Ini sebagi buruk, Net,” komentar Paramee dengan ketus.
“Kamu tahu alasan mengapa aku seperti ini,” balas Net.
Flash back
Net jatuh dari tangga saat dia bertengkar
dengan Dara, karena Dara meragukan kehamilan Net. Setelah itu, Net merasa
sangat sedih dan sering menangis.
Flash back end
Net menggunakan anak dalam kandungannya yang
telah meninggal sebagai alasan kenapa dia tidak bisa mengontrol emosinya.
“Itu sudah lama berlalu,
mengapa kamu masih belum bisa melupakan itu?” tanya Paramee.
“Sama seperti mengapa kamu belum bisa
melupakan mantan istrimu,” balas Net.
Nai mengadakan rapat. Dia ingin penjualan
kali ini lebih baik daripada project sebelumnya. Dan dia memberikan project
baru tersebut kepada Paul. Jika Paul tidak bisa mengaturnya, maka Paul bisa
berhenti bekerja. Karena dia membutuhkan seseorang yang mau bekerja keras. Dan
Paul menyanggupi.
“Aku beri waktu 3 hari,” kata Nai.
Dan setiap orang merasa terkejut. “Oh aku lupa. Project ini berdampak pada masa
percobaan
mu. Jadi cari kerjaan baru untuk jaga- jaga,” sindirnya.
“Aku tidak akan mengecewakanmu,” balas Paul sambil tersenyum percaya diri.
Beberapa karyawan bergosip secara diam- diam.
Mereka menggosipi sikap kejam Nai kepada Paul, karena Nai tampak sama sekali
tidak ingin memberikan kesempatan kepada Paul. Namun Mee sama sekali tidak
khawatir kepada Paul, karena Paul memiliki pendukung yang kuat, yaitu Net.
Mendengar gosip- gosip tersebut, Paul hanya
diam dan tersenyum saja.
Paul melihat- lihat setiap data di dokumen
yang ada. Dan disetiap dokumen selalu tertera tanda tangan Nai. “Kamu
menandatangani dan bertanggung jawab untuk setiap bisnis? Sepertinya, kamu
berpikir untuk menjadi President di perusahaan? Tapi itu akan sulit, Khun Nai,” gumam Paul,
penuh arti.
Ketika Dr. Kashane datang untuk makan hotpot,
dia bertemu dengan Patcharee yang sedang makan sendirian. Jadi pada akhirnya,
mereka pun makan bersama disatu meja.
“Khun
Pat. Apa kamu sering lembur seperti ini?” tanya Dr. Kashane, ingin tahu.
“Iya. Khun Nai sendiri masih di kantor. Dia
bilang dia akan pergi makan dengan temannya nanti,” jawab
Patcharee, memberitahu. “Oh ya, Khun Nai kemarin komplain, kenapa kamu
tidak datang ke rumah akhir- akhir ini.”
“Dan apa yang kamu katakan?” tanya Dr,
Kashane, bersemangat.
“Huh! Isi
perutnya kurang?” gumam
Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung memesankan untuknya. “Aku
memberitahu dia bahwa kamu mungkin sibuk bekerja,” jawab Patcharee.
“Bisakah kamu memberitahu dia bahwa minggu
depan, aku tidak punya jadwal dan aku akan berkunjung untuk memeriksa Ayahnya?” pinta Dr.
Kashane.
“Aku ingin seafood,” gumam
Patcharee. Dan Dr. Kashane langsung memesankan untuknya. “Aku tidak
yakin, jika Khun Nai bebas atau tidak. Dia kelihatannya sedang sibuk dengan
Paul,” jawab
Patcharee langsung.
Dr. Kashane merasa bingung, apa hubunganya
ini dengan Paul. Dan Patcharee pun menceritakan bahwa Paul sudah tidak bekerja
di toko, melainkan di perusahaan.
“Apa yang dia coba lakukan?” gumam Dr.
Kashane, berpikir.
Dirumah. Dr. Kashane mendapatkan telpon dari
orang tuanya yang meminta uang.
Lalu kemudian, pemilik apartemen datang untuk
membahas tentang kenaikan uang sewa bulan depan. Dan Dr. Kashane merasa sangat
stress.
Dr. Kashane lalu berpura- pura menanyai,
apakah Paul sudah tidak bekerja ditoko. Dan mendengar itu, Paul yakin kalau
seseorang pasti sudah memberitahu Dr. Kashane.
“Ngomong- ngomong, mengapa kamu bisa
dipromosikan begitu cepat?” tanya Dr. Kashane, penasaran.
“Aku mau berangkat bekerja. Dah,” balas Paul,
tidak mau menjawab.
Diruang rapat. Patcharee mengomentari sikap
Nai yang terlalu menekan Paul. Tapi Nai tidak peduli, karena dia memang sengaja
melakukan itu supaya dia bisa memecat Paul. Kemudian Paul datang ke ruang
rapat. Dan Pamaree juga datang, karena dia mau mendengarkan rapat di depatermen
Nai.
Paul memulai rapat. “Alasan
mengapa pertumbuhan penjualan kita tidak sebanding dengan kuartal sebelumnya,
itu karena promosi kita di online. Juga dikenal sebagai digital marketing,” jelasnya.
“Kita ada mengadakan aktifitas di webpage.
Hadiah akan diberikan untuk orang yang menklik ‘Like’ dan ‘Share’. Dan itu banyak tersebar,” balas Nai.
“Tapi orang yang mengklik ‘Like’ dan ‘Share’ adalah
orang- orang yang menginginkan barang gratis. Apa itu benar- benar target
penjualan kita?” tanya Paul.
Mendengar itu, setiap orang merasa gugup. Nai
tidak bisa menjawab. Sedangkan Paramee merasa sangat puas.
Paul menjelaskan pengalamannya ketika dia
bekerja ditoko. Dia tidak pernah bertemu satu pelanggan pun yang datang karena
aktifitas online. Jadi aktifitas itu tidak terlalu berguna, karena produk
mereka adalah produk mewah dan mahal. Jadi dia sudah menulis rencana marketing
baru yang harus mereka lakukan. Mendengar itu, setiap orang merasa penasaran
dengan rencana yang Paul buat.
“Kita tidak seharusnya menargetkan jumlah ‘Like’ atau ‘Share’. Tapi kita
harus mendorong dan membujuk pelanggan untuk mempercayai serta membuat
keputusan untuk membeli nya,” jelas Paul.
“Dia bisa membuat rencana seperti ini dalam
waktu 3 hari,” bisik Ting
kepada rekannya dengan
perasaan kagum kepada Paul.
“Tapi dari apa yang kamu katakan, biayanya
tidak akan sedikit. Aku pikir itu tidak perlu,” kata Nai, tidak setuju dengan ide Paul.
“Tidak ada yang gratis. Termaksud kepercayaan
pelanggan,” tegas Paul.
“Terkadang kita tidak boleh menilai berdasarkan
pengeluaran saja. Kita harus menilai berdasarkan hasilnya. Paul menggunakan
pengalamanya untuk meningkatkan penjualan. Aku ingin setiap orang mengikuti dia
sebagai contoh. Ini orang yang pantas bekerja di perusahaan,” kata Paramee,
setuju dengan ide Paul serta memuji Paul.
Setelah rapat selesai, Paramee sekali lagi
memuji kerja bagus Paul. Lalu dia memutuskan agar acara diamonds international,
ditangani oleh Paul. Tapi Nai tidak terima, karena biasanya dia yang menangani
acara itu setiap tahun nya. Namun Paul menyanggupi keputusan Paramee.
“Nai. Aku
tahu kamu sibuk, tapi kamu harus meluangkan dia waktu untuk melakukan
persiapan,” kata
Paramee, menasehati Nai. Lalu diapun pergi.
“Apa kamu sengaja mempermalukan ku barusan?” tuduh Nai,
kesal.
“Aku hanya bicara jujur. Mengapa
kamu kesal? Atau kamu khawatir?” balas Paul sambil tersenyum. Lalu dia
mengabaikan Nai dan berjalan pergi.
Paul makan bersama dengan anggota satu
bagiannya. Mereka makan bersama untuk merayakan keberhasilan dan kemampuan Paul
yang sangat bagus. Tapi Nai tidak ikut dalam acara makan malam tersebut.
Flash back
Paul suka sekali menggambar. Dia bercita-
cita, ketika sudah dewasa nanti, dia akan menjadi designer perhiasan seperti
Paramee.
“Oh, kalau gitu, nanti aku akan jadi
penggangguran, karena gambarmu lebih bagus dariku,” canda Paramee
sambil tertawa dan mengelus kepala Paul.
Flash back end
Mengingat kenangan tersebut, Paul menghela
nafas kecewa.
Ketika sedang memilih- milih barang mana yang
bisa di donasikan, Nai menemukan buku menggambar milik Paul. Dan melihat itu,
Paramee menyuruh Nai untuk menaruh buku menggambar tersebut di kantornya. Lalu
dengan lemas, dia pergi untuk beristirahat.
Saat Paramee sudah pergi, Net muncul dan
mengambil buku menggambar tersebut serta merobeknya. Melihat itu, Nai sangat
terkejut.
“Kamu tahu buku menggambar milik siapa ini? Milik
anak mantan istri Khun Paramee. Jika kita menyimpannya, apa yang akan kita
lakukan ketika dia memikirkan anak itu?!” kata Net dengan kasar. “Jangan
melihatku seperti itu. Jika aku tidak menyingkirkan barang ini, sekarang
Khun Paramee pasti akan mencari mantan istrinya dan anaknya. Dan kamu akan
menjadi orang pertama yang ditendang keluar dari rumah ini. Alasan aku
melakukan semua ini supaya kamu bisa tinggal dirumah ini dengan bahagia. Ingat
itu!” jelasnya,
memperingatkan Nai.
Dengan tidak berdaya, Nai hanya bisa diam dan
tidak melawan.
Sebelum acara pameran perhiasan dimulai, Nai
dan Patcharee berkeliling serta memeriksa kondisi pajangan- pajangan didepan.
Paul melakukan pekerjaannya dengan sangat
baik. Sebelum acara pameran dimulai, dia melatih para karyawan supaya penjualan
mereka bisa meningkat nantinya. Dan Manajer memuji Paul dihadapan Nai yang
datang untuk melihat- lihat. Walaupun Nai tidak merasa senang dengan Paul, tapi
mau tidak mau dia harus mengakui kemampuan Paul.
“Bahkan walaupun Ayah dan yang lainnya memuji
mu, tapi untukku, ini belum cukup,” kata Nai supaya Paul tidak besar kepala.
“Apa yang harus aku lakukan untuk memenangkan
hatimu?” goda Paul.
“Tidak perlu. Karena itu tidak akan pernah
terwujud,” balas Nai
dengan ketus.
“Kamu seperti gunung yang sulit untuk didaki,
tapi aku orang yang menyukai tantangan. Suatu hari aku akan mengalahkanmu,” kata Paul, penuh tekad. “Maksudku,
aku akan memenangkan hatimu.”
Setiap orang sibuk mempersiapkan acara pameran
yang akan segera dimulai. Mee yang berada di kantor menyiapkan informasi
tentang jenis- jenis permata, lalu mengirimkannya melalui kurir, dan Paul yang
pergi ke bawah untuk mengambilnya. Patcharee juga ikut ke bawah, dia ke bawah
untuk mengambil hadiah yang disediakan bagi para klien sebagai hadiah.
Sementara Patcharee dan Manajer mendiskusikan video yang akan ditayangkan
nantinya pada saat acara pameran.
Seorang klien melihat- lihat permata milik
merk lain. Dan dia tidak merasa puas, karena merk tersebut tidak sama seperti
sebelumnya, banyak hal yang berubah. Kualitas serta design perhiasannya. Tepat
disaat itu, Paul kebetulan lewat, dan dia membantu klien tersebut untuk menilai.
“Aku tidak mengira merk yang aku sukai akan
berkurang kualitasnya sampai sebanyak ini. Kepadahal aku terbang dari luar
negri demi acara ini. Tapi jadi sia- sia,” kata si Klien tersebut dengan menyesal.
“Jika kamu menyukai acara seperti ini, aku
bisa menyarankan sebuah merk untukmu. Mereka masih menjaga kualitas mereka,” kata Paul
dengan sikap
sopan dan ramah.
“Kamu
bekerja dimerk apa?” tanya si
Klien, ingin tahu.
“Tidak. Aku hanya ingin merekomendasikan hal
yang kamu inginkan. Jika kamu harus menghabiskan uang, maka kamu harus bisa
mendapatkan hal yang sebanding dengan uangmu,” balas Paul. Lalu diapun pergi.
Melihat
sikap Paul, si Klien merasa sangat puas dengannya.
Ditempat
parkir. Si Klien mengalami kecopetan. Dan Paul serta Nai kebetulan berada
disana. Jadi mereka membantu si Klien untuk mengejar si pencopet tersebut.
Paul menghentikan
kawanan si pencopet yang membawa motor supaya mereka tidak bisa kabur. Kemudian
dia bertarung melawan si pencopet.
Nai ingin
membantu Paul, ketika dia melihat si pencopet mengeluarkan pisau untuk menusuk
Paul. Tapi karena dia tidak kuat, dia terdorong ke dinding. Untungnya, sebelum
si pencopet bisa menusuknya. Paul berdiri dan melindungi nya.
Sambil
menghela nafas, Nai maju dan mengikat sapu tangannya ke tangan Paul yang
terluka. “Untung cuma pisau. Jika dia punya pistol, aku tidak bisa
membayangkannya.”
“Aku tidak
bisa diam dan mengabaikan itu. Aku pernah sekali membiarkan wanita yang paling
aku cintai terluka dan aku tidak bisa melakukan apapun tentang itu. Aku tidak
ingin itu terjadi kepada orang lain juga,” balas Paul, bercerita dengan
ekspresi sedih.
Polisi
datang mendekati mereka berdua dan mengajak mereka berdua untuk ikut ke kantor
polisi serta memberikan keterangan lebih detail. Mendengar itu, Nai merasa agak
stress. Lalu ketika Patcharee menelponnya, dia tambah merasa stress. Karena dia
telat, kepadahal acara pameran sudah dimulai.
Keesokan
harinya. Singkorn memarahi Nai, karena Nai tidak hadir dalam acara besar
semalam. Lalu ketika Paul mengakui kalau dia yang bersalah, Singkorn langsung
memarahinya juga dan ingin memecatnya.
“Bukankah
ini sedikit kasar?” kata Nai, melindungi Paul.
“Mereka
bilang bahwa lain kali mereka tidak akan mengundang perusahaan kita lagi. Aku
harus pergi ke sana untuk memohon pada mereka,” balas Singkorn.
“Tapi ini
keadaan yang tidak terduga,” balas Nai.
“Apa yang
salah denganmu? Mengapa kamu melindungi
dia? Kamu seharusnya orang yang paling setuju dengan ku,” keluh Singkorn,
heran. “Terserahlah. Bahkan jika kamu tidak setuju, aku tidak akan mengubah
keputusanku. Karena aku tidak tahu bagaimana harus memberitahu para dewan
direksi. Berapa banyak kerugian yang diderita perusahaan? Kita harus memecat
pria ini!” tegasnya.
Tepat disaat
itu, Pamaree datang. Dia tidak ingin Paul dipecat. Lalu kemudian dari belakang
nya, si Klien yang kemarin Paul dan Nai selamatkan, datang mengikuti Paramee.
Si Klien bernama Asama. Dia adalah tunangan pangeran Raiji dari Disnati Amat.
Mengetahui
itu, Paul serta Nai sangat terkejut, karena mereka sama sekali tidak menyangka.
Asama
menjelaskan bahwa dia pernah belajar di Thailand, dan dia menyukai Thailand.
Jadi dia sering terbang pulang pergi ke Thailand. Tapi dia tidak pernah
mengalami kejadian mengerikan seperti kemarin. Karena itu dia sangat berterima
kasih, sebab Paul serta Nai telah menyelamatkannya.
Kemudian
Asama menceritakan bahwa sebenarnya, dia baru mengenal Crown Diamond. Dia tahu
dari kartu bisnis yang Nai berikan padanya kemarin.
Flash back
“Aku dengar
dari polisi bahwa kamu adalah warga negara asing?” tanya Nai. Dan Asama
membenarkan. “Ini kartu bisnisku. Jika kamu butuh apapun, silahkan hubungi
aku,” jelasnya dengan ramah.
“Terima
kasih,” balas Asama dengan tulus.
Flash back
end
Setelah
Pangeran Raiji mengetahui kejadian itu. Pangeran dan Dinasti ingin membalas
kebaikan Paul dan Nai. Jadi mereka akan menggunakan perhiasan yang didesign
oleh Crown Diamond pada saat konfrensi pers untuk mengumumkan pernikahan
Pangeran Raiji dan Asama.
“Tapi
biasanya acara penting seperti ini, kamu menggunakan perhiasan yang dibuat oleh
pembuat perhiasan di Dinasti sendiri,” kata Singkorn, menyuarakan keraguannya.
“Untuk pesta
pernikahan, kita akan menggunakan warisan keluarga. Tapi untuk acara konfrensi
pers, Khun Asama ingin menggunakan design kalian,” jelas pengawal Asama.
“Khun Paul
harusnya tahu apa yang aku sukai. Sejak dia melihatku memilih aksesoris
kemarin,” kata Asama dengan yakin.
“Iya,” jawab
Paul.
Mengetahui
kabar baik ini, Paramee merasa sangat senang. Sedangkan Singkorn merasa sangat
kesal, karena dia tidak bisa memecat Paul.
Setelah
Asama dan pengawalnya pergi, rapat diadakan. Singkorn menyuarakan pendapatnya,
untuk acara besar seperti konfrensi pers pernikahan Asama, dia ingin orang yang
lebih berpengelaman yang mengerjakannya, bukan seseorang yang masih baru,
seperti Paul. Dan Paramee setuju dengan Singkorn, karena itu dia mengingatkan
Nai dan Paul untuk lebih berhati- hati dalam mengerjakannya, jangan membuat kesalahan.
“Tuan. Kamu
ingin Khun Nainapha dan Paul bertanggung jawab untuk ini?” tanya Singkorn,
menahan rasa tidak senangnya.
“Khun Asama
memilih perusahaan kita karena mereka berdua. Siapa yang lebih cocok
dibandingkan mereka berdua?” balas Paramee.
“Aku hanya
berpikir bahwa tugas besar seperti ini, mereka mungkin tidak bisa mengaturnya,”
kata Singkorn dengan gugup.
“Apa
pendapatmu?” tanya Paramee kepada Net.
Singkorn
berharap Net berpihak padanya. Tapi sayangnya, tidak. Karena Net lebih memilih
untuk berpihak kepada Paul. Jadi akhirnya, Paul dan Nai lah yang bertanggung
jawab.
“Aku akan
melakukan yang terbaik,” janji Paul. Dan Net tersenyum puas mendengar itu.
“Terima
kasih, Ayah,” kata Nai.
Lanjut...
ReplyDelete