Sinopsis K- Drama : Law School Episode 3/2

 

Original Network : jTBC Netfix

Para murid bergosip, jika Jong Hoon mencurigai Joon Hwi, apakah itu berarti Joon Hwi ada menyembunyikan laptop Jong Hoon yang hilang. Karena Joon Hwi sangat pandai menyembunyikan barang. Mendengar itu, Kang Sol A menyuruh mereka untuk berhenti bergosip, jika ingin tahu, langsung tanyakan ke Joon Hwi.

“Dia tidak ada di sini. Atau kau saja yang tanya,” kata Ye Beom.

“Benar. Ke mana dia?” gumam Kang Sol A, tersadar kalau Joon Hwi tidak ada terlihat dimanapun. Lalu dia mencoba menghungi Joon Hwi.


Joon Hwi duduk merenung di taman sambil menatap spanduk besar berjudul ‘DICARI SAKSI UNTUK KASUS TABRAK LARI TANGGAL 10 SEPTEMBER 2007’, di lepaskan.

Flash back. 25 AGUSTUS 2020, BEBERAPA BULAN SEBELUM INSIDEN

Ketika Joon Hwi masuk ke dalam email Byung Ju, dia menemukan pesan Byung Ju dengan seseorang bernama Ibu Su Min.

Video nya sudah ku hapus.

Bukti Transfer. BANK SUHAN 107-23-154007, PARK SEO-GYEONG

Aku menghubungi mu terkait video anak mu.

Aku ingin bicara tolong telepon aku.


Joon Hwi kemudian menyelidiki apa yang terjadi. Dan dia menemukan video tabrak lari Byung Ju. Melihat video tersebut, dia merasa sangat syok, karena tidak menyangka.


Didepan patung keadilan. Joon Hwi mengajak Byung Ju untuk bertemu. Secara to the point dia membahas tentang kasus tabrak lari Jurae-dong, dan dia menunjukkan video yang ditemukannya. Melihat itu, Byung Ju sangat terkejut dan ingin menjelaskan, tapi tidak tahu harus menjelaskan bagaimana.



“Itu mobilmu. Pelat mobil 07P 4295. Itu mobilmu! Itu mobil milikmu!” teriak Joon Hwi, sangat kecewa. “Kenapa kau lakukan itu?” tanyanya.

Mendengar itu, Byung Ju merasa sangat lemas dan tidak bisa menjawab.

Flash back end

“Kenapa? Kenapa kau lakukan itu?” gumam Joon Hwi.

Man Ho datang dan duduk di dekat Joon Hwi. Melihat nya, Joon Hwi teringat akan perkataan Det. Oh, saat dikantor polisi barusan.

Det. Oh : “Mendiang membiarkan Lee Man-ho berlindung di balik pernyataan lemah pikirannya untuk tutupi kasus tabrak larinya.”


Dengan kesal, Joon Hwi menarik kerah baju Man Ho. Dan Man Ho tertawa. “Berani-beraninya pria sepertiku menjerat pamanmu menggunakan kelemahannya,” kata nya, menebak pikiran Joon Hwi. “Ya, aku melakukannya. Aku mengancamnya. Itu satu-satunya caraku untuk bertahan hidup,” katanya, mengaku tanpa rasa bersalah sama sekali. “Hei, aku juga sedih. Kesepakatan atau bukan, dia yang menolongku agar bisa hidup sampai sekarang ini,” jelasnya, menunjukkan rasa simpatinya.


Tanpa mengatakan apapun, Joon Hwi langsung memukul Man Ho. Lalu dia berniat untuk pergi. Tapi perkataan Man Ho membuatnya berhenti.


“Soal pamanmu. Dia menyimpan kacamata cadangan di mobilnya. Tapi di hari kematiannya, kacamata itu lenyap dari mobil. Kau adalah keluarganya, periksalah apa kacamata itu ada di daftar barang bukti,” kata Man Ho, menyarankan. Lalu dia menepuk bahu Joon Hwi dan berjalan pergi.


Jaksa Jin dan Det. Dong Su saling menyalahkan satu sama lain.  Jaksa Jin menyalahkan Det. Dong Su karena melewatkan bantalan hidung di kacamata Byung Ju. Det. Dong Su menyalahkan Jaksa Jin, karena sebelumnya buru- buru ingin agar kasus segera selesai sampai membocorkan kasus ke media.


Dipenjara. Seorang tawanan memperhatikan dengan tajam, ketika Jong Hoon berjalan melewati sel penjara nya.


Ketika Ji Ho masuk ke dalam kamar, dia memeriksa di bawah tempat tidur Joon Hwi. Dan disana, dia menemukan kotak kacamata.


Flash back

Ketika Ye Seul menjerit. Para murid langsung datang ke ruangan untuk melihat ada apa. Dan Joon Hwi menahan mereka semua untuk jangan masuk dan merusak TKP.

Lalu disaat itu, Joon Hwi diam- diam mengambil sebuah kotak kaca mata yang terjatuh dan memasukkan nya ke dalam saku jaket. Dan Ji Ho melihat hal tersebut.

Flash back end


Ji Ho memeriksa kacamata yang berada didalam kotak. Dan itu adalah kacamata milik Byung Ju yang bantalan hidung nya patah.


Kang Sol B berbaring ditempat tidur sambil menatap sebuah kaca mata berbingkai hitam.



Flash back

Joon Hwi dan Kang Sol B belajar bersama. Karena diujian simulasi nanti, Joon Hwi akan menjadi terdakwa dan Kang Sol B menjadi pengacara nya.

Disaat itu, Joon Hwi bermain- main dengan sebuah kaca mata berbingkai hitam. Lalu dia memasang kacamata itu kepada Kang Sol B. Dan Kang Sol B tampak terpesona dengan kelembutan Joon Hwi.


Lalu tiba- tiba Prof. Byung Ju menelpon Joon Hwi. Jadi Joon Hwi pun pergi.

Flash back end


Ibu Kang Sol B menelpon. Dan Kang Sol B mengabaikannya.


Istri Byung Ju datang mengujungi Jong Hoon dipenjara. Dia ingin tahu, apakah benar Joon Hwi adalah tersangka nya. Dan Jong Hoon menjelaskan bahwa itu hanyalah spekulasi, untuk pastinya, mereka harus menunggu hasil autopsi ulang.

“Aku merasa Joon-hwi lebih mencurigakan darimu, Jaksa Yang. Setelah Byung-ju tewas, dia akan menerima warisan besar,” kata Istri Byung Ju dengan sangat yakin.

“Maksudmu dia mengincar warisannya?” tanya Jong Hoon.


“Dia perlakukan pamannya seperti sampah sejak kasus suap itu terungkap. Dia bocah tak tahu diri yang membalas kebaikan pamannya dengan kejahatan,” balas Istri Byung Ju, penuh kebencian kepada Joon Hwi. Lalu dia pergi.

Istri Byung Ju berjalan sambil bertelponan. “Pemeriksa medis yang tadi kau sebut, kau yakin dia kompeten?”

Tepat disaat itu, Kang Sol A lewat.


Kang Sol A ingin mengunjungi Jong Hoon, tapi tidak bisa karena barusan Istri Byung Ju sudah berkunjung. Lalu ketika dia keluar, dia bertemu dengan Ji Ho dan Pengacara Park.

Melihat mereka, Pengacara Park langsung ingin menjauhi mereka. Tapi Kang Sol A langsung menahannya agar jangan pergi. Dia memohon dengan bersikap manis agar Pengacara Park membawanya masuk ke dalam dan menemui Jong Hoon.

“Kunjungan hanya untuk pengacara…” tolak Pengacara Park.

“Bilang saja kami anak magang,” kata Ji Ho. Dan Kang Sol A setuju.

Akhirnya, Pengacara Park membawa Kang Sol A dan Ji Ho bersamanya ke dalam penjara. Dengan perhatian, Kang Sol A menyarankan Jong Hoon untuk membuktikan diri tidak bersalah. Mendengar itu, Jong Hoon tidak setuju. Dan Kang Sol A merasa bingung.

“Perlu kubuktikan aku tak bersalah?” tanya Jong Hoon, mengajukan pertanyaan untuk mendidik mereka.

“Tidak,” jawab Ji Ho. “Barang bukti kriminal. Kau hanya perlu mempertanyakan keabsahan barang bukti hasil inspeksi,” jelasnya.


Jong Hoon menyadari kacamata yang Ji Ho kenakan berbeda. Dan Ji Ho melepaskan kacamata yang dipakainya dan menjelaskan bahwa yang hilang di tempat kejadian, bukan hanya kemasan gula saja, tapi juga kacamata Byung Ju.


Joon Hwi memeriksa dibawah tempat tidurnya. Dan dia merasa heran serta panik, kemana kacamata Byung Ju yang disembunyikannya disana. Lalu dia memeriksa catatan di ponselnya. 5 OKTOBER: 119.

Jaksa Jin memeriksa sebuah rekaman suara.

Petugas : “Silakan bicara.”

Joon Hwi : “Aku di balai sidang Hukum Hankuk. Profesorku jatuh dari tangga dan pingsan.”

Petugas : “Apa dia bernapas?”


Jaksa Jin kemudian memeriksa video pada hari simulasi sidang. Dan melihat kacamata yang Byung Ju pakai, dia jadi sedikit percaya dengan Jong Hoon.

“Bagaimana kau tahu dia hubungi nomor darurat?” tanya Jaksa Jin kepada Det. Oh yang berdiri di sampingnya.

Pengacara Park memberitahu Jong Hoon tentang telpon darurat yang Joon Hwi hubungi, ketika Byung Ju terjatuh dari tangga.

Kang Sol A juga memberitahu informasi yang didapatkannya.


Flash back. PUSAT PENGAWASAN.

“Sesuai kataku pada polisi, Lee Man-ho berada di Universitas Hankuk pada pagi itu, sebagai sopir Profesor Seo. Tapi dia langsung pergi,” kata petugas, memberitahu Kang Sol A yang datang dan bertanya.

Flash back end


“Polisi juga berpikir Lee Man-ho bisa saja terlibat, maka mereka cek tempat yang dikunjunginya sebelum dan sesudah profesor meninggal,” jelas Kang Sol A.

Mendengar itu, Jong Hoon diam dan berpikir.

“Aku juga memeriksanya sendiri. Lee Man-ho punya alibi yang kuat,” kata Kang Sol A, memberitahu. Dia sudah memeriksa CCTV di dekat Man Ho berjalan- jalan.


“Apa kau cari tahu segalanya karena ingin mencari muka?” tanya Pengacara Park, heran.

“Kurasa kau tidak cukup bisa dipercaya sehingga dia memintaku untuk melakukannya,” jawab Kang Sol A dengan jujur.

Mendengar itu, Pengacara Park menatap Kang Sol A dengan kesal.



“Apa ini berarti Joon-hwi pelakunya?” tanya Ji Ho. Dan Kang Sol A serta Pengacara Park langsung menatap Jong Hoon.


KANTOR KEJAKSAAN DISTRIK PUSAT SEOUL

Ketika Jaksa Jin dan Det. Dong Su menanya- nanyai nya dan curiga kepadanya, Joon Hwi bersikap dengan tenang. Pertama, Jaksa Jin menanyai, darimana Joon Hwi mendapatkan video tabrak lari Byung Ju. Dan Joon Hwi menjawab bahwa tidak ada yang mustahil.

“Apa kau membunuhnya? Apa kau mendorongnya dari tangga dan membuang kemasan gula yang disebutkan Yang?” tanya Jaksa Jin.

“Kukira aku adalah saksi,” balas Joon Hwi.

“Benar, jadi, jawab pertanyaanku,” tegas Jaksa Jin dengan serius.

“Jika tidak, katakan tidak. Kau ingin jadi tersangka, alih-alih saksi?” tambah Det. Dong Su, dengan sikap sedikit mengitimidasi.



“Jika kau tetapkan dua tersangka dalam satu kasus yang masih buram, bukankah itu akan mencoreng detektif dan jaksa?” jawab  Joon Hwi, menyindir mereka berdua. “Kau harus lepaskan Prof. Yang jika aku menjadi tersangka. Autopsi ulang tak akan membawa keuntungan bagimu,” jelasnya. “Boleh aku pergi sekarang?” tanyanya, kemudian.

Dengan kesal, Jaksa Jin dan Det. Dong Su hanya bisa membiarkan Joon Hwi pergi.




Ketika Joon Hwi keluar dari ruangan, dia berpapasan dengan Jong Hoon yang dibawa polisi datang ke kantor kejaksaan. Dan mereka berdua saling bertatapan.


Jong Hoon masuk ke ruangan Jaksa Jin. Lalu Pengacara Park juga ikut masuk. Melihat mereka, Jaksa Jin merasa agak capek.

Post a Comment

Previous Post Next Post