Sinopsis J- Movie : Na mo Naki Sekai no end Roll (2021) part 1

 


Dimalam natal. Makoto menelpon Kida dan memberitahu bahwa dia punya kejutan untuk nya. Mendengar itu, Kida tidak percaya dan mengira Kida hanya bercanda saja. Tapi Makoto terdengar sangat serius.

“Hei, hei. Kamu tidak sungguh- sungguh ingin memberiku kejutan, ‘kan?” tanya Makoto, memastikan. Dan Kida tertawa pelan.

“Aku akan menjemputnya.”

“Semoga lancar.”

Kida : Sejak dulu, dia selalu mengejutkanku dan menertawakanku

***


Tahun 2003.

Makoto membelikan Kida sekaleng cola, dan saat Kida membukanya, cola di dalam kaleng langsung menyemburinya. Melihat itu, Makoto menertawainya dengan keras. Lalu dari belakang mesin kaleng, Yocchi muncul dan menjelaskan sambil tertawa bahwa dialah yang mengocok kaleng cola tersebut. Sedangkan kaleng cola yang barusan Makoto beli masih berada dibawah mesin.

“Ini enggak adil!” keluh Kida sambil tertawa juga. Lalu dia berlari mengejar Makoto. Dan Yocchi tertawa semakin keras.

***


Tahun 2007.

Saat Kida masuk ke dalam ruangan karaoke, Makoto dan Yocchi masih belum datang. Dan diatas meja ada terletak sekaleng cola. Dibawah kaleng cola, ada satu benang tipis, pada saat Kida mengambil kaleng cola diatas meja, benang tersebut ikut tertarik. Lalu petasan yanga ada di dekat meja, meletus. Dan Kida sangat terkejut. Kemudian dari belakang Makoto dan Yocchi datang sambil tertawa dengan keras.

“Kamu enggak pernah belajar ya, Kida-chan!” ejek Yocchi.

Kida : Sejak dulu, dia selalu tertawa.

***

Tahun 2009.

Makoto mengecat dinding luar bengkel dengan warna pink yang mencolok, sehingga dari jauh orang- orang bisa melihat bengkel mereka. Dan melihat hasilnya, Manajer memuji Makoto. Dan Kida juga ikut memuji Makoto. Lalu Makoto mengulurkan tangannya dan mengajak Kida untuk bersalaman.


Saat Kida menyalami tangan Makoto, dia melompat terkejut. Sebab Makoto sengaja menaruh kabel listrik ditangannya, dan Kida pun tersengat.

“Sakit, woi!” teriak Kida, kesal. Dan Makoto tertawa.

“Ini, Kida-chan! Kena lagi, kau!” ejek Makoto.

Kida : Kami menghabiskan waktu bersama, bahkan ketika sudah dewasa. Tak dapat dipisahkan. Bagiku yang tak punya keluarga, Makoto mungkin seperti saudaraku.

***


“Ah, itu Santa-san!” seru seorang anak sambil memeluk kaki Kida yang memakai pakaian Santa. Dan Kida diam menatapnya. Lalu Ibu anak tersebut menarik anaknya untuk pergi.

Kida : Kami akan menuju klimaks dari rencana besar tentang melamar.

The End of the Tiny World

***


Tahun 2001.

Didepan kelas. Guru Kusuda mengumumkan bahwa ada murid pindahan yang datang. Lalu Yocchi masuk ke dalam kelas. Dan Guru Kusuda menyuruhnya untuk memperkenalkan diri sendiri. Dengan sikap penakut, Yocchi menundukkan kepalanya dan berbicara dengan sangat suara yang sangat kecil sekali. Melihat itu, Guru Kusuda jadi merasa tidak sabaran padanya dan mulai memaksanya untuk berbicara lebih keras.

“Kenapa? Cepat katakan,” desak Guru Kusuda. Dan Yocchi diam. “Kamu bakal dirundung lagi, loh,” bisik Guru Kusuda, membuat Yocchi merasa takut.


Kemudian Makoto tiba- tiba berdiri dan melemparkan sekaleng cola kepada Yocchi. Lalu dia menyuruh Yocchi untuk membukanya. Dan ketika Yocchi membuka kaleng cola itu, cola yang ada di dalamnya menyembur dan mengenai Guru Kusuda.


Makoto kemudian dipanggil ke ruang guru dan dia marahi. “Benar- benar kurang ajar. Kenapa kamu jadi anak yang begini?”

Mendengar itu, Makoto hanya diam sambil menatap Guru Kusuda dengan tatapan tajam.


Yocchi berdiri sendirian didepan sekolah, menunggu Makoto. Lalu Kida datang dan menemaninya untuk menunggu Makoto juga, sebab dia dan Makoto selalu pulang bersama.

“Kudengar dia juga enggak punya orang tua,” kata Yocchi, memastikan. Dan Kida menanyai, siapa yang mengatakan itu. “Wanita tua itu.”

Juga, maksudnya kamu juga?” tanya Kida. Dan Yocchi diam. “Begitu. Aku juga,” jelasnnya. Dan Yocchi berbalik menatapnya.

***


Dibengkel. Makoto terus tidur dan tidak bekerja, sehingga Manajer memarahinya. Dan dengan lemas, Makoto bangun serta meminta maaf.


Lalu sebuah mobil merah datang. “Hei, perbaiki mobil ini. Disini bengkel, kan?” tanya Lisa, pemilik mobil, dengan sikap yang agak angkuh.


Mendengar itu, Kida pergi memanggil Manajer. Sedangkan Makoto memperhatikan mobil merah tersebut dengan seksama. “Bagian mobil ini cukup unik. Kurasa akan memakan waktu untuk memperbaikinya,” komentar Makoto.

“Bisa gawat kalau aku enggak memperbaiki mobil papaku,” gerutu Lisa.

Manajer kemudian datang dan memeriksa mobil Lisa. Lalu dia menjelaskan bahwa mereka membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memperbaiki mobil Lisa, dan biayanya sekitar 3 juta yen. Dan Lisa menyanggupi semua itu.

“Kalau kamu pergi ke dealer resmi untuk memperbaiki suku cadang kayaknya bisa lebih cepat,” kata Manajer, menyarankan.

“Tidak. Akan ketahuan papa kalau aku membawanya ke dealer resmi. Kalau bisa, disini saja,” jelas Lisa, sangat bersikeras.


Manajer setuju untuk memperbaiki mobil Lisa, dan dia meminta STNK dan SIM. Dan Lisa langsung menjawab bahwa dia tidak ada STNK dan SIM, lalu dia menjelaskan bahwa dia bersedia membayar uang lebih untuk hal ini.

“Aku bahkan tak tahu mobil siapa yang kau kendarai. Mana mungkin bisa diperbaiki, ‘kan?” kata Manajer, menolak untuk memperbaiki.

“Hah? Anda bilang bisa perbaiki, ‘kan?” keluh Lisa. “Aku tak ini ketahuan papa. Aku sudah bilang, ‘kan? Apa Anda dengar ceritaku? Aku tak tahu tentang STNK. SIM? Aku tak punya. Karena aku pengemudi tanpa izin!” jelasnya dengan keras. “Hei, lakukanlah sesuatu! Kubilang, soal uang bakal kubayar, ‘kan!” katanya, memaksa.

Akhirnya Manajer setuju untuk memperbaiki mobil Lisa. Walaupun ini salah, karena Lisa tidak mempunyai STNK dan SIM. Tapi demi uang, dia bersedia.

Selagi menunggu Manajer dan Kida, Makoto menemani Lisa dan mengobrol dengannya. Dia menanyai, kenapa mobil Lisa bisa rusak. Dan Lisa menjawab bahwa dia menabrak anjing, sebenarnya dia mencoba menghindarinya, tapi terlambat. Kejadiannya sudah agak lama sekitar dua bulan lalu.

“Kenapa tak langsung memperbaikinya?” tanya Makoto, ingin tahu.

“Habisnya, aku tak ingin pemiliknya menemukanku. Bukankah bakal merepotkan?” balas Lisa dengan agak jengkel.

“Anjingnya?”

“Mungkin mati,” jawab Lisa, tidak terlalu peduli.


Kida kemudian kembali dan memberikan bon yang harus Lisa tanda tangani. “Kenapa memilih toko kami?” tanyanya, penasaran.

“Kebetulan ketika lewat di jalan, aku melihat papan iklan merah muda dan aku teringat,” jawab Lisa, menjelaskan. Lalu dia mengembalikan bon yang sudah ditanda tanganinya, dan pamit serta pergi darisana.

Makoto memanggilkan taksi untuk Lisa, lalu dia berdiri diluar bengkel, menemani Lisa menunggu datangnya taksi. Melihat Makoto berdiri disebelahnya, Lisa merasa heran, ada apa. Dan Makoto menanyai Lisa, mau makan bersama. Mendengar itu, Lisa menolak dan pergi menghindari Makoto.


Makoto mengikuti Lisa dan berdiri dihadapannya. Dia menggunakan trik sulap untuk memunculkan setangkai mawar merah. Lalu dia memberikan mawar merah tersebut kepada Lisa. Dan saat Lisa memegang mawar merah tersebut, Makoto menarik tali yang ada dibunga mawar merah itu dan membuat banyak benderah- bendera kecil muncul.

“Apa ini?” tanya Lisa, tidak mengerti.

“Lelucon,” jawab Makoto sambil tersenyum.

Lisa tertawa kecil. Lalu dia mengembalikan mawar merah itu kepada Makoto. Kemudian taksi datang, dan diapun pergi.

Kida menghampiri Makoto, dengan penasaran, dia menanyai, apa yang Makoto dan Lisa bicarakan. Dan Makoto menjelaskan bahwa dia mau mendekati Lisa, dan dia serius, tapi sepertinya dia harus punya banyak uang dulu, baru dia bisa mendekati Lisa.

“Duniamu berbeda dengannya,” komentar Kida.

“Dunia enggak berbeda. Cuma terpisahkan saja,” balas Makoto.


Makoto kemudian menulis surat pengunduran diri. Dan berhenti bekerja.

Kida : Setelah seminggu, Makoto berhenti kerja dan sosoknya menghilang.

***


Disekolah. Kida dan Makoto menunggu Yocchi dikelas untuk pulang bersama- sama. Sambil menunggu, Kida mengawasi didekat pintu, dan Makoto mengikat tali di dekat tas Yocchi. Lalu ketika Yocchi sudah datang, mereka berpura- pura bersikap biasa saja. Sayangnya, ketika Yocchi mengambil tasnya, dia sama sekali tidak merasa terkejut. Dan Kida serta Makoto merasa kecewa, karena mereka gagal mengerjainya.

“Kita belum pernah melihat Yocchi kaget, ‘kan?” keluh Makoto. Dan Kida setuju.


Dengan sikap tenang, Yocchi menceritakan bahwa hal yang paling ditakutinya adalah dilupakan. Sewaktu SD dia dirundung, awalnya dia dikatai dan kakinya ditendang, lalu meja, kursi, dan buku pelajarannya, disembunyikan disuatu tempat. Itu seolah mereka ingin menghapus keberadaannya. Dia duduk disudut lantai kelas dan berdiri diam sendirian. Kelak kalau seluruh orang di dunia berkata mereka tak mengenalinya, dia bertanya- tanya, harus bagaimana.

“Kalau ‘gitu, ayo pergi,” ajak Makoto, memutuskan. “Ke orang yang merundung Yocchi dulu. Bilang ke mereka untuk enggak melupakanmu,” jelasnya.


Makoto menarik tangan Kida dan berlari mencari orang- orang yang dulu merundung Yocchi dan Kida ikut dengan mereka. Ketika mereka berdua bertemu dengan orang- orang yang dulu merundung Yocchi, mereka berdua memukul orang- orang tersebut, dan Yocchi berusaha menghentikan mereka.


“Jangan lupakan dia. Itu yang ingin kami katakan padamu,” tegas Makoto. Lalu dia menarik Yocchi untuk maju. “Sewaktu SD, kalian merundungnya!” katanya, mengingatkan. Lalu dia meminta maaf karena telah menghajar mereka dan mengajak mereka untuk berjabat tangan serta selesaikan disini.

Ketika seorang perundung menjabat tangan Makoto, dia merasa tersentrum dan melompat. Lalu dengan keras, Makoto tertawa.


Saat mereka semua mau bertengkar lagi, seorang penjaga toko menghentikan mereka. “Apa yang kalian lakukan? Kupanggil polisi!” ancamnya.

Dengan ngeri, tiga perundung langsung ingin kabur. Dan Kida serta Makoto mendorong Yocchi untuk berbicara sekarang.

“Jangan lupakan, bodoh!” teriak Yocchi, setelah mengumpulkan semua keberaniannya. Kemudian dia merasa lega.

“Penghinaan karena lelucon akan selalu ada selamanya,” hibur Makoto. “Dengan begini, mereka takkan melupakan Yocchi.”

***



Sudah dua tahun sejak Makoto berhenti. Lalu sekarang, Kida dipecat, sebab jadwal pembongkaran sudah ditetapkan. Tiba- tiba ada proyek perluasan jalan dan biaya pembongkarannya juga sedikit, jadi jika pindah ke tempat lain, itu akan sangat sulit. Karena inilah, Manajer tidak bisa membuka bengkel baru dan mempekerjakan Kida lagi.

Mendengar itu, Kida hanya diam saja. Lalu dia melihat foto Lisa yang berada di majalah sambil berpikir.



Manajer kemudian memberikan selembar kertas yang bertuliskan alamat kepada Kida. “Perusahaan yang bergerak pada bisnis agen impor. Mereka adalah industri gelap,” jelasnya. “Kau mencari Makoto, ‘kan? Pergilah kesana. Mungkin mereka akan mempekerjakanmu.”

Mendengar itu, Kida menerima kertas alamat tersebut.

***

Post a Comment

Previous Post Next Post