Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode
16
Tao Zhu entah
darimana dan baru kembali ke ruang tunggu klub drama. Belum sempat dia masuk,
dia malah mendengar pembicaraan Xu Ao dan Qing yang membicarakannya. Xu Ao
menghina Tao Zhu sebagai orang yang berlebihan, bodoh, mudah terbawa suasana
dan tidak berkelas. Alasannya membawa kembali Tao Zhu ke klub drama untuk
memprovokasi Qing yang marah padanya agar mau kembali ke klub drama. Dan
ternyata, caranya berhasil. Qing kembali ke klub drama.
Qing masih saja
belum puas dengan jawaban Xu Ao dan malah mempermasalahkan Xu Ao yang
memberikan peran untuk Tao Zhu. Xu Ao menjelaskan kalau dia memang sengaja
melakukannya. Lagipula, dia sudah memberikan semua dialog yang harusnya untuk
Tao Zhu pada Qing yaitu peran sebagai Tao Lesi, pemeran utama. Dan juga, drama
mereka tidak mempunyai daya pikat sama sekali, jadi dia memberikan peran
manusian timah pada Tao Zhu agar dia bisa berperan gila dan bodoh. Dengan
begitu, setidaknya, drama mereka akan mempunyai ciri khas.
Tao Zhu yang
mendengar semuanya, tentu sakit hati. Dia langsung menerobos masuk dan memarahi
keduanya yang sudah sangat kelewatan dan mempermainkannya. Nan Yi dan Tong Xi
yang ada didekat sana, mendengar suara marah Tao Zhu, segera datang untuk
mencari tahu apa yang terjadi. Jelas-jelas Xu Ao dan Qing salah, tapi mereka
tidak mau mengakui kesalahannya. Qing malah berbohong pada Tong Xi dan Nan Yi
kalau Xu Ao memberikan beberapa pesan terkait drama padanya, tapi sepertinya
Tao Zhu salah paham pada mereka.
Tao Zhu sangat
marah. Dia nanya dengan tegas, apa memang salah paham? Menyebutnya berlebihan,
bodoh dan dengan sengaja memberikannya peran jelek, apa itu salah paham?
Menggunakannya untuk memprovokasi Qing agar kembali, apa itu juga salah paham?
Sekarang, mereka sudah berbaikan, apa artinya dia udah nggak berguna?! Wah,
sangat pandai memanfaatkan orang yah!
Tong Xi dan Nan
Yi sangat marah pada sikap keduanya. Xu Ao masih saja menyangkal kalau semua
hanya salah paham. Tao Zhu bukan orang bodoh! Dia dengan tegas, menyatakan,
keluar dari klub drama. Begitu mengatakan hal itu, Tao Zhu segera pergi dari
sana tanpa berganti baju. Tong Xi langsung mengejar dan mengingatkannya untuk
bertukar baju dulu. Nan Yi juga menyuruhnya untuk tidak sedih dan marah pada
orang-orang seperti mereka!
Yi Ming yang baru
kembali usai membeli minuman untuk Tao Zhu dan semua anggota klub drama, heran,
melihat mereka ada di gerbang. Dia tambah terkejut saat Tao Zhu berteriak marah
dan menangis terisak-isak. Dia sangat sakit hati karena dipermiankan dan
direndahkan seperti itu oleh Xu Ao. Yi Ming sangat terkejut dan Nan Yi yang
menjeleskan padanya apa yang terjadi. Mendengar itu, Yi Ming sangat marah. Dia
mau pergi menemui Xu Ao tapi Nan Yi menahannya.
-SUMMER AGAIN-
Hari ini adalah hari
pengumuman siapa saja pendaftar yang terpilih untuk tampil di pentas seni
Xihai. Tong Xi dan Tao Zhu pergi untuk melihat pengumuman tersebut dan
hasilnya, Tong Xi terpilih. Klub drama juga terpilih. Meskipun terpilih, Tao
Zhu nggak ada niat untuk kembali sama sekali karena toh, perannya di sana juga
hanya peran kecil dan tidak dianggap. Daripada membahasnya, dia mengajak Tong
Xi untuk segera pulang saja. Pas mau pulang, mereka baru sadar kalau Yi Ming
nggak ada.
Umur panjang,
yang dibicarakan baru kembali dari suatu tempat dengan wajah babak belur. Yup,
dia baru saja pergi ke klub drama dan memberi pelajaran pada Xu Ao karena sudah
menyakiti hati Tao Zhu. Tao Zhu merasa berterimakasih tetapi perbuatan Yi Ming
tetap salah, jadi dia membawa Yi Ming kembali ke sana untuk meminta maaf. Padahal,
Tao Zhu datang dengan sangat sopan dan meminta maaf dengan tulus, tetapi Xu Ao
tidak menerimanya.
Xu Ao malah
memojokkan Tao Zhu yang disebutnya membuat kerugian untuk klub. Gara-gara Tao
Zhu keluar, mereka jadi kekurangan pemain. Intinya, semua adalah salah Tao Zhu.
Tao Zhu nggak tinggal diam di salah-salahkan seperti itu. Dia mengingatkan Xu
Ao kalau perannya hanya peran kecil dan dialognya hanya 10 kalimat dan tidak
sampai 300 kata, jadi mudah mencari penggantinya. Dan juga, alasannya berhenti
karena Xu Ao sudah mempermalukannya.
Semua anggota
yang ada di sana, mulai berbisik-bisik, karena ucapan Tao Zhu benar. Xu Ao jadi
panik dan semakin menyalahkan Tao Zhu dan menuduhnya memfitnah. Tao Zhu
benar-benar sudah sakit hati dan meluapkan semuanya. Mulai dari Xu Ao yang
menerimanya di klub hanya untuk menjadikannya tukang sapu dan berjanji palsu
akan memberikannya peran drama kelak, dia saat itu menerimanya karena sadar
kalau dia adalah junior. Tetapi, Xu Ao malah memberikannya peran jelek dan
mengolok-oloknya dibelakangnya untuk mempermalukannya.
Sudah jelas dia
melakukannya, tapi Xu Ao tetap menyangkal. Pantas kalau Tao Zhu menyebutnya
pengecut. Eh, dia nggak terima dan mengakui kalau dia memang melakukan semua
yang disebutkan Tao Zhu, tetapi itu adalah haknya sebagai ketua klub dan
senior. Dia berhak mengatai semua anggota lainnya. Woah, ucapannya semakin
membuat anggota klub kehilangan respect padanya.
Udah kepalang malu, dia malah menghina-hina Yi Ming yang bersembunyi dibelakang
wanita.
Tao Zhu udah
kehilangan kesabarannya. Dia menggunakan lututnya untuk menghajar ‘itu’ Xu Ao.
Sekejap, Xu Ao langsung terjatuh dan mengerang kesakitan. Tidak ada yang
membantunya sama sekali. Tao Zhu dan Yi Ming juga pergi meninggalkannya.
Tao Zhu sangat
puas sudah meluapkan semua perasaan dan sakit hatinya selama ini. Dia dengan Yi
Ming juga sudah berbaikan dan saling memuji sangat keren tadi.
--
Hari demi hari
berlalu begitu saja tanpa terasa. Hubungan Tong Xi dan Ibunya masih dingin.
Tetapi, Tong XI tetap berusaha keras latihan ballet demi pertunjukkannya nanti.
Dan tidak terasa,
besok sudah hari H. Seperti biasa, Tong Xi pergi ke Dalanxiang untuk curhat sama
Nan Yi. Nan Yi benar-benar orang yang paling mengerti Tong Xi. Dia memberikan
Tong Xi sebuah hadiah untuk menyemangatinya. Pas sekali, ketika kotak hadiah
diberikan, Xiao Wan datang berkunjung. Tentu saja, Nan Yi tidak begitu peduli
dengan kedatangannya.
Tong Xi dan Nan
Yi sibuk membahas hadiah yang diberikan Nan Yi. Hadiahnya adalah sepasang
sepatu ballet. Tong Xi sangat senang dengan hadiah itu, tetapi dia nggak bisa
memakainya besok di pentas. Soalnya, sol sepatu baru masih sangat keras dan
harus sering ditekuk dan dibiasakan. Butuh waktu lama baru bisa dipakai.
Semua pembicaraan
mereka tersebut, di dengar diam-diam sama Xiao Wan. Kelihatan jelas kalau dia
cemburu.
--
Di malam hari,
Ibu Xiao Wan
meminta bantuan Xiao Wan untuk mengambilkannya kain yang ada di dalam lemari.
Kain yang dimaksud ibunya adalah rok-rok berenda berwarna putih. Saat melihat
rok itu, Xiao Wan langsung marah. Ibu memberitahu kalau dia memungut rok itu
dari tong sampah yang ada di dekat rumah mereka, berbulan-bulan lalu. Dia melihat
semua kainnya masih bagus dan baru, makanya dia mengambilnya. Xiao Wan
kelihatan frustasi dan ingin membuang semua kain itu. Ibu melarang karena semua
kain itu bisa diolahnya menjadi dompet cantik dan dijual kepada para turis.
Xiao Wan
kelihatan sekali sangat stress. Dia malah semakin iri pada Tong Xi yang
menurutnya bisa hidup dengan nyaman. Ah, padahal, semua bukan salah Tong Xi.
Dia yang membuat hidupnya sendiri sulit. Alasan kenapa dia sangat marah dengan
Ibunya karena memungut rok-rok itu karena rok-rok itu adalah rok-rok yang
dicurinya saat acara olahraga dulu. Dia iri pada Tong Xi dan ingin menyabotase
penampilan hari itu. Siapa sangka, Tong Xi bisa mengatasinya.
--
Hari H,
Nan Yi menemani
Tong Xi diruang ganti. Tong Xi sangat gugup karena ini pertama kalinya dia
menari ballet dengan serius di atas panggung dan dihadapan semua orang. Untungnya
ada Nan Yi yang bisa memberikan nasihat bagus untuk menenangkannya. Tidak lama
kemudian, pihak gedung memanggilnya untuk segera ke ruang rias karena sebentar
lagi dia akan tampil.
Xiao Wan juga
datang ke pentas seni dan mengatur kursi untuk para teman sekelas yang datang
menonton. Hm, seperti seksi sibuk gitu. Padahal yah udah lah, terserah orang
mau duduk dimana. Karena dia yang sok mengatur duduk, dia jadi ketemu sama ayah
Tong Xi yang datang sambil membawa buket bunga. Saat tahu pria yang ada
dihadapannya ayah Tong Xi, wajah Xiao Wan jadi berubah. Dia kelihatan iri
karena ayah Tong Xi datang sambil membawa buket bunga. Meski begitu, dia tetap
sopan dan mengarahkan ayah Tong Xi ke tempat duduknya. Ayah Tong Xi
berterimakasih atas bantuannya dan meminta tolong lagi padanya, jika bertemu
Tong Xi, tolong sampaikan kalau dia duduk di situ. Xiao Wan mengiyakan.
Entah apa yang
ada dipikiran Xiao Wan, dia pergi ke ruang rias Tong Xi sambil membawa
semangkuk bubur panas yang dibagikan untuk Tong Xi. Tong Xi kelihatan canggung,
berterimakasih tetapi dia nggak lapar. Anehnya, Xiao Wan malah memaksanya untuk
makan dan menyodorkan bubur panas itu dengan agresif. Tong Xi dengan sopan,
masih berusaha menolak. Xiao Wan nggak mau berhenti dan terus memaksanya untuk
menerima. Dia baru puas, saat dengan sengaja, dia menjatuhkan bubur panas itu
ke sepatu ballet Tong Xi.
Sh8t!!! Dan setelah itu, dia sok bertingkah panik,
meminta maaf. Tong Xi kesal dan menyuruhnya untuk keluar saja. Bukannya pergi,
Xiao Wan malah bertingkah seperti korban. Dia bicara seolah Tong Xi marah
padahal dia nggak sengaja melakukannya. Tong Xi masih berusaha bersabar dan
meminta Xiao Wan untuk keluar.
Begitu keluar,
ekspresi wajahnya langsung berubah drastis. Dia tersenyum puas karena
rencananya berhasil untuk menyabotase penampilan Tong Xi.
Setelah beberapa
pertunjukkan, akhirnya, giliran Tong Xi untuk tampil. Karena sepatunya basah
terkena bubur panas, dia terpaksa memakai sepatu ballet baru pemberian Nan Yi.
Awalnya, penampilannya berlangsung dengan lancar. Namun, dibagian, ketika dia
harus menjijitkan kaki dan berputar, dia kesulitan. Seperti yang dikatakannya
pada Nan Yi sebelumnya, sepatu baru, masih sangat keras dan sulit ditekuk. Dan
benar saja, dia terjatuh.
Semua mata
otomatis melihat padanya. Nan Yi juga terkejut dan mengira Tong Xi terjatuh
karena terlalu gugup. Tong Xi terdiam sesaat. Dia menarik nafas dan teringat
tujuannya menari hari ini adalah untuk membuat ibunya bangga. Tong Xi mengambil
keputusan. Dia melepas sepatu balletnya dan menari tanpa sepatu. Tentu saja,
menari tanpa sepatu, membuat ujung kaki terasa sakit. Tapi, Tong Xi nggak
menyerah. Dia tetap menari sambil menahan sakit dan menyelesaikan penampilannya
dengan indah. Suara gemuruh tepuk tangan, terdengar.
Begitu penampilan
berakhir, Tong Xi bergegas turun dari atas panggung. Nan Yi juga segera pergi
ke belakang panggung. Dia benar-benar mengkhawatirkan Tong Xi. Saking
khawatirnya, dia memutuskan menggendong Tong Xi untuk membawanya ke klinik,
mengobati rasa sakitnya, soalnya, kakinya juga terkilir.. Gendongannya membuat
semua penonton, sontak bertepuk tangan. Dan yang paling kesal adalah Xiao Wan.
Nan Yi mengantar
pulang Tong Xi. Tong Xi merasa nggak enak karena Nan Yi harus menggendongnya
dan menyarankan agar mereka pulang naik taksi saja. Nan Yi menolak. Dia juga
mengalihkan topik dengan menanyakan alasan Tong Xi memakai sepatu baru. Tong Xi
menceritakan semuanya, mengenai Xiao Wan yang menemuinya membawa bubur panas
dan bubur tidak sengaja jatuh ke atas sepatunya. Untungnya dia membawa sepatu
pemberian Nan Yi.
Nan Yi bukannya
bodoh. Dia bisa menebak kalau Xiao Wan pasti sengaja melakukannya. Padahal,
dulu, Xiao Wan tidak seperti itu.
“Manusia bisa
berubah. Bukankah aku juga berubah sebelumnya?” ujar Tong Xi. “Sudahlah. Aku
juga sudah selesai menari. Jangan dipikirkan lagi.”
Lagi asyik
berbincang, ponsel Tong Xi berbunyi. Ayah menelpon untuk mengabari kalau ibu
masuk rumah sakit. Tong Xi jelas panik dan segera bergegas ke rumah sakit. Saat dia sampai, Ibu langsung menanyakan
kakinya yang diperban. Tong Xi dengan takut-takut, menjawab kalau kakinya
terkilir saat menarikan gerakan terakhir.
“Terkilir?
Gerakan semudah itu kamu bahkan masih salah?” marah Ibu.
“Tapi tidak
mempengaruhi hasil akhir. Sangat berhasil.”
Ibu masih tetap
marah. Kemarahannya sangat mengecewakan hati Tong Xi hingga air matanya menetes
tanpa di cegah. Ayah yang baru kembali usai membei beberapa barang, terkejut
melihat Tong Xi menangis dan mantan istrinya marah-marah. Ayah sudah berusaha
menenangkannya, tapi Ibu tetap saja berteriak-teriak. Bilang semua demi
kebaikan Tong Xi.
Tong Xi nggak
tahan lagi. Dia sangat kecewa. Dia biang, saat menerima hadiah ibunya, dia
sangat bahagia. Mengira Ibunya masih perhatian padanya. Tetapi, saat ini, dia
sadar, yang ibunya cemaskan adalah ballet. Saat dia datang, Ibunya tidak
menanyakan sama sekali apakah kakinya sakit atau tidak, apakah dia lelah atau
tidak, tapi hanya memikirkan ballet. Khawatir kalau dia nggak bisa menari lagi,
nggak bisa naik panggung lagi dan nggak bisa memenuhi impian Ibunya. Sekarang
dia sadar, mau sekeras apapun usahanya, dia nggak akan pernah bisa memuaskan
Ibunya. Karena ibunya, tidak pernah menganggapnya sebagai anak.
“Jadi begini,
kasih sayang ini, aku tidak mau lagi. Sudah puas kan?” ujar Tong Xi, sangat
kecewa. Dia mengeluarkan hadiah ibunya dan membuangnya.
Setelah itu, dia
pergi dari sana. Ibu sangat panik dan mau mengejar Tong Xi, tapi ayah
menghalanginya. Tong Xi sangat sakit hati. Dia mematikan ponselnya agar tidak
ada yang bisa menghubunginya. Sementara ayah menelpon Nan Yi, menanyakan
mengenai Tong Xi karena Tong Xi nggak ketemu. Nan Yi baru saja sampai rumah dan
dengan panik, kembali ke rumah sakit. Dia terus mencari Tong Xi di sepanjang
jalan dan menelpon Tao Zhu juga, untuk menanyakan apakah Tong Xi ada
menelponnya atau tidak.
Yang dicari, Tong
Xi, sudah berada di depan rumah Nan Yi.
--
Epilog,
Ayah
Tong Xi membawa sepot tanaman mint sambil berharap kalau Ibu Tong Xi akan
menyukainya.