Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 14 – 2

Sinopsis C-Drama : Summer Again Episode 14 – 2


Hm, tapi gimana Tong Xi mau membicarakannya kalau Ibunya begitu ketat. Dia baru saja selesai latihan balet dan belum juga istirahat, ibunya sudah menyuruhnya menimbang berat badan. Saat melihat berat badannya naik sedikit sebanyak 1,5 kg, dia sangat marah dan mengomeli kalau bagi ballerina, bentuk tubuh itu sangat penting.  Dia tidak mau memberikan kesempatan Tong Xi bicara sama sekali dan terus memarahinya karena tidak menjaga berat badan ideal. Kalau dia terlalu berat, siapa yang mampu mengangkat badannya!

Tong Xi merasa sangat down dengan omelan ibunya padahal besok adalah hari ulang tahunnya.


Ayah Tong Xi sudah tidak sabar menanti hari esok. Nan Yi juga ada di rumahnya untuk membuat kue ulang tahun untuk Tong Xi. Dia membuat kue menggunakan rice cooker berdasarkan resep yang ada di internet. Ayah Tong Xi memujinya yang tampan dan juga sangat cepat belajar. Siapapun yang menjadi istrinya kelak pasti beruntung. Nan Yi tersenyum – senyum malu karena yang diinginkannya menjadi calon istrinya adalah Tong Xi.


Gegara berat badannya bertambah, Ibu menjaga ketat makanan Tong Xi. Dia menyuruh Tong Xi mengurangi makanan karbohidrat seperti nasi dan berbanyak makan protein seperti telur. Tong Xi kelihatan sangat tertekan. Tapi, dia masih mencoba bicara dengan Ibunya. Dia meminta cuti satu hari besok untuk istirahat. Dia sudah sangat lelah dan betisnya sudah bengkak. Padahal, Tong Xi sudah memberanikan diri mengemukakan pendapatnya, tapi Ibu tidak mau mendengar sama sekali. Dia tidak mau memberikan cuti dan tetap menyuruhnya latihan meskipun besok adalah hari ulang tahunnya. Dia bilang kalau Tong Xi sudah masuk akademi tari, dia baru boleh main kapan saja. Dia terus saja menyuruh Tong Xi untuk tidak mengecewakannya.

Masalahnya, Tong Xi juga merasa kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri dan pada Ibunya. Dia ingat saat masih kecil dulu, dia tidak diizinkan makan kue ulang tahun gara-gara beratnya bertambah dan ibunya memaksanya untuk latihan. Kemudian, Guru Xu bilang kalau ibunya sudah mendaftarkannya ke pentas tari tanpa sepengetahuannya. Semua kekecewaan itu sudah terlalu lama menumpuk hingga Tong Xi tidak bisa mengendalikan perasaannya lagi.


“Apakah tujuan hidupku adalah tidak mengecewakanmu?!”


Ibu makin marah mendengar perkataan Tong Xi. Dia menyebut kalau dia melakukan semua ini bukan untuk dirinya tetapi demi Tong Xi. Kalau nanti Tong Xi gagal masuk akademi tari, jangan mencarinya dan menangis padanya! Emosi Tong Xi menjadi ikut tersulut. Dia memukul meja dengan keras dan membalas kalau dia bisa menemukan tempat menangis!

Emosi keduanya benar-benar memuncak! Tong Xi akhirnya masuk ke dalam kamarnya.


Sambil Nan Yi menghias kue ulang tahun, Ayah Tong Xi mengajaknya bercerita. Dia merasa sedih karena Tong Xi sangat sibuk latihan beberapa hari ini dan tidak punya waktu untuk bicara dengannya di telepon. Kalau misalnya ada, Tong Xi pasti akan tertidur di tengah-tengah pembicaraan. Nan Yi jadi penasaran, alasan Ibu Tong Xi sangat ingin Tong Xi menari balet.

Ayah bercerita kalau Ibu Tong Xi adalah ballerina saat muda dan sangat ingin masuk grup ballerina. Kemudian, dia diterima di sebuah grup. Tapi, karena kecelakaan, kakinya terluka dan tidak bisa menari ballet lagi. Ibu Tong Xi nggak rela tidak bisa mencapai impiannya dan mengarahkan Tong Xi untuk menjadi ballerina juga. Ingin Tong Xi menggantikan impiannya menjadi seorang ballerina.

“Tapi, impian Bibi belum tentu adalah impian Tong Xi,” pendapat Nan Yi. “Aku ingat saat masih kecil, begitu mengungkit soal ballet, Tong Xi selalu takut. Dia selalu dimarahi Bibi karena ballet.”


Ayah membenarkan. Ibu Tong Xi sangat ketat, terutama mengenai ballet. Dia jadi sedih melihat Tong Xi nggak bisa menikmati liburan seperti anak lainnya.



Hari sudah malam,

Tong Xi memikirkan cara bicara pada Ibunya kalau dia nggak mau ikut pentas seni Xi Hai. Dia sudah mencoba berbagai nada bicara, tapi rasanya tidak ada yang cocok. Lagi pusing begitu, Nan Yi menelponnya. Dia mau mengajak Tong Xi pergi ke suatu tempat besok. Tong Xi mau menolak karena dia besok masih tetap harus les, tapi Nan Yi sudah memutuskan telepon.


Ah, Tong Xi jadi kepikiran sebuah ide. Dia memutuskan untuk bolos les ballet besok. Menurutnya, itu cara yang tepat untuk protes sama ibunya.

-



Pagi-pagi sekali, Nan Yi sudah berpakaian dengan sangat rapi. Mengenai kemeja putih dan dasi, kemudian menjemput Tong Xi. Dia membawa Tong Xi ke tempat liburan yang ada di kota Xi Hai. Tong Xi baru pertama kali ke sana dan sangat kagum dan bahagia. Nan Yi juga mengajak Tao Zhu dengan Yi Ming ke sana. Sebelum mulai bermain, Tong Xi mematikan hape-nya, biar ibunya nggak bisa menghubunginya.




Dia beneran menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang dan bermain-main. Hari ulang tahunnya terasa membahagiakan bersama teman-temannya. Selesai bermain, mereka duduk istirahat. Tao Zhu langsung nanyain untuk memastikan kalau hari ini Tong Xi memang nggak ada jadwal les kan? Dia takut kalau mereka sedang asyik bermain, tiba-tiba Tong Xi di telepon sama ibunya dan di suruh pulang. Tong Xi berbohong kalau dia nggak ada jadwal. Padahal, Guru Xu sudah menelponnya berulang kali tapi nomornya nggak aktif.

Nan Yi jadi khawatir dan bertanya juga, apa Tong Xi ada bilang sama Ibunya kalau dia mengajaknya keluar? Tong Xi menggelengkan kepala.


Karena Tong Xi nggak bisa dihubungi, Guru Xu menelpon Ibu Tong Xi.


Tong Xi akhirnya jujur kalau sebenarnya dia bolos les. Dia curhat kalau dia sudah sangat lelah. Selama beberapa hari ini, dia selalu bangun jam 7 pagi untuk latihan dan jam 10 malam baru tidur. Waktunya dihabiskan dengan terus latihan menari. Dia kira, kalau dia berperilaku baik, dia bisa mendapat satu hari libur dari Ibunya. Sayangnya, perkiraannya salah. Ibunya juga sangat tegas dan tidak ingin mendengar pendapatnya. Dia juga merasa bersalah dan tahu ibunya selama beberapa tahun ini, pasti sulit membesarkannya makanya dia mencoba patuh. Namun, kelihatannya, mau sepatuh apapun dia, Ibunya tidak pernah puas.


Susana jadi terasa sedih. Untuk mencairkan suasana, Nan Yi mengajak mereka untuk bermain tikus kucing. Permainan petak umpet. Tao Zhu, Yi Ming dan Nan Yi menjadi tikus, sementara Tong Xi menjadi kucing. Tong Xi pun mulai berhitung mundur dari angka 100.

--


Epilog,

Guru Xu berlatih ballet sendirian. Kemampuannya sangat hebat. Dan diatas mejanya ada sepot tanaman mint.


 

  

Post a Comment

Previous Post Next Post