Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 01 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 01 part 2



Yi Hyun merasa nggak tenang setelah teleponnya tadi dimatikan tiba-tiba oleh Tae Seok, makanya dia menelepon balik. Yang mengangkat telepon Sae Bom adalah Tae Seok yang sementara ini menyita ponsel Sae Bom selama dia menjalani pemeriksaan menyeluruh. Yi Hyun hanya mau tahu kondisi Sae Bom dan apa yang terjadi. Tae Seok menjelaskan kalau Sae Bom akan dites karena berkontak dengan anggota yang terinfeksi. Infeksi mengenai apa, Tae Seok tidak memberitahu. Yi Hyun langsung nebak, apa ini ada hubungannya dengan Lee Jeong Tae? Mereka baru saja menangkap tersangka pembunuhan yang berhubungan dengan Jeong Tae. Si pelaku menggigit leher seorang pria. Apa ini berkaitan dengan infeksinya?

“Kantor polisi Seyang, ya? Aku akan kesana,” ujar Tae Seok, tanpa menjawab pertanyaan Yi Hyun.

“Tunggu sebentar. Bukankah mereka yang terkena kontak harus dikarantina?”

“Jika mereka digigit atau tercakar,” jawab Tae Seok dan mengakhiri telepon.

Dan selama dia bicara ditelepon tadi, Seung Young masih ada di sana dan mendengarkan semuanya.


Sesuai yang dibilang oleh Tae Seok tadi, dia pergi ke kantor polisi dan bertemu dengan Yi Hyun. Saat Yi Hyun menanyakan keberadaan Sae Bom, Tae Seok hanya menjawab kalau Sae Bom sedang dites di tempat aman.


Tempat aman yang dibilang oleh Tae Seok adalah gedung Universitas Wonjung yang sudah terbengkalai. Pengamanan disana sangat ketak. Pintu masuk ditutup dengan banyak palang dan banyak tentara yang juga berjaga di depannya.



Tae Seok sudah memberikan kartu namanya pada Yi Hyun. Setelah melihat kartu namanya, Yi Hyun sedikit bertanya, karena Tae Seok dulunya adalah prajurit dan kenapa sekarang bekerja di sektor swasta? Jawabannya, selama bencana, warga sipil, tentara dan pemerintah harus bekerja sama. Giliran Jung Kook yang bertanya, apakah penyakit menular itu membuat si pengidap jadi menggigit orang? Tae Seok tidak bisa menjawab banyak. Menurut mereka, varian virus baru ini mempengaruhi otak. Jika tergigit, akan mati kehabisan darah atau terinfeksi.

“Tetesan lewat udara belum cukup, kini menggigit untuk mengifeksi?”

“Rute infeksinya terbatas, jad, jangan khawatir. Kalian bisa kembali bekerja,” jawab Tae Seok sekaligus mengakhiri pembicaraan.


Oh ya, karena keduanya tidak terkena cakaran atau gigitan dari si penderita, maka mereka hanya harus menandatangani perjanjian kerahasiaan (tidak membocorkan masalah ini ke publik). Sebelum Tae Seok pergi, Yi Hyun memberitahu satu hal penting. Pelaku yang mereka tangkap, mengaku mengonsumsi obat dan obat itu dibeli dari anak buahnya. Sayang sekali, mereka perlu tahu obatnya seperti apa untuk bisa diteliti apakah ada hubungan dengan peristiwa ini.


Makanya, Yi Hyun kembali ke TKP di motel tadi dan membongkar setiap sudut ruangan untuk mencari pil yang dibilang si pelaku. Mana tahu saja kan ada pil yang tersisa. Dan benar saja, setelah membongkar ke sana kemari di setiap sudut ruangan, dia menemukan sebuah pil yang terjatuh di lantai.


 Baru juga Yi Hyun menemukan obat, dia mendapat telepon dari Jung Kook yang memberitahu hasil tes narkotika si pelaku. Hasilnya, si pelaku bersih dari narkotika. Tampaknya, si pelaku bukan berhalusinasi karena pengaruh narkotika, tapi beneran terinfeksi. Dan mungki saja obat yang ditemukan Yi Hyun adalah multivitamin biasa.


Meskipun Jung Kook bilang begitu, feeling Yi Hyun merasakan ada hal lebih dikasus ini. Makanya, dia pergi ke sebuah tempat “Akademi Bisbol Pemula Super” yang dikelola oleh kenalannya, Il Ho. Il Ho juga dulunya adalah pemain bisbol, namun berhenti bermain sejak ketangkap basah mengonsumsi narkoba agar bisa bermain bisbol dengan baik. Il Ho mengklaim kalau dia tidak minum narkoba dan hanya minum herba tonik yang ternyata mengandung narkoba. Namun, Yi Hyun tahu kalau dia hanya berbohong.



Yi Hyun mencoba bermulut manis dengan bilang kalau Il Ho kan sekarang sudah berubah. Il Ho sudah membuka lembaran baru dan sekarang mempelajari fisiologi olahraga dan komputer. Dan sekarang, dia ingin Il Ho membantunya menyelidiki mengenai obat yang ditemukannya. Hanya melihat sekilas saja, Il Ho sudah bilang kalau obat itu bukanlah narkoba. Dia berani bilang begitu karena jika diperhatikan seksama, terlihat kalau di pil tersebut tertulis nomor seri. Tidak mungkin narkoba mempunyai nomor seri. Obat itu dibuat oleh perusahan farmasi. Mereka bisa tahu jika memeriksa basis data obat.

Ya udah, Yi Hyun memintanya untuk memeriksakan ke basis data obat.


Sementara itu, ditempat karantina, Sae Bom sedang menjalani pemeriksaan menyeluruh. Semuanya di test dan diperiksa. Ditengah pemeriksaannya, Tae Seok datang berkunjung. Sae Bom langsung menanyakan, dimana dia berada? Tempat itu tidak terlihat seperti rumah sakit.  Apa ini sekolah?

“Orang yang terkena kontak penyakit yang membuatmu mengoyak tenggorokan orang harus dijauhkan dari publik,” jawab Tae Seok.

“Apa aku akan berakhir seperti Kadet Lee Jong Tae?”


Pertanyaan yang tidak mendapat jawaban. Dan bisa-bisanya Sae Bom malah bercanda seolah ingin menggigit si pemeriksa, Lee Ji Soo. Setelah rangkaian pemeriksaan dan pengambilan sampel seperti darah dan bekas luka, Sae Bom diminta untuk menceritakan mengenai kejadian hari ini sambil direkam. Dengan sangat tenang, Sae Bom menceritakan semuanya secara rinci. Dia melihat kadet Lee Jong Tae menyerang kolega dan dia berusaha menghentikannya. Saat itu, kondisi Lee Jong Tae terlihat tidak sehat. Kedua matanya keruh, seolah-olah terkena katarak dan bersikap seperti hewan buas saat mencoba menggigitnya. Dia menembak Lee Jong Tae sebanyak 2 kali, tapi sepertinya dia tidak merasa sakit.


“Apa penyakit ini mirip rabies?” tanya Sae Bom, diakhir kesaksian.

“Benar.”

 Setelah semuanya pemeriksaan dan prosedur berakhir, mereka sempat berbincang sedikit, sebelum kemudian Sae Bom diarahkan ke kamar yang akan menjadi tempat istirahatnya malam ini. Dia akan tetap berada disana sampai hasil pemeriksaannya keluar. Dan jika mau menelepon, ada telepon yang disediakan di kamarnya.



Yi Hyun sudah tertidur lelap saat mendapat telepon dari Sae Bom. Begitu teleponnya diangkat, hal pertama yang dikatakan oleh Sae Bom adalah semua salah Yi Hyun! Yi Hyun kaget sekaligus lega karena Sae Bom baik-baik saja. Sae Bom memberitahu kalau dia berada di tempat yang seperti asrama sekolah. Dan dia akan tetap berada disana sampai hasil pemeriksaannya keluar. Mereka saling bertukar informasi.





Setelah selesai teleponan, Sae Bom mau keluar dari kamarnya. Mungkin untuk mencari udara segar. Entahlah. Sayangnya, pintu kamar terkunci. Saat mengamati sekitar, Sae Bom merasa ada yang aneh dengan dinding. Dan benar saja, ada bagian dinding yang ditambal cat. Saat dia mengelupas cat tersebut, terlihat ada bercak darah. Suasana terasa mencekam. Apalagi saat dia membuka jendela kamarnya, terlihat ada teralis besi yang terpasang dan tidak memungkinkan orang untuk kabur. Bukan hanya itu, terdengar jelas suara orang – orang yang menggedor-gedor. Yap, semua ruangan dipenuhi dengan para pasien yang terinfeksi.



Diruangannya, Tae Seok sedang membaca hasil pemeriksaan Sae Bom yang sudah keluar. Tertulis kalau itu pemeriksaan untuk virus Lytta. Dan hasilnya, tidak ditemukan virus dan gejala pada Sae Bom. Hal ini membuat Tae Seok menjadi penasaran mengenai Sae Bom dan membaca informasi pribadinya. Diinformasinya, tertulis kalau Sae Bom lulus SMA dua tahun terlambat karena kecelakaan di kelas dua. Sifatnya : sangat tenang di segala situasi, andal dalam naluri bertahan hidup dan terlalu penasaran.

Hm. There is something.

--



Setelah bergadang semalaman, akhirnya Il Ho mendapatkan informasi obat yang dibawa Yi Hyun. Obat itu bernama Next. Obat untuk pneumonia mulut. Obat itu di buat saat mereka melakukan banyak penelitian antivirus selama COVID-19. Ada banyak efek sampingnya, jadi segera ditarik dari pasar. Efek sampingnya meliputi : kecanduan, halusinasi, perubahan suasana hati dan peningkatan konsentrasi.

“Kenapa tidak bisa dilacak dalam tes narkotika?”


“Tidak semua obat yang membuat teler adalah narkotika ilegal. Pemerintah harus membedakannya sebagai narkotika ilegal.”

“Hei, Il Ho. Bagaimana jika obat ini membuat orang bersikap seolah mengidap rabies?”

“Akan kacau jika seperti itu. Ini sudah diedarkan secara luas. Tapi itu mustahil. Tidak ada yang terjadi selama ini. Kenapa baru jadi masalah sekarang?”

Tidak ada jawaban. Yi Hyun hanya diam. Terlihat ada kekhawatiran jika benar obat ini adalah sumber penyakit.


Tidak membuang waktu, Yi Hyun pergi ke tempat Sae Bom dikarantina. Sebelumnya, dia sudah meminta tolong Jung Kook untuk melacak lokasi dari nomor telepon yang digunakan Sae Bom meneleponnya kemarin. Hasilnya, sinyal telepon berasal dari sebuah gedung universitas yang terkenal kurang bagus.


Sae Bom juga sudah bangun dan sudah ada Lee Ji Soo yang masuk ke dalam kamarnya. Hasil pemeriksaannya sudah keluar dan dia dituntun ke ruangan Tae Seok. Saat mau menuju ruangan Tae Seok, mereka melewati ruangan Jeong Tae yang dalam keadaan terbuka. Seperti sudah bisa ditebak, Sae Bom menerobos masuk ruangan Jeong Tae meskipun Ji Soo menahan. Dia mendorong Ji Soo dan menutup pintu dari dalam. Yang dia inginkan hanya diberikan waktu sebentar untuk bicara dengan Jong Tae.



Jong Tae duduk diatas kursi roda dan tubuhnya dipasangkan alat medis untuk melihat detak jantung. Dia juga dipakaikan pengaman mulut. Saat ditanya, dia mengaku kedinginan. Dari luar, Ji Soo berulang kali memanggil Sae Bom untuk keluar karena berbahaya. Sae Bom mengabaikan dan terus mencoba mengorek informasi dari Jong Tae. Dia menanyakan mengenai perihal obat dan menunjukkan luka yang diakibatkan oleh Jong Tae. Jong Tae sepertinya tahu yang terjadi dan terus menundukkan kepala tanpa berani menatap Sae Bom dan mengaku tidak ingat apapun.



Ditengah rentetan pertanyaan Sae Bom, Jong Tae tiba-tiba saja mengeluh haus dan ingin minum. Dari luar, Ji Soo berteriak keras tidak boleh membiarkannya minum. Jong Tae tidak berhenti dan terus berujar dia harus. Dan tiba-tiba saja, dia menutup mata dan diam, seolah haus. Melihatnya begitu, Sae Bom malah mendekat dan mencoba membangunkannya.



Arrghh!! Jong Tae membuka mata diikuti dengan erangan buas dan berusaha menggigit Sae Bom. Beruntungnya, mulutnya dipakaikan pengaman sehingga Sae Bom tidak tergigit. Dari luar, beberapa tentara langsung masuk dan menahannya. Seolah mereka sudah biasa menghadapi hal seperti ini. Dalam keadaan berusaha tetap sadar, Jong Tae berteriak menyuruh Sae Bom untuk menjauh.


Nyawa Sae Bom terselamatkan. Namun, dia menyadari satu hal. Tae Seok pasti mengawasi semuanya lewat CCTV yang terpasang disetiap kamar.


Disisi lain, Yi Hyun tiba di depan gedung kampus yang menjadi tempat penelitian dan karantina. Untuk masuk, sangat tidak mudah. Meskipun dia sudah menunjukkan tanda pengenal polisinya, tentara yang bertugas tidak bisa mengizinkannya masuk karena tempat tersebut merupakan pangkalan militer rahasia. Ya udah, Yi Hyun meminta tentara tersebut menyampaikan pada Tae Seok kalau dia sudah membawa obat yang sebelumnya dia bicarakan. Setelah menyampaikan pesan itu pada atasannya, tentara baru mengizinkan Yi Hyun untuk masuk.


Sambil menunggu Yi Hyun tiba, Tae Seok bicara dengan Sae Bom. Sae Bom sangat marah karena dia bisa merasakan kalau Tae Seok sengaja membuatnya menemui Lee Jong Tae. Tae Seok membenarkan dan bilang kalau dia hanya ingin tahu kapan Jong Tae merasa haus. Begitu terinfeksi, orang kehilangan kewarasan dan mulai menggigit. Mereka mulai merasakan dahaga yang tidak terpuaskan. Air tidak akan cukup untuk menghilangkan rasa hausnya. Sekalipun kembali normal, mereka berulang kali merasa haus dan menggila lagi. Makanya, dia mencoba mencari tahu kapan mereka akan merasa haus. Dia ingin tahu, bagaimana Lee Jong Tae akan bersikap saat melihat Sae Bom.

“Kau ingin tahu bagaimana sikapnya saat melihat orang yang menembaknya.”

“Dia mengenali keluarganya. Aku penasaran apa dia juga akan mengenalimu.”


“Bukan itu saja. Jantungnya berdetak lebih lambat. Dan tampaknya rasa sakit yang dia rasakan berkurang. Lukanya sembuh lebih cepat.”

“Selama kami bisa mengendalikannya, itu akan sangat membantu.”


Sae Bom sudah paham situasinya sekarang. Tae Seok pasti menyelidiki penyakit ini secara diam-diam. Dan dugaannya benar. Tae Seok melakukannya karena penyakit menular ini tidak seperti penyakit lain dan akan membuat kepanikan. Jadi, tidak perlu membuat publik khawatir.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapati kalau suhu rendah bisa menunda penyebaran penyakit tersebut, makanya, penyejuk ruangan selalu menyala.


Ah ya, meskipun hasil pemeriksaan Sae Bom negatif, tapi dia tetap harus melakukan pemeriksaan rutin. Mereka akan harus mengambil sampel darahnya setiap dua pekan. Melihat Sae Bom belum mengalami gejala apapun, ada kemungkinan kalau dia mempunyai antibodi. Dan juga, Sae Bom diberikan cuti selama beberapa waktu.


Hm, Sae Bom jadi menyadari kalau dirinya seperti cukup penting dalam penelitian. Makanya, dia mencoba negosiasi meminta lebih. Dia ingin Tae Seok memberikan nilai evaluasi tertinggi untuk tugas tahun ini padanya. Alasannya, demi memenuhi syarat agar bisa mendapatkan apartemen di Seyang. Tae Seok tidak keberatan memberikan evaluasi tertinggi, soalnya nila dan performa Sae Bom juga bagus. Pembicaraan sudah usai dan Sae Bom meminta ponselnya dikembalikan.


Sebelum dia keluar ruangan, Tae Seok memberitahu kalau nilai evaluasi yang tinggi tidak akan cukup membuat Sae Bom lolos seleksi untuk mendapatkan apartemen tersebut. Dia butuh hal lebih. Makanya, dia bertanya apakah dia punya pacar dan berencana menikah? Eh, dengan santainya, Sae Bom menjawab kalau dia belum punya pacar tapi bisa merencanakan pernikahan. Dia pasti akan mendapatkan apartemen tersebut.

Melihat Sae Bom dari kemarin terlihat santai, Tae Seok jadi penasaran, apakah dia tidak merasa khawatir sama sekali?


“Apa bedanya jika kita khawatir? Dunia mungkin tidak akan berubah.”


Pembicaraan benar-benar berakhir dan Sae Bom bergegas pergi dari sana. Dia ingin menukar baju pasien yang dikenakan sekarang dengan bajunya kemarin, eh, Ji Soo malah bilang kalau baju yang di kenakan Sae Bom kemarin sudah dibakar. Dia harus pulang dengan baju tersebut. Untunglah Yi Hyun datang menjemputnya.


Sae Bom jelas senang dijemput. Eh, tapi kenapa Yi Hyun bisa masuk? Apa dia digigit? Yi Hyun dengan sombong menjawab kalau dia datang menyelematkan Sae Bom. Dia meminta Sae Bom menunggu sebentar sementara dia menemui Tae Seok.



Tidak berbasa-basi, YI Hyun langsung memberikan obat yang dikonsumsi oleh tn. Sung dan Jong Tae yang membuat mereka hilang kesadaran dan menggigit leher. Obat itu adalah obat pneumonia yang gagal dan sudah terlalu banyak orang yang mengonsumsinya.

“Hanya karena kemarin baik-baik saja, bukan berarti hari ini juga,” ujar Tae Seok.

Tidak ada tanggapan dari Yi Hyun. Dia terus saja berjalan keluar dari ruangan Tae Seok.


Karena semua urusan sudah selesai, Yi Hyun mengajak Sae Bom pulang. Hm, tapi Sae Bom malah bertingkah aneh. Dia terus saja memandangi Yi Hyun dengan intens.

“Yi Hyun, kau mengencai seseorang?” tanyanya, absurd.

“Itu pertanyaan yang tidak terduga.”

“Kamu punya pacar?”

“Tidak.”


“Kamu mendengkur atau menggertakkan gigi?”

“Kurasa tidak.”

“Haruskah kita menikah?” lamar Sae Bom, tiba-tiba seperti ngajak main rumah-rumahan.


Flashback

Saat SMA,

“Hei, Yoon Sae Bom. Kau mau menjad pacarku?” tanya Yi Hyun.

“Tidak.”

End


Yi Hyun menghela nafas panjang mendengar ajakan Sae Bom menikah. Dia menegaskan kalau dia kan sudah pernah bilang, saat dia mengajak pacaran saat SMA itu hanya bercanda.


“Aku tidak bercanda. Aku serius,” ujar Sae Bom.

H A P P I N E S S


  

 

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post