Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 01 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 01 part 1


Semua tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah fiksi


Cerita dimulai dengan keributan yang terjadi di SMA Seyang. Seorang siswa lelaki, Jung Yi Hyun, duduk di tepian atap sekolah seolah hendak melakukan bunuh diri. Dugaan itu timbul karena siswa tersebut adalah pemain bisbol berbakat yang mengalami cedera lutut yang berakibat, dia tidak akan bisa menjadi pemain bisbol profesional dimasa depan. Akibat perbuatannya, pihak sekolah memanggil polisi dan ambulans. Matras angin juga sudah direntangkan dibawah posisinya, jaga-jaga jika dia tidak berhasil dibujuk dan melompat. Polisi Kim Jung Kook yang bertugas juga berusaha membujuknya untuk turun menggunakan megafon. Tetapi, karena jarak yang terlalu jauh, Jung Kook tidak bisa mendengarkan jawaban Yi Hyun dari atas sana. Akhirnya, dia memutuskan naik ke atap.


Perbuatan Yi Hyun juga mengakibatkan semua siswa tidak bisa pulang dan harus mendapat pelajaran tambahan. Itu dilakukan karena pihak sekolah mempertimbangkan kondisi Yi Hyun yang sekarang sedang sedih dan stress. Dan jika melihat semua siswa tiba-tiba keluar kelas, takutnya dia malah akan melompat. Salah satu siswa yang merasa kesal dengan tindakan Yi Hyun adalah teman sekelasnya, Yoon Sae Bom. Sae Bom sudah kelihatan lelah sama pelajaran, apalagi sudah sedari tadi dia tidur sambil mendengarkan pelajaran dan sekarang, dia mau segera pulang. Sayangnya, guru bilang kalau mereka baru boleh pulang jika polisi sudah berhasil membujuk Yi Hyun untuk turun. Jadi, daripada Sae Bom membuatnya kesal, lebih baik kembali tidur.

Tidak terduga, Sae Bom malah meminta izin ke toilet. Guru kelihatannya sudah lelah menghadapinya, jadi dia membiarkan saja apa mau Sae Bom.



Diatas atap, Jung Kook mmembujuk Yi Hyun untuk turun. Dia bahkan bilang kalau Yi Hyun pasti bisa sembuh sepenuhnya dan misalkan nggak bisapun, dia akan menjadikan Yi Hyun menjadi polisi. Yi Hyun menolak untuk menjadi polisi. Suasana lagi tegang, tiba-tiba Sae Bom menerobos masuk setelah berbohong kepada para polisi yang menjaga pintu atap sebagai teman Yi Hyun dan diminta membantu bernegosiasi. Jung Kook sudah panik dan bingung gimana caranya membujuk Yi Hyun, eh, malah ada siswi lain yang mendadak muncul dan memanjat atap. Jung Kook sampai mengira kalau Sae Bom adalah pacar Yi Hyun.


Sae Bom tidak ada rasa takut sama sekali. Dia berjalan dipinggiran atap menuju ke Yi Hyun sambil mengomel, gegara Yi Hyun, dia jadi tidak bisa pulang. Dengan santainya juga, dia menyuruh Jung Kook untuk tetap di sana sementara dia membujuk Yi Hyun. Jung Kook hanya bisa mengeluh melihat keanehan siswa-siswa SMA ini.


Sae Bom duduk disamping Yi Hyun dan mengajaknya mengobrol. Yi Hyun bilang kalau dia hanya sedang duduk disini untuk mencari udara segar, tapi mendadak mobil polisi dan ambulans datang. Entah siapa yang menelepon mereka. Sae Bom tahu kalau Yi Hyun hanya membuat alasan. Apa dia hanya bisa bermain bisbol? Yi Hyun membenarkan dan balik tanya, kalau hal ini terjadi pada Sae Bom (cedera dan tidak bisa melakukan hal yang disukainya lagi), apa yang akan dia lakukan? Sae Bom menjawab kalau dia akan baik-baik saja, soalnya, dia juga enggak melakukan apapun seumur hidupnya. Ah, lagian dia juga udah pernah dirawat di rumah sakit cukup lama, dan setelah berakhir, itu menjadi kenangan indah.



Cara Yi Hyun dan Sae Bom melihat masalah sangat berbeda. Bagi Yi Hyun, bisbol adalah hidupnya. Dan sekarang, dia nggak bisa bermain bisbol lagi. Masa depan dan hidupnya sudah hancur. Sekarang, dia nggak tahu harus gimana?! Lagi mengeluh mengenai hidupnya, Sae Bom malah terlihat tidak peduli dan sibuk menikmati semilir angin. Yi Hyun jadi penasaran dan ingin tahu apa yang Sae Bom ingin lakukan dihidupnya? Sae Bom menjawab kalau sampai minggu lalu, dia ingin menjadi perawat. Tapi sekarang, dia ingin menjadi pegawai negeri karena membutuhkan penghasilan stabil untuk hidup mandiri. Intinya, pikirannya masih sering berubah-ubah terhadap impiannya.


Yi Hyun malah menyindir kalau Sae Bom tidak bisa memutuskan karena tertinggal dua tahun dalam sekolah. Sae Bom tidak setuju. Maksudnya belum bisa menentukan pilihan karena masa depan datang dengan banyak pilihan.


“Tidak apa-apa. Ambil risiko saja. Kamu tidak akan rugi,” ujar Sae Bom dan berdiri sambil mengulurkan tangan pada Yi Hyun.

Yi Hyun ikut berdiri dan meraih tangan Sae Bom. Dia mau turun.

“Seperti aku,” lanjut Sae Bom setelah Yi Hyun meraih tangannya dan berdiri dihadapannya.



Bruk! Dia mendorong Yi Hyun, jatuh dari atap dan melepaskan pegangan tangannya. Semua orang yang ada dibawah, menjerit kaget melihat Yi Hyun terjatuh. Suasana sangat heboh. Untungnya, di bawah sudah ada matras yang terbentang sehingga dia tidak mengalami luka serius. Dan yang lebih aneh, Yi Hyun malah tersenyum lebar.


Usai mendorong dan mau turun dari atap, dia baru tersadar kalau Jung Kook masih ada di sana. Jung Kook berdiri tepat dibelakang sedari tadi dan melihat jelas kalau Sae Bom yang mendorong Yi Hyun. Sae Bom sudah takut ditangkap, langsung membela diri kalau dia sengaja mendorong Yi Hyun agar Yi Hyn mendarat dibantalan yang ada dibawah.



Jatuhnya Yi Hyun membuat seisi sekolah heboh. Semua siswa berbondong-bondong keluar kelas untuk melihatnya. Lebih heboh lagi saat melihat Sae Bom turun bersama Jung Kook dalam keadaan tangan terbogol. Saat melihat Yi Hyun, Sae Bom langsung berlari menghampirinya dan memintanya bilang pada Jung Kook kalau dia nggak mau Sae Bom ditahan.


“Hei, Yoon Sae Bom. Kamu mau menjadi pacarku?” tanya Yi Hyun. Gileee, didorong jatuh malah nyatakan cinta.


=  H  A  P  P  I  N  E  S  S  =


12 tahun kemudian…

Disebuah gedung tua, para anggota SOU (Special Operation Unit) sedang melakukan evakuasi. Sae Bom yang sekarang bekejar sebagai SOU, membawa rekannya yang terluka, Lee Seung Young, menuju ruang pengobatan. Diruang itu, ada satu orang petugas yang sudah berjaga.  Saat melihat Sae Bom datang membawa Seung Young, dia langsung melakukan pemeriksaan awal untuk mendiagnosis luka Seung Yong. Sae Bom juga memberitahukan kalau Seung Young tertembah di dada dan tidak bisa bernafas. Setelah memeriksa, petugas tersebut, Lee Jeong Tae, memberitahukan kalau Seung Young mengalami pneumotraks. Dia hendak menjelaskan diagnosisnya, tapi Sae Bom berteriak menyuruhnya untuk cepat memberikan pengobatan!


Jeong Tae mengeluarkan alat yang dibutuhkan untuk menusuk dada Seung Young sebagai cara pengobatan. Sesaat dia merasa ragu dan takut untuk melakukannya. Dia menatap Sae Bom dan Sae Bom menyuruhnya untuk melakukan sesuai yang diajarkan. Jeong Tae akhirnya melakukannya. Sesaat setelah dia melakukannya, Seung Young mengalami kejang-kejang. Jeong Tae panik dan mulai melakukan CPR.


And… semua hanyalah akting. Mereka hanya sedang melakukan simulasi pelatihan dan penilaian kepada para petugas baru. Hasilnya, Jeong Tae gagal. Dia tidak menusuk secara benar dan meleset. Sae Bom mengumumkan kalau Jeong Tae baru saja ‘membunuh’ anggota tim. Nilainya akan dikurangi dalam penilaian TMP (Pelatihan untuk perawatan medis darurat taktis). Jeong Tae hanya bisa menunduk lesu.


Sae Bom dan Seung Young kembali ke posisi. Seung Young menanyakan keseriusan Sae Bom terhadap pengurangan nilai Jeong Tae. Sae Bom sangat serius. Menurut peniliaiannya, Jeong Tae lambat dalam membuat keputusan dan mudah takut.

“Jika melihat semua orang dari standarmu, seluruh dunia ini terasa lambat, Sae Bom.”



Alasan Seung Young mengatakan itu karena tindakan Sae Bom dimasa lalu. Dulu, saat mereka berdua masihlah seorang kadet seperti Jeong Tae, mereka juga melakukan simulasi latihan dan penilaian yang sama. Bayangkan saja, saat sedang berjaga, bisa-bisanya Sae Bom ketiduran dan untungnya ada Seung Young yang membangunkan. Tidak lama, petugas penilai datang seperti Sae Bom dan Seung Young tadi, sembari menjelaskan kondisi ‘korban’ yang dibawanya. Baru juga menjelaskan, Sae Bom sudah langsung menusuh dada ‘korban’ tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Tindakannya itu sangat mengejutkan semua orang.


Dan sejak saat itu, para penguji jadi harus memakai rompi pengaman karena Sae Bom menusuk dada orang tanpa berpikir. Kapten Choi yang waktu itu mengajari mereka juga jadi dipindahkan ke kantor patroli. Sae Bom tidak merasa ada yang salah dengan tindakannya. Lagipula, kapten Choi baru – baru ini meneleponnya dan bilang suka dengan pekerjaannya di stasiun patroli. Dia bahkan dikirimi kupon hadiah.

--



Jauh dari tempat mereka, di sebuah motel, terjadi hal janggal.

Seorang penghuni motel, terus membuat keributan dengan menggedor pintu dari dalam kamarnya. Keributan itu dilaporkan oleh orang yang menginap disebelahnya kepada petugas yang berjaga. Si petugas pun pergi ke kamar yang membuat keributan dan memberi peringatan. Karena tidak didengarkan, si petugas pun membuka pijntu menggunakan kunci cadangan yang dimiliki. Sreett!!! Saat pintu dibuka, dia tiba-tiba ditarik dengan sangat cepat ke dalam kamar dan selanjutnya yang terdengar hanya suara teriakan.


Berselang tidak lama kemudian, polisi mulai berkumpul di depan motel. Tidak hanya polisi tapi juga detektif. Detektif yang bertugas adalah Kim Jung Kook dan Jung Yi Hyun. Yap! Jung Yi Hyun menjadi polisi dan anak buah dari Jung Kook. Yi Hyun sedang tidak berada di kantor tadi, jadi dia menuju ke motel dari tempat dia bermain bisbol. Dari radio yang menyala di mobil Yi Hyun, kita jadi tahu kalau setting drama ini terjadi setelah pandemi COVID-19.

Jung Kook sudah menunggunya dan heran karena Yi Hyun mengenakan seragam bisbol. Apa dia masih bermain bisbol meskipun lututnya begitu (cedera)? Yi Hyun menjawab kalau dja hanya menjadi pengganti karna diberi uang. Yi Hyun datang ke TKP tanpa tahu kasus apa yang akan mereka selidiki. Mereka akan menyelidiki kasus pembunuhan. Korbannya adalah petugas motel. TKP –nya adalah kamar motel yang dimasuki si petugas barusan.


Mayat petugas motel ada di lantai, depan tempat tidur dengan wajah ditutupi selimut. Di lehernya ada luka yang seperti disayat benda tumpul. Tersangka adalah orang yang menginap ditempat tersebut. Yang menutupi mayat juga sepertinya adalah tersangka. Anehnya, tersangka tidak ada terekam kamera CCTV pergi dari kamar tersebut. Btw, harusnya yang ketua kan Jung Kook dan anak buah adalah Yi Hyun, tapi malah Yi Hyun yang terus seperti memberi ‘perintah’ ini itu sama Jung Kook. Jung Kook juga merasa ada yang salah tapi tetap saja melakukan apa yang dikatakan Yi Hyun.



Yi Hyun merasa ada yang aneh. Jadi, dia mulai memeriksa seluruh kamar motel secara menyeluruh. Dan benar saja, si pelaku ditemukan bersembunyi dibawah tempat tidur dengan kondisi mulut penuh darah hingga ke baju. Dari dompet yang ada di baju si pelaku, diketahui indetitasnya adalah Sung Woo Je. tn. Sung diinterogasi langsung, namun, dia mengaku tidak ingat apapun. Dia seperti bermimpi. Di dalam mimpinya, dia seperti membunuh si petugas.


Pelaku sudah ditemukan, sekarang mereka harus mencari senjata pembunuhnya. Tanpa senjata pembunuhan, pengadilan tidak bisa menyatakan tn. Sung bersalah. Saat ditanya mengenai senjatanya, tn. Sung malah bercerita kalau entah kenapa, dia merasa sangat haus. Yi Hyun mulai curiga, soalnya setelah mengatakan itu, tn. Sung sibuk mengelap mulutnya dengan handuk yang ada ditangannya. Yi Hyun langsung menghentikannya dan memeriksa mulutnya. Giginya berlumuran darah. Itu senjatanya.


“Kau menggigitnya?”

--


Sae Bom dan Seung Young sudah kembali ke markas SOU untuk makan siang.  Sambil makan, Sae Bom membaca pengumuman mengenai “Pemberitahuan Unit Sewa Umum untuk Polisi di Apartemen Le Ciel”. Apartemen Le Ciel, yang berdiri di pusat kota dan sepertinya kawasan elit, memberikan khusus tiga unit apartemen untuk orang-orang dikepolisian. Seung Young jelas tertarik karena impian istrinya adalah mendapatkan unit apartemen yang baru dibangun. Syaratnya adalah pelamar dinilai berdasarkan senioritas, ukuran keluarga, status pernikahan dan lainnya. Tapi jumlah penangkapan dan evaluasi yang paling penting. Dan Sae Bom sangat ingin mendapatkan unit apartemen di sana.


Masalahnya, semua itu kelihatan mustahil. Dia mungkin senior dan mempunyai evaluasi yang baik dalam SOU, tapi, jumlah penangkapannya, kurang.. Seung Young saja pesimis, emang siapa yang bisa mereka tangkap? Teroris? Sae Bom tetap optimis. Tidak ada yang tahu yang akan terjadi. Siapa tahu hari ini dia mendapatkan sesuatu.


Ditengah perbincangan, dia mendapat telepon dari Yi Hyun. Mereka masih berhubungan sampai sekarang dan nomor Yi Hyun juga disimpan dengan nama “Aku Penyelamatnya.” Yi Hyun menelepon soalnya nama SOU muncul selama penyelidikan tn. Sung. tn. Sung mengaku mulai bertingkah aneh setelah minum obat baru yang dibeli dari anggota SOU bernama Lee Jeong Tae. Obat itu diklaim legal dan dia membeli sekitar 3-4 pil, namun, sudah dihabiskan. Makanya, dia menelepon Sae Bom untuk memperingatinya agar berhati-hati.




Sae Bom yang sedang ingin memenuhi angka penangkapan, semangat setelah mendengarkan laporannya. Dia mengira kasus ini hanya seperti perdangangan obat ilegal dan dia akan mengungkap organisasi dibaliknya. Makanya, dia menyudahi makan dan bergegas mencari Lee Jeong Tae untuk diinterogasi. Dia pergi sendiri tapi Seun Young mengikutinya karena khawatir. Mereka pergi ke ruangan latihan dan malah melihat Lee Jeong Tae sedang melakukan sesuatu dengan seseorang. Dari luar, kelihatan seperti mereka sedang hmhm.


Sayang, dugaan salah. Mereka bukan sedang hmhmhm, tapi Jeong Tae sedang menggigit leher anggota SOU. Matanya keruh dan tingkahnya sangat aneh. Agresif dan sangat kuat. Meskipun Sae Bom sudah mengeluarkan pistol dan memperingatinya, dia seperti tidak mengerti dan tetap maju meyerang. Sebuah tembakan mengenai kakinya, namun, dia masih tetap bisa bergerak dan menerjang Sae Bom. Sekuat tenaga, Sae Bom berusaha bertahan. Jeong Tae seperti binatang buas dan hanya terfokus untuk menggigit leher. Seung Young membantu. Sae Bom berusaha menahan Jeong Tae dan menyuruh Seung Young untuk membawa korban keluar duluan.




Sekarang, Sae Bom harus berusaha kabur dari Jeong Tae. Jeong Tae sangat aneh. Seperti zombie. Sudah dipukuli kursi besi, ditimpa lemari besi dan ditembak sekali lagi dipanggul, namun tetap bisa berdiri dan menyerang. Seolah tidak merasakan sakit. Dia juga terus berteriak – teriak seperti menggeram. 


Sae Bom berhasil keluar dari ruangan dan menutup pintu dari luar. Namun, Jeong Tae tetap saja berusaha kabur dengan membenturkan kepala ke kaca pintu. Aneh. Dia seolah tidak mengerti konsep pegangan pintu. Seperti tidak punya akal. (Maksudku, kalau pintu tertutup, kita pasti mencoba membukanya terlebih dahulu dengan memegang pegangan pintu kan, tapi Jeong Tae enggak. Dia hanya membenturkan tubuh ke pintu).

 Seung Young dan Sae Bom sangat bingung dengan yang terjadi pada Jeong Tae. Sae Bom selalu memegang pistol dan siap menembak kapan saja Jeong Tae berhasil kabur. Dia menyuruh Seung Young untuk segera pergi membawa korban untuk diobati sementara dia tetap siaga di sana. Seung Young melakukan sesuai perintahnya sembari berteriak meminta tolong pada petugas lain.


Agrhhh!!! Teriakan keras Jeong Tae menggema dari dalam ruangan. Perlahan, Sae Bom mendekat ke pintu dan mengintip dari kaca pintu. Terdengar suara rintihan kesakitan Jeong Tae yang meminta dipanggilkan ambulans. Jeong Tae sudah kembali sadar.


Para petugas yang mendengar teriakan Seung Young sudah berkumpul. Sae Bom memperingati mereka untuk berhati-hati agar tidak digigit. Terlihat kalau Sae Bom sangat shock dengan yang terjadi. Setelah keadaan terlihat aman terkendali, dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tangan yang berlumuran darah juga menenangkan diri.  Tidak ketinggalan, dia menelepon Yi Hyun dan berteriak marah karena Yi Hyun tidak memberitahu kalau ini berbahaya! Dia hampir saja mati!!


Yi Hyun nggak mengerti dan meminta penjelasan. Sae Bom tidak menjelaskan dan malah bertanya, kenapa Jeong Tae tidak merasa sakit bahkan setelah ditembak? Yi Hyun makin bingung dan ingin tahu apa Sae Bom baik-baik saja? Sae Bom menjawab kalau dia baik-baik saja. Namun, bagaimana Yi Hyun menangkapnya tanpa senjata? Ah, keduanya sama-sama nggak nyambung.


Yi Hyun makin bingung dan mencoba bertanya pelan-pelan pada Sae Bom. Apa dia bertemu Lee Jeong Tae? Apa dia mencoba menggigitnya? Sae Bom membenarkan. Lagi berbincang, Sae Bom baru menyadari kalau ada luka di samping telapak tangannya.


Sementara itu, Jeong Tae sudah diamankan. Mulutnya dipakaikan alat pengaman gitu, supaya tidak bisa menggigit. Yang membawa bukan petugas SOU, tapi petugas lain yang sudah memakai pakaian pelindung lengkap. Yang memimpin para petugas itu adalah seorang pria bernama : Han Tae Seok.


Sae Bom melihat lukanya dan teringat kalau luka itu didapatkan saat dia mencoba menghentikan Jeong Tae. Luka cakaran Jeong Tae. Dia masih belum selesai bicara dengan Yi Hyun dan sudah ada yang mengganggu. Han Tae Seok. Dia masuk ke dalam toilet wanita bersama para petugas untuk membawa Sae Bom. Dia menjelaskan kalau Jeong Tae mungkin mengidap penyakit menular dan Sae Bom harus dibawa untuk menjalani pemeriksaan. Mengenai penyakit menularnya, mereka masih menyelidiki. Yi Hyun yang masih ditelepon, jelas bingung mendengar ada suara lain.

Tae Seok mengambil telepon dari tangan Sae Bom dan bicara pada Yi Hyun, “Pusat Manajemen Krisis CDCH, Letnan Kolonel Han Tae Seok. Koprla Yoon akan meneleponmu kembali,” ujarnya dan mengakhiri telepon.



Meskipun bingung dengan kondisinya, Sae Bom melakukan sesuai yang diperintahkan. Dia memberikan senjatanya dan mengikuti mereka ke laboratorium untuk pemeriksaan menyeluruh. Seung Young yang baru kembali, heran melihat Sae Bom dibawa pergi. Tae Seok berujar padanya kalau kejadian tadi adalah kecelakaan dan Seung Young harus tetap diam (tidak memberitahu siapapun). Sae Bom akan dibawa untuk diperiksa karena ada kemungkinan terinfeksi.

Post a Comment

Previous Post Next Post