Sinopsis K-Drama
: Happiness Episode 03 part 1
Semua
tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah
fiksi
Yi Hyun
langsung mengebut menuju markas rahasia militer begitu mendengar kalau ada
masalah di sana dan Sae Bom berada di tempat itu. Karena begitu mendadak, Jung
Kook sampai nggak diberitahu dibawa kemana. Makanya, Jung kook kaget saat
mereka tiba di depan gedung yang dijaga oleh banyak tentara bersenapan. Bukannya merasa takut akan masuk ke markas
rahasia militer, Jung Kook lebih ke perasaan menyesal karena tidak membawa
tteok istrinya untuk dibagikan kepada para tentara.
Sebelum
masuk, seorang petugas memberikan senapan pada Tae Seok. Sementara Yi Hyun
meminta diberikan granat cahaya yang ada disaku si petugas. Setelah mendapatkan
senjata, mereka langsung menuju ke lapangan dimana truk pendingin berada. Jung
Kook ditinggal sendirian di sana dalam keadaan bingung, mengenai apa yang
sebenarnya terjadi hingga semua orang begitu waspada dan membawa senjata.
Sae Bom
melihat kursi yang menahan pintu truk sehingga tidak bisa tertutup. Dan dari
sela-sela pintu tersebut, dia bisa mendengar suara Seung Young, menjerit. Perasaannya
sebagai seorang teman, membuatnya tidak bisa meninggalkan Seung Young disana
dan ingin menyelematkannya. Nekat, meskipun sudah dihalangi Ji Soo, dia
menerobos masuk ke sana setelah mengambil besi penahan seorang tentara. Dengan
kekuatannya sendiri, dia berusaha menahan para ‘zombie’ itu sembari
mengeluarkan Seung Young. Tentu saja itu hal yang mustahil untuk dilakukan. Dia
bisa menahan ‘zombie’ dengan sekuat tenaga, namun, mustahil untuk menarik Seung
Young yang terseret di antara kerumunan ‘zombie’ tersebut sambil menahan para
‘zombie’ lain. Ditengah krisis tersebut, petugas malah memutuskan untuk menutup
pintu truk dan membiarkan Sae Bom terkurung didalam sana.
Beruntung
bagi Sae Bom, Yi Hyun tiba disaat yang tepat. Dia tiba saat melihat pintu ditutup
dan Sae Bom ada di dalam sana. Tidak butuh waktu sedikitpun untuk memutuskan,
Yi Hyun langsung masuk untuk menyelamatkan Sae Bom. Dia menarik Sae Bom keluar
meskipun berat karna Sae Bom dalam keadaan memeluk erat Seung Young untuk
menyelamatkannya dari kerumunan zombie. Begitu mereka berhasil keluar, para
petugas sigap menutup pintu lagi. Sulit karna para zombie begitu kuat mendorong
pintu dan berusaha kabur. Saat itulah Yi Hyun melemparkan granat cahaya yang
tadi dimintanya dari para petugas ke dalam truk pendingin. Begitu granat
meledak, para zombie menjadi lemah dan truk pendingin bisa ditutup.
Seung
Young langsung diamankan. Sae Bom dalam keadaan shock melihat zombie-zombie beringas
yang lebih mengerikan daripada Lee Jong Tae. Rasa shock itu bercampur menjadi
rasa penuh terimakasih karena Yi Hyun menyelamatkannya. Dan dibandingkan
mengkhawatirkan diri sendiri, Yi Hyun lebih mengkhawatirkan keadaannya.
= H A P P I N E S S =
Seung Young tidak bisa lagi mengelak dan harus
menjalani karantina di tempat tersebut.
Dia diikat ke kursi roda. Kondisinya belum seburuk Lee Jong Tae. Begitu
sudah mendapatkan kesadarannya kembali, dia meminta maaf pada Sae Bom atas
tindakannya. Dia nggak mengerti kenapa dia mengambil keputusan tersebut. Hal
itu terbesit begitu saja dibenaknya. Dia ingin melakukan sesuatu karena mati
terdengar tidak adil.
Saat
berada di dalam truk pendingin itu, keadaan sangat kacau. Dia juga melihat
semua penderita kritis. Dan dia takut jika dia menjadi seperti itu. Apa yang
akan terjadi pada keluarganya? Pada anak-anaknya? Sae Bom terdiam. Dia tidak
mampu mengatakan kata apapun untuk menenangkan Seung Young.
Sae Bom
hanya merasa kecewa pada apa yang sudah dilakukan kepada militer kepada para
pasien. Dia menyatakan hal itu pada Ji Soo. Ji Soo tidak bisa menerima ucapan
Sae Bom. Bukan hanya dia yang merasakan kekecewaan dan kemarahan, tapi dia
juga. Lima rekannya sudah terinfeksi saat menangani para pasien. Dan apa lagi
yang bisa mereka lakukan?
Yi Hyun berada
di depan pendingin dengan Tae Seok. Tae Seok menanyakan, bagaimana Yi Hyun bisa
tahu granat setrum bisa berhasil kepada para pasien? Jawabannya karena para
tentara membawanya. Jika tidak berguna, tidak akan dibawa. Reaksi Yi Hyun sama
seperti Sae Bom, merasa marah karena pasien dikurung di dalam truk pendingin.
Apa mereka mengurung semua pasien di sana dan menunggu mereka mati?
“Apa lagi
yang bisa dilakukan? Mereka tidak rasional. Mereka hanya mencari darah segar.
Apa kami harus memberi mereka manusia untuk dimangsa?”
“Tapi
mereka masih hidup! Kita harus bertahan!”
“Kami
bertahan sekarang. Kami melindungi pasien bergejala ringan. Kami juga
mengisolasikan pasien dengan gejala parah.”
Yi Hyun
tidak menerima penjelasannya. Dia yakin Tae Seok hanya menganggap semua yang
ada di dalam truk sebagai monster yang tidak akan segan-segan ditembaknya jika
mereka menghampirinya! Tae Seok kelihatannya tidak peduli dengan apapun
pendapat Yi Hyun. Yang penting baginya adalah bertahan hidup. Dia berusaha
keras bertahan agar bisa melindungi keluarganya.
Masih
belum selesai bicara dengan Yi Hyun, Sae Bom sudah datang untuk bertanya,
sampai kapan dia akan menyembunyikan semua ini? Dia mau Tae Seok mengungkap
semuanya ke publik kemudian mereka bisa membahas akan bagaimana mengobati
mereka yang terinfeksi! Jika tidak segera dieskpos, dia yang akan melakukannya!
Setelah
memberi peringatan tersebut, Sae Bom pergi. Yi Hyun mengikuti setelah berujar
pada Tae Seok, “Mereka (para pasien) juga masih berusaha bertahan dengan semua
yang mereka punya).”
Adegan
kemudian beralih memperlihatkan bagaimana masyarakat hidup setelah COVID-19.
Semakin banyak alat pembayaran cashless yang
diterapkan, orang-orang menggunakan masker dan menjaga jarak.
--
Sae Bom
kelihatan terpukul dengan semua yang dilihatnya tadi. Dunia akan segera berubah
lagi. Padahal dia sudah menabung dan merencakan perjalanan. Dan semua ini
terjadi. Sebenarnya, Sae Bom kelihatan menyembunyikan ketakutannya dengan
berpura-pura tangguh dan cuek. Yi Hyun yang bisa mengerti yang dirasakannya.
Dia berusaha menghibur dengan membahas luka cakaran yang Sae Bom dapatkan sudah
membaik. Tidak perlu khawatir. Dia yakin, mereka akan mengembangkan obat dan
vaksin untuk penyakit ini. Dan dia yakin, mereka akan bia melewati masa sulit
ini.
Baru juga
kembali, Sae Bom sudah ditagih kaos SOU yang dijanjikannya sama Kim Se Hun. Sae
Bom saja sudah lupa dan berjanji akan membawakannya lain hari karena dia sibuk
hari ini. Di dalam lift, mereka juga bertemu dengan Seo Yoon dan Ibunya. Btw, lift ini mempunyai dua pintu, depan
belakang. Sepertinya, basement untuk
masuk ke pintu lift juga dibedakan antara lantai bawah dan lantai atas. Yang
masuk berikutnya ke lift adalah Oh Joo Hyeong dari kamar 601 bersama
selingkuhannya, Woo Sang Hee. Sikap keduanya mencurigakan. Yi Hyun sempat
melihat ada bekas darah memudar diujung lengan baju Joo Hyeong.
Agenda
Sae Bom dan Yi Hyun hari ini adalah melakukan video call ke orang tua Yi Hyun.
Karena menikah terlalu mendadak, mereka jadi belum menyiapkan apapun selain
mendaftarkan pernikahan. Untungnya, Ibu Yi Hyun menyukai Sae Bom yang sudah
lama dikenalnya. Lagi video call, kamar diatas mereka, 601, kembali berisik.
Jadi Yi Hyun pergi untuk menegur lantai atas sementara Sae Bom berbincang
dengan Ibu mertuanya. Ibu Yi Hyun merasa berterimakasih karena Sae Bom menikah
dengan Yi Hyun dan meminta bantuan untuk merawat Yi Hyun. Dia bilang kalau Yi
Hyun adalah anak baik tapi terkadang emosional.
Ternyata
yang menegur 601 bukan hanya Yi Hyun tapi juga dari kamar 602, Hae Sung. Joo
Hyeong meminta maaf dan menjelaskan kalau istrinya sakit. Istrinya terus
melempar barang dan berteriak. Untuk mendukung pernyataannya, dia
memperkenalkan Saeng Hee yang bekerja sebagai manager di klinik dermatologi
istrinya dan datang karena mengkhawatirkan kondisi istrinya. Yi Hyun sedikit
curiga melihat gelagat Sang Hee yang ketakutan. Dia pun bertanya, apakah istri
Joo Hyeong menunjukkan sikap seperti mau menggiit dan mencakar? Joo Hyeong
menjawab tidak. Dia berjanji tidak akan berisik lagi karena istrinya sudah
diberikan obat tidur. Sebelum pergi, Yi Hyun menanyakan nama klinik dermatologi
istrinya.
Hari
sudah malam dan saatnya untuk tidur. Seperti biasa, sebelum tidur, Sae Bom dan
Yi Hyun berbincang. Kali ini topiknya mengenai rencana pesta pernikahan dan
bulan madu mereka. Mereka berencana untuk menjadikan Jung Kook sebagai MC acara
dan Seung Young sebagai penyanyi di acara wedding mereka, jika dia sudah
sembuh.
Semoga
saja dunia segera membaik dan mereka bisa mewujudkan rencana pernikahan mereka.
--
Di saat
Yi Hyun dan Sae Bom sudah mulai tidur, Tae Seok masih bekerja. Dia kembali ke
tempat si pengedar obat tadi ditinggal dalam keadaan terbogol. Dan seperti yang
sudah diduga oleh Tae Seok, salah satu rekan yang dibawa si pengedar, sudah
mengalami gejala penyakit gila sehingga menggigit rekan yang lain. Si pengedear
sendiri, hanya mampu meringkuk ketakutan tanpa suara karena takut akan
diserang. Untung Tae Seok kembali saat itu. Tanpa ragu sedikitpun, Tae Seok
menembak dada si penderita dan memeriksa bagasi mobil. Di dalam bagasi ada
mayat si penderita yang tadi sudah ditembaknya dan ada banyak obat Next. Tae
Seok mengambil semua obat itu dan pergi keluar. Dia tidak datang sendirian
melainkan bersama pasukan. Pasukan milter lah yang membereskan tempat itu.
--
Esok
hari,
Media-media
sudah memberitakan penyakit gila yang menjangkiti orang-orang, namun,
pemerintah masih belum membuat pernyataan apapun.
Dan mari
kita lihat kehidupan para penghuni apartemen Seyang. Di tempat tinggal Seo Yoon,
pagi-pagi sekali, dia sudah harus melihat pertengkaran kedua orang tuanya.
Keduanya bertengkar saat membicarakan pengobatan penyakit Seo Yoon. Seo Yoon
tidak suka mendengar pertengkaran, memilih pergi mencari Sae Bom untuk bermain.
Seperti biasa, Sae Bom menyambutnya dengan ramah dan mengajaknya makan tteok
bareng.
Di kantor
polisi, Yi Hyun sedang menyelidiki klinik dermatologi yang dibilang oleh Joo
Hyeong, tempat istrinya bekerja. Di website klinik tersebut, terpampang foto
Park Min Ji, istri Joo Hyeong, sebagai dokter utama di klinik itu. Yi Hyun kan
curiga kalau terjadi sesuatu di apartemen Joo Hyeong, soalnya suara ribut yang
terus terdengar dan tingkah mencurigakan Joo Hyeong kemarin, maka dia menelepon
ke klinik tersebut dan berpura-pura ingin membuat janji temu dengan Park Min
Ji. Resepsionis yang menerima telepon, menyampaikan kalau Min Ji mengambil cuti
sepekan dan baru bisa menerima janji temu mulai pekan depan. Yi Hyun kemudian
mengarahkan pertanyaan dengan menanyakan manager klinik yang mempunyai
ciri-ciri berambuh panjang sepinggang dan berkelopak mata ganda. Resepsionis
mengenali yang dibicarakan oleh Yi Hyun adalah Sang Hee dan menyampaikan kalau
Sang Hee mengambil cuti. Setelah mendapatkan informasi, Yi Hyun mengakhiri
telepon.
Tadi
pagi, keadaan mulai tenang. Tapi, kemudian, salah satu stasiun TV mulai
memberitakan video rekaman eksklusif yang mereka dapatkan dari Seung Young. Ya,
video yang kemarin Seung Young rekam di truk pendingin, sempat Seung Young
kirimkan ke reporter sebelum dia terjangkit penyakit tersebut. Video itu
menarik perhatian masyarakat. SMS juga sudah mulai disebarkan terkait penyakit
tersebut.
Sae Bom
juga kelihatan cemas. Dia memeriksa isi kulkasnya dan kosong melompong. Karena
itu, dia pergi ke minimarket yang ada di kawasan apartemen dan membeli banyak
barang untuk stock rumah. Anehnya, tidak ada satupun orang yang melakukan panic buying . Semuanya masih tetap
tenang seolah tidak ada apapun yang terjadi.
Sae Bom
jelas bingung, padahal sudah menerima SMS peringatan, kenapa semua tetap
santai? Petugas kasir, Lee Bo Ram,
berkomentar kalau SMS seperti itu sudah sering disebarkan, yah jadi
kayak dianggap peringatan biasa saja gitulah.
Kembali
ke apartemen, Sae Bom melihat seorang wanita dengan penampilan mewah, Oh Yeon
Ok, dari unit 1202, sedang menempelkan kertas berisi foto Sae Bom saat kemarin
membuka pintu darurat di lantai 6 yang menjadi pembatas antara unit penyewa dan
unit pembeli. Itu sebagai peringatan. Dia menyebut dirinya sendiri sebagai
perwakilan penghuni dan memperingatinya untuk lebih berhati-hati. Sae Bom
merasa tindakannya tidak salah. Pintu itu digunakan untuk keadaan darurat. Jika
sempat terjadi kebakaran dan pintu ditutup, bagaimana orang akan kabur?
“Pintu
itu disebut firewall dan berfungsi
untuk menghalangi api. Pintu itu memastikan api tidak menyebar. Apa yang akan
terjadi jika tetap terbuka? Apinya akan menyebar,” jawab Yeon Ok.
“Kamu
bisa menutup pintunya, bukan memblokir atau menguncinya. Nanti tidak ada yang
bisa mengevakuasi diri.”
Yeon Ok
tetap keras kepala. Kelihatan sekali kalau dia memandang remeh para penghuni
apartemen unit penyewa. Dia juga membela unit 601 yang membuat keributan di
malam hari dan mengganggu unit yang ada dibawah dan disampingnya. Dia menyebut
kalau istri 601 sedang sakit dan mereka tidak boleh asal menyimpulkan kalau
suara ribut yang terdengar berasal dari unit apartemennya.
Perdebatan
mereka terlihat sama nenek Ji Sung Sil, dari unit 302. Dia menasehati mereka
untuk tidak bertengkar dan datanglah ke gereja. Karena ajakan itu berasal dari
unit penyewa, mana mungkin Yeon Ok mau menerima undangan itu. Sikapnya
benar-benar menyebalkan.
Baru juga
membahas hal itu, saat Sae Bom kembali ke apartemennya, unit 601 kembali
membuat keributan. Menjengkelkan.
Di tempat
lain, Yi Hyun mempunyai firasat kuat terjadi sesuatu pada Park Min Ji dari unit
601. Makanya dia mengikuti Sang Hee (bukan mengikuti sih, cuma tadi waktu dia menelepon klinik, resepsionis sempat bilang kalau Sang Hee datang. Jadi, Yi Hyun sudah menunggu dari tadi di depan klinik hingga Sang Hee keluar) dan disaat yang tepat, dia menunjukkan
kartu identitas polisinya dan menyuruhnya memberitahu apa yang terjadi di unit
601.
Sae Bom
sudah nggak tahan lagi dan langsung pergi menegur ke unit 601. Joo Hyeong
kelihatan lelah dan hanya menjawab singkat kalau dia akan membawa istrinya ke
rumah sakit hari ini, jadi mohon bersabar. Sae Bom nggak bisa membiarkannya
kali ini, soalnya dia melihat bercak darah diujung lengan baju Joo Hyeong!
Kecurigaannya muncul kalau Park Min Ji terjangkit penyakit gila. Apa Park Min
Ji menggigitnya? Tidak ada jawaban dari Joo Hyeong! Sae Bom langsung menerobos
masuk dan tidak takut walau diancam akan dilaporkan ke polisi.
Dari arah
sebuah kamar, terdengar suara pukulan di dinding. Joo Hyeon sudah ketakutan dan
berbisik menyuruh Sae Bom untuk tidak mengetuk pintu. Dia menyuruh Sae Bom
tidak melakukan apapun. Istrinya sudah seperti itu selama 2 hari dan menyerang
orang. Tadinya dia berniat menelepon temannya yang seorang psikiater.
“Bagaimana
dengan matanya?”
“Pupilnya
menjadi putih.”
Sae Bom
yang sudah sedikit berpengalaman dengan kejadian ini, memberitahu kalau
penderita tidak selalu dalam mode zombie. Sekarang, sudah tidak ada suara ribut
dan mungkin kondisi Park Min Ji dalam keadaan normal sekarang. Makanya, Sae Bom
berani untuk membuka sedikit pintu dan mengintip ke dalam. Ruangan itu adalah
ruangan kamar mandi. Dan tiba-tiba saja, Joo Hyeong mendorongnya masuk ke dalam
dan menahan pintu dari luar.
Di dalam,
berbeda dari perkiraan Sae Bom, Min Ji tidak dalam keadaan normal. Dia masih
dalam keadaan zombie dengan tubuh dipenuhi darah. Sae Bom panik dan refleks
bersembunyi di balik bilik kaca shower. Dari luar, terdengar suara Joo Hyeong melapor
ke polisi kalau istrinya terkena penyakit gila dan tetangga apartemen
dibawahnya dalam keadaan bahaya.
Entah apa
yang dipikirkan oleh Sae Bom. Entah karena memikirkan nyawanya atau bagaimana,
saat mendengar suara Joo Hyeong menelepon, dia membuka pintu kamar mandi
sehingga Min Ji bisa keluar dari sana. Kondisi Min Ji agak berbeda dari pasien
biasa. Dia kelihatan tidak tertarik pada Sae Bom, namun, sangat tertarik saat
melihat Joo Hyeong. Joo Hyeong panik melihat Min Ji keluar dari kamar mandi dan
langsung kabur keluar apartemen dengan membiarkan pintu apartemen dalam keadaan
terbuka. Setelah mendengar suara kedua orang itu kabur, Sae Bom baru keluar
dari bilik shower dan mengambil bantal sofa, kemudian mengejar keduanya. Disaat
itu, hp nya berbunyi. Telepon dari Yi Hyun yang baru saja kembali. Dia
memperingatinya untuk tidak ke lantai atas meskipun mendengar suara berisik.
Sae Bom menjawab kalau sudah terlambat karena dia sudah dilantai atas. Setelah
mengatakan itu, dia mengakhiri telepon.
Yang
terjadi selanjutnya, sudah bisa ditebak. Joo Hyeong berusaha kabur dari Park
Min Ji. Kondisi Park Min Ji juga terlihat sama semua penghuni dan menimbulkan
keributan. Sae Bom berusaha menghentikannya. Dia lagi-lagi hampir celaka kalau
Yi Hyun tidak muncul di saat yang tepat. Agar Min Ji tidak bisa bergerak leluasa, Yi
Hyun memborgol tangannya.
Setelah
semuanya tenang, Joo Hyeong baru berani keluar dari persembunyiannya. 119 juga
tiba tidak lama kemudian setelah menerima laporan dari Joo Hyeong tadi.
Keduanya, Min Ji dan Joo Hyeong dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Min Ji
dibawa dengan tubuh yang diikat ke ranjang.