Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 03 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 03 part 2


Selama Joo Hyeong dibawa ke rumah sakit, Yi Hyun pergi ke apartemennya untuk pemeriksaan. Di sana, dia menemukan stick golf yang ujungnya di penuhi darah. Stick itu dibawanya menjadi barang bukti. Di kamar mandi juga dipenuhi dengan darah. Dan di salah satu rak lemari, ada tempat obat berisi obat Next.




Kejadian ini membuat penghuni apartemen yang melihat kejadian tadi mulai melakukan panic buying. Tentu saja, mereka melihat sendiri bagaimana mengerikannya penyakit gila.



Nenek Sung Sil yang sudah tua dan melihat kejadian tadi, mau menceritakannya pada suaminya, Kim Hak Je, tapi malah diabaikan. Mau bercerita pada putranya, Kim Dong Hyun, juga diabaikan. Tidak ada yang peduli dengannya.


Pemerintah juga sudah melakukan konferensi pers terkait penyakit gila. Yang menjadi pembicara adalah Han Tae Seok. Dia menjelaskan kalau penyakit orang gila sudah menyerang ke panti jompo dan penampungan tunawisma. Selagi melakukan analisis menyeluruh para pasien, mereka telah mengonfirmasi kalau penyakit orang gila memang nyata. Menurut analisis mereka, penyakit ini merupakan varian dari virus. Begitu terinfeksi, si pasien hanya menyerang orang lain dan mencoba menggigit leher mereka. Sebelum gejalanya muncul, pasien mengalami kehausan ekstrem. Jika merasakan gejala tersebut atau menemukan orang dengan gejala tersebut, tolong hubungi Markas Pusat Penanggulangan Bencana segera di 1639.


Konferensi pers itu ditonton sama Sae Bom dan Yi Hyun. Setidaknya, Tae Seok melakukan yang mereka inginkan dan mengungkap penyakit ke masyarakat. Ngomong-ngomong, Yi Hyun menegur Sae Bom untuk lain kali tidak menerobos rumah orang dan kalau ada sesuatu, hubungi dirinya dulu. Sae Bom membela diri kalau dia hanya mau memeriksa dan kemudian menelepon 119. Tapi, Joo Hyeong malah mendorongnya ke dalam kamar mandi dan bilang itu kesalahan. Anehnya, Min Ji tidak menyerangnya dan hanya menyerang Joo Hyeong.

“Aku akan menyelidikinya dan jika ada masalah, kutangkap suaminya,” ujar Yi Hyun.


Suntuk, tidak tahu mau ngapain lagi, mereka memutuskan untuk jalan-jalan keluar. Baru juga keluar apartemen, mereka sudah dicegat sama Yeon Ok yang meminta mereka merahasiakan kejadian hari ini pada orang luar. Itu hal mustahil karena ada banyak orang yang melihat kejadian tadi. Yeon Ok menjawab kalau yang melihat semuanya adalah penghuni apartemen dan sulit bagi orang luar untuk masuk ke kawasan apartemen ini. Semua akan baik-baik saja selama mereka sepakat untuk tetap diam dan menganggap ini bukan insiden serius. Tujuannya menyembunyikan itu karena takut harga apartemen mereka akan jatuh begitu rumor tersebar. Ckckc. Disaat seperti inipun, hanya harga apartemen yang dipikirkannya! Miris!



Ditengah malam, saat Sae Bom sudah tidur, Yi Hyun pergi keluar. Di basement, dia bertemu dengan Joo Hyeong yang baru saja kembali dari rumah sakit. Dia bersikap sarkas, mengucapkan terimakasih karena Yi Hyun sudah menolongnya hari ini (Yi Hyun meninju perutnya tadi). Setelah dibalas sama Yi Hyun kalau Joo Hyeong akan dikirim ke penjara setelah karantina, Joo Hyeong berteriak akan mengajukan keluhan pada kepolisian terkait Yi Hyun setelah selesai karantina.



Yi Hyun pergi menemui Tae Seok untuk menunjukkan obat Next yang ditemukannya di apartemen Joo Hyeong. Dia meminta dipertemukan dengan Park Min Ji. Park Min Ji dirawat di sana dengan keadaan badan diikat sepenuhnya ke ranjang dan mata ditutup dengan kain putih. Saat Yi Hyun membuka penutup matanya, Min Ji langsung bereaksi seperti hendak menerkamnya. Kondisinya sangat aneh karena seharusnya dia sudah berada dalam kondisi normal.



Ji Soo menjelaskan kalau seharusnya, Min Ji sudah mati. Namun, penyakit itu berkembang tepat sebelum dia meninggal dan dia masih hidup sekarang karena virus tersebut. Jadi, saat kondisinya sudah normal, dia mungkin akan mati. Bagian dalam kepala Min Ji sudah berantakan. Sepertinya, Min Ji menyadari itu karenanya dia tetap dalam kondisi zombie.     


“Mungkin karena dia merasa tidak adil. Dia ingin memberitahu dunia siapa yang membunuhnya,” simpulkan Yi Hyun. “Bu Park, jangan khawatir. Aku akan menangkap orang yang melakukan ini padamu,” janji Yi Hyun.

Dari sorot matanya, seolah Min Ji mengerti ucapan Yi Hyun.


Di unit apartemen 601, Joo Hyeong sedang menghapus bukti kejahatannya. Dia membersihkan semua bekas darah yang ada di setiap sudut rumahnya. Semuanya dibersihkan seolah-olah tidak pernah ada kejadian apapun yang terjadi di apartemennya.



Setelah Yi Hyun pergi, Tae Seok dan Ji Soo pergi ke salah satu truk pendingin. Disanalah si pengedar dikurung. Tae Seok menyuruhnya untuk tidak berisik atau dia akan membangunkan semua teman-temannya yang dia sebut ‘anjing penjaga’. Dia kesana untuk menanyai si pengedar mengenai obat Next yang didapatkan Min Ji. Apa dia menjual obat itu di Apartemen Le Ciel Hutang Seyang?

“Kamu akan membiarkanku pergi jika ku beritahu?” tanya pengedar.

“Menurutmu, kenapa kamu di sini?”


Jawabannya terlihat dari bekas luka menghitam yang ada di pergelangan tangan si pengedar. Dia telah terjangkit penyakit gila. Pengedar mulai ketakutan dan memohon dibiarkan hidup dan dia akan memberitahu semuanya.

“Jika ada sesuatu yang sangat kamu inginkan, jangan menyerah sampai kamu dapatkan. Jadi, pikirkanlah baik-baik hal yang kamu inginkan,” ujar Tae Seok, terdengar dingin.

--



A new day, a new disaster, a new hope

Hari ini, Nenek Ji Sung Sil, penghuni dari unit apartemen 302, kelihatan tidak sehat. Dia terus berbaring di sofa. Dia bilang pada suaminnya kalau dia hanya merasa sangat terkejut dengan kejadian kemarin. Bukannya menanyakan apa yang terjadi atau bagaimana, dia malah memarahi istrinya lemah. Udah gitu, pas istrinya menitipkan dibelikan hamburger, kakek Hak Je memarahinya untuk makan nasi bukan roti.


Yi Hyun masih menyelidiki kasus Min Ji. Disaat itu, Ji Soo menelepon untuk mengabari kalau Min Ji sudah meninggal. Sampai akhir hidupnya, dia tidak menyerang siapapun dan hanya berbaring dalam keadaan linglung. Yi Hyun berterimakasih atas informasinya. Sekarang, saatnya Yi Hyun memenuhi janjinya pada Min Ji, menangkap pelaku yang telah membuatnya menjadi seperti itu.



Bersama dengan Jung Kook, dia pergi ke unit apartemen Joo Hyeong untuk menangkapnya. Sebelum ditangkap, mereka memberitahu dulu kalau Min Ji meninggal. Joo Hyeong langsung berakting sedih dan terpukul. Sikapnya aja yang begitu, tapi sebenarnya dia senang. Apalagi dia sudah membersihkan seluruh TKP. Sayangnya, dia salah perhitungan. Dia lupa kalau senjata pembunuhnya, sebuah tongkat golf, menghilang. Senjata itu yang dibawa oleh Yi Hyun kemarin untuk penyelidikan.

Joo Hyeong masih mencoba berkelit kalau dia memukuli kepala Min Ji dengan tongkat golf sebagai bentuk perlindungan diri saat Min Ji mencoba menggigitnya.

“Jika bukan karena penyakit orang gila, keinginanmu pasti sudah terwujud. Benar, bukan? Dia seharusnya sudah mati saat kamu memukul kepalanya dengan tongkat golf itu. Tapi kemudian dia terinfeksi dan tidak bisa mati. Jika bukan karena itu, kamu akan berhasil membuang jasadnya dan melakukan kejahatan sempurna.”


“Kejahatan sempurna? Apa maksudmu?!” teriak Joo Hyeong, berakting seolah tidak mengerti.

“Ini laporan forensik untuk darah yang ditemukan di tongkat golf itu. “Pukulan yang membutuhkan kekuatan penuh pria dewasa. Pecahan tulang okspital dan jaringan otak ditemukan. Senjata itu  diayunkan dengan niat membunuh.”.”


Joo Hyeong masih membela diri kalau dia hanya membela diri. Tidak mungkin dia membiarkan Min Ji menggigitnya. Yi Hyun menuduh bukan tanpa alasan. Dia sudah memeriksa catatan kriminal Joo Hyeong dan mendapati kalau Joo Hyeong pernah terlibat dalam praktis medis ilegal dan izin praktiknya dicabut. Joo Hyeong juga sudah menyatakan kebangkrutan dan menyerahkan kliniknya pada Park Min Ji. Joo Hyeong pasti berpikir bisa bangkit kembali jika Min Ji mati.

Mau seperti apapun asumsi yang Yi Hyun ucapkan akan percuma jika Joo Hyeong mengakui pemukulan atas dasar pembelaan diri, bukan membunuh. Yi Hyun juga nggak bodoh datang tanpa persiapan. Dia berani menangkap Joo Hyeong karena mereka sudah mempunyai seorang saksi. Woo Sang Hee. Joo Hyeong tidak bisa lagi mengelak. Tangannya diborgol oleh Yi Hyun untuk dibawa pergi ke kantor polisi.

--




Di suatu tempat, seperti rumah sakit, Tae Seok menjenguk seseorang. Raut wajahnya menunjukkan kesedihan. Yang ada dihadapannya adalah istrinya. Dia hendak menyentuh tangan istrinya yang terbaring dalam keadan tangan diikat ke ranjang, namun, tidak sanggup. Dia terus teringat saat pulang ke rumah dan melihat istrinya terbaring di lantai dan seseorang menggigiti lehernya. Istrinya telah terjangkit. Tae Seok menghela nafas berat penuh rasa bersalah.


Setelah menemui istrinya, dia memberitahu Ji Soo kalau mereka akan menutup semuanya sesuai rencana. Jika mereka terus menudanya akan semakin banyak orang yang terjangkit.

--


Kakek Hak Je ternyata tidak sejahat yang ku pikirkan. Meksipun tadi memarahi istrinya, tapi dia tetap pergi ke toko fastfood untuk membelikan hamburger. Sayangnya, karena pandemi COVID-19, pelayanan menjadi serba digital. Tidak ada lagi pelayan yang menyambut dan menanyakan pesanan. Semua harus dipesan melalui mesin yang telah disediakan. Kakek Hak Je yang sudah tua dan kurang mengerti teknologi, kesulitan memakai mesin pemesan tersebut. Mau bertanya kepada pelayan, tidak ada orang disana. Mau bertanya kepada anak muda yang mengantri dibelakangnya, semua pada buang muka dan tidak ada niat mau membantu. Akhirnya, dia pergi tanpa memesan apapun.



Sae Bom seperti biasa menghabiskan waktu bersama Seo Yoon. Seo Yoon curhat kalau dia akan menjalani operasi untuk penyakitnya. Karena ayahnya tidak setuju, ibunya akan membawanya diam-diam untuk menjalani test sebelum operasi. Lagi asyik curhat, dia melihat kedatangan Tae Seok. Seo Yoon mengenalinya sebagai ahjussi yang muncul di berita.



Tae Seok dan Sae Bom bicara berdua. Tae Seok memberitahukan kalau penyakit orang gila sudah menyebar di kompleks  apartemen Le Ciel Hutan Seyang. Berita itu jelas mengejutkan. Bagaimana bisa dibilang menyebar kalau hanya ada satu kasus positif. Apa ada lebih dari yang mereka ketahui? Tae Seok menjelaskan kalau mereka sudah menangkap pengedar obat dan menginterogasinya. Si pengedar bilang kalau dia menjual pil obat tersebut di pusat gym basement. Pil itu dibilang bisa meningkatkan konsentrasi dan menurunkan berat badan. Para pembelinya termasuk Park Min Ji dari unit 601. Kesimpulannya, obat itu sudah menyebar ke semua penghuni kompleks yang mempunyai akses masuk ke gym. (Wah, yang punya akses ke gym kan hanya unit pembeli).

“Akan ada banyak orang lain seperti dia. Beberapa akan hidup sendiri dan menyembunyikan fakta bahwa mereka terinfeksi. Kasus akan meningkat, lalu akan langsung terekspos.”

“Lalu, kenapa kau disini? Kau harus mulai menyelidiki.”


“Apa itu akan membantu jika tidak ada obat atau vaksin? Dimana kami bisa menahan semua orang ini, tanpa tahu kapan gejalanya akan muncul? Kami juga tidak bisa membunuh mereka seperti membunuh babi yang terkena flu babi.”


“Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau punya pilihan lain?”

“Ada. Sebuah pilihan,” jawabnya dan melihat sekeliling.



Terdengar suara sirine dan mobil besar memindahkan barang-barang. Pintu keluar basement juga ditutup. Tidak ada satupun yang bisa keluar dari kawasan apartemen itu sekarang. Tempat itu akan menjadi tempat isolasi. Semua orang yang ada di dalam apartemen saat ini, tanpa terkecuali, harus diisolasi.

“Untungnya bagi kita, hanya penghuni yang boleh memakai pusat kebugaran itu dan hanya setengah kompleks sudah dihuni. TK dilantai bawah juga belum dibuka.”

“Kamu akan menutup seluruh kompleks?”

“Sampai kami bisa mendapatkan sebuah tempat dan tenaga kerja untuk menangani semua orang.”


Sae Bom tidak setuju dengan tindakannya. Misalkan jika dia ingin melakukan ini, dia seharusnya menginformasikannya terlebih dahulu kepada semua penghuni. Tae Seok tidak sependapat dengannya. Jika mereka menginformasikan terlebih dahulu, para penghuni akan kabur dan menyebarkan penyakit itu. Dan dia memberitahu Sae Bom hal ini karna dia mengizinkan Sae Bom untuk pergi dari sana sekarang.

Sae Bom menolak. Dia bahkan merasa menyesal karena saat mengetahui apa yang terjadi di markas rahasia itu, seharusnya dia memberitahukan langsung kepada para media. Tae Seok menjawab kalau hal itu tidak akan mengubah apapun. Mereka tetap harus membuat keputusan mengenai apa yang lebih dibutuhkan dan membutuhkan. Dan Sae Bom adalah seseorang yang dibutuhkan (dia tidak terjangkit meskipun mendapat cakaran dari penderita). 

Sama seperti Tae Seok, Sae Bom membuat keputusannya sendiri. Dia akan tetap tinggal di apartemennya. Dia tidak akan kabur dari sana karena itu bukanlah gayanya.



Sementara para penghuni yang berada di dalam tidak bisa keluar, penghuni yang berada diluar masih bisa membuat keputusan untuk pergi jika mereka tidak mau dikurung. Sebelum pintu itu ditutup, mereka masih bisa masuk tapi tidak bisa keluar. Dan begitu pintu sudah tertutup, siapapun tidak lagi bisa masuk dan keluar.

Kakek Hak Je memutuskan untuk masuk. Seorang pria juga memutuskan masuk ke dalam menemui adiknya.



Sae Bom kembali ke unit apartemennya sambil menelepon Yi Hyun. Dia mengira Yi Hyun ada diluar, makanya dia mau memberitahu kalau dia terkunci di dalam apartemen dan jangan masuk ke dalam. Yi Hyun bingung dengan maksudnya. Umur panjang, mereka bertemu di depan lift. Yi Hyun baru saja turun sambil membawa Joo Hyeong untuk dibawa ke kantor polisi.


Saat melihat Yi Hyun muncul dihadapannbya, Sae Bom langsung berlari memeluknya. Ada sedikit rasa lega karena Yi Hyun ada di dalam.

“Kupikir aku sendirian,” ujarnya.

Karena Sae Bom tiba-tiba memeluknya, Yi Hyun jadi tidak mengawasi Joo Hyeong dan Joo Hyeong kabur. Sae Bom menyuruhnya untuk tidak khawatir. Sekarang, siapapun tidak bisa keluar dari apartemen ini. Jadi, Joo Hyeong nggak akan bisa kabur kemanapun selain di kawasan apartemen.


H A P P I N E S S

 

Post a Comment

Previous Post Next Post