Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 05 part 2
Sedang dilakukan pertemuan antara militer
dan petinggi – petinggi negara untuk membahas penyakit gila yang menyebar di
masyarakat. Ji Soo yang bertugas untuk menjelaskan mengenai penyaki tersebut.
Virus penyakit gila disebut juga Virus Lytta adalah virus neurotropika yang
mirip dengan rabies. Virus ini menyebar melalui saraf pusat dan memengaruhi
otak. Infeksi terjadi saat virus itu langsung memasuki aliran darah dan
penderitanya tidak menunjukkan gejala hingga virus mencapai otak. Mereka
meyakini yang terinfeksi mengincar leher untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan
virus untuk mencapai otak. Saat ini, mereka sudah menemukan tiga metode infeksi
: digigit, dicakar atau mengonsumsi Next. Infeksi diyakini dimulai dari orang
yang mengonsumi Next. Masalahnya, otak adalah organ terpenting dan otak
dilindungi oleh sesuatu yang disebut Sawar Darah Otak. Sekalipun mereka
mengembangkan obatnya, itu tidak akan bisa menembus pelindung untuk mencapai
otak.
Kesimpulannya, obat belum dittemukan
hingga sekarang. Akan tetapi, Tae Seok berbohong pada semuanya. Dia bilang
sudah menemukan metode pengobatan menggunakan virus buatan lab yang dilemahkan
sehingga ketika disuntiikkan ke tubuh, tubuh akan mengembangkan antibodi yang
akan bekerja langsung di otak. Namun,
diperlukan wakatu 1 bulan untuk uji cobanya. Nah, kendalanya adalah jumlah
orang yang sudah terinfeksi terus bertambah.
Setelah rapat selesai, Ji Soo meminta
waktu untuk bicara dengan Tae Seok. Dia protes mengenai kebohongan Tae Seok
yang bilang sudah menemukan solusi pengobatan. Faktanya, semua subjek tes
mereka meninggal tanpa membentuk antibodi. Menurut Ji Soo, seharusnya Tae Seok
meminta lebih banyak waktu dan dana. Tae Seok mempunyai pemikiran sendiri. Jika
dia mengatakan bahwa obatnya mustahil dibuat, pemerintah pasti akan memilih
untuk membunuh semua yang terinfeksi untuk mencegah penularan. Yang harus
mereka lakukan sekarang adalah melakukan karantina – karantina pada setiap
wilayah yang sudah mempunyai kasus positif. Hanya itu satu-satunya pilhan untuk
mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Harapan mereka saat ini adalah Sae Bom
yang belum menunjukkan gejala meskipun sudah terkena cakaran. Mereka harus
berdoa agar Sae Bom mampu bertahan hingga masa isolasi berakhir.
--
H-5
Begitu bangun, hal yang dilakukan Yi Hyun
pertama kali adalah mencari peralatan yang bisa digunakan sebagai alat
perlindungan diri, seperti pelindung wajah penangkap bola baseball. Meskipun
kemarin Sae Bom menyuruh agar mereka mengurung diri di dalam apartemen saja
sampai masa isolasi berakhir, Yi Hyun tidak bisa. Dia beralasan kalau
profesinya adalah polisi dan harus melindungi masyarakat. Mana tahu saja masih
ada orang sehat di gedung lain dan mereka harus membantunya.
Sae Bom tidak setuju. Jika mereka
melakukan segala sesuatu untuk menolong, mereka juga tidak mendapatkan apapun.
Dia benar-benar tidak mengizinkan Yi Hyun pergi. Silahkan pilih! Dirinya atau
para penghuni?
Di lobby apartemen, Se Kyu, Moo Hee dan
Andrew sudah bersiap untuk pergi keluar. Seperti janjinya kemarin, Joo Hyeong
memberikan mereka 300 dollar sambil sok menasehati mereka untuk mengutamakan
keselamatan. Tidak lama, kelompok lain bergabung dengan mereka untuk keluar,
yaitu : Yi Hyun dan Sae Bom. Pada akhirnya, Sae Bom memilih untuk ikut dengan
Yi Hyun. Sangat berbeda dengan Yi Hyun, Sae Bom tanpa segan meminta uang yang
dijanjikan Joo Hyeong pada mereka yang mau keluar. Tentu saja, Yi Hyun menolak
menerima uang Joo Hyeong.
Sebelum keluar, Yi Hyun mengistruksikan
pada mereka untuk mengikutinya. Se Kyu menolak. Untungnya, Moon Hee menegur
sikapnya. Yi Hyun tidak mau ambil pusing lagi. Jika mereka tidak mau mati, maka
ikuti dia.
Di unit apartemen 302, Nenek Sung Sil
sedang berdoa untuk kesembuhan orang-orang yang terinfeksi dan untuk keluarga
yang ditinggalkan. Dia sepertinya sedang sangat cemas mengenai hidupnya,
makanya dia berdoa begitu khusyuk. Sayangnya, kakek Hak Je tidak mengerti hal
itu dan menyuruhnya untuk diam sambil memegang pundaknya. Padahal dia hanya
menyentuh sedikit, tapi Nenek Sung Sil bersikap begitu agresif. Dia berteriak
marah menyuruh kakek Hak Je untuk tidak menyentuhnya!! Setelah berteriak, dia
segera pergi masuk ke dalam kamar.
Padahal Ibu nya sedang tidak sehat dan
bersikap aneh, tapi Dong Hyun malah sibuk dengan hal lain. Dia mau ikut kelua
runtuk merekam apapun yang mungkin bisa dijadikan konten. Hanya dia yang keluar
tanpa membawa senjata apapun, hanya sebuah ponsel.
Dunia luar apartemen mereka terlihat
sangat tenang dan damai. Orang-orang dari gedung apartemen lain dan security
juga kelihatan baik-baik saja dan berkumpul di dekat pintu keluar yang ditutup
oleh militer. Mereka sebenarnya adalah orang-orang yang sudah terinfeksi, namun
sedang dalam keadaan normal. Sudah bisa ditebak, mereka tidak akan mau jujur
pada situasi dan berbohong kalau ada salah seorang penghuni yang terduga
terinfeksi dan dikurung di perpustakaan anak. Sae Bom dan Yi Hyun mana mungkin
tertipu pada kebohongan mereka. Jelas-jelas mereka melihat si petugas security
‘menggila’ kemarin untuk mencari darah segar. Ah, tapi percuma juga mereka
ngotot sekarang karena tidak akan ada yang mempercayai mereka.
Dan juga, sejak penyebaran massal infeksi
virus Lytta kemarin, mulai hari ini, petugas militer sudah tidak membagikan
jatah makanan lagi. Akses ke dunia luar benar-benar sudah terkunci. Saat Se Kyu
mendekat ke pintu dan berteriak meminta jatah makanan, barulah mereka menyadari
kalau pintu hitam tersebut penuh dengan bercak darah. Entah darah siapa. Se Kyu
kelihatan sedikit takut sekarang.
Jatah makanan tidak ada, Yi Hyun dan team
memilih untuk mundur. Mereka akan mencari stock makanan di tempat lain, yaitu
supermarket. Sae Bom agak heran sebenarnya melihat security dan orang-orang
dari gedung lain berkumpul di depan pintu padahal jatah makanan tidak
dibagikan. Yi Hyun berspekulasi kalau orang-orang itu mau pergi karena takut
gejalanya kambuh. Jika tidak bisa menahan rasa haus, mereka akan mencari korban
lain. entah apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Sementara itu, Yeon Ok si gila posisi
perwakilah penghuni, pergi menemui Seung Beom yang tangannya diborgol di ruang
gym. Dia menanyakan apakah Seung Beom benar-benar sudah terinfeksi penyakit
gila? Sama seperti jawabannya pada Sae Bom dan Yi Hyun, dia menyangkal. Yeon Ok
tidak percaya sama sekali dengannya. Kenapa? Karena dia tahu kalau Seung Beom
mengisap ganja saat tinggal di Amerika. Dan dia yakin Seung Beom juga memakai
narkoba disini. Bagaimana dia bisa tahu?
Karena dia adalah kakak Seung Beom.
Mereka menyembunyikan hubungan keluarga mereka. Yeon Ok juga lah yang membantu
hingga Seung Beom bisa mendapat pekerjaan di apartemen ini.
“Apa diluar sungguh berbahaya?” tanyanya,
sebelum pergi keluar.
“Jika aku menjadi kau, aku tidak akan
pernah keluar,” jawab Seung Beom, serius.
Jawaban yang tidak dianggap serius,
sayangnya. Meski begitu ada sedikit rasa takut dihatinya saat mau menaiki lift.
Dia teringat pesan Sae Bom kemarin yang bilang untuk tidak naik lift karena
jika menghadapi orang yang terinfeksi di dalam lift, tidak akan tempat untuk kabur.
Saat dia teringat akan pesan tersebut, terdengar suara ketukan dari pintu
basement. Seorang pria dari gedung lain mengetuk pintu dan meminta tolong Yeon
Ok untuk membukakan pintu. Pria itu bilang ada pasien di gedung lain dan
situasi di sana sangat kacau sekarang.
Yeon Ok benar-benar bodoh. Dia
mempercayai pria itu meskipun Yi Hyun dan orang yang kemarin sudah melihat hal mengerikan
diluar sana, bilang, dunia di luar apartemen mereka sekarang berbahaya. Tampaknya,
semua ucapan mereka dianggap omong kosong sama Yeon Ok hanya karena mereka
bukan orang kaya raya.
Beruntunglah, setidaknya dia masih
diberikan kesempatan hidup. Semoga dia menggunakannya untuk bertobat. Saat dia
hendak membuka pengunci pintu yang tombolnya ada diujung atas pintu, dia
melihat perban yang ada di leher si pria. Pria itu berbohong kalau lehernya
hanya tergores. Yeon Ok masih percaya. Namun, saat dia tanpa sengaja
menjatuhkan botol minumnya yang berisi air, dia melihat ujung kuku jari si pria
ada bekas darah. Kecurigaannya muncul. Dia mencoba mengetest dengan menuangkan
sisa air di dalam botol, di depan mata si pria. Rasa haus si pria yang sudah
berusaha ditahan, menjadi hilang kendali. Penyakitnya kambuh. Dia ingin
menggigit leher Yeon Ok.
Arghhhh!!!! Sosok mengerikan dihadapannya
membuat Yeon Ok menjerit keras hingga pingsan. Untunglah dia belum membuka kaca
pintu itu, jika tidak, dia sudah pasti digigit! Kini, dia baru mempercayai
semua ucapan peringatan yang sudah dikatakan Yi Hyun dari kemarin.
Sae Bom, Yi Hyun, Se Kyu, Moon Hee,
Andrew dan Dong Hyun pergi ke supermarket. Mereka akan membeli bahan makanan
yang tersisa untuk stock apartemen. Se Kyu masih saja sama bodohnya seperti
Yeon Ok. Dia menilai orang – orang belum terinfeksi dan harusnya mereka ikut
menunggu di sana, mana tahu jatah makanan dibagikan. Sae Bom yang udah masa
bodo dengan mereka, menyuruhnya untuk kembali saja ke sana dan menunggu bersama
mereka, kalau mau. Untunglah istri Se Kyu, Moon Hee, setidaknya masih lebih
bisa membaca situasi dan mengikuti apapun arahan Sae Bom.
Di supermarket ternyata masih ada orang
lain. Lee Bo Ram, si petugas kasir. Anehnya, dia meringkuk ketakutan dibawah
meja kasir. Kenapa?
Jawabannya kita ketahui saat Dong Hyun
menemukan jejak darah menuju gudang supermarket. Bisa ditebak, dia merekam
jejak darah itu hingga masuk ke dalam gudang yang gelap demi konten. Dia dengan
bodohnya juga menyalakan lampu hape. Dan saat itulah dialah menemukan seseorang
terinfeksi di dalam gudang sedang menggigit leher orang lain. Shit! Bukan
seorang, melainkan beberapa orang!
Saking terkejut dan takutnya, dia malah
berdiri membatu, bukannya kabur. Andrew yang mengikutinya, dengan cepat
menariknya bersembunyi diantara rak-raka dan mematikan lampu ponsel Dong Hyun.
Mereka memanfaatkan situasi gudang yang gelap gulita.
Bo Ram yang ketakutan, memberitahu Sae
Bom dan Yi Hyun kalau barusan, orang-orang tiba-tiba bergegas masuk kemari
dengan mata yang terlihat aneh. Dia sangat takut hingga bersembunyi disini. Dan
selama dia bersembunyi, dia nggak tahu apakah orang-orang itu sudah pergi atau
belum. Yi Hyun sudah merasakan firasat buruk dan mengajak Sae Bom untuk pergi.
Umur panjang, Se Kyu dan Moon Hee sudah kembali dari mengambil barang dan dan
mengajak mereka pergi karena menemukan jejak darah.
Mereka mungkin bisa pergi dengan lancar
dan tanpa kendala kalau bukan karena kebodohan Se Kyu. Padahal sudah dibilang
dari awal agar hanya mengambil banyak stok air putih dan makanan, tapi dia
malah mengambil wine mahal yang mempunyai alat pengaman. Karena mereka akan
mengambil tanpa membayar, mereka tentu langsung melewati pintu keluar
supermarket. Alat pengaman wine yang tidak dilepas, membuat alarm supermarket
di pintu berbunyi. Suara bunyi itu membuat semua orang yang terinfeksi,
langsung menggila dan menuju sumber suara. Fakta baru, orang terinfeksi
sensitif dengan suara.
Bergegas, mereka berlari keluar sebelum
orang terinfeksi mendekat. Untuk menghalangi orang terinfeksi mengejar, mereka
akan menutup pintu besi. Dong Hyun dan Andrew untungnya berhasil menyusul.
Pintu berhasil diturunkan. Nah, sama seperti Yeon Ok, setelah melihat kumpulan
orang terinfeksi yang ada dihadapan mereka, mereka baru bisa mempercayai ucapan
Yi Hyun dan Sae Bom.
Di unit 501, Seo Yoon mengajak Jung Kook
untuk turun ke lantai 1 apartemen. Soalnya, sebelum pergi tadi, Sae Bom
berpesan padanya untuk turun ke lantai 1 jika sampai jam 10 dia belum kembali. Beruntunglah
mereka turun. Kenapa?
Karena Yeon Ok yang sudah sadar dari
pingsannya, sedang berada di depan pintu bersama suaminya, Sun Woo Chang. Dia
sekarang benar-benar ketakutan dan malah merutuk karena Yi Hyun dan team keluar
padahal ada orang terinfeksi. Dia malah curiga kalau Yi Hyun dkk sudah
terinfeksi juga. Untuk memperkeruh suasana, Joo Hyeong juga turun ke lantai 1
Yeon Ok benar-benar kelewatan, dia menahan pintu dari dalam dan tidak
mengizinkan siapapun untuk masuk sebelum memastikan tidak ada yang terinfeksi.
Padahal sudah jelas situasi sangat genting, namun, Yeon Ok tetap saja
bersikeras menolak membuka pintu.
Se Kyu naik pitam. Sekarang, mereka dalam
situasi berbahaya. Jika tidak segera diizinkan masuk, entah kapan
‘zonbie-zombie’ akan menyerang mereka. Dong Hyun malah asyik mereka. Moon Hee,
Sae Bom dan Yi Hyun juga berteriak menyuruhnya untuk segera membuka pintu. Yeon
Ok tetap berkeras hati, menolak membuka pintu karena melihat ada bekas darah di
dahi Se Kyu (bekas itu di dapat saat Se Kyu mendekat ke pintu keluar untuk
mengambil jatah makanan tadi, namun tidak ada pembagian jatah ternyata).
Joo Hyeong benar-benar setan. Dia dengan
sengaja membuka suara rekaman teriakan Min Ji saat terinfeksi untuk membuat
Yeon Ok semakin ketakutan dan menolak membuka pintu. Yang aku nggak habis
pikir, bisa-bisanya dia sempat merekam suara istrinya yang terinfeksi! Suara
berisik itu membuat orang-orang makin ketakutan. Zombie-zombie juga bisa
berlari ke tempat mereka jika mendengar suara itu.
Seo Yoon dan Jung Kook yang baru tiba,
kaget melihat situasi yang terjadi. Jung Kook langsung tahu suara itu perbuatan
Joo Hyeon. Dan benar saja, dia menemukan hp-nya. Marah, dia merebut ponsel itu
dan mematikan rekaman suara. Joo Hyeong yang ketakutan dan langsung kabur ke
tangga darurat. Seo Yoon menemukan pel yang diletakkan terlentang dilantai sama
Yeon Ok untuk menahan pintu terbuka. Begitu pel di angkat, Se Kyu berhasil
membuka pintu dengan paksa.
Hal pertama yang dilakukan Se Kyu adalah
mencekik leher Yeon Ok. Woo Chang langsung menolong istrinya. Semua berhasil
masuk ditengah situasi kacau tersebut. Semua orang sudah dalam keadaan emosi
memuncak karena hampir dibuat celaka sama Yeon Ok dan Joo Hyeong. Yi Hyun yang
paling emosi di antara semuanya.
Dia pergi mengejar Joo Hyeong dengan
sarung tangan karet Se Kyu yang terkena noda darah dari pintu keluar apartemen
untuk pemberian jatah makanan tadi. Untuk apa? Dengan darah yang ada di sarung
tangan itu, Yi Hyun melumuri tangannya dan menyekanya di wajah Joo Hyeong,
menyeluruh.
“Ini darah dari luar,” beritahunya.
Hal yang membuat Joo Hyeong menjerit
ketakutan!!! Dia takut terinfeksi!! Namun, Yi Hyun tidak peduli dengan jeritan
gilanya. Dia akan membuat Joo Hyeong merasakan ketakutan yang sudah dia lakukan
pada mereka barusan. Yi Hyun terlihat amat amat marah. Dan yang mampu
menghentikannya adalah Sae Bom. Sae Bom menariknya, memeluknya dari belakang
dan memintanya untuk tenang.
Meskipun Yi Hyun sudah menjauh, Joo Hyeon
terus menjerit ketakutan mellihat darah yang ada diwajahnya.
Padahal situasi tadi sangat menakutkan,
tapi Dong Hyun amat puas karena mendapatkan konten ekslusif. Dia yakin akan
menjadi terkenal jika koneksi internet kembali. Sayang, kesenangan hanya
berlangsung sekejap, karena dia baru sadar kalau ponselnya hilang.
Yi Hyun dan Sae Bom sudah kembali ke
apartemen mereka. Yi Hyun mencuci tangannya yang berlumuran darah di wastafel.
“Maaf. Aku terbawa emosi,” ujar Yi Hyun.
“Jika bukan karena kamu, semua orang yang
bersama kita bisa terinfeksi,” ujar Sae Bom dan memeluknya, “Kerja bagus, Yi
Hyun.”
Diluar sana, sedang dilakukan demo
besar-besaran yang meminta walikota meminta maaf dan membatalkan karantina..
Dan dari lapangan, Ji Soo melaporkan kalau ada orang yang terinfeksi keluar
dari kompleks apartemen. Haruskah dia membawa kembali orang itu ke dalam?
“Lepaskan dia,” perintah Tae Seok.
“Biarkan dia pergi seolah-olah kabur agar pengunjuk rasa melihatnya. Pastikan
tidak ada yang terluka. Orang yang terinfeksi tidak boleh dikasihani. Mereka
harus ditakuti dan dihindari. Itu cara kita mengulur waktu sampai antibodi
terbentuk.”
H A P P I N E S S