Sinopsis K-Drama
: Happiness Episode 06 part 1
Semua
tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah
fiksi
6 bulan yang lalu,
Tae Seok
sedang mengadakan pertemuan dengan pimpinan perusahaannya, Choi Seok Ju, di
sebuah restoran secara privat. Sebelum tn. Choi datang, Tae Seok berteleponan
dulu dengan istrinya. Mereka sedang membahas mengenai jenis kelamin anak
mereka. Benar, istri Tae Seok sedang hamil 3 bulan. Dan Tae Seok benar-benar
kelihatan bahagia.
Pembicaraan
mereka berakhir begitu tn. Choi tiba. Hal pertama yang dilakukan tn. Choi
begitu sampai adalah menegak habis air minum dalam mangkok yang ada
dihadapannya. Setelah itu, mereka baru membicarakan pekerjaan. Ada kabar
gembira yang hendak disampaikan Tae Seok padanya mengenai obat Next yang sudah
disetujui oleh Kementerian Obat-Obatan dan Makanan untuk didistribusikan kepada
masyarakat dengan syarat, obat hanya diresepkan untuk pasien ADHD dewasa. Kalau
obat terbukti efektif, Kementerian baru mau memperluas kelompok usia
pendistribusian obat. tn. Choi jelas senang karena artinya dia akan semakin
kaya.
tn. Choi
sendiri mengonsumsi obat Next dan sudah menawarkannya juga kepada beberapa
temannya. Obat Next diklaimnya bisa membantu fokus dan badan lebih segar.
Efeknya sangat bagus. Ditengah perbincangan, Park Young In, istri Tae Seok,
yang kebetulan baru selesai berbelanja baju bayi, mampir untuk menemani
suaminya. Pas sekali Tae Seok mendapat telepon, jadi dia keluar dari ruangan
dan meninggalkan istrinya bersama tn. Choi.
Orang
yang menelepon Tae Seok mengenai efek samping obat Next yang membuat orang
menggigit orang lain. Tae Seok jelas panik dan memerintahkan staffnya untuk
membawa orang tersebut ke rumah sakit dan bungkam semua orang yang tahu
mengenai hal in. Dia tidak mau kalau ada rumor mengenai obat Next karena besok
mereka sudah akan mengumumkan peluncuran resmi obat tersebut! Bagi Tae Seok
saat itu, yang penting hanyalah pekerjaannya lancar dan tanpa cela.
Sayang,
pilihan itu membuatnya menyesal kemudian. Kenapa? Karena saat dia kembali ke
dalam ruang makan, istrinya sudah terbaring dilantai dan tn. Choi sedang
menggigit leher istrinya.Tn. Choi terinfeksi.
Kembali
ke masa kini,
Istrinya
juga sudah terinfeksi dan dalam keadaan tidak sadarkan diri di ranjang dengan
tangan diikat ke sisi ranjang. Terlihat kalau perut istrinya masih buncit. Ada
kemungkinan, bayi yang ada di dalam perutnya tidak berkembang dan mungkin itu
yang membuat istri Tae Seok dalam keadaan tidak sadarkan diri. Entah dia koma
atau dalam pengaruh obat bius.
Tae Seok
sudah berusaha mengembangkan obat untuk penyakit ini selama ini, namun belum
juga menemui titik terang. Ji Soo menyampaikan kalau semua obat yang sudah
mereka buat dan berikan kepada yang terinfeksi. Hasilnya semua pasien
meninggal.
“Coba
lagi. Lakukan sampai berhasil. Aku akan mengulur waktu,” perintah Tae Seok.
= H A P P I N E S S =
Hyun
Kyung, kakek Hak Je, Hae Sung, So Yoon, Jung Kook, Sae Bom dan Yi Hyun berada
di ruang gym untuk mendiskusikan mengenai situasi mereka saat ini. Kini, diluar
gedung mereka sudah banyak orang terinfeksi dan mereka juga tidak mendapat
bantuan dari pihak wewenang. Kakek Hak Je dengan mudahnya menjawab kalau mereka
bisa menerobos keluar dari barikade militer yang berjaga di depan sana,
kemudian lari memasuki kompleks apartemen termahal yang ada. Dia yakin
pemerintah tidak akan berani melakukan karantina terhadap kompleks mahal yang
dihuni banyak orang kaya. Hanya pada kompleks apartemen mereka saja pemerintah
berani melakukan karantina karena apartemen mereka tidak semahal yang lain.
Dan
ditengah pembicaraan, Hae Sung malah menanyakan kembali, apakah benar ada orang
terinfeksi diluar sana? Hyun Kyung yang mendengar pertanyaannya, jadi emosi.
Ini sama saja seperti Hae Sung meragukan mereka lagi hanya karena kesaksian
diucapkan oleh orang-orang dari unit sewa umum. Hae Sung membela diri kalau dia
hanya bertanya karena orang-orang yang pergi keluar, tidak menghadiri rapat
sekarang.
“Jika
kamu ingin pergi, silahkan. Aku tidak yakin kamu bisa kembali,” usir Sae Bom.
Sebelum
situasi semakin memanas, Yi Hyun mengakhiri rapat. Ah ya, tadi mereka berhasil
membawa beberapa barang dan makanan dari toserba. Barang-barang dan makanan itu
mereka tinggalkan di Unit 201. Jika butuh sesuatu, ambillah ke sana. Tapi,
mungkin orang yang tinggal di unit 201 membutuhkan beberapa barang lain dari
mereka, jadi mari barter.
Selesai
rapat, Sae Bom mengajak Yi Hyun diskusi. Dia takut jika orang-orang yang
terinfeksi itu semakin menggila dan mencoba menerobos masuk ke apartemen
mereka. Toh, jika orang-orang itu mau
masuk, mereka bisa saja menabrakan pintu kaca dengan mobil. Menurut Yi Hyun,
orang-orang terinfeksi itu tidak akan kepikiran untuk menerobos masuk ke dalam
hanya karena haus darah. Pasti mereka akan mencari cara sendiri untuk masuk
tanpa harus melakukan kejahatan. Yang penting ada di orang-orang yang tinggal
di dalam, jangan membuka celah. Ah, Sae Bom langsung kepikiran sesuatu. Semua
akses pintu sudah ditutup, tapi bagian atap, belum!
Panik,
keduanya langsung berlari ke atas untuk memeriksa dan memastikan tidak ada
orang terinfeksi yang berhasil masuk melalui atap. Saat mereka tiba, ada satu
orang di sana, Andrew. Sikapnya sangat amat tenang tanpa menujukkan gelagat
ketakutan sama sekali. Hal itulah yang membuat Yi Hyun semakin mencurigainya. Daripada
di tanya – tanya ini itu, Andrew memilih
mengakhiri waku santainya dan kembali ke kamar.
Hanya
berdua dengan Yi Hyun seperti ini, Sae Bom jadi bisa menceritakan semua hal
mengganjal di hatinya. Dia ingin mengunjungi ibunya di panti jompo. Padahal,
dulu, saat dia bisa dengan bebas menemuinya, dia selalu membuat alasan untuk
tidak bertemu karena merasa tidak nyaman. Dan lihatlah yang terjadi sekarang,
dia tidak bisa kemanapun. Dan seperti biasa, Yi Hyun selalu menyuruhnya tidak
khawatir dan semua akan baik-baik saja.
Mumpung
Yi Hyun bilang seperti itu, Sae Bom langsung memarahinya karena menyentuh darah
yang tidak jelas darimana. Dia tidak masalah sama sekali Yi Hyun mengoleskan
darah itu ke wajah Joo Hyeong, tapi dia khawatir karena Yi Hyun menyentuh darah
tersebut. Keduanya benar-benar membenci Joo Hyeong.
Bukan
hanya Joo Hyeong yang menyebalkan. Si perwakilan penghuni, Yeon Ok juga sama
menyebalkannya. Dia sedang berada di apartemennya karena merasa stress mengenai
situasi diluar sana yang ternyata tidak aman lagi. Saking stressnya, rambutnya
sampai rontok. Yeon Ok sangat terobsesi menjadi perwakilan penghuni karena
ingin mendapatkan uang. Woo Chang, suaminya, sudah menyuruhnya untuk menyerah
saja, soalnya situasi juga sudah seperti ini. Yeon Ok menolak. Sekarang, mereka
sudah tidak ada uang sama sekali. Rumahnya saja sangat kosong meskipun berada di
lantai atas yang sering diklaimnya sebagai ‘unit orang kaya’ Hanya luarnya saja
yang tampak mewah, tapi dalamnya, jika dibandingkan dengan unit sewa umum
dilantai bawah, tidak ada apa-apa.
Yeon Ok
juga menyalahkan Woo Chang yang sering pergi ke gym, tapi tidak mengawasi Seung
Beom yang mengonsumsi narkoba. Yah, mau dibilang gimanapun, Yeon Ok tetap ingin
menjadi perwakilan penghuni. Setelah karantina selesai, dia akan memperbaiki
seluruh kompleks apartemen. Itu caranya akan mendapatkan uang. Dia akan meminta
uang dari para penghuni dengan dalih ‘memperbaiki’ kompleks. Ckck. Padahal,
belum tentu besok dia masih hidup.
Untuk
memulai rencananya, dia harus mendapat persetujuan dulu dari para penghuni
menjadi perwakilan. Orang pertama yang ditargetkannya adalah mereka yang
tinggal di unit 501, Sae Bom dan Yi Hyun. Dari interkom yang ada di depan
pintu, Yeon Ok menjelaskan alasannya menutup pintu tadi. Dia beralasan kalau
ayahnya mengidap skizofrenia dan meninggal dua tahun lalu. Sejak itu, dia jadi
mudah terkejut saat melihat orang dengan penyakit yang sama.
Sudah
menjelaskan panjang lebar, yang ada di rumah ternyata hanya Seo Yoon. Yeon Ok
kelihatan sedikit kesal, namun, mencoba tetap tersenyum dan minta diizinkan
masuk. Pas sekali, sebelum Seo Yoon membukakan pintu untuknya, Sae Bom dan Yi
Hyun sudah kembali. Awalnya, dia meminta maaf karena sudah menutup pintu, tapi
kemudian, dia balik memarahi mereka karena tidak bilang kalau mereka tidak
terinfeksi. Siapapun kan akan curiga kalau melihat darah (ckckc, padahal mereka
sudah berteriak-teriak di depan pintu, tapi Yeon Ok emang nggak mau
membukakan).
Agar
lebih mudah bicara, Yeon Ok diizinkan masuk ke dalam rumah. Sikapnya
benar-benar palsu. Bahkan Seo Yoon yang masih bocah saja bisa melihat sikap
munafiknya tersebut.
Sementara
Sae Bom menerima Yeon Ok di apartemen, Yi Hyun kembali ke ruangan gym untuk
memeriksa keadaan Seung Beom sekaligus mengajak Jung Kook kembali. Seung Beom
sepertinya memang sudah terinfeksi karena dia merasa haus dan beralasan kalau
itu karena dia atlet. Dia juga memohon agar Yi Hyun tidak memborgolnya lagi
karena peredaran darah di pergelangan tangannya sudah tidak lancar. Yi Hyun
juga sebenarnya nggak tega, tapi semua demi keamanan bersama. Dia akan tetap
memborgol Seung Beom. Dan jika Seung Beom bisa bertahan selama beberapa hari
ini, dia akan membiarkan Seung Beom bebas di pusat kebugaran.
Di unit
601, Joo Hyeong sedang mencuci wajahnya di kamar mandi. Meski sudah digosok
berkali-kali, dia tetap saja khawatir kalau darah itu masuk ke dalam tubuhnya.
Wajahnya sampai memerah karena terus di gosok dan hal itu menjadi bahan ejekan
Sang Hee. Meskipun Sang Hee mau bekerja sama dengan Joo Hyeong dan merubah
pernyataannya, dia tetap saja takut kalau Joo Hyeong akan membunuhnya seperti
Min Ji. Makanya, dia memegang tongkat golf ditangannya sebagai senjata jika Joo
Hyeong berani macam-macam.
Joo
Hyeong mulai kepo mau mencari tahu obat yang dikonsumsi Min Ji hingga bisa
terkena penyakit gila. Menurut Sang Hee, Min Ji kelihatan sering minum pil yang
dibilangnya sebagai suplemen jika merasa lelah. Min Ji bilang padanya kalau
suplemen itu dia dapat dari tempat gym. Hm, otak jahat Joo Hyeong mulai
berputar. Dia teringat saat Yi Hyun menangkapnya dan menanyakan apakah Min Ji
ada minum obat dari pusat kebugaran.
Untuk
mencari tahu, Joo Hyeong pergi ke tempat gym. Setelah Joo Hyeon pergi, Min Ji
mulai membongkar tempat penyimpanan uang Joo Hyeong untuk mencari sesuatu.
Yi Hyun
dan Jung Kook kembali ke lantai apartemen mereka dengan tangga yang letaknya di
samping lift. Saat itu, Yi Hyun sempat melihat kalau lift bergerak turun dari
lantai 6. Saat tiba di lantai apartemennya, dia melihat lagi kalau lift menuju
lantai 1. Insting detektifnya merasa ada yang mencurigakan, jadi dia kembali ke
tempat gym dan menyuruh Jung Kook kembali duluan ke apartemen.
Orang
yang turun dari lantai 6 ke tempat gym adalah Joo Hyeong. Dia melihat Seung
Beom yang tangannya di borgol. Seung Beom meminta tolong agar Joo Hyeong
membantunya. Joo Hyeong nggak peduli sama sekali. Dia datang hanya untuk
menanyakan apakah Seung Beom menjual obat pada istrinya? Istrinya adalah dokter
di lantai 6 yang meninggal karena penyakit gila. Seung Beom terdiam sesaat
sebelum menjawab kalau dia tidak tahu apapun.
Joo
Hyeong tidak percaya. Dia memaksa Seung Beom untuk jujur karena dia ingin
membeli obat itu. Seung Beom tetap pada pernyatannya. Kesal, Joo Hyeong mulai
melempari Seung Beom dengan bola fitness dan memaksanya memberitahu mengenai
obat itu. Dan semua itu dilihat sama Yi Hyun. Yi Hyun menghela nafas kesal.
Bukan
hanya Joo Hyeong si sumber masalah, ada juga Hae Sung. Seseorang dari lantai
basement, menggunakan interkom, menghubungi ke unit apartemennya dan meminta
bertemu. Orang itu adalah orang yang sama yang membujuk Yeon Ok membuka pintu,
namun, gagal. Wahh, sepertinya, orang ini benar-benar pintar dan bekerja keras.
Bisa-bisanya dia kepikiran menghubungi Hae Sung setelah menemukan flyer yang ditempelkan Hae Sung di
sekitaran apartemen. Ahjussi ini berbohong kalau dia hendak meminta konsultasi
hukum. Dan juga, hanya ada beberapa orang terinfeksi diluar sini dan mereka
mengurungnya di perpustakaan anak. Jadi, apa mereka bisa bertemu? Dan juga, ada
koneksi internet dibawah, jadi akan lebih mudah baginya menjelaskan
permasalahnnya.
Dan dengan
bodohnya, Hae Sung setuju untuk bertemu setelah mendengar ada koneksi internet
dibawah. Anehnya, dia nggak mau jujur sama So Yoon dan berbohong kalau dia
hanya mau mencari udara segar. So Yoon nggak percaya dan memeriksa riwayat
interkom. Setelah melihat ahjussi mencurigakan yang mencari suaminya, So Yoon
langsung pergi menemui Sae Bom. Ah, Hae Sung sangat beruntung mempunyai So Yoon
sebagai istrinya, yang mengkhawatirkannya dan mampu berpikir rasional.
Yi Hyun
terus memperhatikan yang dilakukan Joo Hyeong pada Seung Beom. Hingga disatu
titik, Seung Beom kehilangan kesabaran dan menggila. Yap, dia telah terjangkit
virus penyakit gila. Dalam keadaan gila, meskipun dengan tangan terbogol, dia
mencoba menggigit Joo Hyeong. Dia berhasil meraih kaki Joo Hyeong dan
menariknya untuk tidak pergi.
Joo
Hyeong ketakutan berada di batas hidup dan mati. Melihat kedatangan Yi Hyun,
dia memohon dengan sangat untuk di tolong.
“Untuk
apa? Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik tanpamu,” ujar Yi Hyun, dingin.
Joo Hyeong
terus berteriak memohon pertolongan. Dan Yi Hyun hanya terus memperhatikan.
Sementara
itu, Hae Sung sudah tiba di basement. Hal pertama yang dilakukannya adalah
memeriksa koneksi internet dan tetap saja tidak ada sinyal. Ahjussi
membohonginya kalau sinyal baru bisa didapat kalau dia keluar. Dasar bodoh! Hae
Sung malah mencari cara untuk membuka pintu.
Di gym,
Yi Hyun akhirnya menolong Joo Hyeong setelah membiarkannya selama beberapa
menit menderita ketakutan. Dia menarik Joo Hyeong dengan kuat hingga bisa lepas
dari cengkeraman Seung Beom. Setelah itu, dia memperingati Joo Hyeong untuk
tidak memberitahu siapapun mengenai kondisi Seung Beom. Jika dia melakukannya,
dia akan menyebarkan video CCTV yang merekam Seung Beom mencengkeram kaki Joo
Hyeong dan bilang kalau Joo Hyeong sudah terinfeksi. Makanya, lebih baik dia
tinggal diam di dalam apartemennya.
“Kenapa…
kenapa kau menyembunyikan fakta bahwa dia sakit?”
“Karena
dia manusia.”
Yi Hyun
dengan tenangnya menghampiri Seung Beom dan menyuruhnya untuk tetap tenang
karena dia akan kembali normal beberapa saat lagi. Selagi dia fokus dengan
Seung Beom, diam-diam, Joo Hyeong si bangsat mengambil barbel gym dan mau
membunuh Yi Hyun.
Sae Bom
tiba sedikit terlambat saat Hae Sung sudah membuka kunci pintu. Dengan kekuatannya,
dia menarik Hae Sung menyingkir dari pintu kemudian beradu kekuatan dengan
ahjussi. Ahjussi berusaha membuka pintu sementara Sae Bom berusaha menutup
pintu. Dan untunglang Sae Bom berhasil. Sae Bom tahu kalau si ahjussi sudah
terinfeksi dan bisa dengan tetap tenang, menyuruh si ahjussi pergi karena
mereka sedang melakukan karantina apartemen.
Dasar
nggak tahu diuntung, Hae Sung malah memarahi Sae Bom karena sudah membuatnya
kehilangan klien. Ditengah perdebatan mereka, terdengar suara benda keras terjatuh.
Sae Bom langsung pergi ke sumber suara. Sementara Hae Sung malah melampiaskan
amarahnya pada So Yoon karena sudah membawa Sae Bom. So Yoon sampai tercengang.
Suara
benda keras yang terdengar itu berasal dari ruangan gym. Yi Hyun cukup sigap
untuk menghindari barbel yang dilemparkan Joo Hyeong dan tidak terluka
sedikitpun. Sebaliknya, malah Joo Hyeong yang ditendang. Memuakkan! Sudah
ditolong bukannya berterimakasih tapi malah mau mencelakai. Dengan sok
berakting dramatis, dia berlari keluar setelah mengoleskan darah di hidungnya
ke tangan Yi Hyun dan berteriak pada Sae Bom yang ada diluar pintu kalau Yi
Hyun sudah gila.
Ahahahahha!
Lucu! Dia kira siapa yang mau di adu dombanya? Sae Bom yang ada marah dan
menendang Joo Hyeong sampai terjatuh! Dia bisa membunuh Joo Hyeong jika Joo
Hyeong menyentuh Yi Hyun. Joo Hyeong berteriak kesal dan berbohong kalau Yi
Hyun memukulinya wajahnya padahal dia memakai kaca mata! Ini sama saja
percobaan pembunuhan!! Hae Sung dan So Yoon yang datang menyusul, percaya pada
ucapannya. Joo Hyeong semakin menggebu-gebu berbohong kalau Yi Hyun berusaha
membuat ‘monster’ (sambil menunjuk ke Seung Beom yang wajahnya ditutup handuk)
itu membunuhnya. Setelah mengatakan semua kebohongan itu, Joo Hyeong pergi.
Masalahnya,
Hae Sung dan So Yoon menjadi penasaran pada ucapannya dan mau melihat Seung
Beom. Sebelum mereka menjadi lebih dekat, Yi Hyun menghalangi mereka. Dan benar
saja, Seung Beom membuka handuk yang menutupi wajahnya dan menunjukkan sosok
dirinya dalam keadaan terinfeksi. Bola matanya menjadi putih. Keadaannya
benar-benar mengerikan. Dia terus berujar akan membunuh mereka semua.
Setelah
melihat sendiri bagaimana keadaan orang terinfeksi, Hae Sung dan So Yoon
menemui Yeon Ok untuk mengajukan protes karena membiarkan orang terinfeksi
tetap berada di dalam gedung apartemen mereka.
Setelah
beberapa saat, Seung Beom sudah kembali dalam keadaan normal dan bisa diajak
berkomunikasi sama Yi Hyun. Yi Hyun memberitahu kalau orang-orang dilantai atas
sekarang sedang berdiskusi untuk memutuskan apakah akan mengusir Seung Beom
dari gedung ini atau tidak. Seung Beom terdiam. Kini, dia baru mau jujur. Dia
mengaku hanya minum 2 pil obat itu. Kata orang, itu obat kesehatan yang bagus
saat lelah. Dan alasan dia pergi ke mobilnya saat itu adalah untuk mengambil
sisa pil-nya. Dia merasa bisa lebih fokus saat meminumnya.
“Kamu
terpikir untuk minum pil dalam situasi itu?”
“Sungguh.
Aku hanya meminumnya dua kali.”
“Ingat
apa yang terjadi saat kamu berubah?”
“Sedikit.
Pria dari lantai enam masuk dan mengatakan sesuatu. Aku berusaha menahan diri
tapi dia terus berbicara.”
“Sebaiknya
kamu menahan diri mulai sekarang. Makin sering kamu berubah, makin sulit untuk
kembali,” peringati Yi Hyun dan beranjak pergi.
Sebelum
Yi Hyun pergi, Seung Beom memberitahu kalau dia sudah bilang pada Joo Hyeong
mengenai pil itu. Bahwa ada sisa pil di van milik gym.