Sinopsis K-Drama
: Happiness Episode 06 part 2
Sepertinya
rooftop sudah menjadi tempat bagi Sae
Bom dan Yi Hyun untuk menenangkan diri. Yi Hyun memberitahu kalau Seung Beom
sudah kembali normal setelah berubah selama sekitar 15 menit. Giliran Sae Bom
yang memberitau kalau mereka akan mengadakan pemungutan suara besok untuk
menentukan apakah Seung Beom boleh tetap di gedung mereka atau tidak. Hal ini
karena Hae Sung bilang mereka harus berdemokrasi dalam menentukan segaal
sesuatu. Yi Hyun marah. Padahal dia selama ini menganggap diri sebagai orang
jahat, tapi disini, dia bukanlah apa-apa. Apa perwakilan penghuni tidak bilang
apapun?
“Dia
hanya peduli untuk menjadi perwakilan penghuni. Jika kita memihaknya, dia akan
membatalkan biaya manajemen kita.”
Setelah
membicarakan mengenai Seung Beom, Sae Bom menanyakan mengenai kebenaran ucapan
Joo Hyeong tadi. Dan untunglah Yi Hyun bilang kalau dia tidak mencoba membunuh
Joo Hyeong dan hanya mengancamnya. Jawaban itu membuat Sae Bom merasa lega. Dan
entah apa yang dipikirkan Yi Hyun, dia tiba-tiba menyarankan agar mereka
menggunakan taktik polisi jahat dan polisi baik. Jadi, polisi jahat akan
mengancam dan menakuti sementara polisi baik akan membujuk menggunakan kata-kata
bagus. Imbalan dan hukuman.
Nah, Yi
Hyun bilang dia akan memainkan peran sebagai polisi jahat sementara Sae Bom
menjadi polisi baiknya. Sae Bom menolak.
“Kamu
sudah sering berperan sebagai polisi jahat. Biar aku saja. Aku akan menghajar
siapapun yang kuanggap menyebalkan. Jadi, kamu harus menjaga sikap, mengerti?”
ujar Sae Bom dan beranjak pergi.
“Aku
tidak mau kamu terluka. Karena itulah yang terjadi kepada polisi jahat,” gumam
Yi Hyun.
--
Sebelum
pemungutan suara besok di mulai, Hae Sung dengan berpakaian necis, pergi
mengunjungi semua penghuni yang ada di apartemen dan menunjukkan video rekaman
kondisi Seung Beom kemarin malam. Unit pertama yang dikunjunginya adalah unit
302. Ada berbagai reaksi yang muncul saat melihat rekaman itu. Kakek Hak Je
merasa takut. Dong Hyun bersemangat dan meminta dikirimkan video tersebut.
Nenek Sung Sil cemas dan ketakutan.
Setelah
unit 302, sekarang dia pergi ke unit 401. Soo Min memberitahu kalau itu yang
dilihatnya dari orang-orang diluar sana, makanya dia merasa takut. Hyun Kyung
baru pertama kali melihatnya dan tidak terlihat begitu takut. Mungkin karena
dia tidak melihatnya secara langsung.
Selanjutnya,
unit 601. Yang menyambut hanya Sang Hee. Dia bilang kalau Joo Hyeong dari tadi
masih mandi. Eh, dasar bajingan, Hae Sung malah menawarkan Sang Hee untuk
tinggal di apartemennya karena masih ada kamar kosong. Motifnya jelas. Sang Hee
juga tahu, makanya, dia sengaja memeluk Hae Sung sebagai tanda terimakasih
karena sudah mengkhawatirkannya. Dan Hae Sung, tersenyum senang.
Astagaa!
Padahal dia sudah mempunyai istri yang menghormatinya, So Yoon. Namun,
bisa-bisanya dia mau selingkuh dengan Sang Hee. Saat So Yoon mencium aroma
bajunya yang ketempelan aroma parfum Sang Hee, Hae Sung langsung tiba-tiba
membahas ahjussi kemarin yang hampir saja masuk ke dalam apartemen dan
membunuhnya. Cih! Padahal dia yang bodoh mau membukakan pintu dan kalau bukan
karena Sae Bom, dia pasti sudah terinfeksi juga!
Dan
bisa-bisanya dia bilang sama So Yoon kalau mereka tidak akan terinfeksi karena
mereka tidak melakukan kesalahan. So Yoon nggak suka mendengar ucapannya.
Seseorang terinfeksi bukan karena melakukan kesalahan.
--
Nenek
Sung Sil benar-benar tidak bisa tidur. Dia keluar dari kamarnya di tengah malam
dan duduk di ruang tamu yang gelap untuk memeriksa kondisinya. Dia melihat
menggunakan kamera ponsel untuk memastikan kalau matanya masih normal dan tidak
memutih seperti Seung Beom.
Sae Bom
juga masih belum tidur. Dia pergi ke kamar 1501 untuk menyampaikan mengenai
pemungutan suara besok dan meminta Se Hun untuk hadir memberikan suara. Se Hun
menolak. Dia sudah bertekad tidak akan keluar rumah sampai karantina selesai
(good!). Sae Bom memohon padanya untuk datang 5 menit saja.
“Kamu
yakin mereka manusia? Maksudku, orang-orang yang terinfeksi itu.
“Tentu.
Kamu bisa bicara dengannya jika pergi ke pusat kebugaran. Seseorang bisa mati
karena kamu tidak keluar dari apartemenmu. Tolong pikirkan ini.”
Tidak ada
jawaban.
Sae Bom
kembali ke apartemennya. Hanya Yi Hyun yang masih terjaga karena menunggunya.
Mereka menghabiskan malam dengan minum bir bersama dan berbincang. Sae Bom
bertanya apakah Yi Hyun pernah menyesali sesuatu? Dia pernah, makanya, dia
nggak mau menyesal kali ini.
Di saat
yang lain sedang dalam kondisi memikirkan antara hidup dan mati, seseorang
malah mencari mati. Siapakah dia? Yaitu, Joo Hyeong. Dia pergi ke basement dan
mencari mobil van gym. Dan benar saja, seperti yang dikatakan Seung Beom
padanya, sisa pil Next ada di dalam mobil tersebut. Arg! Dia benar-benar
beruntung karena mendapatkan yang dicari dan tidak bertemu dengan mereka yang
terinfeksi!
--
H-4
Hari ini
adalah hari pemungutan suara. Dan seperti biasa, bagi Dong Hyun ini adalah
konten. Karena ponselnya hilang, dia memaksa meminjam ponsel Ibunya meskipun
Ibunya tidak begitu mengizinkan.
Pemungutan
suara dimulai dengan pidato dari Hae Sung mengenai hukum pidana. Yah, dia jelas
ingin menunjukkan diri atau istilahnnya pamer kalau dia pengacara. Bahkan, dia
dengan sengaja menunjukkan ulang video saat Seung Beom berubah untuk semakin
menyakinkan yang lain agar memilih mengusir Seung Beom.
Jika Hae
Sung punya metodenya agar orang memihak pilihannya, Sae Bom juga punya caranya.
Dia mengajukan kepada semua orang yang ada disana, siapa yang pernah terkena
COVID-19? Ada satu orang, kakek Hak Je.
“Aku
ingin bertanya. Kakek, apa kamu terinfeksi COVID-19 karena melakukan
kesalahan?” tanya Sae Bom.
Kakek Hak
Je marah mendengar pertanyaan itu. Dia tidak terima disebut terinfeksi karena
melakukan kesalahan. Dia hanya pergi ke undangan temannya untuk makan.
“Benar.
Penyakit tidak memilih akan menjangkit siapa. Ingat keadaan selama wabah
COVID-19? Beberapa orang menggali informasi pribadi orang yang terinfeksi dan
mengkritik mereka. Tapi orang lain mengkhawatirkan yang terinfeksi dan berharap
mereka pulih. Orang yang terinfeksi tidak boleh diusir tanpa kesempatan untuk
diobati.”
Sebelum
orang-orang memihak Sae Bom, Hae Sung angkat bicara kalau ini bukanlah
COVID-19. Sae Bom membenarkan. Orang yang terinfeksi akan menggit orang lain.
Dia paham kalau mereka takut dan gelisah karena dia juga merasakan hal yang
sama. Tapi, bagaimana jika ini terjadi pada mereka atau keluarga mereka? Siapa
yang akan mereka usir selanjutnya setelah Kim Seung Beom? Haruskah kita
mengusir satu sama lain sampai hanya satu orang tersisa?
Hae Sung
tidak mau mendengar omongannya lagi dan menyuruh agar mereka memulai pemilihan.
Jika ada yang setuju Seung Beom diusir, silahkan angkat tangan. Dan yang mengangkat
tangan adalah : Hae Sung Dong Hyun, kakek Hak Je, Se Kyu, Moon Hee, Yeon Ok,
Woo Chang, Soo Min dan Sang Hee. Total yang memilih adalah 9 orang. So Yoon
tidak mengangkat tangan dan Hae Sung menyuruhnya untuk angkat tangan, namun So
Yoon menolak.
Sekarang
yang memilih agar Seung Beom tetap tinggal, silahkan angkat tangan. Yang
memilih adalah : Andrew, Nenek Sung Sil,
Bo Ram, Hyun Kyung, So Yoon, Yi Hyun, Sae Bom, Seo Yoon, Jung Kook dan ibu CS.
Total ada 10 orang. Harusnya. Tapi, Hae Sung tidak menghitung suara Seo Yoo
yang dia anggap hanyalah bocil. Jadi, total hitungannya adalah 9 orang. Seri.
Pas
sekali, saat itu, Se Hun tiba dengan mengenakan pakaian APD lengkap untuk
memberikan suaranya. Dia memilih agar mereka tidak mengusir Seung Beom. Setelah
memberikan suarannya, Se Hun langsung pergi. Total 10 suara memilih tidak
mengusir.
Begitu
hasilnya keluar, sikap Yeon Ok berubah drastis. Dia langsung berdiri dan sok
baik bilang kalau dia memang nggak setuju mengusir orang dari apartemen mereka.
Dia juga meminta pengertian Seung Beom agar tidak tersinggung dan dendam. Wahh!
Bermuka dua sekali, Anda.
Sae Bom
meminta agar mereka mulai membantu mengawasi Seung Beom juga karena sangat
sulit jika hanya dia, Yi Hyun dan Jung Kook yang mengawasi. Lebih baik mereka
bagi dua kelompok dan bergantian berjaga. Tidak ada yang mau menjawab. Yi Hyun
dengan sarkas menawarkan agar mereka memungut suara lagi. Hyun Kyung langsung
mengangkat tangan dan mengajukan diri untuk menjaga duluan.
Disaat
mereka sibuk mengurusi Seung Beom, mereka tidak dapat informasi apapun mengenai
dunia luar. Mungkin, mereka tidak akan bisa membayangkan betapa kacaunya diluar
sana. Sekarang, berbondong-bondong kendaraan ada di pintu keluar perbatasan
daerah Seyang. Mereka hendak pergi dari Seyang, namun, akses keluar sudah
ditutup. Skala karantina bukan lagi tempat yang mempunyai orang terinfeksi,
namun, sudah menjadi karantina wilayah.
Tae Seok
pergi menemui tn. Choi. Tae Seok lah yang menyarankan pada Perdana Menteri agar
mereka melakukan karantina wilayah. tn. Choi merasa keputusannya benar karena
dia pasti belum mempunyai obat. Yang penting, mereka perlu mengulur waktu bagi
yang terinfeksi menggunakan obat penenang dan obat tidur. Tae Seok tahu kalau
tn. Choi sekarang sedang merasa takut karna obat belum ditemukan. Sisa waktu
tn. Choi sebelum benar-benar menjadi ‘gila’ hanyalah sekitar 1 bulan.
“Begitu
juga dengan istrimu,” balas tn. Choi. “Bukankah dia terinfeksi di sekitar waktu
yang sama. Kupikir itu sebabnya kamu bilang akan menemukan obatnya dalam
sebulan.”
“Aku
mengerti kamu terburu-buru,” jawab Tae Seok, tenang.
tn. Choi
mempunyai jalan pikirannya sendiri. Dia sekarang mau lepas tangan dari semua
area terinfeksi. Dia akan memerintahkan untuk mematikan listrik dan
menghentikan pemberian jatah makanan untuk daerah yang mempunyai orang
terinfeksi.
“Jadi
kamu ingin mematikan listrik dan menunggu yang terinfeksi mati dengan
sendirinya?”
“Akan
tetap ada masalah meski ada obatnya. Siapapun yang pernah mencicipi darah,
tidak bisa dimaafkan hanya karena itu terjadi saat mereka sakit.”
“Kamu
sendiri yang kecanduan akan darah.”
tn. Choi
tidak membantah. Dia hanya memberi peringatan karna merasakan kalau Tae Seok
punya sesuatu yang direncanakan.
Ji Soo
yang menemani Tae Seok, juga tidak suka dengan keputusan tn. Choi. Dia
menyampaikan itu pada Tae Seok. Jika mereka mulai memandamkan lampu, mereka
juga pasti akan memandamkan air selanjutnya. Dan jika itu terjadi, bukan hanya
orang terinfeksi yang tidak bisa bertahan, yang tidak terinfeksi juga akan
mati.
“Cari
tahu kapan mereka berencana memandamkan listrik,” perintah Tae Seok.
--
Hae Sung
marah karena So Yoon tidak memihak padanya saat pemilihan tadi. Dia malah
mengungkit posisi So Yoon yang dulu adalah sekretarisnya, kemudian dia nikahi
dan harusnya, So Yoon mengikuti arahannya tanpa perlu dijelaskan. So Yoon
mengingatkan Hae Sung kalau mereka sudah menikah. Mereka bisa berbeda pendapat.
Dan dia tidak merasa pilihannya salah.
“Jadi,
kamu akan bertanggung jawab jika kita terinfeksi? Hah. Ini sebabnya aku
seharusnya tidak menikahi orang tidak berpendidikan. Kurasa aku membuat
kesalahan,” umpatnya.
Mata So
Yoon menjadi berkaca-kaca. Hatinya terasa sakit mendengar penghinaan suaminya
sendiri.
--
Nenek
Sung Sil meminta Dong Hyun untuk mengembalikan ponselnya. Bukannya
mengembalikan, Dong Hyun malah membentak-bentak ibunya dan pergi keluar sambil
membawa ponselnya. Dia bilang akan mengembalikannya jika sudah selesai
memakainya.
Diluar,
dia melihat ulang rekamannya tadi. Tanpa sengaja, dia melihat video lain. Video
yang direkam Nenek Sung Sil untuk melihat bekas luka di punggungnya. Terlihat
kalau bekas luka itu menghitam. Lagi bingung dengan video itu, Bo Ram lewat dan
memberitahu kalau kemarin, dia melihat Dong Hyun menjatuhkan ponselnya di depan
pintu masuk.
Dong Hyun
jelas senang, ponselnya bisa ditemukan. Tapi, dia juga takut keluar untuk
mengambilnya. Makanya, dia memanfaatkan Bo Ram. Dia bilang akan membayar Bo Ram
jika mengambilkan ponselnya diluar sana. Sial! Tambah lagi dua benalu.
--
Sae Bom
mengajak Se Hun berbincang. Dia penasaran karena Se Hun sangat tertarik dengan
militer dan barang-barangnya. Se Hun menjelaskan kalau dia tertarik dengan
kiamat. Bumi dalam bahaya sekarang. Bahkan tanpa penyakit menular, fenomena
cuaca, pemanasan global, perang nuklir, kecerdasan buatan, akhir dunia sudah
dekat. Itu sebabnya dia mengumpulkan peralatan untuk bertahan hidup. Dia juga
punya ransum tempur dari seluruh dunia.
“Kau
punya banyak? Ransum tempur?” tanya Sae Bom, tertarik.
“Kamu mau
melihat koleksiku?” tawarkan Se Hun.
Sae Bom
sangat mau! Tanpa ragu, dia masuk ke dalam apartemen Se Hun. Dan sbeelum
menutup pintu, Se Hum memastikan dulu tidak ada orang lain di sana.
--
Yeon Ok
benar-benar kejam sama keluarga sendiri. Seung Beom sedang dalam keadaan
seperti ini dan dia malah berkunjung untuk mengejeknya. Dia bahkan dengan
sengaja meletakkan gelas berisi air dihadapan Seung Beom yang sedang berusaha
mati-matian menahan haus. Dasar munafik! Di hadapan Yi Hyun, Hyun Kyung dan Soo
Min, dia berbohong kalau dia mampir untuk menenangkan Seung Beom sebagai
perwakilan penghuni.
Yi Hyun
memberikan pengarahan pada Soo Min dan Hyun Kyung mengenai apa yang harus
mereka lakukan selama mengawasi Seung Beom. Jika Seung Beom menunjukkan
tanda-tanda kehausan ekstrem, jangan berikan air dan pergilah ke lantai 5. Dia
juga memberikan kunci borgol untuk Hyun Kyung, untuk jaga-jaga kalau perlu.
Setelah itu, Yi Hyun bicara dengan Seung Beom. Dia ingin tau apa yang Seung
Beom bicarakan dengan Yeon Ok.
Seung
Beom tidak mau memberitahu pembicaraan mereka. Sebaliknya, dia ingin
memberitahu hal yang dicari oleh Yi Hyun dari kemarin. Mengenai pembeli obat
Next. Salah satu pembelinya adalah orang yang memakai pakaian APD, si pemilih
terakhir tadi. Dia melihat saat pengedar menawarkan obat itu pada Se Hun. Yi
Hyun langsung panik karena Sae Bom bersama Se Hun barusan.
Sementara
itu, si dua orang bodoh berada di depan pintuk masuk yang sudah diganjal
berbagai kursi dan meja. Yang satu demi konten dan satu demi uang, mereka
membuat marabahaya untuk seluruh gedung 1. Di depan apartemen, sudah ada
ahjussi yang dari kemarin mencoba masuk. Tentu saja, melihat pintu terbuka, dia
ingin masuk. Rasa hausnya sudah sangat tidak tertahankan.
Yi Hyun
kembali ke kamar untuk mencari Sae Bom, mana tahu sudah kembali. Sayangnya, Seo
Yoon bilang kalau Sae Bom pergi bersama Se Hun.
Hyun
Kyung menjaga Seung Beom sambil mengetik. Sementara Soo Min disampingnya, terus
saja menunjukkan foto keluarganya. Dia masih berusaha membujuk agar Hyun Kyung
meminjaminya uang. Hal yang membuat mereka jadi bertengkar. Hyun Kyung tidak
mau meminjamkan uang. Dan mereka mulai mengungkit kesalahan satu sama lain di
masa lalu. Malu jika pertengkaran mereka di dengar sama Seung Beom, Hyun Kyung
pergi keluar.
Soo Min
menyesal dan meminta maaf. Namun, Hyun Kyung udah terlanjur tersinggung. Jika
Soo Min bilang merasa tidak adil, bagaimana dengan dia? Dulu, saat Soo Min
kuliah dan menikah, dia mendapatkan uang dan warisan. Sementara dirinya, dia
hanya mendapat uang kuliah untuk satu semester! Dia bekerja sendiri untuk
membayar uang kuliah hingga lulus dan tidak pernah mengeluh! Sekarang, Soo Min
mendatanginya seolah-olah dulu pernah memberinya uang?! Soo Min menyesal dan
meminta maaf, tapi jangan terlalu kejam padanya. Gimanapun mereka masih
keluarga.
Lagi
disituasi intens begitu, terdengar suara orang berlari. Khawatir terjadi
sesuatu, mereka pun berusaha mencari sumber suara. Soo Min yang memimpin jalan.
Sumber
suara itu berada dari lantai atas mereka. Para orang yang terinfeksi berhasil
masuk ke dalam, gara-gara Bo Ram dan Dong Hyun. Mereka kabur sekuat tenaga tapi
saking takutnya, mereka tidak bisa memberitahu yang terjadi. Jung Kook dan Woo
Chang yang lewat, bingung melihat keduanya ngos-ngosan berlari ke dalam lift
dan berteriak menyuruh mereka lari. Belum sempat bereaksi, zombie sudah masuk
dan hendak menggigit mereka.
Jung Kook
reflesk mau mengambil pistolnya, tapi tidak ada. Sementara si zombie sudah
berlari ke arahnya dan Woo Chang.
Soo Min
yang berada di depan pintu darurat untuk memeriksa sumber suara, tanpa sempat
bereaksi, digigit oleh ahjussi. Hyun Kyung terhenyak melihat pemandangan
dihadapannya. Di depan matanya, dia melihat abangnya di gigit zombie. Setelah
membeku beberapa saat, Hyun Kyung refleks berlari ke dalam gym dan mengunci
pintu. Dia juga menahan pintu dengan kursi.
Di
ruangan itu ada Seung Beom. Dia baru saja minum dari gelas yang ditinggalkan
oleh Yeon Ok tadi. Rasa hausnya tidak tertahankan. Hyun Kyung membatu. Dia ada
diruangan yang sama dengan orang yang terinfeksi. Sementara diluar, ada
orang-orang terinfeksi yang berkeliaran.
Di saat
yang sama, Yi Hyun ada di depan unit 1501 untuk mencari Sae Bom. Se Hun tidak
mengizinkannya masuk dan menyuruhnya untuk menunggu.
“Apa kamu
meminum pil yang kamu beli di pusat kebugaran? Jika kamu menyakiti Sae Bom, aku
akan menghabisimu.”
H A P P I N E S S