Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 07 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 07 part 2


Di dalam apartemen, Seo Yoon mendengar pengumuman mengenai seluruh wilayah Se Yang dinyatakan dalam keadaan darurat militer. Sae Bom tiba tepat waktu dan menenangkannya untuk tidak takut. Semua hanya untuk menakut-nakuti mereka saja.



Tae Seok meminta semua orang untuk bertahan selama 4 hari. Dalam 4 hari, darurat militer akan dicabut dan tingkat karantina akan dikendurkan. Mengenai listrik yang dimatikan, itu karena ada orang yang terinfeksi di pembangkit listrik. Jadi, hanya bangunan prioritas yang akan mendapatkan aliran listrik. Dan apartermen mereka bukanlah bangunan yang termasuk prioritas. Keadaan diluar juga sedang buruk karena mereka kekurangan makanan dan air secara keseluruhan. Kasus penyerangan bermuculan di seluruh kota. Setelah mendengar penjelasan Tae Seok, Hae Sung merasa kalau emang lebih baik mereka di dalam apartemen saja. Yeon Ok sok bijak menyuruh mereka untuk bersabar. 4 hari itu tidak lama.


Lagi suasana genting gini, Joo Hyeong malah menanyakan kebenaran, apakah benar orang akan terinfeksi jika mengonsumsi obat tertentu? Tae Seok memandangnya sengit dan menjawab kalau mereka masih memeriksa fakta terkait penyakit ini. Tae Seok juga menyarankan agar mereka pulang dan isi daya perangkat apapun yang dibutuhkan. Penuhi wastafel atau bak mandi dengan air. Begitu aliran listrik diputus, tidak akan ada aliran air.



Semua pun bubar, bergegas melakukan apa yang disarankan oleh Tae Seok. Sae Bom yang sudah duluan pulang, sudah kepikiran hal yang sama dan memenuhi bathub dengan air. Seo Yoon juga ingin kembali ke rumahnya dan memenuhi bathub rumahnya dengan air juga. Oh ya, Seo Yoon juga sudah membuat keputusan. Dia tidak akan pergi menemui orang tuanya. Dia akan tetap tinggal bersama Seo Yoon hingga masa karantina berakhir dan kemudian Sae Bom akan membawanya bertemu orang tuanya. Seo Yoon menolak karena dia merasa Tae Seok aneh. Dia bisa merasakan kalau Tae Seok tertarik pada Sae Bom, soalnya terus menanyakan keadaan Sae Bom padanya. Ah, jadi tujuan Tae Seok mau membawa Seo Yoon, biar Sae Bom juga ikut dengannya.



Karena tidak akan bertemu orangtuanya sementara waktu, Seo Yoon sudah menulis surat. Surat itu akan Sae Bom titipkan pada Tae Seok. Sebelum pergi, Sae Bom membawa sebuah gunting sebagai senjata. Dia juga menasehati Seo Yoon untuk tidak keluar rumah dan tunggu hingga dia kembali.


Entah bagaimana caranya atau mungkin mereka sudah janjian sebelumnya, Sae Bom sudah tahu kalau Tae Seok ada diatap menunggu Seo Yoon. Sae Bom menyampaikan keputusan Seo Yoon beserta surat Seo Yoon untuk orang tuanya. Tae Seok seperti membujuk agar Seo Yoon mau ikut dengannya dan jika Sae Bom khawatir, dia bisa menemani.

“Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Sae Bom.

“Aku datang ke sini untuk mencari peluang walau sekecil apapun untuk mengatasi situasi ini.”

“Sepertinya kamu datang untuk menangkapku. Tapi aku tidak mengerti alasannya. Apa ada hubungannya dengan luka ini?”


“Bisa dibilang begitu,” akui Tae Seok. “Kami menemukan antibodi di tubuhmu. Kami harus memeriksa dahulu apakah antibodinya akan bekerja. Jika perlu, aku bahkan akan membuatmu digigit,” ujar Tae Seok dan menembak ke gembok pintu.


Di balik pintu itu ada security yang dalam keadaan kambuh. Dan begitu pintu terbuka, zombie itu langsung berlari keluar dan menyerang Sae Bom. Sae Bom sudah menyiapkan gunting di tangannya. Hanya dengan sekali tusukan dileher, Sae Bom bisa membunuh zombie tersebut. Namun, dia nggak bisa melakukannya. Dia hanya berusaha sekuat tenaga untuk menahan zombie itu tanpa membunuhnya. Baginya, zombie itu adalah manusia.


“Jangan tembak!!” teriak Sae Bom, melihat Tae Seok mengarahkan pistol ke arah si zombie.

Dor!!!



Suara tembakan itu terdengar hingga ke lantai basement dimana Yi Hyun dan Jung Kook berada. Jung Kook merasa kalau itu mungkin suara tembakan peringatan karena mereka sedang dalam keadaan darurat militer. Yi Hyun merasa ucapannya ada benarnya dan tidak memeriksa lagi. Jung Kook sepertinya penuh kekhawatiran. Dia memohon pada Yi Hyun untuk meminta Tae Seok membawanya keluar saat dia pergi nanti. Dia mulai merasa terganggu dengan situasi ini. Alasan terbesarnya adalah karena dia mengkhawatirkan istrinya. Yi Hyun merasa kasihan dan berjanji akan mencoba bicara dengan Tae Seok.



Setelah pembicaraan itu, mereka ke ruang gym. Harusnya, di sana ada mayat Seung Beom. Namun, ruangan itu sangat bersih. Dari kamera CCTV, mereka melihat beberapa orang berpakaian militer masuk ke sana sebelumnya dan membawa tubuh Seung Beom. Sebelum tubuh Seung Beom diangkut pergi, terlihat kalau mereka melakukan sesuatu pada kepala Seung Beom. Yi Hyun menebak kalau mereka mengoperasi otak Seung Beom. Dia teringat ucapan Tae Seok barusan padanya, yang bilang sedang mencari antibodi yang bisa mencapai otak.


Firasatnya langsung nggak enak. Dia merasa kalau tujuan Tae Seok kemari untuk membawa Sae Bom untuk mencari antibodi! Panik, dia langsung bergegas ke atap. Karena tidak tahu mereka akan turun menggunakan lift atau tangga darurat, Yi Hyun meminta Jung Kook berjaga di depan lift dan mencegah Tae Seok pergi jika melihatnya. Sementara dia akan menaiki tangga.


Jung Kook sebenarnya ketakutan ditinggal sendirian. Entah siapa yang akan ada di dalam lift. Makanya, dia bersiaga, jika-jika yang keluar adalah zombie. Yi Hyun berlari ditangga darurat. Di tangga darurat lantai 5, dia melihat Seo Yoon. Seo Yoon keluar karena mendengar suara tembakan dan mengkhawatirkan Sae Bom. Sebelumnya, Sae Bom pergi membawa gunting untuk mengantarkan suratnya. Yi Hyun tahu sesuatu nggak beres dan menyuruh Seo Yoon kembali ke apartemen karena diluar berbahaya. Dia juga menenangkan Seo Yoon untuk tidak khawatir, soalnya, Sae Bom lebih jauh berkelahi dibandingkannya.


Pintu lift terbuka. Dan yang keluar adalah Tae Seok sambil mempapah Sae Bom yang tidak sadarkan diri dan dipenuhi darah. Sebelah tangannya, Tae Seok gunakan untuk menondongkan pistol agar Jung Kook menyingkir. Jung Kook jelas ketakutan dan tidak bisa menahan Tae Seok untuk pergi. Sementara itu, Yi Hyun sedang bergegas turun. Saat dia sampai dibawah, Jung Kook melaporkan kalau Sae Bom terluka dan Tae Seok membawanya.



Padahal lutut Yi Hyun mengalami cedera sewaktu SMA hingga tidak bisa membuatnya berlari begitu cepat dan itu alasannya juga tidak bisa bermain baseball lagi. Namun, demi menyelamatkan Sae Bom, Yi Hyun mampu berlari sangggaaat cepat.

Tae Seok sudah meletakkan Sae Bom di kursi belakang dan dengan walkie talkie memberitahu petugas didepan kalau dia sudah membawa Sae Bom dan pintu harap dibukakan. Tae Seok juga berujar pada Sae Bom yang pingsan untuk tidak begitu kasihan sama mereka yang terinfeksi. Orang-orang yang terinfeksi itu bisa menahan dahaga jika mereka mau. Yi Hyun tiba terlambat.


Tapi, untuk menyelamatkan Sae Bom, tidak ada kata terlambat di dalam kamusnya. Meskipun harus mengejar sebuah mobil yang melaju, Yi Hyun mampu melakukannya. Dia bahkan berhasil melompat ke depan mobil dan mengarahkan pistol pada Tae Seok yang ada di dalam mobil. Petugas milter yang ada di sana juga mengarahkan pistol pada Tae Seok. Sae Bom yang sudah sadar atau mungkin berpura-pura pingsan sebelumnya, langsung mengambil pistol yang ada di saku Tae Seok dan menyuruhnya tidak bergerak. Tae Seok kagum. Padahal dia menyuntikkan obat penenang yang cukup kuap untuk menidurkan gajah, namun, Sae Bom bisa lepas dari obat itu.

“Kurasa aku lebih kuat dari gajah,” jawab Sae Bom.



Setelah aksi nodong-nodongin pistol, akhirnya Sae Bom dibebaskan. Padahal, tujuan Tae Seok hanya ingin mengambil darah untuk ditest. Harusnya dia menyampaikan hal itu baik-baik saja, nggak perlu sampai menculik. Sae Bom juga bersedia kok untuk di test darah. Tapi, dengan satu permintaan, diberikan makanan yang cukup untuk penghuni apartemen. Makanan dengan daging yang banyak. Dan juga, untuk jasad Seung Beom, dia harap mereka memberitahu keluarganya. Ji Soo mengerti dan berusaha akan melakukan permintaan Sae Bom. Sae Bom juga mengkhawatirkan keadaan Ibunya. Ji Soo bilang kalau ibu Sae Bom baik-baik saja di panti jompo. Tae Seok sudah mengurusnya. Jadi, tidak perlu khawatir.


Selagi Sae Bom diambil darahnya sama Ji Soo, Yi Hyun berbincang dengan Tae Seok. Dia mau tahu alasan Tae Seok membedah otak Seung Beom. Apa untuk mencari antibodi?

“Sudah kubilang penyakit orang gila memengaruhi otak. Saat memeriksa darah orang yang terinfeksi, terkadang kami menemukan antibodi. Tapi itu tidak bisa masuk ke otak. Tubuh mereka memiliki antibodi, tapi tidak bisa sampai ke otak dan itu masalahnya.”

“Jadi, karena itu kamu membedah otak orang yang terinfeksi? Untuk melihat apa antibodinya ada di sana? Bagaimana dengan Yoon Sae-Bom? Kamu akan membedah otaknya?”


“Tidak. Aku butuh sampel darah. Aku bisa melakukan tes itu dengan darahnya.”

“Bisakah kamu membuat obatnya dengan darah Yoon Sae-Bom?”

“Kami menemukan antibodi monoklonal baru dalam darah Yoon Sae-Bom. Kami perlu melakukan beberapa tes lagi, tapi ada kemungkinan itu akan sampai ke otak.”

“Itu berarti Yoon Sae-Bom sangat penting demi kebaikan Korea.”

“Ada sebuah kemungkinan.”

“Kalau begitu, bisa beri aku senjata? Agar aku bisa melindungi Yoon Sae-Bom.”

“Kamu akan baik-baik saja? Kami belum yakin soal antibodinya. Yoon Sae-Bom bisa menunjukkan gejala kapan saja.”

“Karena itu dia harus tetap di sisiku, agar bisa kuawasi. Tepat di sampingku,” alasan Yi Hyun.


Tae Seok mengiyakan kalau dia akan memberikan yang Yi Hyun butuhkan. Dan alasan dia melakukan semuanya diam-diam, sampai mau menculik Sae Bom, demi menyembunyikan kalau Sae Bom mungkin punya antibodi ditubuhnya. Soalnya, yang terkena infeksi banyak dari orang kaya dan berkuasa. Jika sampai orang-orang itu tahu mengenai Sae Bom, maka mereka tidak akan ragu mengambil semua darah di tubuh Sae Bom untuk mengobati diri sendiri.



Jung Kook masih menunggu hingga di depan pintu sampai Sae Bom dan Yi Hyun kembali. Gimanapun, Jung Kook hanya manusia biasa. Dia tentu curiga karena Sae Bom tadi keluar dengan wajah penuh darah dan sekarang kembali dalam keadaan baik-baik saja. Yi Hyun menjawab kalau itu bukan darah Sae Bom dan jangan khawatir. Tetap saja Jung Kook takut. Dia juga meminta Yi Hyun mengembalikan pistolnya. Yi Hyun langsung mengembalikannya.



Sekarang, Yi Hyun dan Sae Bom berkeliling membagikan makanan yang didapatkannya dari Tae Seok. Saat dia membagikan makanan, Yeon Ok dan Joo Hyeon memilih-milihnya dan tidak mengambil dari tangan Yi Hyun. Yi Hyun jelas kesal. Joo Hyeong menjelaskan kalau dia memeriksa tanggal kardaluwarsa.




Setelah selesai membagikan makanan, mereka pergi ke atap untuk menenangkan diri. Sae Bom memberitahu yang terjadi. Tae Seok memang menembak zombie security tapi tidak membunuhnya. Dia hanya menembak punggung si zombie. Saat perhatian Sae Bom teralih, Tae Seok menyuntikkan obat bius sementara zombie yang sudah dalam keadaan normal, berlari keluar sambil berteriak kesakitan. Agar pintu tidak bisa dibuka lagi, Yi Hyun memasang borgol disana.



Di apartemen 1202, Yeon Ok dan Woo Chang mencharge semua lampu darurat yang mereka miliki dan ponsel mereka. Keduanya yakin kalau setelah 4 hari, semua akan kembali normal. Dan sekarang mereka butuh seseorang yang mempunyai kekuasaan dan menuruti mereka. Seperti mendapat jawaban, mereka kedatangan tamu. Jung Kook. Dia datang untuk menemui Woo Chang dan bilang terimakasih karena sudah menyelamatkan nyawanya. Dia juga mau berdoa.


Dialah orang yang Yeon Ok butuhkan. Kenapa? Karena dia mempunyai pistol.

--


Di apartemen 602, hanya So Yoon yang sibuk mempersiapkan semuanya sebelum aliran listrik di putuskan. Dia mencharge semua lampu darurat dan peralatan elektronik. Dia juga membereskan semua sampah. Sementara Hae Sung hanya bersantai di sofa. Setelah So Yoon mengomelinya menyuruh pergi membuang sampah, Hae Sung baru mau keluar sambil memuji diri sendiri sebagai suami terbaik di dunia. Astaga!


Diluar, dia malah tanpa sengaja berpas-pasan dengan Sang Hee yang mau membuang sampah juga. Berbeda saat bersama So Yoon, dia malah menawarkan membuangkan sampah Sang Hee. Mereka hanya meletakkannya di pojokan tangga darurat. Sang Hee benar-benar rubah. Dia tahu kalau Hae Sung sudah tergoda dan mencoba memanfaatkannya. Dia sengaja memeluk Hae Sung sambil menangis ketakutan memberitahu kalau Joo Hyeong memberitahunya, kalau benar Joo Hyeong membunuh Min Ji. Dia sangat takut dan meminta tolong Hae Sung membantunya.



Entah apa yang dikatakannya, Hae Sung kembali dengan pikiran kosong. Ah, gila! Dia malah mencium aroma tubuhnya yang tadi dipeluk Sang Hee dan kelihatan senang. Reaksinya sangat berbeda saat melihat penampilan So Yoon. Dia menghela nafas dan menggelengkan kepala, seperti tidak puas. Setelah itu, saat So Yoon menanyakan, mau kemana dia meletakkan sisa makanan, Hae Sung malah meminta sisa makanannya dan melemparkannya keluar dari jendela!


So Yoon sampai kaget dengan tingkahnya dan menyebutnya sudah gila. Tapi, Hae Sung tidak peduli. Dia hanya terus memikirkan pelukan Sang Hee samanya tadi. Dan dia nggak sadar kalau ada noda lipstick di cardigannya dan terlihat sama So Yoon.

--


Di apartemen 601,

Joo Hyeong sibuk melakukan sesuatu. Dengan suntik, dia mengambil cairan dari sebuah pil obat dan menyuntikkannya ke dalam botol minuman. Gila! Dia ingin merubah semua orang menjadi zombie. Saat mendengar suara langkah kaki Sang Hee kembali, dia langsung menyembunyikan semua peralatannya.


Joo Hyeong sedikit bertanya, untuk apa Sang Hee keluar membuang sampah sambil memakai gaun? Dengan santai, Sang Hee menjawab kalau dia hanya memakai gaunnya saja.

--


Tae Seok dan Ji Soo sudah kembali ke markas rahasia. Dia memerintahkan Ji Soo agar darah Sae Bom di uji di lab dengan keamanan biologi level 3. Tae Seok merasa kalau virus itu mungkin sudah mencapai otak Sae Bom. Soalnya, Sae Bom bisa pulih dari obat penenang yang kuat dengan cepat. Salah satu ciri orang terinfeksi kan pulih sangat cepat.

“Tapi hasil tesnya bersih,” ingatkan Ji Soo.

“Mungkin tubuhnya punya antibodi yang bekerja. Lanjutkan dengan hati-hati, agar para petinggi tidak  mendengarnya. Tidak ada yang boleh mengincarnya sebelum kita mengembangkan obatnya. Mengerti?”

“Ya, Pak.”


“Bagaimana keadaan orang tua Park Seo-Yoon?”

“Gejala ayahnya sudah meningkat. Tapi ibunya hanya menunjukkan gejala ringan.”

“Berikan ini kepada ayahnya saat dia merasa lebih baik. Itu akan sedikit membantu,” perintah Tae Seok dan memberikan surat Seo Yoon.

--

Sae Bom sedang berada di rumah Seo Yoon dan membantu memindahkan semua barang Seo Yoon ke rumahnya. Seo Yoon akan tinggal bersamanya. Salah satu hal yang dibawa oleh Seo Yoon adalah fotonya bersama orang tuanya.

--



Di apartemen 302,

Kakek Hak Je dan Nenek Sung Sil juga sudah bersiap untuk peemadaman aliran listrik. Bo Ram juga berniat kembali ke kamar 202. Nenek Sung Sil jelas cemas, soalnya, Bo Ram sudah membuat masalah dan belum tentu akan diterima. Kakek Hak Je awalnya nggak peduli, tapi pada akhrinya, dia menyuruh Bo Ram tinggal bersama mereka karena mereka punya kamar kosong.

Bo Ram jelas sangat berterimakasih.

--


Di apartemen 401,

Hyun Kyung mendapatkan panggilan interkom dari lantai basement. Yang menghubunginya adalah Soo Min dengan baju penuh darah. Meskipun mereka selalu bertengkar, tapi tetap saja mereka kakak beradik dan saling mengkhawatirkan satu sama lain. Soo Min menghubungi hanya agar Hyun Kyung tahu kalau dia baik-baik saja. Hyun Kyung sangat khawatir padanya.

“Aku hanya sedikit takut. Tapi aku tidak bisa masuk ke sana. Entah apa yang bisa kulakukan untukmu,” ujar Soo Min, takut kalau dia akan mencelakai Hyun Kyung.

Oppa, Maafkan aku,” tangis Hyun Kyung.


“Hei, jangan bilang begitu. Kenapa kamu meminta maaf? Kenapa meminta maaf? Ini semua salahku. Na Hyun-Kyung. Bisakah aku meminta satu hal? Jika aku... Jika aku akhirnya... Jika sesuatu terjadi padaku, tolong jaga keluargaku.”


Oppa. Kamu akan baik-baik saja. Mereka bilang obatnya akan segera siap. Bertahanlah...” sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, lampu sudah mati.

--



Jung Kook berada di atap. Dia terlihat sangat gelisah. Itu karena sebelum internet dan sinyal dimatikan, istrinya sempat mengirim pesan kalau dia dapat pesan di rumah sakit dan takut pergi ke sana sendirian. Makanya, Jung Kook sangat ingin bertahan hidup dan segera keluar dari sana.

--


Di unit 501,

Sae Bom, Yi Hyun dan Seo Yoon sedang asyik makan ransum pemberian Se Hun. Meski terlihat ceria, Sae Bom sebenarnya mengkhawatirkan lukanya. Dia pasti takut kalau virus itu menginfeksinya. Yi Hyun tahu hal itu, makanya dia mengenggam tangan Sae Bom untuk menenangkan.

--


Soo Min duduk di basement yang gelap. Saat itu, seseorang dari dalam apartemen, menyinarkan lampu senter padanya. Orang itu membukakan pintu basement untuknya.


H A P P I N E S S

 

Post a Comment

Previous Post Next Post