Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 09 part 1

Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 09 part 1


Seseorang dengan username : @aloneintheuniverse menulis tweet kalau dia bosan. Disini hanya ada orang-orang membosankan. Dia akan lari.




Sesuai dengan tweet tersebut, Lalita Empicca berlarian ke sana kemari dan baru berhenti saat terjatuh menimpa Gorya. Gelangnya tersangkut ke benang baju Gorya dan bukannya berusaha melepaskannya pelan-pelan, dia langsung menarik paksa tangannya sehingga membuat baju Gorya terkoyak. Lita panik dan meminta maaf. Namun, perhatian semua orang teralih pada Roselyn yang berdiri diatas panggung dan memperkenalkan Lalita Empicca sebagai tunangan Thyme.


Begitu pengumuman diucapkan, semua tamu langsung heboh. Anak-anak muda langsung menyebarkan kabar ini melalui medsos masing-masing. Media juga sibuk mengambil potret Thyme dan Lalita. Thyme marah dan berteriak tidak setuju mengenai pertunangannya! Dia tidak mau Ibunya melakukan hal yang sama padanya seperti yang dilakukannya pada kakaknya!! Seolah tidak ingin mendengarkan protes putranya, Roselyn memberi tanda pada Pruek, asistennya. Dan saat Pruek memberitanda pada bawahannya, beberapa pria langsung maju dan menahan Thyme agar tidak naik ke panggung dan membuat lebih banyak kekacauan.




MJ dan Kavin tidak membiarkan hal itu. Mereka langsung pergi ke meja peletakkan hadiah untuk Thyme dan mencari kunci mobil. Salah seorang tamu memberikan hadiah mobil. Kunci itu langsung mereka lemparkan pada Thyme supaya dia bisa kabur. Begitu mendapatkan kunci tersebut, Thyme langsung kabur dengan niat hati membawa Gorya. Masalahnya, karena terlalu banyak kamera wartawan yang memotretnya, matanya jadi silau dan kesulitan melihat. Jadinya, dia asal tarik saja tangan orang, yang dikiranya adalah Gorya padahal itu adalah tangan Lita yang berdiri pas di samping Gorya.


 Tidak melihat kiri kanan lagi, Thyme langsung cabut. Tidak menyadari ekspresi bingung Gorya, Ren, Kavin dan MJ yang melihatnya membawa Lita. Tindakannya itu membuat para tamu dan wartawan makin heboh mengenai hubungan keduanya. Aishhh! Yang paling senang tentu adalah Roselyn.


Thyme baru sadar kalau dia salah bawah orang saat mereka sudah cukup tahu. Dia kaget setengah mati karna yang duduk disampingnya bukan Gorya tapi Lita. Dengan nada jutek Lita berujar : “Permainan gila apa yang kau mainkan?”


Tanpa menjawab pertanyaan itu, Thyme memaksa Lita keluar dari mobilnya. Dia malas berurusan dengan Lita dan tidak peduli meski Lita marah-marah. Lita meminta bertanggung jawaban Thyme agar mengantarkannya pulang sekarang. Tapi Thyme nggak mau dan menyuruhnya pulang sendiri. Biar nggak susak, dia memberikan kunci mobil biar Lita bisa pulang. Lita tetap menolak dan merasa Thyme memperlakukannya kayak sampah.


Kesal karena nggak dituruti, Lita langsung memanjat ke punggung Thyme dan menggigit ujung telinga Thyme yang langsung membuat Thyme merasa lemah. Melihat reaksi Thyme, Lita makin senang sudah menemukan titik sensitif Thyme dan semakin menggodanya.



Tanpa keduanya sadari, mereka sudah membuat masalah semakin besar. Roselyn memanfaatkan ketidakadaan keduanya untuk menjatuhkan mental Gorya. Dia bicara dengan orang tua Lita di dekat Gorya dengan suara keras supaya Gorya bisa mendengar semuanya. Roselyn memuji Lita yang cerita dan Thyme menyukai gadis seperti itu. Thyme cocok dengan Lalita. Para wartawan juga berkumpul untuk menanyakan lebiih mendetail mengenai pertunangan.


Ren yang tahu kalau Gorya merasa sedih dengan ucapan Roselyn, menyemangatinya. Dia menyuruh Gorya tidak usah khawatir karna dia kan mengenal Thyme. Jangan sampai goyah karna rencana Roselyn. Meski Ren bilang begitu, tetap saja Gorya galau.




Apalagi, pertunangan Thyme dengan Lalita langsung menjadi topik panas di semua media. Setiap hari, berita tersebut disiarkan secara berulang. Isi beritanya hampir sama, mengenai kekayaan keluarga Thyme dan Lalita. Jika pertunangan keduanya berakhir dengan pernikahan, hal ini akan mempengaruhi perekonomian dengan besarnya pengaruh kedua keluarga dalam dunia bisnis.


Seolah masih belum cukup, beberapa siswa yang sudah melihat berita itu, menertertawakan Gorya yang juga ada di pesta tersebut tapi Thyme malah memilih membawa Lita. Mereka mengatai Gorya sebagai pecundang. Merasa frustasi, Gorya pergi ke atap untuk meluapkan emosinya. Seperti biasa, di sana ada Ren. Eit, salah, bukan Ren tapi Talay.

Gorya juga salah paham mengira yang menyapa adalah Ren, tapi ternyata Talay. Talay di sana untuk membersihkan sampah yang ada di atap gedung. Petugas kebersihan diam-diam mempekerjakannya tapi jangan beritahu orang lain. Keuntungan dari pekerjaan ini, dia jadi punya kesempatan untuk mencaritahu kehidupan F4.

“Kenapa kau mau mencaritahu?” tanya Gorya, heran.

“Bercanda,” jawab Talay, seolah ucapannya barusan hanyalah lelucon.


Ya udah, Gorya tidak mengganggunya lagi dan sibuk melihat pemandangan. Saat itulah dia melihat Lita yang mengenakan seragam sekolah lain menerobos masuk ke lingkungan sekolah dengan memanjat pagar. Dia sempat melihat Gorya yang ada di atap gedung dan melambaikan tangan. Setelah itu, dia langsung kabur karena ketahuan sama satpam menerobos. Melihat itu, Gorya langsung berlari turun untuk menolongnya.



Di perjalanan, dia berpas-pasan dengan Thyme yang langsung mengajaknya bicara. Gorya menyuruhnya cepat karena sedang terburu-buru. Sebenarnya Thyme mau minta maaf soal kejadian kemarin, tapi karena gengsi, dia malah menyalahkan Gorya yang nggak mengulurkan tangan supaya dia bisa raih dan akhirnya membuatnya salah menarik orang. Udah gitu, dia malah menyuruh Gorya yang minta maaf dan dia akan memaafkannya. Gorya jelas marah mendengar omong kosongnya dan langsung menendangnya kemudian melanjutkan perjalanan. Pas setelah Gorya pergi, MJ dan Kavin baru tiba dengan naik lift dan melihat Thyme terkapar di lantai menahan kesakitan. Nggak usah diberitahu mereka juga udah tahu itu pasti perbuatan Gorya. Entah apa yang dilakukan Thyme pada Gorya lagi.


Gorya berhasil menemukan Lita yang masih berlarian menghindari satpam. Langsung saja Gorya menyembunyikan Lita di sebuah ruangan kosong dan berbohong kepada satpam dengan menunjukkan ke arah yang berlawanan. Setelah aman, Gorya baru masuk dan  memberitahu Lita yang tidak perlu menyelinap seperti ini. Jika dia mau masuk ke sekolah mereka, dia tinggal memberitahu satpam di pintu masuk kalau dia adalah tunangan Thyme. Lita nggak mau karena menurutnya itu hanya akan membuat masalah menjadi lebih rumit. Lagipula, dia kemari bukan untuk bertemua Thyme tapi Gorya.



Lita ternyata terus kepikiran mengenai gaun Gorya yang dirusaknya kemarin malam dan merasa bersalah. Dia sudah berusaha mencari gaun yang sama persis, tapi nggak ketemu. Jadinya, dia membelikan gaun lain sebagai ganti rugi. Gorya jelas menolak soalnya harga gaunnya tidak sebanding dengan gaun pemberian Lita. Lita nggak masalah dan memaksa Gorya untuk menerimanya. Dia sudah bersusah payah membeli gaun tersebut. Jika dia nggak mau mengambilnya, dia akan tinggalkan barangnya di sana dan siapapun boleh mengambilnya.


Ucapan terakhir Lita mirip seperti yang pernah Thyme katakan saat memaksanya menerima hp pemberiannya. Hal itu membuat Gorya jadi semakin merasakan perbedaan status mereka. Lita tidak menyadari perubahan ekspresi Gorya dan terus saja mengajaknya berbincang dan berkenalan. Setelah perbincangan singkat, Lita pamit untuk pergi dulu karena dia masih harus menghadiri acara dengan Thyme.

--


Gorya pulang dengan membawa gaun pemberian Lita. Hatinya beneran terasa berat. Apalagi saat melihat artikel terbaru mengenai Thyme dan Lita yang hari ini muncul di sebuah acara sebagai pasangan. Di saat suasana hatinya seberat itu, dia mendapat kejutan. Thyme ada di rumahnya masih dengan setelah yang dipakainya saat menghadiri acara bersama Lita. Dia sudah seperti keluarga bagi Klakhao. Mereka makan bersama seperti biasa sambil menonton lakorn.



Baru juga mau mulai makan, mereka sudah langsung bertengkar. Ini gegara Thyme yang harusnya menghadiri acara dengan Lita, kenpaa bisa ada di sini? Thyme menjawab kalau dia kabur. Dari pertanyaan itu, mereka mulai bertengkar membahas masalah kemarin. Thyme menegaskan kalau dia nggak mengenal Lita dan semua adalah perbuatan Ibunya. Siapa juga yang zaman sekarang ini memaksakan pertunangan pada putra mereka?


Setelah pertengkaran singkat, keduanya langsung diam-diaman. Klakhao juga ikut diam, takut kena marah kalau berkomentar. Thyme yang membuka pembicaraan dengan berujar kalau dia sangat stress semalam hingga nggak bisa tidur dan menyayat jarinya dengan gunting. Ah, dia juga kembali ke pesta kemarin dan tidak ada yang menunggunya. Padahal ada oran yang akan menikahinya, tapi Gorya malah nggak peduli sama sekali. Sedihnya. Mana dia belum mendapatkan hadiah ulang tahunnya.


“Sudah kubuang,” ujar Gorya sambil berdiri dan mengambilkan hansaplast, “Ini hadiahmu. Ambillah.”


Klakhao kali ini langsung ikut bicara, memberitahu hadiah Gorya yang ada di atas kulkas. Wkwkwkw. Thyme langsung bahagia. Apalagi saat tahu hadiahnya adalah cookies buatan tangan yang dibuat sesuai bentuk mukanya. Dia juga sok menggoda dengan berujar, pasti nggak bisa dimakan. Gorya kesal dan ingin mengambil kembali hadiahnya. Mereka mulai bertengkar untuk memperebutkan cookies tersebut. Sweet.


“Saham jatuh ke rekor terendah. Itu bertepatan dengan rumor kemarin yang membuat banyak investor cemas tentang masalah kesehatan Miliarder Pakorn. Sepreti yang diketahui, Pakorn adalah pengusahan nomor satu Thailand, pemilik kerajaan TN yang terhubung ke beberapa bisnis besar di negara ini,” ini adalah bunyi dari berita yang tayang di TV.


Berita yang membuat ekspresi Thyme berubah drastis dan langsung pamit pergi. Gorya sempat menanyakan siapa miliarder Pakorn tersebut, tapi Thyme menjawab bukan apa-apa.

--


Kavin, MJ dan Ren sedang berkumpul bersama. Mereka membahas ucapan Ren tempo hari yang berujar kalau dia merasakan firasat aneh mengenai Ibu Thyme, Roselyn. Dia yakin firasat aneh itu pasti tidak ada hubungannya dengan pengumuman bertunangan Thyme. Soalnya, jika Roselyn mau menyingkirkan Gorya, bukankah hal ini masih terlalu cepat? Untuk apa dia membahas pertunangan Thyme begitu terburu-buru? (Masuk akal. Soalnya Gorya kan masih SMA kelas 1 dan Thyme baru mau lulus SMA. Masih terlalu cepat kalau mereka masih mau serius).

Firasat aneh Ren terbukti saat dia melihat artikel mengenai kondisi miliarder Pakorn. Kavin juga berkomentar kalau ini mencurigakan.


“Tidak ada bintang malam ini,” komentar Ren, melihat langit malam. Seolah pertanda kehidupan mereka yang penuh bintang sebelumnya, akan berubah.

--


Roselyn benar-benar mencurigakan. Dia sudah melihat koran yang menulis kondisi miliarder Pakorn dan berujar pada Pruek kalau ini adalah momen penting, bukan hanya di Thailand tapi juga Singapore.


“Bagaimana dengan khun Thyme dan khun Lita?” tanya Pruek.


“Aku tidak khawatir. Karena waktunya pas, semua akan berjalan dengan sendirinya. Aku sangat mengetahuinya.”

= Episode 09 =

The Incident of 1 %


Thyme benar-benar menyukai hadiah dari Gorya. Saking sukanya, dia sampai pergi ke rumah Ren hanya untuk memamerkan cookiesnya tersebut. Niatnya cuma mau pamer, tapi Ren malah memakannya. Thyme langsung kesal dan memaksa Ren untuk memuntahkannya. Setelah pertengkaran singka tersebut, Ren baru menanyakan tujuan Thyme datang. Masa hanya untuk pamer cookies? Thyme menjawab kalau dia kebetulan lewat dan mampir.


Suasana menjadi serius. Ren mulai membahas berita kesehatan Pakorn yang menurun dan menjadi topik utama di semua tajuk berita. Jadi, apa yang akan Thyme lakukan sekarang? Thyme tidak punya pilihan. Dia akan pulang dan tinggal di rumahnya untuk sementara. Setelah membahas Pakorn, Ren mulai membahas mengenai Lita. Thyme malas membahas Lita. Lagian dia juga sudah punya cara untuk mengatasi Lita.




Cara yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan Ren dan MJ yang sekarang malah sedang pergi ke toko bunga paman Ga dengan nafas ngos-ngosan. Keduanya diminta bantuan Thyme untuk menangani Lita dengan memanfaatkan kekerenan mereka. Tapi, hasilnya malah kacau. Malah mereka yang dipermainkan sama Lita. Lita bilang kalau dia nggak suka ke tempat sederhana, jadi mereka membawanya jalan-jalan ke taman hiburan. Di sana, Lita mengajak mereka naik roller-coaster sampai tiga kali, naik viking lima kali, ke rumah hantu dan terakhir, menipu mereka naik wahana air tapi dianya nggak naik. Kemudian, setelah dari sana, Lita mengajak mereka membeli jajajan makanan ke Yaowarat. Setelah dari situ, mereka lanjut ke pasar bunga. Dan disinilah mereka sekarang. Kabur dari Lita.


Umur panjang, yang dibicarakan nongol setelah mencari MJ dan Kavin ke sana kemari. Dia beneran hiperaktif dan nggak ada lelahnya. Yang ada, dia malah mengatai Kavin dan MJ sebagai pria kota yang membosankan dan payah. Tidak menyadari situasi, dengan santainya dia malah mengajak Gorya untuk bermain dengannya.


Gorya kelihatan sekali nggak mau pergi dengannya, jadi dia membuat alasan kalau dia masih harus bekerja. Nggak hilang akal, Lita malah menawarkan untuk membeli semua bunga yang ada di sana. Kalau nggak ada lagi bunga yang dijual, Gorya bisa pulang lebih cepat dan menemaninya kan?


Dan disinilah mereka sekarang. Gorya menemani Lita berbelanja tas mewah. Ketlka sedang melihat-lihat, Gorya tertarik dengan sebuah tas tapi harganya sangat mahal. Lita melihat itu dan tanpa ragu membelinya dan menghadiahkannya pada Gorya. Gorya sudah menolak tapi Lita terus memaksa dan menggunakan caranya kemarin, mengancam akan meninggalkan tasnya di sana dan siapapun bisa mengambilnya.


“Akan kutinggalkan di sini juga,” balas Gorya, tidak mau lagi diancam demikian. “Jangan lakukan ini, Lalita.”


Melihat ekspresi Gorya, Lita baru sadar kalau dia sudah membuat Gorya merasa tidak nyaman. Dia menyesal dan meminta maaf. Dia demikian karena tidak pernah punya teman dekat dan tidak tahu caranya berteman. Makanya, dia tidak ingin Gorya marah padanya. Sikap Lita yang manis seperti itu, membuat Gorya tidak bisa bersikap cuek padanya. Dia berujar kalau dia tidak marah tapi dia minta Lita tidak memberikannya barang-barang mahal seperti itu lagi. Gaun yang diberikan Lita waktu itu saja hampir membuat resleting lemarnya rusak saking besarnya. Lita mengiyakan dan berjaji.

Btw, dia jadi penasaran mengenai lemari Gorya. Lemari seperti apa yang ada risletingnya?



Untuk menjawab rasa penasaran Lita, Gorya membawanya ke rumahnya dan ke kamarnya. Dia menunjukkan lemari pakaiannya yang sederhana dan mempunyai risleting. Lita beneran takjud dan merasa itu unik. Dia juga menemukan sebuah kotak dan mengira itu adalah rumah boneka. Gorya langsung mengambil kotak itu dari tangan Lita dan memberitahu kalau itu perangkap kecoak. Jangan dimainkan karena kotor. Makin takjublah Lita. Dia serasa seperti di museum dan memuji rumah Gorya yang penuh barang aneh. Dia sampai memohon agar Gorya mengizinkannya untuk sering berkunjung. Gorya mengizinkan (tapi kelihatanya karena nggak tega menolak). Lita sangat senang dan sedikit curhat kalau hidupnya selalu di atur oleh orang tuanya termasuk kehidupan sosial dan temannya. Mendengar curhatannya, Gorya jadi merasa kasihan dan menawarkan untuk menjadi teman Lita.


“Pada akhirnya, sekeras apapun aku berusaha melawan suatu hal, aku tidak bisa  mengubahnya.”

“Soal pertunangan itu?” tebak Gorya dan Lita mengiyakan. “Apakah kamu okay?

“Gimana aku bisa okay. Aku tidak mengenal Thyme sama sekali. Omong-omong, apa hubunganmu dengan Thyme?”


“Aku dan Thyme berteman.”


Jawaban yang dipercayai oleh Lita tanpa menyadari betapa posesifnya Thyme pada Gorya. Lita malah mengira pacar Gorya adalah pria yang dilihatnya bersama Gorya di atap waktu itu, Talay.



Belum sempat Gorya meluruskan, mereka malah dikagetkan dengan kemunculan Thyme yang menggendong Klakhao di punggung. Dua – duanya sama – sama kaget (Thyme dan Lita). Baru juga bertemu, mereka sudah langsung bertengkar. Lita mengejek Gorya yang berteman dengan Thyme dan Thyme sebaliknya. Ujung-ujungnya mereka malah saling adu mulut.

--


Lita nggak menyadari tindakannya memesan semua bunga dan membawa pergi Gorya (wajar sih, nggak pernah merasakan). Gegara tindakannya, Kaning harus bekerja sendirian dan membungkus semua buket bunga sebanyak satu toko, sendirian! Untunglah ada Kavin di sana tadi dan mau membantu Kaning. Kalau nggak, bisa-bisa Kaning lembur semalaman hanya gegara Lita mau bermain dengan Gorya. Ckckck. Dengan dibantu saja, mereka baru selesai saat hari sudah gelap.



Karena pekerjaan sudah selesai, Kavin pun pamit pulang. Baru juga beberapa langkah, dia berbalik lagi dan mengeluh kelaparan. Apakah Kaning punya makanan untuk dia makan? Wajah Kaning langsung sumringah dan membelikan Kavin yoghurt. Seperti biasa, Kavin menggoda Kaning yang sering makan itu dari kecil pasti makanya tubuhnya begitu. Kaning mengira Kavin menggoda tubuhnya yang kecil, tapi bukan itu maksud Kavin. Dia berdalih kalau dia memuji tubuh Kaning yang bugar. Dan lagi-lag, dia mengelus kepala Kaning. Gimana Kaning nggak baper coba!


Udah gitu, Kavin santai banget lagi pas mencolek yoghurt yang menempel di hidung Kaning saat dia menjilati tutup yoghurt. Agar tidak jatuh dalam pesona Kavin, Kaning langsung mengalihkan fokusnya dengan menanyakan mengenai Lita. Dia nggak nyangka kalau Lita akan membeli seluruh bunga yang ada di toko. Meski begitu, dia merasa kalau Ibunya Thyme aneh. Melihat kepribadian Roselyn, aneh rasanya jika dia bisa menyukai kepribadian Lita yang terlalu blak-blakan.


“Tidak, keluarga Empicca sangat cocok untuk keluarga Paramaanantra. Yang terpenting, kamu tidak lihat Lita punya banyak kesamaan dengan Gorya? Ibu Thyme lebih pintar dari dugaanmu. Kami pun tidak tahu cara menghadapinya.”

“Aku mulai mencemaskan Gorya,” ujar Kaning, cemas. “Biar ku telepon dia.”



Dan benar saja, saat dia menelepon Gorya, Gorya kelihatan sangat stress. Kenapa? Karena dibelakangnya sedang ada tiga bayi raksasa yang melakukan perang bantal yaitu : Thyme, Lita dan Klakhao. Ampun deh!

--


Lita menginap di rumah Gorya. Dia baru pulang saat pagi sudah menyingsing. Sebelum pulang, dia tersenyum lebar dan gembira karena semalam sangat menyenangkan dan dia akan datang untuk bermain lagi. Thyme yang belum pulang. Wajahnya terlihat serius saat dia melihat sesuatu di hp-nya. Dia kemudian membahas hubungan Gorya dengan Lita. Gorya memuji Lita yang manis, rendah hati dan sangat baik. Dia senang menjadi teman Lita.


Thyme yang merasa nggak senang. Dia berujar kalau dia menyukai kehidupannya yang seperti ini. Dan tiba-tiba saja, dia memeluk Gorya dengan erat.


“Aku mungkin harus pergi sementara. Ada yang harus kulakukan. Itu sangat sulit dijelaskan. Yang kuminta hanyalah, apapun yang terjadi, tolong tunggu aku, Gorya. Bersabarlah.”


Setelah mengatakan hal seperti itu, Thyme pergi. Meninggalkan Gorya dalam kebingungan dan keraguan. Sudah hampir setahun dia mengenal Thyme dan terkadang dia berpikir kalau dia tahu semua tentang dunianya. Sampai dia menyadari, yang baru diketahuinya hanyalah puncak gunung es.




Pertanyaan kenapa wajah Thyme begitu serius dan mengatakan pesan seperti itu pada Gorya, terjawab tidak lama setelah Thyme pergi. Breaking News. Miliarder Pakorn dari Grup TN, pria terkaya di Thailand, meninggal dunia. Berita itu sangat mengejutkan bagi semua mereka yang berkecimpung di dunia bisnis besar seperti keluarga Ren, Kavin, MJ dan Lita.

Kavin bahkan langsung ke toko bunga paman Ga dan menanyakan stok bunga yang mereka mliki untuk karangan bunga. Dia rasa mereka akan menerima banyak pesanan.



Sesuai yang dikatakan oleh Kavin, toko Paman Ga mendapat jumlah orderan karangan bunga yang sangat besar. Kaning dan Gorya dikirim ke tempat pemakaman untuk menata bunga di sana. Kematian Pakorn benar-benar mengguncang perekonomian. Harga saham juga terus menurun.

Kadang kamu menonton berita yang tidak kamu pahami tentang apa itu. Kamu hanya tahu itu penting, tapi kamu tidak merasakan hubungan apapun dengannya. Tapi kamu tahu, berita itu mungkin tidak tampak penitng bagimu, dan hanya berarti bagi satu persen populasi. Tapi tanpa disadari, satu persen itu berdampak signifikan kepadamu.


Itu yang dirasakan oleh Gorya sekarang ini. Bagi orang biasa sepertinya, kematian Pakorn hanya seperti berita kematian biasa, namun tidak bagi mereka dari kalangan atas. Ibu Gorya sampai menelpon memberitahu kalau Pakorn meninggal di usia 83 tahun dan dia tidak diizinkan bertaruh 83 pada lotre. Lihat, dari sini saja terlihat perbedaan lingkungan Gorya dan Thyme. Di saat ibunya ingin bertaruh lotre, mereka 1 % yang teratas sibuk menghadiri pemakaman Pakorn.



Di pemakaman, Kaning bisa merasakan perbedaan pemakaman mereka yang berada di kelas atas dengan mereka. Rasanya tidak sepreti pemakaman. Terlalu banyak reporter yang hadir untuk meliput dan sibuk menyiapkan kamera. Saking sibuknya memperhatikan sekeliling, Kaning sampai tidak fokus merangkai bunga. Kavin menyadari itu dan menasehatinya. Dia menasehati untuk melakukan yang terbaik dan perhatikan setiap detail rangkaiannya. Akan ada banyak tamu besar yang hadir dan jika ada yang terkesan dengan pekerjaannya, itu pasti akan bagus untuk bisnis paman Ga.


“Di hari seperti ini, apa kita masih harus memikirkan bisnis?” komentar Gorya.


“Kamu harus memikirkannya terutama di hari seperti ini. Pemakaman mungkin upacara untuk mengingat orang yang sudah tiada. Tapi dengan kematian Pakorn, perubahan akan datang. Permainan tentang bagaimana negara ini dijalankan akan berubah, terutama bagi pemilik perumahan mewah seperti Thyme. Grup Parama mengadakan upacara bersama Grup MPC hari ini. Mengerti, Gorya? Kamu harus melihat gambaran besarnya. Meski awalnya mungkin sangat asing, kamu harus bisa memahaminya,” jelas Kavin.


Apa yang dikatakan oleh Kavin sangat benar. Saat dalam perjalanan ke tempat pemakaman, Pruek memberikan daftar list tamu penting yang akan hadir dan menyuruh Thyme untuk menghafalnya. Bagi orang seperti mereka, bahkan tempat pemakaman adalah tempat untuk meningkatkan koneksi mereka.




Semakin lama Gorya berada di sana, dia semakin melihat jelas perbedaan dirinya dengan mereka yang termasuk 1 % teratas (adegan ini, menurutku pribadi, hebat! Padahal, kita hanya diperlihatkan bagaimana orang-orang datang silih berganti, namun aura yang mereka pancarkan menunjukkan jelas perbedaan kehidupan yang mereka jalani). Bahkan anggota F4 yang selama ini dikenalnya, terlihat sangat berbeda saat ini. Ren, Kavin dan MJ menunjukkan sisi diri mereka yang belum pernah dilihatnya selama ini. Karisma dan aura yang mereka pancarkan, memperlihatkan dunia yang tidak akan dimengertinya.


Mental Gorya semakin down saat dia melihat kedatangan Thyme dan Lita. Melihat keduanya bersanding bersama, berbicara dengan para tamu dan berbisik, dia semkain menyadari posisinya.

Aku tidak paham satu kalimat pun yang mereka ucapkan. Aku tidak pernah tahu gunung esnya akan sebesar ini.

 

1 Comments

  1. Setuju banget. Adegan pemakaman di episode 9 ini jadi golden scene bgt buat gw. Melihat Thyme berjalan beriringan dengan Lita & bertemu dgn para kolega bisnis sedangkan Gorya dianggap gak lebih dari seorang pelayan yg dititipin gelas bekas pake. Gorya bener2 tertampar realita di adegan ini (btw, Gorya keliatan cantik bgt di adegan ini) Adegan yg ga pernah gw temui di BOF versi negara lainnya bisa digambarkan dengan baik di versi Thailand ini. Entah mungkin karna Thailand gak semaju Korea, China & Jepang sehingga mereka bisa betul2 menggambarkan kesenjangan antara si kaya & si miskin dengan sangat realistis & beliavable. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, gw lebih suka versi Thailand ini. Selain karna budayanya yang terasa dekat dengan Indonesia, atmosfer kota Bangkok di beberapa bagian juga sangat mirip dengan Jakarta. Membuat drama ini jadi terasa hangat & lebih humanis. Salute...

    ReplyDelete
Previous Post Next Post