Seseorang
dengan username : @aloneintheuniverse menulis tweet kalau dia bosan. Disini
hanya ada orang-orang membosankan. Dia akan lari.
Sesuai
dengan tweet tersebut, Lalita Empicca berlarian ke sana kemari dan baru
berhenti saat terjatuh menimpa Gorya. Gelangnya tersangkut ke benang baju Gorya
dan bukannya berusaha melepaskannya pelan-pelan, dia langsung menarik paksa
tangannya sehingga membuat baju Gorya terkoyak. Lita panik dan meminta maaf.
Namun, perhatian semua orang teralih pada Roselyn yang berdiri diatas panggung
dan memperkenalkan Lalita Empicca sebagai tunangan Thyme.
Begitu
pengumuman diucapkan, semua tamu langsung heboh. Anak-anak muda langsung
menyebarkan kabar ini melalui medsos masing-masing. Media juga sibuk mengambil
potret Thyme dan Lalita. Thyme marah dan berteriak tidak setuju mengenai
pertunangannya! Dia tidak mau Ibunya melakukan hal yang sama padanya seperti
yang dilakukannya pada kakaknya!! Seolah tidak ingin mendengarkan protes
putranya, Roselyn memberi tanda pada Pruek, asistennya. Dan saat Pruek
memberitanda pada bawahannya, beberapa pria langsung maju dan menahan Thyme
agar tidak naik ke panggung dan membuat lebih banyak kekacauan.
MJ
dan Kavin tidak membiarkan hal itu. Mereka langsung pergi ke meja peletakkan
hadiah untuk Thyme dan mencari kunci mobil. Salah seorang tamu memberikan
hadiah mobil. Kunci itu langsung mereka lemparkan pada Thyme supaya dia bisa
kabur. Begitu mendapatkan kunci tersebut, Thyme langsung kabur dengan niat hati
membawa Gorya. Masalahnya, karena terlalu banyak kamera wartawan yang
memotretnya, matanya jadi silau dan kesulitan melihat. Jadinya, dia asal tarik
saja tangan orang, yang dikiranya adalah Gorya padahal itu adalah tangan Lita
yang berdiri pas di samping Gorya.
Tidak
melihat kiri kanan lagi, Thyme langsung cabut. Tidak menyadari ekspresi bingung
Gorya, Ren, Kavin dan MJ yang melihatnya membawa Lita. Tindakannya itu membuat
para tamu dan wartawan makin heboh mengenai hubungan keduanya. Aishhh! Yang
paling senang tentu adalah Roselyn.
Thyme
baru sadar kalau dia salah bawah orang saat mereka sudah cukup tahu. Dia kaget
setengah mati karna yang duduk disampingnya bukan Gorya tapi Lita. Dengan nada
jutek Lita berujar : “Permainan gila apa yang kau mainkan?”
Tanpa
menjawab pertanyaan itu, Thyme memaksa Lita keluar dari mobilnya. Dia malas
berurusan dengan Lita dan tidak peduli meski Lita marah-marah. Lita meminta
bertanggung jawaban Thyme agar mengantarkannya pulang sekarang. Tapi Thyme
nggak mau dan menyuruhnya pulang sendiri. Biar nggak susak, dia memberikan
kunci mobil biar Lita bisa pulang. Lita tetap menolak dan merasa Thyme
memperlakukannya kayak sampah.
Kesal
karena nggak dituruti, Lita langsung memanjat ke punggung Thyme dan menggigit
ujung telinga Thyme yang langsung membuat Thyme merasa lemah. Melihat reaksi
Thyme, Lita makin senang sudah menemukan titik sensitif Thyme dan semakin
menggodanya.
Tanpa
keduanya sadari, mereka sudah membuat masalah semakin besar. Roselyn
memanfaatkan ketidakadaan keduanya untuk menjatuhkan mental Gorya. Dia bicara
dengan orang tua Lita di dekat Gorya dengan suara keras supaya Gorya bisa
mendengar semuanya. Roselyn memuji Lita yang cerita dan Thyme menyukai gadis seperti
itu. Thyme cocok dengan Lalita. Para wartawan juga berkumpul untuk menanyakan
lebiih mendetail mengenai pertunangan.
Ren
yang tahu kalau Gorya merasa sedih dengan ucapan Roselyn, menyemangatinya. Dia
menyuruh Gorya tidak usah khawatir karna dia kan mengenal Thyme. Jangan sampai
goyah karna rencana Roselyn. Meski Ren bilang begitu, tetap saja Gorya galau.
Apalagi,
pertunangan Thyme dengan Lalita langsung menjadi topik panas di semua media.
Setiap hari, berita tersebut disiarkan secara berulang. Isi beritanya hampir
sama, mengenai kekayaan keluarga Thyme dan Lalita. Jika pertunangan keduanya
berakhir dengan pernikahan, hal ini akan mempengaruhi perekonomian dengan
besarnya pengaruh kedua keluarga dalam dunia bisnis.
Seolah
masih belum cukup, beberapa siswa yang sudah melihat berita itu,
menertertawakan Gorya yang juga ada di pesta tersebut tapi Thyme malah memilih
membawa Lita. Mereka mengatai Gorya sebagai pecundang. Merasa frustasi, Gorya
pergi ke atap untuk meluapkan emosinya. Seperti biasa, di sana ada Ren. Eit,
salah, bukan Ren tapi Talay.
Gorya
juga salah paham mengira yang menyapa adalah Ren, tapi ternyata Talay. Talay di
sana untuk membersihkan sampah yang ada di atap gedung. Petugas kebersihan
diam-diam mempekerjakannya tapi jangan beritahu orang lain. Keuntungan dari
pekerjaan ini, dia jadi punya kesempatan untuk mencaritahu kehidupan F4.
“Kenapa
kau mau mencaritahu?” tanya Gorya, heran.
“Bercanda,”
jawab Talay, seolah ucapannya barusan hanyalah lelucon.
Ya
udah, Gorya tidak mengganggunya lagi dan sibuk melihat pemandangan. Saat itulah
dia melihat Lita yang mengenakan seragam sekolah lain menerobos masuk ke
lingkungan sekolah dengan memanjat pagar. Dia sempat melihat Gorya yang ada di
atap gedung dan melambaikan tangan. Setelah itu, dia langsung kabur karena
ketahuan sama satpam menerobos. Melihat itu, Gorya langsung berlari turun untuk
menolongnya.
Di
perjalanan, dia berpas-pasan dengan Thyme yang langsung mengajaknya bicara.
Gorya menyuruhnya cepat karena sedang terburu-buru. Sebenarnya Thyme mau minta
maaf soal kejadian kemarin, tapi karena gengsi, dia malah menyalahkan Gorya
yang nggak mengulurkan tangan supaya dia bisa raih dan akhirnya membuatnya
salah menarik orang. Udah gitu, dia malah menyuruh Gorya yang minta maaf dan
dia akan memaafkannya. Gorya jelas marah mendengar omong kosongnya dan langsung
menendangnya kemudian melanjutkan perjalanan. Pas setelah Gorya pergi, MJ dan
Kavin baru tiba dengan naik lift dan melihat Thyme terkapar di lantai menahan
kesakitan. Nggak usah diberitahu mereka juga udah tahu itu pasti perbuatan
Gorya. Entah apa yang dilakukan Thyme pada Gorya lagi.
Gorya
berhasil menemukan Lita yang masih berlarian menghindari satpam. Langsung saja
Gorya menyembunyikan Lita di sebuah ruangan kosong dan berbohong kepada satpam dengan
menunjukkan ke arah yang berlawanan. Setelah aman, Gorya baru masuk dan memberitahu Lita yang tidak perlu menyelinap
seperti ini. Jika dia mau masuk ke sekolah mereka, dia tinggal memberitahu
satpam di pintu masuk kalau dia adalah tunangan Thyme. Lita nggak mau karena
menurutnya itu hanya akan membuat masalah menjadi lebih rumit. Lagipula, dia
kemari bukan untuk bertemua Thyme tapi Gorya.
Lita
ternyata terus kepikiran mengenai gaun Gorya yang dirusaknya kemarin malam dan
merasa bersalah. Dia sudah berusaha mencari gaun yang sama persis, tapi nggak
ketemu. Jadinya, dia membelikan gaun lain sebagai ganti rugi. Gorya jelas
menolak soalnya harga gaunnya tidak sebanding dengan gaun pemberian Lita. Lita
nggak masalah dan memaksa Gorya untuk menerimanya. Dia sudah bersusah payah
membeli gaun tersebut. Jika dia nggak mau mengambilnya, dia akan tinggalkan
barangnya di sana dan siapapun boleh mengambilnya.
Ucapan
terakhir Lita mirip seperti yang pernah Thyme katakan saat memaksanya menerima
hp pemberiannya. Hal itu membuat Gorya jadi semakin merasakan perbedaan status
mereka. Lita tidak menyadari perubahan ekspresi Gorya dan terus saja
mengajaknya berbincang dan berkenalan. Setelah perbincangan singkat, Lita pamit
untuk pergi dulu karena dia masih harus menghadiri acara dengan Thyme.
--
Gorya
pulang dengan membawa gaun pemberian Lita. Hatinya beneran terasa berat.
Apalagi saat melihat artikel terbaru mengenai Thyme dan Lita yang hari ini
muncul di sebuah acara sebagai pasangan. Di saat suasana hatinya seberat itu,
dia mendapat kejutan. Thyme ada di rumahnya masih dengan setelah yang
dipakainya saat menghadiri acara bersama Lita. Dia sudah seperti keluarga bagi
Klakhao. Mereka makan bersama seperti biasa sambil menonton lakorn.
Baru
juga mau mulai makan, mereka sudah langsung bertengkar. Ini gegara Thyme yang
harusnya menghadiri acara dengan Lita, kenpaa bisa ada di sini? Thyme menjawab
kalau dia kabur. Dari pertanyaan itu, mereka mulai bertengkar membahas masalah
kemarin. Thyme menegaskan kalau dia nggak mengenal Lita dan semua adalah
perbuatan Ibunya. Siapa juga yang zaman sekarang ini memaksakan pertunangan
pada putra mereka?
Setelah
pertengkaran singkat, keduanya langsung diam-diaman. Klakhao juga ikut diam,
takut kena marah kalau berkomentar. Thyme yang membuka pembicaraan dengan
berujar kalau dia sangat stress semalam hingga nggak bisa tidur dan menyayat
jarinya dengan gunting. Ah, dia juga kembali ke pesta kemarin dan tidak ada
yang menunggunya. Padahal ada oran yang akan menikahinya, tapi Gorya malah
nggak peduli sama sekali. Sedihnya. Mana dia belum mendapatkan hadiah ulang
tahunnya.
“Sudah
kubuang,” ujar Gorya sambil berdiri dan mengambilkan hansaplast, “Ini hadiahmu.
Ambillah.”
Klakhao
kali ini langsung ikut bicara, memberitahu hadiah Gorya yang ada di atas
kulkas. Wkwkwkw. Thyme langsung bahagia. Apalagi saat tahu hadiahnya adalah
cookies buatan tangan yang dibuat sesuai bentuk mukanya. Dia juga sok menggoda
dengan berujar, pasti nggak bisa dimakan. Gorya kesal dan ingin mengambil
kembali hadiahnya. Mereka mulai bertengkar untuk memperebutkan cookies
tersebut. Sweet.
“Saham jatuh ke rekor terendah. Itu
bertepatan dengan rumor kemarin yang membuat banyak investor cemas tentang
masalah kesehatan Miliarder Pakorn. Sepreti yang diketahui, Pakorn adalah
pengusahan nomor satu Thailand, pemilik kerajaan TN yang terhubung ke beberapa
bisnis besar di negara ini,” ini adalah bunyi dari berita yang
tayang di TV.
Berita
yang membuat ekspresi Thyme berubah drastis dan langsung pamit pergi. Gorya
sempat menanyakan siapa miliarder Pakorn tersebut, tapi Thyme menjawab bukan
apa-apa.
--
Kavin,
MJ dan Ren sedang berkumpul bersama. Mereka membahas ucapan Ren tempo hari yang
berujar kalau dia merasakan firasat aneh mengenai Ibu Thyme, Roselyn. Dia yakin
firasat aneh itu pasti tidak ada hubungannya dengan pengumuman bertunangan
Thyme. Soalnya, jika Roselyn mau menyingkirkan Gorya, bukankah hal ini masih
terlalu cepat? Untuk apa dia membahas pertunangan Thyme begitu terburu-buru?
(Masuk akal. Soalnya Gorya kan masih SMA kelas 1 dan Thyme baru mau lulus SMA.
Masih terlalu cepat kalau mereka masih mau serius).
Firasat
aneh Ren terbukti saat dia melihat artikel mengenai kondisi miliarder Pakorn.
Kavin juga berkomentar kalau ini mencurigakan.
“Tidak
ada bintang malam ini,” komentar Ren, melihat langit malam. Seolah pertanda
kehidupan mereka yang penuh bintang sebelumnya, akan berubah.
--
Roselyn
benar-benar mencurigakan. Dia sudah melihat koran yang menulis kondisi
miliarder Pakorn dan berujar pada Pruek kalau ini adalah momen penting, bukan
hanya di Thailand tapi juga Singapore.
“Bagaimana
dengan khun Thyme dan khun Lita?” tanya Pruek.
“Aku
tidak khawatir. Karena waktunya pas, semua akan berjalan dengan sendirinya. Aku
sangat mengetahuinya.”
= Episode 09 =
The Incident
of 1 %
Thyme
benar-benar menyukai hadiah dari Gorya. Saking sukanya, dia sampai pergi ke
rumah Ren hanya untuk memamerkan cookiesnya tersebut. Niatnya cuma mau pamer,
tapi Ren malah memakannya. Thyme langsung kesal dan memaksa Ren untuk
memuntahkannya. Setelah pertengkaran singka tersebut, Ren baru menanyakan
tujuan Thyme datang. Masa hanya untuk pamer cookies? Thyme menjawab kalau dia
kebetulan lewat dan mampir.
Suasana
menjadi serius. Ren mulai membahas berita kesehatan Pakorn yang menurun dan
menjadi topik utama di semua tajuk berita. Jadi, apa yang akan Thyme lakukan
sekarang? Thyme tidak punya pilihan. Dia akan pulang dan tinggal di rumahnya
untuk sementara. Setelah membahas Pakorn, Ren mulai membahas mengenai Lita.
Thyme malas membahas Lita. Lagian dia juga sudah punya cara untuk mengatasi
Lita.
Cara
yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan Ren dan MJ yang sekarang malah sedang
pergi ke toko bunga paman Ga dengan nafas ngos-ngosan. Keduanya diminta bantuan
Thyme untuk menangani Lita dengan memanfaatkan kekerenan mereka. Tapi, hasilnya
malah kacau. Malah mereka yang dipermainkan sama Lita. Lita bilang kalau dia
nggak suka ke tempat sederhana, jadi mereka membawanya jalan-jalan ke taman
hiburan. Di sana, Lita mengajak mereka naik roller-coaster sampai tiga kali,
naik viking lima kali, ke rumah hantu dan terakhir, menipu mereka naik wahana
air tapi dianya nggak naik. Kemudian, setelah dari sana, Lita mengajak mereka
membeli jajajan makanan ke Yaowarat. Setelah dari situ, mereka lanjut ke pasar
bunga. Dan disinilah mereka sekarang. Kabur dari Lita.
Umur
panjang, yang dibicarakan nongol setelah mencari MJ dan Kavin ke sana kemari.
Dia beneran hiperaktif dan nggak ada lelahnya. Yang ada, dia malah mengatai
Kavin dan MJ sebagai pria kota yang membosankan dan payah. Tidak menyadari
situasi, dengan santainya dia malah mengajak Gorya untuk bermain dengannya.
Gorya
kelihatan sekali nggak mau pergi dengannya, jadi dia membuat alasan kalau dia
masih harus bekerja. Nggak hilang akal, Lita malah menawarkan untuk membeli
semua bunga yang ada di sana. Kalau nggak ada lagi bunga yang dijual, Gorya
bisa pulang lebih cepat dan menemaninya kan?
Dan
disinilah mereka sekarang. Gorya menemani Lita berbelanja tas mewah. Ketlka
sedang melihat-lihat, Gorya tertarik dengan sebuah tas tapi harganya sangat
mahal. Lita melihat itu dan tanpa ragu membelinya dan menghadiahkannya pada
Gorya. Gorya sudah menolak tapi Lita terus memaksa dan menggunakan caranya
kemarin, mengancam akan meninggalkan tasnya di sana dan siapapun bisa
mengambilnya.
“Akan
kutinggalkan di sini juga,” balas Gorya, tidak mau lagi diancam demikian.
“Jangan lakukan ini, Lalita.”
Melihat
ekspresi Gorya, Lita baru sadar kalau dia sudah membuat Gorya merasa tidak
nyaman. Dia menyesal dan meminta maaf. Dia demikian karena tidak pernah punya
teman dekat dan tidak tahu caranya berteman. Makanya, dia tidak ingin Gorya
marah padanya. Sikap Lita yang manis seperti itu, membuat Gorya tidak bisa
bersikap cuek padanya. Dia berujar kalau dia tidak marah tapi dia minta Lita
tidak memberikannya barang-barang mahal seperti itu lagi. Gaun yang diberikan
Lita waktu itu saja hampir membuat resleting lemarnya rusak saking besarnya.
Lita mengiyakan dan berjaji.
Btw,
dia jadi penasaran mengenai lemari Gorya. Lemari seperti apa yang ada
risletingnya?
Untuk
menjawab rasa penasaran Lita, Gorya membawanya ke rumahnya dan ke kamarnya. Dia
menunjukkan lemari pakaiannya yang sederhana dan mempunyai risleting. Lita
beneran takjud dan merasa itu unik. Dia juga menemukan sebuah kotak dan mengira
itu adalah rumah boneka. Gorya langsung mengambil kotak itu dari tangan Lita
dan memberitahu kalau itu perangkap kecoak. Jangan dimainkan karena kotor.
Makin takjublah Lita. Dia serasa seperti di museum dan memuji rumah Gorya yang
penuh barang aneh. Dia sampai memohon agar Gorya mengizinkannya untuk sering
berkunjung. Gorya mengizinkan (tapi kelihatanya karena nggak tega menolak).
Lita sangat senang dan sedikit curhat kalau hidupnya selalu di atur oleh orang
tuanya termasuk kehidupan sosial dan temannya. Mendengar curhatannya, Gorya
jadi merasa kasihan dan menawarkan untuk menjadi teman Lita.
“Pada
akhirnya, sekeras apapun aku berusaha melawan suatu hal, aku tidak bisa mengubahnya.”
“Soal
pertunangan itu?” tebak Gorya dan Lita mengiyakan. “Apakah kamu okay?”
“Gimana
aku bisa okay. Aku tidak mengenal
Thyme sama sekali. Omong-omong, apa hubunganmu dengan Thyme?”
“Aku
dan Thyme berteman.”
Jawaban
yang dipercayai oleh Lita tanpa menyadari betapa posesifnya Thyme pada Gorya.
Lita malah mengira pacar Gorya adalah pria yang dilihatnya bersama Gorya di
atap waktu itu, Talay.
Belum
sempat Gorya meluruskan, mereka malah dikagetkan dengan kemunculan Thyme yang
menggendong Klakhao di punggung. Dua – duanya sama – sama kaget (Thyme dan
Lita). Baru juga bertemu, mereka sudah langsung bertengkar. Lita mengejek Gorya
yang berteman dengan Thyme dan Thyme sebaliknya. Ujung-ujungnya mereka malah
saling adu mulut.
--
Lita
nggak menyadari tindakannya memesan semua bunga dan membawa pergi Gorya (wajar
sih, nggak pernah merasakan). Gegara tindakannya, Kaning harus bekerja
sendirian dan membungkus semua buket bunga sebanyak satu toko, sendirian! Untunglah
ada Kavin di sana tadi dan mau membantu Kaning. Kalau nggak, bisa-bisa Kaning
lembur semalaman hanya gegara Lita mau bermain dengan Gorya. Ckckck. Dengan dibantu
saja, mereka baru selesai saat hari sudah gelap.
Karena
pekerjaan sudah selesai, Kavin pun pamit pulang. Baru juga beberapa langkah,
dia berbalik lagi dan mengeluh kelaparan. Apakah Kaning punya makanan untuk dia
makan? Wajah Kaning langsung sumringah dan membelikan Kavin yoghurt. Seperti
biasa, Kavin menggoda Kaning yang sering makan itu dari kecil pasti makanya
tubuhnya begitu. Kaning mengira Kavin menggoda tubuhnya yang kecil, tapi bukan
itu maksud Kavin. Dia berdalih kalau dia memuji tubuh Kaning yang bugar. Dan
lagi-lag, dia mengelus kepala Kaning. Gimana Kaning nggak baper coba!
Udah
gitu, Kavin santai banget lagi pas mencolek yoghurt yang menempel di hidung
Kaning saat dia menjilati tutup yoghurt. Agar tidak jatuh dalam pesona Kavin,
Kaning langsung mengalihkan fokusnya dengan menanyakan mengenai Lita. Dia nggak
nyangka kalau Lita akan membeli seluruh bunga yang ada di toko. Meski begitu,
dia merasa kalau Ibunya Thyme aneh. Melihat kepribadian Roselyn, aneh rasanya
jika dia bisa menyukai kepribadian Lita yang terlalu blak-blakan.
“Tidak,
keluarga Empicca sangat cocok untuk keluarga Paramaanantra. Yang terpenting,
kamu tidak lihat Lita punya banyak kesamaan dengan Gorya? Ibu Thyme lebih
pintar dari dugaanmu. Kami pun tidak tahu cara menghadapinya.”
“Aku
mulai mencemaskan Gorya,” ujar Kaning, cemas. “Biar ku telepon dia.”
Dan
benar saja, saat dia menelepon Gorya, Gorya kelihatan sangat stress. Kenapa?
Karena dibelakangnya sedang ada tiga bayi raksasa yang melakukan perang bantal
yaitu : Thyme, Lita dan Klakhao. Ampun deh!
--
Lita
menginap di rumah Gorya. Dia baru pulang saat pagi sudah menyingsing. Sebelum
pulang, dia tersenyum lebar dan gembira karena semalam sangat menyenangkan dan
dia akan datang untuk bermain lagi. Thyme yang belum pulang. Wajahnya terlihat
serius saat dia melihat sesuatu di hp-nya. Dia kemudian membahas hubungan Gorya
dengan Lita. Gorya memuji Lita yang manis, rendah hati dan sangat baik. Dia
senang menjadi teman Lita.
Thyme
yang merasa nggak senang. Dia berujar kalau dia menyukai kehidupannya yang
seperti ini. Dan tiba-tiba saja, dia memeluk Gorya dengan erat.
“Aku
mungkin harus pergi sementara. Ada yang harus kulakukan. Itu sangat sulit
dijelaskan. Yang kuminta hanyalah, apapun yang terjadi, tolong tunggu aku,
Gorya. Bersabarlah.”
Setelah
mengatakan hal seperti itu, Thyme pergi. Meninggalkan Gorya dalam kebingungan
dan keraguan. Sudah hampir setahun dia mengenal Thyme dan terkadang dia
berpikir kalau dia tahu semua tentang dunianya. Sampai dia menyadari, yang baru
diketahuinya hanyalah puncak gunung es.
Pertanyaan
kenapa wajah Thyme begitu serius dan mengatakan pesan seperti itu pada Gorya,
terjawab tidak lama setelah Thyme pergi. Breaking News. Miliarder Pakorn dari
Grup TN, pria terkaya di Thailand, meninggal dunia. Berita itu sangat
mengejutkan bagi semua mereka yang berkecimpung di dunia bisnis besar seperti
keluarga Ren, Kavin, MJ dan Lita.
Kavin
bahkan langsung ke toko bunga paman Ga dan menanyakan stok bunga yang mereka
mliki untuk karangan bunga. Dia rasa mereka akan menerima banyak pesanan.
Sesuai
yang dikatakan oleh Kavin, toko Paman Ga mendapat jumlah orderan karangan bunga
yang sangat besar. Kaning dan Gorya dikirim ke tempat pemakaman untuk menata
bunga di sana. Kematian Pakorn benar-benar mengguncang perekonomian. Harga
saham juga terus menurun.
Kadang kamu menonton
berita yang tidak kamu pahami tentang apa itu. Kamu hanya tahu itu penting,
tapi kamu tidak merasakan hubungan apapun dengannya. Tapi kamu tahu, berita itu
mungkin tidak tampak penitng bagimu, dan hanya berarti bagi satu persen
populasi. Tapi tanpa disadari, satu persen itu berdampak signifikan kepadamu.
Itu
yang dirasakan oleh Gorya sekarang ini. Bagi orang biasa sepertinya, kematian
Pakorn hanya seperti berita kematian biasa, namun tidak bagi mereka dari
kalangan atas. Ibu Gorya sampai menelpon memberitahu kalau Pakorn meninggal di
usia 83 tahun dan dia tidak diizinkan bertaruh 83 pada lotre. Lihat, dari sini
saja terlihat perbedaan lingkungan Gorya dan Thyme. Di saat ibunya ingin
bertaruh lotre, mereka 1 % yang teratas sibuk menghadiri pemakaman Pakorn.
Di
pemakaman, Kaning bisa merasakan perbedaan pemakaman mereka yang berada di
kelas atas dengan mereka. Rasanya tidak sepreti pemakaman. Terlalu banyak
reporter yang hadir untuk meliput dan sibuk menyiapkan kamera. Saking sibuknya
memperhatikan sekeliling, Kaning sampai tidak fokus merangkai bunga. Kavin
menyadari itu dan menasehatinya. Dia menasehati untuk melakukan yang terbaik
dan perhatikan setiap detail rangkaiannya. Akan ada banyak tamu besar yang hadir
dan jika ada yang terkesan dengan pekerjaannya, itu pasti akan bagus untuk
bisnis paman Ga.
“Di
hari seperti ini, apa kita masih harus memikirkan bisnis?” komentar Gorya.
“Kamu
harus memikirkannya terutama di hari seperti ini. Pemakaman mungkin upacara
untuk mengingat orang yang sudah tiada. Tapi dengan kematian Pakorn, perubahan
akan datang. Permainan tentang bagaimana negara ini dijalankan akan berubah,
terutama bagi pemilik perumahan mewah seperti Thyme. Grup Parama mengadakan
upacara bersama Grup MPC hari ini. Mengerti, Gorya? Kamu harus melihat gambaran
besarnya. Meski awalnya mungkin sangat asing, kamu harus bisa memahaminya,”
jelas Kavin.
Apa
yang dikatakan oleh Kavin sangat benar. Saat dalam perjalanan ke tempat
pemakaman, Pruek memberikan daftar list tamu penting yang akan hadir dan
menyuruh Thyme untuk menghafalnya. Bagi orang seperti mereka, bahkan tempat
pemakaman adalah tempat untuk meningkatkan koneksi mereka.
Semakin
lama Gorya berada di sana, dia semakin melihat jelas perbedaan dirinya dengan
mereka yang termasuk 1 % teratas (adegan ini, menurutku pribadi, hebat!
Padahal, kita hanya diperlihatkan bagaimana orang-orang datang silih berganti,
namun aura yang mereka pancarkan menunjukkan jelas perbedaan kehidupan yang
mereka jalani). Bahkan anggota F4 yang selama ini dikenalnya, terlihat sangat
berbeda saat ini. Ren, Kavin dan MJ menunjukkan sisi diri mereka yang belum
pernah dilihatnya selama ini. Karisma dan aura yang mereka pancarkan,
memperlihatkan dunia yang tidak akan dimengertinya.
Mental Gorya semakin down saat dia melihat kedatangan Thyme dan Lita. Melihat keduanya bersanding bersama, berbicara dengan para tamu dan berbisik, dia semkain menyadari posisinya.
Aku tidak paham satu
kalimat pun yang mereka ucapkan. Aku tidak pernah tahu gunung esnya akan
sebesar ini.
Setuju banget. Adegan pemakaman di episode 9 ini jadi golden scene bgt buat gw. Melihat Thyme berjalan beriringan dengan Lita & bertemu dgn para kolega bisnis sedangkan Gorya dianggap gak lebih dari seorang pelayan yg dititipin gelas bekas pake. Gorya bener2 tertampar realita di adegan ini (btw, Gorya keliatan cantik bgt di adegan ini) Adegan yg ga pernah gw temui di BOF versi negara lainnya bisa digambarkan dengan baik di versi Thailand ini. Entah mungkin karna Thailand gak semaju Korea, China & Jepang sehingga mereka bisa betul2 menggambarkan kesenjangan antara si kaya & si miskin dengan sangat realistis & beliavable. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, gw lebih suka versi Thailand ini. Selain karna budayanya yang terasa dekat dengan Indonesia, atmosfer kota Bangkok di beberapa bagian juga sangat mirip dengan Jakarta. Membuat drama ini jadi terasa hangat & lebih humanis. Salute...
ReplyDelete