Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 09 part 2
Kelihatan
sekali kalau Gorya merasa rendah diri. Kepercayaan dirinya benar-benar jatuh ke
titk terbawah berada di tempat itu. Padahal, di sana semua orang mengenakan
pakaian berwarna hitam yang sama tapi lihatlah, seorang tamu mengira Gorya
aalah pelayan dan memberikan gelasnya yang sudah kosong kepada Gorya untuk
dibawa ke belakang. Gorya sudah terlihat sangat sedih, namun, dia beruasha
menyembunyikannya dan pergi ke balkon. Thyme sempat melihatnya, tapi dia nggak
bisa mengikutinya karena harus sibuk melayani para tamu.
Saat
sudah ada kesempatan baginya untuk pergi, dia malah tanpa sengaja melhat ke
kaki Lita. Ada luka lecet di belakang kakinya karena kelamaan berdiri dengan
heels. Thyme yang nggak tega, angkat bicara pada para tamu agar membiarkan Lita
untuk duduk karna sedang sakti. Mereka duduk di dekat MJ dan Kavin. Sikap Lita
benar-benar nggak terduga. Dia nggak ada malu dan takutnya. Saat MJ dan Kavi
mengejeknya, dia malah balas mengejek dengan suara keras dan membuat semua tamu
memandangi mereka. Malas menghadapi Lita, Kavin dan MJ memilih pergi.
Ren
yang akhirnya menghampiri Gorya. Gorya membuka topik dengan membahas kalau
semua orang disini kelihatan saling mengenal satu sama lain. Ren merasa itu
wajar karena orang kaya di Thailand hanya mencapai 1 persen, jadi tidak heran
kalau mereka saling mengenal. Gorya yang merasa takjub bisa karena bisa
mengenal F4 padahal berasal dari dunia berbeda.
Thyme
masih tetap menemani Lita. Dia dasarnya orang baik, jadi dia tidak tega
membiarkannya. Dia juga masih menyimpan hansaplast pemberian Gorya dan
memberikannya untuk Lita pakai. Tanpa maksud apapun. Setelah memakai
hansaplast, Lita mengajak Thyme untuk kembali melakukan tugas mereka, menyapa
orang-orang. Thyme menolak. Dia tidak mau bertunangan dengan Lita. Dia yakin
pasti akan ada jalan baginya untuk membatalkan pertunangan mereka.
“Kita
tidak saling mencintai, Lita. Mereka bisa berbisnis sesukanya. Tidak ada
hubungannya dengan kita,” tegas Thyme.
“Kamu
tampaknya percaya pada cinta. Apa cinta begitu hebat?” tanya Lita, sinis.
“Tentu
saja. Itu sangat hebat bagiku,” jawab Thyme, tanpa keraguan sedikitpun. “Jika
kamu tidak percaya cinta, itu urusanmu. Tapi bagiku, cintalah yang penting. Aku
tidak akan membiarkan siapapun terluka karena itu.”
Di
saat yang sama, Gorya bertanya pada Ren mengenai apa yang bisa dilakukan dengan
pertunangan antara Thyme dan Lita. Dan Ren menjawab kalau itu menyangkut banyak
orang. Tapi, dia mengerti situasinya agak mengkhawatirkan. Ren pun menanyakan
pendapat Gorya.
“Aku
juga percaya bahwa semuanya akan membaik. Thyme sangat keras kepala. Dia akan
menemukan cara.”
“Yang
mengkhawatirkan bukan perasaan Thyme. Aku mengkhawatirkan perasaan Lita,” ujar
Ren. “Apa pendapat Lita tentang Thyme?”
Kekhawatiran
Ren terbukti. Lita jatuh pada pesona Thyme setelah mendengar ucapan Thyme tanpa
cinta. Dia jatuh cinta pada Thyme.
--
Sambil
menunggu acaranya selesai, Gorya membaca artikel mengenai Pakorn dan latar
belakangnya. Karena terlalu serius, dia sampai nggak sadar kalau acaranya sudah
selesai. Sudah membaca begitu banyak artikel, Gorya tetap saja kesulitan
memahaminya karena terlalu banyak istilah ekonomi yang tidak di mengertinya.
Kosentrasinya buyar saat Lita menyapanya. Lita belum pulang dan berkeliling
sambil mengumpulkan uang. Caranya? Dia bermain kartu dengan ibu-ibu di tempat
sebelah. Tentunya, dia curang. Dan akhrinya ketahuan sama ibu-ibu. Alhasil, dia
malah mengajak Gorya kabur bersamanya dari kejaran ibu-ibu.
Mereka
bersembunyi di ruangan pemakaman yang sudah kosong. Sambil berisitrahat, mereka
berbincang. Lita menanyakan apa yang tadi sedang dibaca sama Gorya. Gorya
menjawab kalau dia membaca mengenai Pakorn, tapi ternyata ada banyak kata-kata
sulit yang tidak dia mengerti. Lita berkomentar kalau dia juga tidak mengerti.
“Soal
itu, bukankah kamu mau mengerti?” tanya Gorya. “Itu akan memengaruhi seluruh
hidupmu.”
“Aku
mungkin tidak mengerti tapi mengetahui itu penting saja sudah cukup. Ayahku
pernah bilang, suatu hari dia akan meninggalkan dunia bisnis dan masuk ke
politik dan membuatnya lebih baik. Tapi dia juga bilang politik bukan untuk
semua orang. Mungkin tentang pengaruh dan koneksi.”
“Itu
sebabnya kamu harus bertunangan dengan Thyme?”
Jawabannya,
iya. Meski mungkin akan sulit dimengerti oleh Gorya, tapi dia ingin mendukung
ayahnya dengan cara apapun. (Jika dia menikah dengan Thyme, perusahaan mereka
akan semakin kuat, koneksi semakin bertambah dan ayahnya akan lebih mudah masuk
ke dunia politik). Gorya memang tidak mengerti, karna ini kan menyangkut
kehidupan Lita.
“Bagimu,
apa cinta begitu penting?” tanya Lita.
“Iya.
Penting. Tidak bisa kubayangkan aku hidup dengan orang yang tidak kucintai. Itu
seluruh hidup kita, Lita. Apapun alasannya, tidak ada yang boleh dipaksa
menikah dengan orang yang tidak dicintai.”
Mendengar
jawaban Gorya, Lita mulai bercerita. Keluarganya sudah cukup lama menyuruhnya
mempelajari mengenai Thyme dari sebelum pertunangan itu di umumkan. Tapi, dia
selalu ragu. Setiap melihat video wawancara Thyme, dia nggak pernah suka dengan
pembawaan dirinya. Dia merasa Thyme hanya seperti pria lain yang diperkenalkan
keluarga dan mungkin seratus kali lebih buruk. Namun, semua berubah saat dia
mengenal Thyme. Saat melihat Thyme di rumah Gorya dan begitu akrab dengan
Klakhao, dia merasa Thyme orang yang baik. Punya sisi kekanak-kanakkan. Dia
juga bingung kenapa dia ragu. Tapi, kini dia tahu bahwa dia hanya memastikan
(makanya dia menanyakan cinta pada Thyme dan jawaban Thyme membuatnya semakin
yakin dengan diri Thyme).
“Seperi
katamu, cinta itu penting. Pada akhirnya, jika aku harus menyerahkan urusan keluargaku
ke tangan orang lain sebelum ayahku terjun ke politik, kini aku tahu, bahwa aku
ingin orang itu adalah Thyme. Karena aku yakin suatu hari aku akan mencintai
Thyme. Atau mungkin, aku sudah mencintainya,” ujar Lita, tersenyum lebar sambil
menyentuh hansaplasti di kakinya.
Gorya
mengenali hansaplast itu adalah hadiah yang diberikannya pada Thyme.
Setelah
pembicaraan itu, ada yang berubah pada diri Gorya. Rasa kepercayaan dirinya.
Ditengah kacaunya perasaannya, Talay menelepon untuk menawarkan pekerjaan
tambahan sambil belajar bersama.
Pekerjaan
yang dimaksud adalah mengantri untuk membeli produk yang akan dibeli. Jadi,
mereka membantu orang-orang yang ingin sebuah produk limited edition dengan
mengantre semalam sebelum penjualan, biar kehabisan. Talay mengajak Gorya biar
Gorya bisa menggantikannya mengantre jika dia harus ke toilet.
“Orang-orang
mengantre untuk membeli barang semahal itu,” komentar Gorya.
“Kamu
tidak perlu mencoba memahami orang kaya.”
“Tapi
jika tidak, bagaimana kita bisa hidup berdampingan?”
“Kenapa
tidak? Kita hidup seperti ini. Pada akhirnya, kesimpulannya selalu sama, Gorya.
Yang tidak bisa dilakukan, tidak akan bisa dilakukan. Sekeras apapun kita
berusaha memahami mereka, pelajaran bagi kita adalah beginilah cara kerja
dunia. Jadi, jangan memaksakannya. Percayalah.”
Ucapan
Talay nggak mampu di balas sama Gorya. Yang ada dia semakin ragu dengan
hubungannya dan Thyme.
--
Saat
dia pulang di pagi hari, Thyme ada di depan rumahnya, tertidur. Di sampingnya
ada kantong belanjaan untuk hotpot. Ini pesta perpisahan untuk Klakhao yang
akan pindah ke kampung halaman. Sambil makan, Thyme bercerita mengenai hidupnya
yang sulit belakangan ini. Ibunya menyewa beberapa pengawal untuk mengawasinya.
Jika Ibunya tahu dia di sini, Ibunya pasti akan menyuruh pengawal menyeretnya
pulang. Tapi jangan khawatir, meski Klakhao nggak ada, Gorya bisa
melindunginya.
Entah
apa yang dipikirkan sama Gorya, dia hanya diam dan mengetik sesuatu di
hape-nya. Setelah selesai, dia makan dengan sangat cepat. Thyme masih belum
menyadari yang terjadi dan tetap bahagia membahas kalau dia rindu dengan daging
ajaib. Dia makan dengan banyak orang belakangan ini sambil membahas bisnis. Sangat
membosankan. Hari ini, dia juga harus makan di rumah Lita. Entah sampai kapan
ini baru berakhir.
“Kamu
dan Lita tampak serasi,” komentar Gorya, tiba-tiba.
“Ada
apa denganmu? Kenapa menyindirku?”
“Aku
tidak menyindir. Kamu dan Lita pasangan yang tepat, dalam hal bisnis, garis
keturunan. Kalian di lingkaran sosial yang sama. Selain itu, Lita manis sekali.”
Thyme
jelas nggak suka dengan perkataannya. Dia pun mengajak Gorya untuk bicara
diluar. Klakhao sudah bisa menebak apa yang terjadi dan tidak bisa melakukan
apapun. Bagaimanapun, itu adalah hubungan Gorya dengan Thyme.
Thyme
meminta penjelasan Gorya mengenai perkataannya, tapi Gorya merasa tidak ada
yang salah dengan perkataannya. Jika bersama Lita, Thyme tidak perlu berjuang. Thyme
nggak suka Gorya membahas Lita, dia kan sudah bilang akan menanganinya. Dia meminta
Gorya untuk bersabar. Jika bisa melewati ini, selanjutnya semuanya akan lancar.
“Semuanya
akan lancar? Kamu yakin dengan ucapanmu tadi? Aku mengerti saat kamu menyuruhku
bersabar. Tapi kamu tahu, makin aku sabar, makin kulihat betapa besarnya
duniamu. Kita berdua telah melawan arus. Tidak bisakan kita mengakui meski kita
melewati ini, ini tidak akan menjadi akhir? Berapa lama aku harus tinggal dan
bersabar? Aku lelah, Thyme. Aku lelah. Aku hanya ingin tetap di duniaku. Kamu harus
bersama seseorang yang tepat untukmu,” teriak Gorya, menangis meluapkan rasa
frustasinya.
“Kita
bisa bersama, Gorya. Kita selalu bersama. Apa ini soal “duniamu, duniaku”?”
“Thyme,
buka matamu. Buka matamu pada kenyataan dan betapa berbedanya kita.”
“Kamu
ingin aku melakukan apa? Aku sedang berusaha, Gorya!’ teriak Thyme, sama
frustasinya.
“Tapi
dengan Lita… kamu tidak perlu berusaha. Aku sungguh berpikir bahwa jika kamu
bisa mencintainya, semuanya akan lebih mudah.”
“Sungguh?
Kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu? Kamu merasakan sesuatu saat mengatakan
itu? Bagaimana dengan semua yang kulakukan, Gorya? Katakanlah. Bagaimana dengan
semua yang sudah kulakukan? Tidakkah kamu lihat betapa keras usahaku? Jawab aku.”
Masalahnya,
Gorya sudah berada di titik terendahnya. Kekecewaan Thyme semakin bertambah
saat melihat para pengawalnya. Gorya memberitahu keluarganya kalau dia berada
di sana. Gorya nggak bisa menahan tangisnya. Ini adalah perpisahan yang
menyakitkan bagi keduanya.
Klakhao
pun merasakan kesedihan yang sama. Dia harus pindah ke kampung halamannya,
menyusul orang tuanya. Saat berada di stasiun hanya dengan diantarkan oleh
Gorya, dia merasa sedih. Jika Thyme ada, dia pasti akan bersemangat melihat
semua hal di sini. Klakhao tahu kalau dia tidak seharusnya membahas dan
memikirkan Thyme, tapi dia nggak bisa melakukannya. (wajar saja, karena selama
ini, Thyme sudah sering menghabiskan waktu bersamanya).
Pada akhirnya, ktia
harus melanjutkan hidup. Kita hanya perlu menghadapi fakta.
Ditengah
hujan deras, Thyme datang ke kediamaan Empicca untuk menemui Lalita.
Dan biarkan dunia
terus berputar. Berputar seperti seharusnya.
--==----==----==----==----==----==----==----==----==----==--
The Secret Story of
IRIS
Dalam perjalanan pulang sebelum ke tempat kerja, Gorya
memutuskan untuk memesan makanan melalui aplikasi dengan sistem pick-up. Apa
yang dipesan? Paket KFC. Tidak jauh dari sana, ada lapangan basket terbengkalai
dan ada MJ di sana yang sedang bermain seorang diri.
Gorya langsung menghampirinya untuk menyapa. Dia agak nggak nyangka
aja MJ bermain di lapangan seperti itu. Ada banyak hal misterisu yang tidak
diketahuinya dari MJ ternyata. Sambil berbincang, Gorya menawarkan burger yang
ada dalam paket KFC-nya. Saat melihat burger itu, wajah MJ langsung sedih.
“Kali pertama aku memakan ini adalah di lapangan ini. Kali
terakhir juga di sini. Lucu sekali jika dipikirkan.”
“Kenapa kamu bicara seperti pria yang patah hati?”
Memang ya. Gorya sampai berseru kaget. MJ yang terkenal dari F4 bisa patah hati?
Makasih banyak...lanjut trruss...
ReplyDeleteTetap semangaaattt...
ReplyDelete