Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 08 part 2
Masalah
ulang tahun Thyme benar-benar membebani Gorya. Dia juga terus kepikiran
perkataan Roselyn mengenai dirinya yang nggak layak untuk Thyme. Untunglah di sisinya ada orang-orang baik
seperti Kaning dan Paman Ga. Keduanya berusaha menasehatinya dan
menyemangatinya kembali. Kaning bercerita kalau ulang tahun terbaik yang pernah
diterimanya bukanlah barang yang mahal tapi gantungan kunci yang dibuat sendiri
oleh Gorya. Paman Ga ikut bercerita kalau hadiah terbaik yang pernah di
terimanya adalah wig merah jambu hadiah dari Kaning dan Gorya. Intinya, jika
Gorya ingin memberikan hadiah untuk Thyme, berikan dengan kepedulian.
Hm,
Gorya jadi teringat mengenai Thyme yang rela pindah ke depan rumahnya dan
menjalani kehidupan biasa. Pasti sangat sulit bagi Thyme untuk hidup demikian
tapi dia berusaha keras demi dirinya. Sepertinya mereka berdua melakukan hal
diluar kemampuan mereka. Paman Ga langsung memarahinya yang begitu mudah
menyerah. Hal seperti ini butuh waktu dan mungkin saja dia akan melihat
keajaiban melalui Thyme.
Setelah
memikirkannya beberapa saat, Gorya memutuskan untuk memuatkan cookies sebagai
hadiah ulang tahun untuk Thyme. Saking niatnya, dia sampai mempelajari video
tutorialnya di sela-sela jadwalnya piket. Saat membuang sampah, dia melewati
ruangan kepsek. Di dalam sana ada F4 yang lagi nongkrong. Mereka di sana karna
Thyme ingin memakai kursi pijat yang pernah mereka hadiahkan untuk sekolah. Dia
mengeluhkan beratnya kehidupan yang harus dijalaninya sebagai masyarakat biasa.
Badannya sampai sakit harus tidur di kasur yang nggak empuk. Dia juga kesulitan
mencuci pakaian. Untunglah dia pintar. Jadi, dia membawa pakaiannya ke laundry
kemudian menjemputnya di keesokan harinya. Tapi di hadapan Gorya, dia
berpura-pura kalau dia mencuci pakaiannya sendiri. Ada lagi, di lingkungan sana
ada isu mengenai pencuri, jadi dia menempatkan tim keamanannya di lingkungan
tersebut. Yang penting dia harus memenangkan hati Gorya. Rencana cerdasnya
mampu membodohi Gorya yang bodoh.
Gorya
yang mendengar semuanya tentu marah. Dia langsung menerobos masuk dan menghajar
Thyme dengan kantong sampah di tangannya. Saat Thyme nggak berdaya dipukuli, F3
bergegas pergi dari sana, nggak mau terlibat.
Meski
sudah memukuli Thyme, Gorya masih saja kesal sudah ditipu. Pas sekali di tempat
pembuangan sampah ada sampah poster Thyme, ya udah, Gorya lampiaskan saja dengan
mencorat-coret wajah Thyme di poster itu. Hal itu kelihatan sama seorang siswa
yang kebetulan adalah pemuda yang membantu Gorya di laundry tempo hari. Nama
pemuda itu adalah Talay.
Talay
mulai mengajak Gorya berbincang. Dia menanyakan perihal Gorya yang mencoret
poster Thyme, apa dia tidak begitu menyukai F4? Gorya malah mengiyakan dan
menyebut F4 manja dan mengira diri pintar.
“Tapi
sayang sekali kita tidak bisa melakukan apapun kepada mereka,” timpali Talay.
Gorya
membenarkan dengan menggebu-gebu. Talay senang dan mengajak Gorya untuk
melampiaskan kekesalan pada F4 dengan menghajar poster Thyme. Gorya malah
melakukannya. Astaga! Padahal baru bertemu, tapi Gorya udah sangat akrab dengan
Talay. Bayangkan, dia pulang saja di antarkan sama Talay. Dia nggak menyadari
ekspresi ketidaksukaan Talay pada F4 dan malah ikut mengompori.
Tampaknya,
Gorya benar-benar minder dengan dirinya sendiri. Dia juga memutuskan untuk
mengembalikan gaun pemberian Thea. Sayang sekali Thea sedang melakukan
perjalanan dinas keluar negeri, jadi dia hanya bisa menitipkan gaun tersebut
kepada kepala pelayan. Pas sekali waktu mau pulang, dia berjumpa dengan Ren
yang baru saja datang untuk mengembalikan barang Thyme yang tertinggal di kapar
pesiarnya waktu itu. Eh, Gorya malah berujar : “Kapal pesiar? Khas F4 sekali.”
Ucapannya
yang terdengar tidak percaya diri dapat di mengerti oleh Ren. Dia pun mengajak
Gorya untuk ikut bersamanya jalan-jalan. Dia juga sudah tahu Gorya
mengembalikan gaun pemberian Thea. Gorya juga terus saja berujar dirinya nggak
layak.
“Tidak
ada yang boleh berpikir sesuatu tidak layan untuk mereka,” ingatkan Ren.
“Bukankah itu yang Mira katakan?”
“Aku
mulai meragukannya.”
“Bagaimanapun,
aku yakin bahwa kamu akan berhasil. Aku percaya padamu. Aku percaya kepada
Thyme.”
Setelah
pertemuan itu, Gorya pulang ke rumah. Ren sudah ada di rumahnya dan menyiapkan
makanan dengannya. Dia meminta Kla Khao mengajarinya memasak makanan untuk
Gorya. Kla Khao juga nggak bisa, jadinya mereka membuat seisi dapuar jadi
sangat berantakan. Masakan ini adalah bentuk permintaan maaf Thyme pada Gorya.
Gorya jadi terharu.
Selesai
makan, Thyme nggak langsung pulang. Dia baru mau pulang setelah hampir tengah
malam. Bukannya langsung masuk ke rumahnya, dia terus menahan Gorya untuk nggak
pergi dulu dengan berbagai topik. Gorya awalnya nggak ngerti, tapi saat melihat
jam tangan, dia baru sadar kalau Thyme menunggu hingga tengah malam. Thyme
ingin orang pertama yang dilihatnya di hari ulang tahunnya adalah Gorya.
“Maukah
kau menghitung mundur untukku?” tanya Thyme.
“Kamu
siap menjadi setahun lebih tua?” balas Gorya dan mulai menghitung mundur.
Ketika
Gorya memulai hitungannya, Thyme menutup rapat matanya. Ketika hitungan sudah selesai,
dia membuka matanya dan dihadapannya ada Gorya yang tersenyum padanya. Ini
adalah moment terbaik di hari ulang tahunnya.
Sebelum
kembali ke rumah masing-masing, Thyme berujar padanya, kalau dia nggak mau
datang ke pesta ulang tahunnya, tidak apa-apa.
“Aku
akan ke sana. Aku akan membawakanmu hadiah. Tapi jika kamu tidak suka, jangan
mengeluh kepadaku.”
--
Sepanjang
hari dengan bantuan Kla Khao dan Kaning, Gorya mulai membuat cookies untuk
hadiah ulang tahun Thyme.
Gorya
juga menepati ucapannya pada Thyme. Dia datang ke pesta ulang tahun Thyme
dengan gaunnya sendiri dan sepatu hadiah dari Mira. Tidak lupa, dia membawa
cookies, hadiahnya untuk Thyme. Baru juga tiba, dia sudah harus menghadapi
Roselyn. Seperti yang sudah diduga, Roselyn menghinanya yang sudah menolah uang
yang ditawarkannya, namun, malah datang ke pesta ini.
“Aku
di sini untuk merayakan hari penting Thyme. Apa yang memalukan soal itu?”
“Tidak
ada niat tersembunyi?”
“Sebenarnya
ada. Aku ingin bertemu denganmu dan memberitahumu, sebanya apapun hinaan yang
kamu lontarkan kepadaku, aku tahu aku lebih berharga daripada itu. Hanya orang
asing mengatakan aku tidak berharga. Itu tidak membuatku merasa kecil. Maaf
jika itu mengecewakanmu. Tapi hubunganku, adalah pilihanku.”
Perkataan
Gorya membuat Roselyn emosi, tapi dia nggak bisa melakukan apapun karena
banyaknya tamu undangan. Terpaksa, dia pergi dengan menahan amarah. MJ, Ren and
Kavin yang sedari tadi melihat dari jauh, langsung menghampiri Gorya dan
memujinya yang begitu keren dan hebat.
Dimana
Thyme? Dia sedang menyapa para undangan. Gorya juga nggak mau mengganggunya.
Dia hanya ingin memberikan hadiah dan langsung pergi. Kavin menyuruhnya nggak
usah terburu-buru karna Gorya lah bintang hari ini.
“Apa
maksudnya?”
Tanpa
basa basi, Kavin tiba-tiba saja menggendong Gorya. Refleks, Gorya berteriak
keras dan membuat semua orang melihat ke arahnya, termasuk Thyme. Thyme segera
menghampirinya dan memuji Gorya yang terlihat manis. Setelah itu, dia menagih
hadiahnya.
Belum
juga Gorya memberikan hadiahnya, Roselyn sudah berdiri di panggung dan membuat
semua orang terfokus padanya. Roselyn mengumumkan kalau pesta ulang tahun ini
sekalian sebagai pengumuman pertunangan Thyme dengan keluarga Empica yang terkenal
di dunia bisnis. Thyme akan bertunangan dengan Lalita Empicca.
Ketika
Roselyn sedang membuat pengumuman, seorang gadis cantik berlarian di sekitar
sana dan membuat kekacauan. Gadis itu baru berhenti ketika dia menabrak Gorya.
Dan gadis itu adalah Lalita Empicaa, gadis yang akan ditunangkan dengan Thyme.