Sinopsis K-Drama
: Doctor Lawyer Episode 01 part 2
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI
ADALAH FIKTIF
Masalah
ini jelas memberikan tekanan besar bagi Jin Ki dan Jun Ok. Jun Ok nggak terima
karena saudaranya mulai mau ikut campur dalam managemen mereka padahal mereka
yang sudah berusaha keras selama ini untuk mengambil hati para pengusaha dan
politikus. Meski kesal, Jun Ok tetap berencana akan menemui para pemegang saham
satu persatu untuk membujuk mereka agar mendukung mereka di rapat selanjutnya.
Berbeda
dengan Jun Ok yang berencana membujuk para pemegang saham, Jin Ki sudah
mempunyai rencananya sendiri yang dia sembunyikan dari Jun Ok. Diam-diam, dia
menghubungi seseorang untuk menanyakan tawarannya waktu itu, apakah masih
berlaku atau tidak.
--
Masih
ingat dengan pasien luka tikam yang dioperasi oleh Yi Han? Operasinya sukses,
namun, pasien masih belum sadarkan diri dan berada di ruang insentif. Melihat
kondisi pasien, Seok Young merasa sedikit kasihan karena dia bisa menduga kalau
pasien itu pasti dikorbankan oleh yang ada diatasnya. Rekannya, Baek Kang Ho,
setuju dengan pendapatnya. Ditambah lagi melihat kondisi pasien, meskipun dia
pulih, mustahil bagi mereka untuk menyelidikinya. Sepertinya, mereka tidak akan
bisa berbuat apapun dengan kasus dana ilegal Anggota Majelis Yoon Misun. Mereka
harus menutupnya.
“Kita
bukannya menyerah, hanya memberi jeda waktu,” tenangkan Kang Ho, melihat
ekspresi kecewa Seok Young.
Saat itulah
dia baru menyadari cincin yang ada di jari manis Seok Young. Kang Ho udah bisa
menduga kalau Yi Han melamar Seok Young. Dan dengan malu-malu, Seok Young
menjawab kalau Yi Han bilang akan membuatnya dan Seok Ju bahagia, jadi dia
langsung setuju. Meski begitu, walau nantinya dia akan sibuk dengan Seok Ju dan
persiapan pernikahan dengan Yi Han, Seok Young tetap mau menyelesaikan kasus
dana ilegal tersebut karena dia yang menemukannya.
Di
ruang rawat Seok Ju,
Sebelum
menjalani operasi dua hari lagi, Seok Ju harus menjalani pemeriksaan
menyeluruh. Dan untunglah hasilnya memuaskan dan tidak akan ada kendala untuk
operasi dua hari lagi. Seok Ju sangat lega mendengarnya. Dia pun jujur ke Yi
Han bahwa selama ini dia selalu merasa takut. Dia tidak pernah membicarakan
ketakutannya ini ke Seok Young karena takut kakaknya akan khawatir. Dia takut
karena tidak tahu kapan jantungnya akan berhenti. Karena itu, dia berjanji akan
selalu bersyukur dan menjadi dokter serta orang dewasa yang baik. Dan dia
sangat berterimakasih pada Yi Han.
“Jadilah
dokter yang hebat dan beramallah pada dunia selama sisa hidupmu,” semangati Yi
Han.
Ditengah
perbincangan, Yi Han mendapat telepon dari Jin Ki yang mengundangnya ke rumah
untuk makan malam. Tanpa curiga, Yi Han pun mengiyakan.
Entah
apa tujuan makan malam ini, tapi Jin Ki tiba-tiba mengucapkan terimakasih
karena Yi Han selalu membantu operasi putranya, Hyun Sung. Dia juga membahas
operasi transplantasi jantung Seok Ju, dua hari lagi. Entah apa yang
merasukinya, dia menawarkan operasi jantung Seok Ju dilakukan di Banseokwon dan
dia akan membayar semua tagihannya. Yi Han sedikit ragu dan nggak enak
menerimanya karena Jin Ki sudah banyak
membantunya biaya medis Seok Ju selama ini (sepertinya itu imbalan dari
menjadi dokter hantu Hyun Sung). Hm, mencurigakannya, Jin Ki membujuknya untuk
menerima tawaran kebaikannya karena
itu bukanlah apa-apa dibandingkan semua yang sudah Yi Han lakukan untuk
putranya.
Yang
lebih aneh, saat Hyun Sung pulang, Jin Ki memaksanya untuk bergabung dalam perbincangan
mereka. Dia mengumumkan kalau dia memilih Yi Han menjadi Kepala Bedah
Torakoplastik. Keputusannya itu tentu mendapat pertentangan dari Hyun Sung. Jin
Ki tidak peduli dengan protesnya dan menegaskan kalau posisi itu untuk mereka
yang mempunyai kemampuan. Saking mengejutkannya kabar tersebut, Yi Han sampai
terdiam, nggak tahu harus merespon seperti apa. Setelah diam sesaat, dia hanya
bilang membalas : “Aku akan bekerja lebih keras.”
Saat
meninggalkan rumah Direktur, dia berpas-pasan dengan Chun Hyun Goo, sekretaris
Jin Ki, yang memberikan kantong berisi kotak merah. Dia menyampaikan kalau itu
adalah hadiah terimakasih dari Jin Ki. Meski bingung, Yi Han tetap menerimanya
dengan dugaan kalau Jin Ki mungkin malu jika memberikan langsung. Pokoknya, hari
ini benar-benar membahagiakan bagi Yi Han. Sayang, kebahagiaan itu rusak saat
Hyun Sung keluar rumah untuk bicara dengannya. Dia benar-benar iri dan nggak
rela posisi kepala bedah Torakoplastik diserahkan ke Yi Han. Dan untuk
memancing amarah Yi Han, dia dengan sengaja mengungkit mendiang ayah Yi Han
yang dulunya juga bekerja sebagai dokter bedah Torakoplastik dan melakukan
operasi mustahil yang membunuh pasiennya. Kemudian, ayah Yi Han juga ketahuan
menerima suap dan akhirnya bunuh diri karena malu. Dia pasti bangga karena
putranya mencapai mimpi yang tidak bisa dicapainya.
“Bagaimanapun,
kau tidak berhak bicara. Jika bukan karena aku, kau juga akan membunuh banyak
pasien,” balas Yi Han. “Aku paham kau marah karena aku terpilih sebagai Kepala
Bedah Torakoplastik, tapi jangan tunjukkan rasa rendah dirimu seperti ini.
Tunjukkan dirimu dengan bakatmu. Meskipun itu tidak akan mudah,” lanjutnya,
sebelum pergi.
Ucapan
yang benar-benar menohok dan tidak mampu dibalas oleh Hyun Sung.
Meskipun
sok kuat dan sok nggak terpengaruh dengan ucapan Hyun Sung, faktanya, ucapan
Hyun Sung membuatnya teringat dengan kematian ayahnya. Saat itu, dia baru saja
pulang sekolah dan melihat ayahnya tubuh ayahnya sudah tergantung.
Walau
begitu, dia tetap harus menyembunyikan rasa sedihnya dan hanya membahagiakan
hal membahagiakan kepada Ibunya. Dia memberitahu Ibunya kalau dia baru saja
pulang dari menemui Direktur. Direktur mengizinkannya untuk melakukan operasi
Seokju di Banseokwon dan bahkan membayar biayanya. Dia juga terpilih menjadi
Kepala Bedah Torakoplastik. Ini jelas membahagiakan, tapi Ibu sedikit heran
karena dia tahu kalau Hyun Sung, putra Jin Ki bekerja di sana, tapi kenapa Yi
Han yang terpilih? Yi Han menjawab dengan yakin kalau dia terpilih karna
keahlian. Sementara Hyun Sung, ayahnya pasti sudah menyiapkan hal lain
untuknya.
Setelah
masuk ke dalam kamarnya, Yi Han baru memeriksa hadiah yang diberikan oleh Jin
Ki tadi. Dia mengira kalau itu kotak itu berisi sebotol wine atau sejenisnya,
tapi ternyata isinya adalah uang tunai. Yi Han panik dan merasa nggak benar
kalau dia menerima uang hadiah itu dan berniat untuk mengembalikannya.
--
Hari
H,
Hari
ini adalah operasi yang ditunggu Seok Ju dan Seok Young. Seok Ju menyakinkan
kakaknya untuk tidak khawatir karena Yi Han akan melakukan yang terbaik
untuknya. Dia akan kembali dengan jantung yang sehat dan kuat. Yi Han juga
berjanji akan memastikan operasi Seok Ju sukses.
Operasi
transplantasi pun dimulai dan hal itu dipantau sama Jin Ki melalui camera yang
terhubung. Dan entah kenapa, dia terlihat cemas, seolah itu operasi yang sangat
penting. Hm.
Operasi
berjalan lancar. Namun, tepat saat penutupan dada mau dimulai, Yi Han menyadari
ada yang aneh dengan pergerakan jantung yang baru saja di transplantasi. Terjadi
masalah yang membuat denyut jantung terus menurun. Melihat kondisinya, Yi Han
menyimpulkan kalau ventrikel kanan jantung rusak. Situasi menjadi sangat
tegang. Setelah memikirkan semua kemungkinan, Yi Han memutuskan untuk melakukan
operasi ventrikel kanan jantung yang baru ditransplantasi meskipun
membahagiakan. Rekannya berusaha menghentikan, tapi Yi Han terus melakukan
operasi tersebut. Operasi itu terlihat mustahil, namun, berkat operasi itu,
detak jantung yang menurun, kembali normal. Operasi sukses.
Begitu
operasi selesai, Yi Han langsung menemui Seok Young dan menyampaikan kalau
operasinya sukses dan sekarang Seok Ju ada di ruang antiseptik. Mereka harus
menunggu hingga Seok Ju siuman baru bisa menemuinya dan selama periode itu,
kondisi Seok Ju akan diawasi.
Dini hari,
Yi
Han yang berada di ruang jaga, mendapat telepon mendadak dari Jin Ki yang
menyuruhnya untuk segera ke Banseokwon. Yang anehnya, di depan ruang operasi
ada yang berjaga. Kali ini, dia tidak akan menggantikan operasi Hyun Sung,
melainkan Jin Ki. Di dalam ruang operasi tersebut ada tubuh pasien yang
wajahnya tidak kelihatan karena di tutupi kain pembatas.
“Siapa
orang itu?” tanya Yi Han, menyadari situasi yang amat berbeda.
“Kau
tak perlu tahu. Dia datang tiga jam lalu karena kecelakaan mobil. Jantungnya
lemah, jadi, dia menunggu transplantasi. Kami sudah mengangkatnya, kini dia
menjalani bedah pirau. Dia tidak akan bertahan lama. Dia butuh transplantasi
sekarang.”
“Transplantasi?
Kita tidak punya jantung, bagaimana bisa mengoperasi?”
“Kita
punya jantung,” beritahu Jin Kin dan memberi tanda kepada staff perawat untuk
menunjukkan jantung yang ada di kota penyimpanan.
“Direktur.
Jantung itu… milik siapa?” tanya Yi Han.