Original Network : Channel 7
Sejak
identitas Chuen terungkap bahwa ternyata dia adalah seorang wanita. Maka
kebohongan Kade yang dulu ingin menfitnah Chuen pun ikut terungkap. Tapi
walaupun jelas- jelas kebohongannya telah terungkap, Kade tetap bersikeras bahwa
dia tidak ada berbohong. Dia menjelaskan kepada Lady Veena bahwa pada waktu
itu, Chuen memang benar- benar tampak seperti ingin melecehkannya.
“Kade. Akui
saja. Aku tidak suka pembohong,” kata Lady Veena dengan sikap tegas.
Tapi Kade
tetap tidak mau mengaku dan bersikeras bahwa dia tidak ada berbohong. Lalu
untuk menghentikan topik ini, dia menggunakan alasan mau ke sekolah.
“Berangkatlah,”
kata Lady Veena, mengizinkan Kade pergi. Dan Kade merasa lega. Tapi sayangnya,
kelegaannya hanya bertahan sesaat saja. Karena Lady Veena lanjut berbicara,
“Tapi malam ini, kita akan berbicara lagi,” jelasnya.
Mr. Niwat
memandang pemandangan di halaman. Lalu saat dia melihat Chuen, dia merasa
tertegun. Karena wajah Chuen tampak sama dengan wajah Cheewan.
Ketika Kade keluar.
Chuen dan Loy menggoda nya. Lalu ketika Kade menunjukkan wajah kesal, mereka
tertawa dengan keras. Karena mereka ingat, Kade ada menfitnah Chuen, dan
sekarang kebohongan Kade pasti telah terungkap. Jadi karena inilah, mereka
menggoda dan menertawai Kade dan membuat Kade jadi merasa kesal.
Dari jauh,
Ton memergok Chuen yang mengolok- olok Kade. Menyadari kalau Ton datang, Chuen
dan Loy pun langsung pergi untuk menghindarinya.
Ton datang ke
ruang makan. Saat dia melihat Mr. Niwat, dia menyapanya dengan sikap ramah dan
sopan. Dan Mr. Niwat membalas sapaannya dengan ramah.
“Aku dengar
kamu sedang persiapan untuk belajar ke luar negri akhir tahun ini?” tanya Mr.
Niwat.
“Benar. Aku
mungkin tidak akan tinggal untuk kelulusan,” jawab Ton. Lalu setelah itu, dia
menanyai Lord Pichai, “Dimana Khun Tor?”
“Kamu
bertanya seperti seorang pengacara,” canda Lord Pichai, menertawai sikap Ton
yang sangat serius sekali saat bertanya.
“Khun Tor
belum bangun. Dia pulang kemalam semalam. Lalu dia bilang dia akan pergi setelah
bangun nanti,” kata Lady Veena, menjawab pertanyaan Ton.
Selesai
sarapan, Ton datang menemui Chuen untuk mendisplikannya. Sebab tadi pagi,
dengan kedua matanya sendiri, dia melihat Chuen mengolok- olok Kade, dan
menurutnya sikap Chuen itu salah. Lalu Chuen pun membela diri dengan
menjelaskan bahwa Kade duluan lah yang menfitnahnya. Tapi Ton tetap berpikiran
kalau sikap Chuen itu salah.
“Dimatamu,
tidak peduli apa yang aku lakukan semuanya dianggap salah. Aku bicara salah,
aku tidak bicara masih salah. Bahkan mengedip pun salah,” keluh Chuen, merasa
terluka.
“Kamu terlalu
berlebihan,” balas Ton. “Jika kamu beneran adikku, aku sudah akan memukul mu.
Karena kamu keras kepala dan tidak patuh!” katanya, saat Chuen terus saja
melawan.
Disaat Ton
dan Chuen bertengkar, Tor datang. Dan melihat kedatangannya, Chuen sangat
senang. Lalu diapun langsung mengadu kepada Tor bahwa Ton memarahinya, sebab
dia mengejek Kade, kepadahal Kade duluan yang menfitnahnya.
“Oh Chuen,
apa kamu tidak tahu kalau Khun Kade itu adik tercinta Khun Ton?” kata Tor,
menyindiri Ton. “Adik tercintanya,” katanya, penuh penekanan.
“Hey. Itu
menggelikan!” balas Ton, tidak senang.
“Kamu tidak
menyembunyikannya. Setiap orang tahu,” goda Tor.
Mendengar
itu, Ton menatap Chuen selama sesaat. Lalu dengan rasa kesal dan rasa frustasi,
diapun pergi. Dan Tor tertawa. Sedangkan Chuen hanya diam saja.
Chuen
mengantarkan Tor yang ingin berangkat. Didepan gerbang masuk, mereka berdua
bertemu dengan Lord Pichai dan Mr. Niwat. Melihat wajah Chuen, Mr. Niwat merasa
agak tertegun. Lord Pichai mengira Mr. Niwat penasaran siapa Chuen, jadi diapun
memperkenalkan Mr. Niwat kepada Chuen. Lalu dia mengajak Mr. Niwat untuk pergi
bersama.
“Paman Niwat
terlihat seperti dia mengenal mu. Apa kamu pernah melihat dia?” tanya Tor,
ingin tahu, ketika Lord Pichai dan Mr. Niwat telah pergi.
“Aku tidak
tahu. Aku hanya orang kampung. Bagaimana aku bisa mengenal bangsawan
sepertinya?” kata Chuen dengan nada agak ketus.
Mendengar
nada Chuen yang agak ketus, Tor agak heran. Dan menyadari kalau dirinya telah
bereaksi berlebihan, Chuen pun langsung mengalihkan pembicaraan.
Didalam
mobil. Mr. Niwat bertanya- tanya tentang Chuen, karena dia ingin tahu. Dan Lord
Pichai pun menceritakan semua yang dia tahu. Lalu ketika Lord Pichai memberitahu
bahwa nama lengkap Chuen adalah Chuencheewa, ntah kenapa Mr. Niwat merasa
familiar dengan nama tersebut. Karena nama tersebut mirip dengan nama
‘Cheewan’.
Dikamar.
Awalnya Chuen ingin menulis surat untuk memberitahu Kakek Chom bahwa akhirnya
dia telah bertemu dengan Mr. Niwat. Tapi kemudian dia tidak jadi, dan mulai
belajar saja.
Madam Kanda
menelpon Lady Veena sambil menangis. Dia menceritakan bahwa dia dan Mr. Niwat
bertengkar, lalu sampai sekarang Mr. Niwat
belum pulang juga. Jadi hari ini, dia tidak jadi ke rumah Lady Veena
untuk makan, tapi dia tetap akan mengirimkan pesanan yang sudah dipesannya ke
rumah Lady Veena.
“Aku tidak
mengkhawatirkan itu, aku khawatir kamu tidak datang. Jadi datanglah saja.
Setidaknya, Kade bisa merasa senang,” bujuk Lady Veena untuk menghibur Madam
Kanda.
Selesai
bertelponan dengan Madam Kanda, Lady Veena pergi melihat proses kamar baru
untuk Chuen yang sedang diatur dan dibersihkan.
Chef Yohng
menyiapkan makan siang untuk Chuen. Lalu Pelayan Jan datang dan berbicara buruk
tentang Chuen. Dan Chef Yohng langsung membela Chuen serta mengancam bahwa dia
akan melaporkan Pelayan Jan. Dengan panik, Pelayan Jan langsung merubah
sikapnya dan berbicara dengan sopan kepada Chef Yohng, dia berjanji bahwa dia
tidak akan memanggil Chuen dengan panggilan yang tidak sopan didepan Chef Yohng
lagi. Dan Chef Yohng merasa puas.
“Tapi
dibelakangmu, siapa yang tahu,” gerutu Pelayan Jan dengan sinis. Lalu dia
pergi.
Dari dapur,
Pelayan Jan pergi menemui Chuen. Dia mengejek- ejek dan menyindir Chuen. Dia
mengatai bahwa Chuen adalah hanyalah gagak hitam yang berpikir untuk menjadi angsa.
Orang kampung yang berpikir menjadi bangsawan.
Tanpa rasa
takut Chuen membalas Pelayan Jan. Mana ada cerita gagak bisa menjadi angsa.
Lalu dia mengatai Pelayan Jan ‘bodoh, bodoh, bodoh’ dan melihat Pelayan Jan dia
jadi tidak selera serta ingin ‘muntah, muntah, muntah’. Mendengar itu, Pelayan
Jan merasa sangat kesal dan jengkel sekali terhadap Chuen, dan diapun pergi.
Lalu Chuen tertawa dengan keras.
Ketika Kade
sudah pulang sekolah, Pelayan Jan langsung datang ke kamarnya untuk mengadukan
tentang Chuen. Lalu dia memanas- manasi Kade supaya lebih benci kepada Chuen.
Dia mengatakan bahwa Lady Veena lebih menyukai Chuen, anak angkatnya, daripada
Kade, keponakannya. Makanya Lady Veena tidak mengusir Chuen. Jadi dia
menyarankan Kade untuk segera bertindak. Mendengar itu, Kade merasa cemburu dan
semakin membenci Chuen.
“Nona, apa
kamu ingat Madam Chumsee yang tinggal disebelah rumah orang tua mu?” tanya
Pelayan Jan, terpikir sesuatu. “Tiba- tiba Madam Chumsee bilang dia ingin anak,
jadi dia mengadopsi seorang anak. Saat anak itu tumbuh besar, anak itu terlihat
lebih dan lebih seperti Madam Chumsee, sehingga rahasianya ketahuan. Rahasianya
Madam Chumsee adalah Ibu Kandung anak tersebut tanpa seorang suami,” kata
Pelayan Jan, berprasangka buruk terhadap Lady Veena. Dia mengira kalau Chuen
sebenarnya adalah anak Lady Veena.
“Cukup! Apa
kamu tahu kamu sedang membicarakan Bibi Lady sekarang?!” bentak Kade, menegur
Pelayan Jan.
“Aku minta
maaf, Nona. Aku tidak punya niat buruk. Aku hanya mengkhawatirkanmu saja. Lady
memiliki banyak harta warisan, aku takut Nan Chuen, anak kampung itu, akan
mengambil setengah harta warisan dari Lady,” jelas Pelayan Jan, membela diri.
“Keluar!
Keluar!” perintah Kade, tidak tahan mendengar Pelayan Jan.
Sebelumnya
Pelayan Jan berbicara buruk tentang Lady Veena. Tapi pada saat bertemu dengan
Lady Veena, dia langsung berpura- pura bersikap baik.
Melihat sikap
Pelayan Jan itu, ntah mengapa Lady Veena merasa agak tidak nyaman, walaupun
Pelayan Jan bersikap baik didepannya.
Lord Pichai
mengantar Mr. Niwat pulang. Dan saat Madam Kanda yang menunggu di depan rumah
melihat Mr. Niwat pulang, dia langsung berdiri dan menyambutnya.
“Apa kamu
masih pergi ke rumah Pichai Sarayut?” tanya Mr. Niwat, tanpa berbasa- basi. Dan
Madam Kanda menjawab iya. “Aku akan mandi dan bertukar pakaian. Bersiaplah,”
jelasnya, lalu di mau masuk ke dalam rumah.
Sebenarnya
Madam Kanda mau mengatakan sesuatu kepada Mr. Niwat. Tapi dia teringat saran
dari Yupa. Ketika Mr. Niwat pulang, Madam Kanda jangan mengatakan apapun kepada
Mr. Niwat, dan bersabar. Jika tidak Mr. Niwat akan pergi lagi. Karena saran
dari Yupa itulah, makanya Madam Kanda tidak berani mengatakan apapun kepada Mr.
Niwat.
Setelah Mr.
Niwat masuk ke dalam rumah, Madam Kanda langsung bertanya- tanya, “Kemana dia
menginap semalam?” gumamnya, ingin tahu.