Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 3 part 4

 

Original Network : Channel 7

Malam hari. Ketika datang berkunjung, Mr. Niwat mengucapkan terima kasih kepada Lady Veena, sebab Lady Veena tidak memberitahukan kepada Madam Kanda bahwa semalam dia menginap disini. Kemudian dia menanya- nanyai tentang Chuen, dan saat dia mengetahui kalau nama Ibu Chuen adalah Choi, dia merasa agak kecewa.


Diruang makan. Kade bersikap agak tidak sopan. Dia ingin meninggalkan meja makan begitu saja untuk pergi memanggil Mr. Niwat yang sedang mengobrol dengan Lady Veena. Dan Mr. Niwat pun menghentikan Kade agar jangan mengganggu Mr. Niwat dan Lady Veena yang sedang mengobrol. Lalu kemudian, giliran Yupa yang bersikap tidak sopan. Dihadapan Lord Pichai, dia menggosipi dimana Ton, kenapa Ton belum datang juga. Mendengar itu, Lord Pichai tampak tidak senang. Dan Madam Kanda pun langsung menegur serta menyuruh Yupa untuk minta maaf.


“Oops. Aku minta maaf Paman Lord. Aku hanya orang yang agak terus terang,” kata Yupa, meminta maaf sekaligus membela diri.

“Itu benar. Yupa orang yang suka berterus terang, dia mengatakan apa yang dia rasakan. Aku selalu mendisplinkan dia,” kata Madam Kanda, melindungi Yupa dengan sikap berpura- pura mengeluh.

“Bagus jadi orang yang berterus terang. Tapi perhatikan waktu dan tempat yang tepat,” balas Lord Pichai, menasehati Yupa.

“Woah. Paman hanya mengajarkanku beberapa kata saja, tapi aku mendapatkan banyak pengetahuan dari itu,” puji Yupa, mengangkat telur. Tapi Lord Pichai mengabaikannya.

Kemudian Kade yang sedari tadi hanya diam saja, dia memijit jidatnya dan berpura- pura sakit kepala. Lalu dia pamit kepada Lord Pichai untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat.


Tapi ternyata bukannya kembali ke kamar, Kade malah pergi ke kamar Ton dan mengetuk pintunya. Lalu saat Ton membuka pintu, Kade mulai mengomel. Dia menuduh kalau Ton pasti membenci keluarganya, jadi Ton sengaja tidak bergabung makan malam bersama mereka. Lalu dia mulai menangis.

“Siapa yang memberitahumu itu?” tanya Ton dengan sikap lembut, karena tidak tega melihat Kade yang menangis dihadapannya.

“Itu berarti kamu tidak membenci ku? Dan keluarga ku?” tanya Kade dengan senang. Lalu dia menghapus air matanya dan tersenyum.

“Mengapa aku harus membenci mu?” balas Ton, bingung.


Dengan sangat senang, Kade langsung memeluk Ton serta mengucapkan terima kasih. Mendengar itu, Ton langsung mendorong Kade untuk melepaskannya. Dan Kade berpura- pura sedih lagi serta menuduh kalau Ton membencinya. Dengan tegas, Ton pun menekankan bahwa dia tidak membenci Kade, tapi dia tidak ingin Kade berperilaku buruk dengan memeluk orang sembarangan seperti tadi. Lalu dia menyarankan Kade untuk kembali ke kamar. Dan dengan sikap patuh, Kade mengiyakan.

Lalu ketika Ton menutup pintu kamar, Kade tersenyum penuh kemenangan.

Kanok berjalan- jalan disekitar rumah dan bertemu dengan Chuen dan Nanny Aon. Lalu diapun bergabung dengan mereka berdua untuk mengobrol.


Sekali lagi, Lord Pichai menawarkan keluarga Mr. Niwat untuk tinggal bersama mereka disini. Dengan lemas, Madam Kanda menghela nafas, karena dia tahu kalau Mr. Niwat tidak akan setuju. Tapi ternyata dia salah, karena kali ini Mr. Niwat mengatakan bahwa dia setuju, namun mereka bukan tinggal secara gratis, tapi menyewa disini. Dan Madam Kanda sangat senang sekali. Begitu juga dengan Yupa.


Pelayan Sa datang dan memanggil Kanok yang sedang mengobrol dengan Chuen dan Nanny Aon, karena Mr. Niwat dan Madam Kanda sudah akan pulang.

“Aku sedang bersenang- senang. Dirumah tidak ada yang bisa diajak bermain ataupun tertawa. Tidak bisa dibandingkan dengan P’Chuen,” kata Kanok, menolak pulang. Dan mendengar perkataannya Chuen dan Nanny Aon tertawa.

“Oh, pulang sana Khun Kanok. Jika tidak, Ibumu akan mengomelimu,” bisik Nanny Aon, membujuk. Dan Kanok tertawa. Lalu Kanok pun pergi.


Setibanya dirumah, Madam Kanda langsung menanyai Kanok, kemana Kanok sebelumnya pas mereka dirumah Lord Pichai. Dan Kanok pun menjawab bahwa dia pergi ke rumah kecil dan mengobrol dengan Nanny Aon serta Chuen. Mendengar nama ‘Chuen’, Madam Kanda sangat tidak senang dan dia melarang Kanok untuk berhubungan dengan Chuen. Dan Kanok menolak. Tapi dengan keras, Madam Kanda menegaskan supaya Kanok dengarkan perintahnya. Jadi dengan terpaksa, Kanok pun mematuhi.


“Bibi jangan khawatir, ketika kita pindah, aku akan memperhatikan dia untukmu,” kata Yupa, ingin menyenangkan Madam Kanda.

“Seperti kamu pernah dirumah aja!” balas Madam Kanda, menyindir. “Aku bersedia memperkenalkanmu ke kelas atas dan mencarikan pria yang baik untukmu. Jadi dari sekarang, jangan keluar berpesta lagi. Mengerti?” tegasnya, memperingatkan.

“Ya,” jawab Yupa, pelan. Lalu saat Madam Kanda pergi, dia menatapnya dengan tatapan benci dan kesal, karena Madam Kanda mengatur- aturnya.


Didalam kamar. Mr. Niwat melihat- lihat foto ‘Cheewan’, kekasihnya dulu. “Cheewan, semoga ini seperti apa yang aku pikirkan,” gumamnya. Lalu tiba- tiba Madam Kanda masuk ke dalam kamar dan dia langsung menyimpan foto- fofo tersebut.


Ketika Nanny Aon sedang berdoa, dia seperti mendengar sesuatu. Jadi dia mengintip dari jendela. Dan dia melihat Chuen yang sedang duduk dengan murung di ayunan.


Setelah Chuen selesai sarapan, Lady Veena memanggilnya ke ruang makan. Disana dia memberitahu Chuen bahwa tampaknya belajar setiap minggu, tidak akan cukup untuk Chuen, jadi dia menyarankan agar Chuen belajar setiap hari bersama Ton. Mendengar itu, Kade langsung tidak setuju. Dia beralasan bahwa hal ini akan merepotkan Ton, apalagi Ton harus mempersiapkan tugas akhir dan pergi belajar ke luar negri. Tapi Ton sendiri tidak ada penolakan, karena dia berharap bisa mengajarkan Chuen agar Chuen dapat segera bersekolah. Dan Lord Pichai juga setuju, kalau Ton mengajarkan Chuen setiap harinya.

Dengan patuh, Chuen pun mengiyakan semuanya.

Ton memberikan pr kepada Chuen untuk dikerjakan, lalu sore nya dia akan mengecek pr Chuen. Jika Chuen tidak selesai, maka dia akan menghukum Chuen. Dan Chuen tidak peduli. Tapi kemudian Kade datang, dan Chuen sengaja ingin membuatnya merasa jengkel. Jadi diapun mengubah sikapnya menjadi penurut.


“Khun Ton, bisakah kamu mengajariku Inggris malam ini?” pinta Kade dengan sikap manja.

“Tidak bisa. Apa kamu barusan tidak dengar, Lord dan Lady menyuruh Khun Ton untuk mengajariku setiap sore?” kata Chuen, mengingatkan dengan sengaja, untuk membuat Kade cemburu dan kesal.

“Nang Chuen!” gertak Kade. (Nang, sepertinya adalah kata kasar).

“Jeez!! Aku cuma jawab Nang Kade,” balas Chuen.

Mendengar Chuen berbicara kasar, Ton menegur Chuen. Lalu dia menyuruh Kade untuk pergi dan tunggu dimobil. Dengan patuh, Kade pun mengiyakan. Dan Chuen melambai- lambaikan tangannya dengan senang. Tapi ketika Ton melihat ke arahnya, dia langsung berhenti melambaikan tangannya dan berpura- pura tidak ada melakukan apapun.

Dengan kesal, Kade mengeluh. Lalu pergi.


Setelah Kade pergi, Ton mengingatkan Chuen sekali lagi. Jika Chuen tidak bisa menyelesaikan pr yang diberikan, maka dia akan menghukum Chuen. Dia akan memberikan lebih banyak  pr kepada Chuen.

Dengan kesal, Chuen mengeluh. Tapi Ton tidak peduli dan pergi.


Didalam mobil. Kade mengeluhkan tentang Chuen kepada Ton. Lalu dia meminta Ton untuk mengajarinya juga. Dan Ton menganggukkan kepalanya, tanda setuju. Dan Kade sangat senang sekali.

Didalam kamar. Chuen mengeluh, bagaimana dia bisa menyelesaikan begitu banyak pr.


Nan dan Nat datang berkunjung. Lalu mereka bertemu dengan Chuen. Saat tahu kalau Chuen ternyata adalah wanita, mereka berdua merasa terkejut.

“Wow! Ini mawarmu? Cantik sekali,” kata Chuen, mendekati Nan dan Nat.

Melihat kecantikan Chuen, Nan merasa terpesona serta terpaku. Melihat sikap kakak nya itu, Nat langsung berdehem untuk menyadarkan Nan.


Chuen kembali dengan membawa setangkai bunga mawar. Dengan senang, dia memberitahu Nanny Aon bahwa bunga ini diberikan oleh Nan dan Nat. Dan dia menyukainya. Dia ingin meletakkannya di dalam vas, tapi sayangnya dia tidak punya vas, jadi dia berniat menaruhnya di dalam gelas saja.

“Khun Chuen, jangan lupa kerjakan pr yang Khun Ton berikan padamu,” kata Nanny Aon, mengingatkan Chuen. Dan Chuen mengiyakan. Lalu dia pergi.


Didalam kamar. Chuen mencium bunga yang diberikan oleh Nan dan Nat dengan senang. Lalu dia mulai belajar.

Nanny Aon melaporkan aktifitas Chuen kepada Lady Veena. Lalu Lady Veena memberitahu Nanny Aon bahwa dia sudah menemukan sekolah untuk Chuen, tapi dia mau menanyai pendapat Ton terlebih dahulu, mau menempatkan Chuen di tingkat berapa. Sebelumnya Ton ada mengatakan bahwa Chuen bisa ditempatkan di tingkat  7 atau 8, karena pengetahuan Chuen cukup bagus.

“Oh. Ini agak aneh,” gumam Nanny Aon, tidak menyangka kalau Chuen bisa sangat pintar, kepadahal hanya diajarkan dirumah oleh Kakek Chom dan Ibu Choi.


“Memang ada banyak hal aneh tentang keluarga ini,” kata Lady Veena, tapi dia tidak terlalu peduli. “Khun Ton yang terbiasa mengabaikanku dan tidak pernah ingin berbicara atau melihat ku, ketika Chuen datang, Khun Ton terlihat lebih relax. Ton jadi sering berbicara denganku, dia membuat Chuen jadi bahan pembicaraan,” jelas Lady Veena, senang.


Didalam kamar. Ketika Kanok datang, Mr. Niwat langsung menyimpan foto- foto dulu yang sedang dilihatnya. Lalu ketika Kanok pergi, Mr. Niwat melihat- lihat foto dulu itu lagi. Dan dia teringat wajah Chuen.


Ton datang. Jadi Nanny Aon pun memanggil Chuen. Dengan hati- hati, Chuen membuka pintu kamarnya, lalu dia menanyai Nanny Aon, apakah Ton sudah pergi. Dan sayangnya, Ton masih ada di halaman. Mengetahui itu, Chuen langsung menarik Nanny Aon ke dalam kamar dan memohon agar Nanny Aon membantunya mengulur waktu. Sebab dia belum selesai mengerjakan pr nya.

“Ah,” gumam Nanny Aon, merasa khawatir untuk Chuen.


“Khun Ton mu memberikanku begitu banyak pr! Inggris tidak banyak, tapi matematika. Dia memberiku 5 pr yang sulit dan yang mudah,” keluh Chuen, merasa capek.

Nanny Aon merasa khawatir untuk Chuen. Tapi dia tetap berpikir bahwa lebih baik Chuen jujur kepada Ton. Dan Ton pasti akan mengerti. Tapi Chuen tidak percaya.

“Berapa yang tersisa?” tanya Nanny Aon.

“Se.. sepuluh,” jawab Chuen, sambil tertawa malu.


Nan dan Nat datang untuk mengunjungin Chuen. Tapi disana mereka malah bertemu dengan Ton.

Melihat bunga yang Nan bawa, Ton menatapnya dengan heran. Dan Nan menjelaskan bahwa dia membawakan bunga ini untuk Chuen.

“Mengapa kamu memberikan itu padanya?” tanya Ton, mengintrogasi Nan, curiga.

1 Comments

Previous Post Next Post