Original Network :
Channel 7
Ton
datang ke kolam berenang, dan kebetulan Chuen juga ada disana. Melihat itu, Ton
berbalik dan berniat untuk pergi. Tapi Chuen tidak mau membiarkan Ton pergi,
dia memanggil nama Ton supaya berhenti. Sehingga mau tidak mau, Ton pun tidak
jadi pergi. Lalu dengan perhatian, dia mengatakan, apabila ada yang bisa dia
bantu, maka Chuen beritahu saja. Dan Chuen membalas dengan ketus, dia
mengatakan, kalau Ton sudah sangat membantu, membantu dirinya dan Tor untuk
lebih dekat. Dan Ton mengiyakan, lalu dia berbalik untuk pergi.
“Bagaimana
tentangmu dan Kade?!” tanya Chuen
dengan cepat, sebelum Ton berjalan pergi.
“Jangan khawatir.
Kami sudah saling dekat,” balas Ton, agak
ketus.
“Jika kamu butuh
bantuanku, kamu bisa beritahu. Aku akan dengan senang hati untuk membantu,” kata Chuen,
bersikap sangat tulus.
“Terima kasih. Tapi
tidak perlu repot- repot,” balas Ton.
“Kemudian, mengapa
kamu merepotkan dirimu sendiri untuk ikut campur dalam urusanku?!” sindir Chuen.
“Mencampuri apa?!
Beritahu aku!” balas Ton, tidak
terima dituduh tiba- tiba.
“Tentang
ku dan Khun Tor. Kamu tidak perlu mencampuri itu.”
“Aku
menganggumu?!” tanya Ton.
“Iya.
Kamu tidak perlu mengatur hidup ku dan dia,” balas Chuen, penuh penekanan di
setiap kalimatnya. “Khun Tor dan aku sudah saling mencintai, pada akhirnya kami
akan saling mengerti juga,” kata Chuen, sengaja ingin memanasi- manasin Ton.
“Mulut
pintar!” kata Ton, kesal. Lalu dia memegang bahu Chuen dan mendekatkan wajahnya
untuk mencium Chuen dengan paksa, tapi sebelum dia sempat berbuat begitu, dia
teringat janjinya pada Tor, jadi diapun berhenti dan tidak jadi mencium Chuen.
Kenudian
Ton berbalik dan pergi. Sementara Chuen berdiri tertegun di tempat.
Setelah
selesai berbicara dengan Lord Pichai, Tor pergi dengan perasaan puas. Lalu Lord
Pichai kembali ke kamar dan memberitahu Lady Veena mengenai pembicaraannya
dengan Tor barusan. Dan saat Lady Veena tahu kalau Tor ingin meminta restunya,
sebab Tor dan Chuen ingin bertunangan, dia agak terkejut. Karena awalnya, dia
mengira Chuen bakal bersama dengan Ton. Dan Lord Pichai tertawa, karena dari
awal Ton sudah berbicara dengannya juga, jadi dia tahu kalau antara Ton dan
Chuen, itu tidak mungkin. Lalu dia kembali ke topik awal, topik tentang
pertunangan Tor dan Chuen.
“Sebenarnya,
aku ingin Chuen untuk lulus dulu, sebelum dia bertunangan. Tapi Tor agak tidak
sabaran dan Chuen juga tidak menolak, jadi aku ikuti saja,” kata Lord Pichai,
mengungkapkan pendapatnya.
“Chuen
masih punya Ayah, jadi menurutku kita harus memberitahu Mr. Niwat dulu,” kata
Lady Veena, mengingatkan.
“Baik.
Kita kasih tahu Mr. Niwat, tapi jangan beritahu Chuen. Alasannya, kamu tau
kan,” balas Lord Pichai. Lalu dia tertawa dengan gembira, “Besok, ayo kita ke
kuil untuk menanyai tanggal cantik,” ajaknya.
“Hey!
Anakmu yang mau bertunangan, malah kamu yang tidak sabaran,” kata Lady Veena,
merasa geli. Dan Lord Pichai tertawa.
Setelah
selesai berbicara dengan Lord Pichai, Tor datang ke kamar Ton untuk mengabari
nya, mengenai pertunangan nya dan Chuen yang sudah direstui oleh Lord Pichai.
Mendengar itu, Ton mengucapkan dia berbahagia untuk Tor, sambil tersenyum
kecil.
Lalu
kemudian, Ton kembali ke dalam kamar dan duduk melamun.
Pagi
hari. Lady Veena datang menemui Ton dan mengajak nya untuk mengobrol. Sebenar nya
sih, dia ingin mencari tau, bagaimana perasaan Ton pada Chuen. Dan ketika dia
menanyakan itu, Ton dengan cepat mengatakan kalau dia dan Chuen tidak ada apa-
apa, dia dan Chuen hanya berhubungan sebagai saudara.
“Jika
ada sesuatu antara kamu dan Chuen yang …”
“Terima
kasih atas kepedulianmu. Tapi kamu bisa tenang,” kata Ton, sebelum Lady Veena
selesai bicara. Lalu dia pamit dan pergi.
Chuen
datang ke rumah Nan. Dia memberitahu Nan tentang rencana pertunangannya dan
Tor. Namun Nan agak heran, karena seharusnya Chuen tampak bahagia, tapi kenapa
Chuen malah tampak sedih. Jadi diapun merasa ragu. Tapi Chuen menegaskan bahwa
dia beneran bahagia. Lalu Nan pun memeluk Chuen. Dan Chuen balas memeluk Nan.
Setelah
itu, Chuen mengelap air mata nya dengan cepat. Lalu dia pamit dan pergi.
Nat
kemudian datang. Dan Nan memberitahu Nan, kalau dia merasa ada sesuatu yang
mencurigakan tentang pertunangan ini.
“Jangan
campurin urusan mereka. Sejak dia menerima pertunangan itu, maka itu
urusannya,” kata Nat, menasehati Nan.
“Mengapa
kamu berbicara seperti ini?!” keluh Nan, tidak senang. “Kamu tunggu saja, aku
kan beritahu Ying Chat!” ancamnya.
“Nan!
Tunggu!” panggil Nat, panik.
Ketika
Chuen barusaja pulang, Tor langsung menghampirinya. Dia tidak suka, Chuen terus
pergi ke rumah Nan dan Nat. Jika dulu sih, tidak apa Chuen sering ke sana, tapi
sekarang kan Chuen sudah punya tunangan. Mendengar ini, Chuen marah, karena dia
tidak suka dikekang, apalagi Nan dan Nat adalah orang terdekatnya. Saat Chuen
mulai marah seperti ini, Tor langsung meminta maaf dengan sikap baik dan dia
berjanji kalau dia tidak akan mencoba mengekang Chuen seperti ini lagi. Dan
Chuen mengangguk, lalu dia berbalik untuk pergi, tapi Tor menghentikan Chuen.
“Kamu
mau kemana?” tanya Tor.
“Ke
rumah kecil,” jawab Chuen dengan masih agak kesal.
“Aku
ikut,” kata Tor. Dan Chuen menatapnya dengan tajam. “Baiklah, aku tidak ikut,”
kata Tor, mengubah kata- katanya, karena takut Chuen akan marah lagi.
Dengan
senang, Kade menginfokan pada Madam Kanda serta Mr. Niwat mengenai pertunangan
antara Tor dan Kade yang akan segera di adakan.
Ketika
Yupa datang dan kebetulan mendengar hal itu, dia hanya diam. Tidak seperti
sebelumnya, dia mengajukan protes ‘bagaimana denganku’.
Ternyata
bukan hanya Nan saja yang bisa melihat, kalau sebenarnya Chuen tidak tampak
bahagia dengan pertunangan ini. Bahkan Nanny Aon juga bisa melihat hal itu.
Tapi ketika Nanny Aon bertanya, Chuen terus mengatakan kalau dia bahagia, dan
Tor adalah orang yang baik, jadi dia
beruntung bisa menikah dengan Tor.
Chuen
kemudian pamit kepada Nanny Aon. Dia mau pergi ke rumah Kakek Chom untuk
menginfokan tentang pertunangannya dengan Tor. Dan Nanny Aon menawarkan diri
untuk ikut. Tapi Chuen menolak, sebab Kakek Chom tidak suka orang lain datang
ke sana.
Kakek
Chom sangat senang sekali, ketika tau kalau Chuen dan Tor ingin bertunangan.
Dia memuji Chuen telah melakukan hal bagus. Bahkan jika Chuen dan Tor menikah,
dia juga sangat setuju. Karena setelah menikah, maka Chuen bisa menghabiskan
semua uang Tor. Lalu dia juga tahu kalau Ton menyukai Chuen, dengan begini
Chuen bisa beraksi untuk menghancurkan hubungan Ton dan Tor, dengan membuat
mereka saling bertengkar sampai mati.
“Kakek!”
kata Chuen, agak tidak setuju.
“Kamu
sama seperti Ibumu. Percuma aku mendidik mu sejak kamu masih bayi. Akhirnya
kamu masih di bodohi oleh pria!” bentak Kakek Chom, marah.
Kakek
Chom tidak senang, karena Chuen seperti melupakan balas dendam mereka. Dan
dengan sedih, Chuen mengatakan kalau dia tidak pernah lupa. Buktinya Kanok
kabur. Namun Kakek Chom, merasa kalau ini tidak cukup, karena nyawa harus
dibayar dengan nyawa. Lalu dia mengusir Chuen untuk pergi.
Dengan
sedih dan patuh, Chuen pun pergi.
Ketika
Chuen pulang, Tor menyuarakan rasa khawatirnya. Dan Chuen pun menjelaskan bahwa
ada banyak hal yang dia obrolkan dengan Kakek Chom, makanya dia lama.
Sebenarnya, Tor ingin pergi menemui Kakek Chom juga. Tapi Chuen tidak setuju,
lagian sekarang dia juga sudah pulang. Dan Tor pun berusaha mengerti, lalu dia
memegang tangan Chuen. Dan secara refleks, Chuen agak menghindar.
“Kita
sudah akan bertunangan,” kata Tor, mengingatkan.
“Walau
begitu, tetap tidak sesuai,” balas Chuen.
“Maaf,”
kata Tor, pengertian. Lau diapun melepaskan tangan Chuen.
Saat
Chuen dan Tor masuk ke dalam rumah, Lady Veena dan Lord Pichai memanggil
mereka. Tidak seperti Tor yang bersemangat, menanyakan, apakah tanggal
pertunangan nya dan Chuen sudah ketemu. Chuen sedikit agak murung. Melihat itu,
Lady Veena pun menanyai, ada apa. Dan Chuen mengeles bahwa dia hanya sedikit
tidak nyaman, karena matahari terlalu panas saat diluar barusan.
Tanggal
pertunangan Chuen dan Tor adalah 9 september, tiga bulan dari sekarang. Setelah
memberitahu itu, Lord Pichai menanyai, apakah Chuen sudah siap. Dan Chuen
mengiyakan. Lalu Lord Pichai menanyai lagi, apakah Kakek Chom akan hadir. Dan
dengan pelan, Chuen menjawab tidak.
Mendengar
itu, Lord Pichai dan Lady Veena pun diam.
Sama
seperti Lady Veena sebelumnya, Nanny Aon juga menanyai Ton hal yang sama. Dan
sama seperti sebelumnya juga, Ton ingin mengelak. Namun Nanny Aon tidak
membiarkan Ton untuk pergi ataupun mengelak.
“Kamu
tidak tahu hati Khun Chuen?” tanya Nanny Aon, dengan serius.
“Jika
dia tidak mencintai Khun Tor, mengapa dia setuju untuk bertunangan dengannya?”
balas Ton. Lalu dia pamit dan pergi.
Ton
dan Chuen adalah dua pasangan yang tidak bisa saling jujur pada perasaan
masing- masing. Jadi pada saat mereka bertemu, mereka akan selalu bertengkar
dan berakhir dengan kesalah pahaman.
Awalnya
ketika Ton melihat Chuen yang sedang sendirian, dia berniat baik menanyai,
kenapa Chuen masih berdiri diluar, padahal sekarang sudah jam 10 malam. Dan
Chuen mengiyakan. Lalu Ton menanyai, apakah Chuen tidak enak badan, karena tadi
dia dengar begitu dari Nanny Aon. Dan Chuen menjawab bahwa dia baik- baik saja.
Lalu
ntah bagaimana, Ton jadi berbicara agak sinis. Dia mengatai, ya iyalah Chuen
baik- baik saja, karena kan Chuen pasti akan menikah dengan Tor. Dan Chuen
mengiyakan.
Mendengar
Chuen mengiyakan, Ton tiba- tiba merasa cemburu. Jadi dia menarik tangan Chuen
untuk mendekat padanya. Tepat disaat itu, Loy lewat.
Karena
Loy lewat, Ton pun langsung melepaskan tangan Chuen dan pergi.
Dengan
lesu, Ton masuk ke dalam kamar dan duduk merenung selama sesaat. Dia
merenungkan tentang Chuen. Lalu setelah itu, dia mengambil sebuah cincin di
dalam laci meja nya.
Ton
memberikan cincin tersebut kepada Lord Pichai, dia ingin memberikan cincin itu
sebagai cincin pertunangan Chuen. Menerima cincin tersebut, Lord Pichai agak
terkejut, karena cincin ini adalah cincin yang dulu pernah di berikannya kepada
Ton. Cincin ini sebenarnya di maksudkan untuk diberikan Ton kepada wanita yang
Ton cintai, sama seperti saat Lord Pichai bertunangan dengan Ibu Kandung Ton,
dia memberikan cincin ini kepada nya.
“Aku
memberikan ini kepada Khun Tor untuk bertunangan dengan Chuen. Karena aku
mungkin tidak akan menggunakan itu lagi,” kata Ton, menjelaskan.
“Mengapa
kamu tidak menyimpan ini untuk wanita yang kamu cintai?” tanya Lady Veena,
heran. “Untuk Khun Tor, Ayahmu akan memberikan cincin baru untuknya.”
“Masih
lama… atau bisa jadi aku tidak akan pernah bertemu wanita itu,” jawab Ton
dengan agak sedikit depresi, tapi dia tidak terlalu menunjukkan perasaannya
ini.
Sebenarnya,
Lord Pichai dan Lady Veena tetap tidak ingin menerima cincin ini. Tapi karena
Ton tetap bersikeras. Jadi mereka pun menerima.
Pagi
hari. Tor datang menemui Ton dan mengucapkan terima kasih, karena barusan dari
Lord Pichai, dia tahu kalau Ton memberikan cincin milik Ibu Kandung mereka
sebagai cincin pertunangannya dan Chuen. Kemudian dengan agak ragu- ragu, dia
menanyai, apakah Ton tidak akan menyesali ini. Dan Ton menjawab tidak. Jika dia
akan menyesal, dia tidak akan mungkin memberikan cincin tersebut kepada Tor.
Juga dia bahagia, karena cincin tersebut diberikan kepada menantu pertama
keluarga Sarayut. Bahkan walaupun bukan untuk menantu pertama, Ton juga akan
memberikan itu kepada Tor, karena mereka adalah saudara. Dia akan memberikan
apapun yang bisa dia berikan pada Tor.
“Jika
Chuen tau tentang ini, dia akan senang. Karena ini adalah cincin yang Ayah
gunakan pada saat bertunangan dengan Ibu,” kata Tor, senang.
“Aku
mau minta sesuatu padamu. Aku ingin kamu merahasiakan, kalau cincin ini dariku.
Jangan beritahu siapapun, khususnya Chuen. Aku tidak ingin dia tahu,” pinta Ton
dengan serius.
“Aha! Khun Ton, kamu takut dia tidak akan menggunakan cincin ini?” tanya Tor, bercanda. Dan Ton tersenyum.