Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 12 part 1

 

Original Network : Channel 7

Ton datang ke kolam berenang, dan kebetulan Chuen juga ada disana. Melihat itu, Ton berbalik dan berniat untuk pergi. Tapi Chuen tidak mau membiarkan Ton pergi, dia memanggil nama Ton supaya berhenti. Sehingga mau tidak mau, Ton pun tidak jadi pergi. Lalu dengan perhatian, dia mengatakan, apabila ada yang bisa dia bantu, maka Chuen beritahu saja. Dan Chuen membalas dengan ketus, dia mengatakan, kalau Ton sudah sangat membantu, membantu dirinya dan Tor untuk lebih dekat. Dan Ton mengiyakan, lalu dia berbalik untuk pergi.

Bagaimana tentangmu dan Kade?! tanya Chuen dengan cepat, sebelum Ton berjalan pergi.

Jangan khawatir. Kami sudah saling dekat, balas Ton, agak ketus.


Jika kamu butuh bantuanku, kamu bisa beritahu. Aku akan dengan senang hati untuk membantu, kata Chuen, bersikap sangat tulus.

Terima kasih. Tapi tidak perlu repot- repot, balas Ton.

Kemudian, mengapa kamu merepotkan dirimu sendiri untuk ikut campur dalam urusanku?! sindir Chuen.

Mencampuri apa?! Beritahu aku! balas Ton, tidak terima dituduh tiba- tiba.

“Tentang ku dan Khun Tor. Kamu tidak perlu mencampuri itu.”


“Aku menganggumu?!” tanya Ton.

“Iya. Kamu tidak perlu mengatur hidup ku dan dia,” balas Chuen, penuh penekanan di setiap kalimatnya. “Khun Tor dan aku sudah saling mencintai, pada akhirnya kami akan saling mengerti juga,” kata Chuen, sengaja ingin memanasi- manasin Ton.

“Mulut pintar!” kata Ton, kesal. Lalu dia memegang bahu Chuen dan mendekatkan wajahnya untuk mencium Chuen dengan paksa, tapi sebelum dia sempat berbuat begitu, dia teringat janjinya pada Tor, jadi diapun berhenti dan tidak jadi mencium Chuen.

Kenudian Ton berbalik dan pergi. Sementara Chuen berdiri tertegun di tempat.

Setelah selesai berbicara dengan Lord Pichai, Tor pergi dengan perasaan puas. Lalu Lord Pichai kembali ke kamar dan memberitahu Lady Veena mengenai pembicaraannya dengan Tor barusan. Dan saat Lady Veena tahu kalau Tor ingin meminta restunya, sebab Tor dan Chuen ingin bertunangan, dia agak terkejut. Karena awalnya, dia mengira Chuen bakal bersama dengan Ton. Dan Lord Pichai tertawa, karena dari awal Ton sudah berbicara dengannya juga, jadi dia tahu kalau antara Ton dan Chuen, itu tidak mungkin. Lalu dia kembali ke topik awal, topik tentang pertunangan Tor dan Chuen.


“Sebenarnya, aku ingin Chuen untuk lulus dulu, sebelum dia bertunangan. Tapi Tor agak tidak sabaran dan Chuen juga tidak menolak, jadi aku ikuti saja,” kata Lord Pichai, mengungkapkan pendapatnya.

“Chuen masih punya Ayah, jadi menurutku kita harus memberitahu Mr. Niwat dulu,” kata Lady Veena, mengingatkan.



“Baik. Kita kasih tahu Mr. Niwat, tapi jangan beritahu Chuen. Alasannya, kamu tau kan,” balas Lord Pichai. Lalu dia tertawa dengan gembira, “Besok, ayo kita ke kuil untuk menanyai tanggal cantik,” ajaknya.

“Hey! Anakmu yang mau bertunangan, malah kamu yang tidak sabaran,” kata Lady Veena, merasa geli. Dan Lord Pichai tertawa.

Setelah selesai berbicara dengan Lord Pichai, Tor datang ke kamar Ton untuk mengabari nya, mengenai pertunangan nya dan Chuen yang sudah direstui oleh Lord Pichai. Mendengar itu, Ton mengucapkan dia berbahagia untuk Tor, sambil tersenyum kecil.


Lalu kemudian, Ton kembali ke dalam kamar dan duduk melamun.


Pagi hari. Lady Veena datang menemui Ton dan mengajak nya untuk mengobrol. Sebenar nya sih, dia ingin mencari tau, bagaimana perasaan Ton pada Chuen. Dan ketika dia menanyakan itu, Ton dengan cepat mengatakan kalau dia dan Chuen tidak ada apa- apa, dia dan Chuen hanya berhubungan sebagai saudara.

“Jika ada sesuatu antara kamu dan Chuen yang …”

“Terima kasih atas kepedulianmu. Tapi kamu bisa tenang,” kata Ton, sebelum Lady Veena selesai bicara. Lalu dia pamit dan pergi.


Chuen datang ke rumah Nan. Dia memberitahu Nan tentang rencana pertunangannya dan Tor. Namun Nan agak heran, karena seharusnya Chuen tampak bahagia, tapi kenapa Chuen malah tampak sedih. Jadi diapun merasa ragu. Tapi Chuen menegaskan bahwa dia beneran bahagia. Lalu Nan pun memeluk Chuen. Dan Chuen balas memeluk Nan.

Setelah itu, Chuen mengelap air mata nya dengan cepat. Lalu dia pamit dan pergi.


Nat kemudian datang. Dan Nan memberitahu Nan, kalau dia merasa ada sesuatu yang mencurigakan tentang pertunangan ini.

“Jangan campurin urusan mereka. Sejak dia menerima pertunangan itu, maka itu urusannya,” kata Nat, menasehati Nan.

“Mengapa kamu berbicara seperti ini?!” keluh Nan, tidak senang. “Kamu tunggu saja, aku kan beritahu Ying Chat!” ancamnya.

“Nan! Tunggu!” panggil Nat, panik.


Ketika Chuen barusaja pulang, Tor langsung menghampirinya. Dia tidak suka, Chuen terus pergi ke rumah Nan dan Nat. Jika dulu sih, tidak apa Chuen sering ke sana, tapi sekarang kan Chuen sudah punya tunangan. Mendengar ini, Chuen marah, karena dia tidak suka dikekang, apalagi Nan dan Nat adalah orang terdekatnya. Saat Chuen mulai marah seperti ini, Tor langsung meminta maaf dengan sikap baik dan dia berjanji kalau dia tidak akan mencoba mengekang Chuen seperti ini lagi. Dan Chuen mengangguk, lalu dia berbalik untuk pergi, tapi Tor menghentikan Chuen.

“Kamu mau kemana?” tanya Tor.

“Ke rumah kecil,” jawab Chuen dengan masih agak kesal.

“Aku ikut,” kata Tor. Dan Chuen menatapnya dengan tajam. “Baiklah, aku tidak ikut,” kata Tor, mengubah kata- katanya, karena takut Chuen akan marah lagi.


Dengan senang, Kade menginfokan pada Madam Kanda serta Mr. Niwat mengenai pertunangan antara Tor dan Kade yang akan segera di adakan.

Ketika Yupa datang dan kebetulan mendengar hal itu, dia hanya diam. Tidak seperti sebelumnya, dia mengajukan protes ‘bagaimana denganku’.


Ternyata bukan hanya Nan saja yang bisa melihat, kalau sebenarnya Chuen tidak tampak bahagia dengan pertunangan ini. Bahkan Nanny Aon juga bisa melihat hal itu. Tapi ketika Nanny Aon bertanya, Chuen terus mengatakan kalau dia bahagia, dan Tor adalah orang yang  baik, jadi dia beruntung bisa menikah dengan Tor.


Chuen kemudian pamit kepada Nanny Aon. Dia mau pergi ke rumah Kakek Chom untuk menginfokan tentang pertunangannya dengan Tor. Dan Nanny Aon menawarkan diri untuk ikut. Tapi Chuen menolak, sebab Kakek Chom tidak suka orang lain datang ke sana.


Kakek Chom sangat senang sekali, ketika tau kalau Chuen dan Tor ingin bertunangan. Dia memuji Chuen telah melakukan hal bagus. Bahkan jika Chuen dan Tor menikah, dia juga sangat setuju. Karena setelah menikah, maka Chuen bisa menghabiskan semua uang Tor. Lalu dia juga tahu kalau Ton menyukai Chuen, dengan begini Chuen bisa beraksi untuk menghancurkan hubungan Ton dan Tor, dengan membuat mereka saling bertengkar sampai mati.

“Kakek!” kata Chuen, agak tidak setuju.


“Kamu sama seperti Ibumu. Percuma aku mendidik mu sejak kamu masih bayi. Akhirnya kamu masih di bodohi oleh pria!” bentak Kakek Chom, marah.

Kakek Chom tidak senang, karena Chuen seperti melupakan balas dendam mereka. Dan dengan sedih, Chuen mengatakan kalau dia tidak pernah lupa. Buktinya Kanok kabur. Namun Kakek Chom, merasa kalau ini tidak cukup, karena nyawa harus dibayar dengan nyawa. Lalu dia mengusir Chuen untuk pergi.

Dengan sedih dan patuh, Chuen pun pergi.


Ketika Chuen pulang, Tor menyuarakan rasa khawatirnya. Dan Chuen pun menjelaskan bahwa ada banyak hal yang dia obrolkan dengan Kakek Chom, makanya dia lama. Sebenarnya, Tor ingin pergi menemui Kakek Chom juga. Tapi Chuen tidak setuju, lagian sekarang dia juga sudah pulang. Dan Tor pun berusaha mengerti, lalu dia memegang tangan Chuen. Dan secara refleks, Chuen agak menghindar.

“Kita sudah akan bertunangan,” kata Tor, mengingatkan.

“Walau begitu, tetap tidak sesuai,” balas Chuen.

“Maaf,” kata Tor, pengertian. Lau diapun melepaskan tangan Chuen.

Saat Chuen dan Tor masuk ke dalam rumah, Lady Veena dan Lord Pichai memanggil mereka. Tidak seperti Tor yang bersemangat, menanyakan, apakah tanggal pertunangan nya dan Chuen sudah ketemu. Chuen sedikit agak murung. Melihat itu, Lady Veena pun menanyai, ada apa. Dan Chuen mengeles bahwa dia hanya sedikit tidak nyaman, karena matahari terlalu panas saat diluar barusan.


Tanggal pertunangan Chuen dan Tor adalah 9 september, tiga bulan dari sekarang. Setelah memberitahu itu, Lord Pichai menanyai, apakah Chuen sudah siap. Dan Chuen mengiyakan. Lalu Lord Pichai menanyai lagi, apakah Kakek Chom akan hadir. Dan dengan pelan, Chuen menjawab tidak.

Mendengar itu, Lord Pichai dan Lady Veena pun diam.


Sama seperti Lady Veena sebelumnya, Nanny Aon juga menanyai Ton hal yang sama. Dan sama seperti sebelumnya juga, Ton ingin mengelak. Namun Nanny Aon tidak membiarkan Ton untuk pergi ataupun mengelak.

“Kamu tidak tahu hati Khun Chuen?” tanya Nanny Aon, dengan serius.

“Jika dia tidak mencintai Khun Tor, mengapa dia setuju untuk bertunangan dengannya?” balas Ton. Lalu dia pamit dan pergi.

Ton dan Chuen adalah dua pasangan yang tidak bisa saling jujur pada perasaan masing- masing. Jadi pada saat mereka bertemu, mereka akan selalu bertengkar dan berakhir dengan kesalah pahaman.


Awalnya ketika Ton melihat Chuen yang sedang sendirian, dia berniat baik menanyai, kenapa Chuen masih berdiri diluar, padahal sekarang sudah jam 10 malam. Dan Chuen mengiyakan. Lalu Ton menanyai, apakah Chuen tidak enak badan, karena tadi dia dengar begitu dari Nanny Aon. Dan Chuen menjawab bahwa dia baik- baik saja.

Lalu ntah bagaimana, Ton jadi berbicara agak sinis. Dia mengatai, ya iyalah Chuen baik- baik saja, karena kan Chuen pasti akan menikah dengan Tor. Dan Chuen mengiyakan.

Mendengar Chuen mengiyakan, Ton tiba- tiba merasa cemburu. Jadi dia menarik tangan Chuen untuk mendekat padanya. Tepat disaat itu, Loy lewat.

Karena Loy lewat, Ton pun langsung melepaskan tangan Chuen dan pergi.


Dengan lesu, Ton masuk ke dalam kamar dan duduk merenung selama sesaat. Dia merenungkan tentang Chuen. Lalu setelah itu, dia mengambil sebuah cincin di dalam laci meja nya.


Ton memberikan cincin tersebut kepada Lord Pichai, dia ingin memberikan cincin itu sebagai cincin pertunangan Chuen. Menerima cincin tersebut, Lord Pichai agak terkejut, karena cincin ini adalah cincin yang dulu pernah di berikannya kepada Ton. Cincin ini sebenarnya di maksudkan untuk diberikan Ton kepada wanita yang Ton cintai, sama seperti saat Lord Pichai bertunangan dengan Ibu Kandung Ton, dia memberikan cincin ini kepada nya.

“Aku memberikan ini kepada Khun Tor untuk bertunangan dengan Chuen. Karena aku mungkin tidak akan menggunakan itu lagi,” kata Ton, menjelaskan.

“Mengapa kamu tidak menyimpan ini untuk wanita yang kamu cintai?” tanya Lady Veena, heran. “Untuk Khun Tor, Ayahmu akan memberikan cincin baru untuknya.”

“Masih lama… atau bisa jadi aku tidak akan pernah bertemu wanita itu,” jawab Ton dengan agak sedikit depresi, tapi dia tidak terlalu menunjukkan perasaannya ini.

Sebenarnya, Lord Pichai dan Lady Veena tetap tidak ingin menerima cincin ini. Tapi karena Ton tetap bersikeras. Jadi mereka pun menerima.


Pagi hari. Tor datang menemui Ton dan mengucapkan terima kasih, karena barusan dari Lord Pichai, dia tahu kalau Ton memberikan cincin milik Ibu Kandung mereka sebagai cincin pertunangannya dan Chuen. Kemudian dengan agak ragu- ragu, dia menanyai, apakah Ton tidak akan menyesali ini. Dan Ton menjawab tidak. Jika dia akan menyesal, dia tidak akan mungkin memberikan cincin tersebut kepada Tor. Juga dia bahagia, karena cincin tersebut diberikan kepada menantu pertama keluarga Sarayut. Bahkan walaupun bukan untuk menantu pertama, Ton juga akan memberikan itu kepada Tor, karena mereka adalah saudara. Dia akan memberikan apapun yang bisa dia berikan pada Tor.

“Jika Chuen tau tentang ini, dia akan senang. Karena ini adalah cincin yang Ayah gunakan pada saat bertunangan dengan Ibu,” kata Tor, senang.


“Aku mau minta sesuatu padamu. Aku ingin kamu merahasiakan, kalau cincin ini dariku. Jangan beritahu siapapun, khususnya Chuen. Aku tidak ingin dia tahu,” pinta Ton dengan serius.

“Aha! Khun Ton, kamu takut dia tidak akan menggunakan cincin ini?” tanya Tor, bercanda. Dan Ton tersenyum.

Post a Comment

Previous Post Next Post