Original Network :
Channel 7
Chuen
berencana pergi keluar. Awalnya dia meminta Wing untuk mengantarkannya, tapi
kebetulan Ton ada bersama dengan Wing. Dan Ton menawarkan diri untuk mengantarkan
Chuen. Sehingga karena itu, mereka berduapun pergi bersama.
Ketika
Kade tahu dan ingin mengejar serta menghentikan Ton, sayangnya dia telat. Ton
dan Chuen sudah keburu masuk ke dalam mobil serta pergi.
Dengan
kesal, Kade mengadu kepada Madam Kanda. Lalu seperti biasa, Madam Kanda meminta
Kade untuk tenang.
“Berhenti
bicara! Aku tidak ingin dengar! Ibu tidak pernah melakukan apapun. Chuen sudah
mengambil dia dari ku!” teriak Kade dengan histeris.
“Nong
Kade,” panggil Yupa. Dan Kade serta Madam Kanda langsung menatapnya. “Haruskah
kita membakar gaunnya? Supaya dia tidak punya gaun untuk ke pesta. Kebetulan
Chuen lagi tidak ada dirumah, jadi anggap ini kesempatan kita,” kata Yupa,
menyarankan rencana jahat.
Mendengar
itu, Kade langsung kembali bersikap tenang. “Itu benar,” katanya, setuju.
Setelah
semuanya setuju dengan rencana Yupa, Kade pun pergi ke rumah besar. Dia
menghampiri Lady Veena yang sedang mempersiapkan tempat pesta. Dia berpura-
pura sakit perut, dan meminta izin untuk ke kamar mandi. Dan Lady Veena
mengiyakan, serta membiarkan Kade naik ke lantai atas.
Setelah
kejahatan selesai dilakukan, Kade turun ke lantai bawah dan menghampiri Lady
Veena. Dia berpura- pura, perutnya tidak nyaman dan masih agak sakit gitu. Lalu
Lady Veena pun menyuruh Pelayan Sa untuk memberitahu Madam Kanda, supaya
membawa Kade ke rumah sakit. Lalu dia memeluk Kade.
Merasakan
perhatian tulus dari Lady Veena, ntah kenapa Kade tiba- tiba jadi merasa
bersalah, karena telah berbohong. Dan diapun meneteskan air mata. Melihat air
mata Kade, Lady Veena salah paham. Dia mengira kalau Kade beneran sakit, jadi
dia merasa agak cemas dan terus mengelus- ngelus kepala Kade untuk
menghiburnya.
Ketika
Pelayan Sa datang dan mengatakan kalau Kade sakit, Madam Kanda serta Yupa
berpura- pura panik. Dengan cepat, mereka membawa mobil dan menjemput Kade di
rumah besar. Lalu setelah mereka semua masuk ke dalam mobil, Kade langsung
menanyakan, apakah Madam Kanda sudah membawa gaun pesta Chuen. Dan Madam Kanda
mengiyakan, sekarang gaun itu ada di bagasi mobil belakang.
“Bagus.
Aku ingin tahu, jika dia tidak punya gaun cantik, gaun apa yang akan dia
kenakan?” kata Kade, merasa puas.
“Menurutku
dia akan mengenakan rok untuk menutupi dadanya,” kata Yupa sambil tertawa. Dan
lalu Kade pun ikut tertawa.
Bawahan
Mun tidak mengizinkan Ton untuk masuk ke dalam rumah, sehingga hanya Chuen
sajalah yang masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan Kakek Chom.
“Kamu
tahu, kamu tidak seharusnya datang lagi lain kali?! Karena rumah ini tidak
menyambut siapapun!” kata Bawahan Mun, memberikan peringatan pada Ton.
Didalam
rumah. Kakek Chom memberitahu Chuen, bila tidak ada yang penting, jangan datang
ke tempatnya, khususnya jangan membawa orang asing ke tempatnya. Dan Chuen
langsung membalas bahwa bukan dia yang mau membawa Ton ke sini, tapi Ton yang
menawarkan diri untuk mengantarkannya.
“Chuen,
apa kamu sedang jatuh cinta sekarang?” tanya Kakek Chom, menebak.
“Tidak,”
jawab Chuen sambil menghindari tatapan Kakek Chom sedikit.
“Bagus.
Aku lega,” puji Kakek Chom. “Karena cinta akan membuatmu lemah, membuatmu
menjadi loser. Sama seperti Ibumu,” jelasnya.
“Aku
mengerti,” jawab Chuen, pelan.
Seperti
biasa, Kakek Chom selalu mengingatkan Chuen untuk jangan lembut hati, jangan
lupa untuk membalas dendam mereka kepada keluarga Chawal, dan jangan lupa
tentang apa yang Ibu Choi alamin dulu. Walaupun Kakek Chom tahu, kalau Ibu Choi
ada menyuruh Chuen untuk memaafkan. Tapi Kakek Chom, tidak ingin Chuen
memaafkan. Juga dia tidak ingin Chuen untuk jatuh cinta, karena jatuh cinta
hanya akan membuat Chuen lemah. Mendengar semua itu, dengan patuh, Chuen
mengatakan kalau dia akan mengingat ini.
“Lalu,
aku berharap aku tidak melihat anak tiri Lady Veena lagi. Jangan bawa dia
kesini. Kamu juga jangan datang ke sini,” kata Kakek Chom, menekankan.
“Baik,”
jawab Chuen, dengan agak sedih.
“Kamu
pergilah sekarang.”
“Aku
minta maaf karena membuatmu tidak nyaman.”
Setelah
Chuen keluar dari dalam rumah, Ton menyadari kalau mood Chuen agak buruk, tapi
Chuen terus berpura- pura bersikap seolah- oleh Chuen baik- baik saja.
Menyadari hal ini, Ton pun berbicara untuk menghibur Chuen serta dia membawa
Chuen untuk berjalan- jalan di kota. Lalu secara perlahan, mood Chuen pun
kembali membaik.
Setelah
langit sudah agak gelap, barulah Ton membawa Chuen pulang.
Ketika
Kade melihat Ton dan Chuen pulang bersama, dia merasa cemburu. Dan lalu dia
menangis. Dengan perhatian, Madam Kanda menghibur Kade.
“Aku
kalah. Aku kalah melawan dia. Ketika Khun Ton membawa ku keluar, aku harus membuat
banyak alasan terlebih dahulu. Lalu saat di luar, dia selalu cepat- cepat ingin
pulang. Tidak seperti Chuen! Ketika dia berekspresi cemberut sedikit saja, Khun
Ton akan membawanya keluar dan lama pulangnya,” curhat Kade dengan sedih.
“Dengarkan
aku. Bahkan walaupun Khun Ton menyukai Chuen, tapi mereka belum menikah,” hibur
Madam Kanda, menyemangati Kade agar jangan patah semangat dulu. “Kade, kamu
perlu percaya padaku. Tentang Chuen, serahkan padaku. Ingatlah, putriku pasti
akan menjadi orang terakhir yang tertawa. Aku kan sudah pernah bercerita
padamu, jika aku tidak berbakat, Cheewan tidak mungkin akan berpisah dari
Ayahmu,” jelasnya dengan percaya diri dan bangga.
Ketika Chuen mau memeriksa gaun pestanya, dia melihat kalau gaun pestanya yang berada didalam lemari hilang.
Makasih banyak...lanjjut...lagi..m
ReplyDelete