Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 10 part 4

 

Original Network : Channel 7

Chuen berencana pergi keluar. Awalnya dia meminta Wing untuk mengantarkannya, tapi kebetulan Ton ada bersama dengan Wing. Dan Ton menawarkan diri untuk mengantarkan Chuen. Sehingga karena itu, mereka berduapun pergi bersama.


Ketika Kade tahu dan ingin mengejar serta menghentikan Ton, sayangnya dia telat. Ton dan Chuen sudah keburu masuk ke dalam mobil serta pergi.


Dengan kesal, Kade mengadu kepada Madam Kanda. Lalu seperti biasa, Madam Kanda meminta Kade untuk tenang.

“Berhenti bicara! Aku tidak ingin dengar! Ibu tidak pernah melakukan apapun. Chuen sudah mengambil dia dari ku!” teriak Kade dengan histeris.

“Nong Kade,” panggil Yupa. Dan Kade serta Madam Kanda langsung menatapnya. “Haruskah kita membakar gaunnya? Supaya dia tidak punya gaun untuk ke pesta. Kebetulan Chuen lagi tidak ada dirumah, jadi anggap ini kesempatan kita,” kata Yupa, menyarankan rencana jahat.

Mendengar itu, Kade langsung kembali bersikap tenang. “Itu benar,” katanya, setuju.


Setelah semuanya setuju dengan rencana Yupa, Kade pun pergi ke rumah besar. Dia menghampiri Lady Veena yang sedang mempersiapkan tempat pesta. Dia berpura- pura sakit perut, dan meminta izin untuk ke kamar mandi. Dan Lady Veena mengiyakan, serta membiarkan Kade naik ke lantai atas.



Setelah kejahatan selesai dilakukan, Kade turun ke lantai bawah dan menghampiri Lady Veena. Dia berpura- pura, perutnya tidak nyaman dan masih agak sakit gitu. Lalu Lady Veena pun menyuruh Pelayan Sa untuk memberitahu Madam Kanda, supaya membawa Kade ke rumah sakit. Lalu dia memeluk Kade.

Merasakan perhatian tulus dari Lady Veena, ntah kenapa Kade tiba- tiba jadi merasa bersalah, karena telah berbohong. Dan diapun meneteskan air mata. Melihat air mata Kade, Lady Veena salah paham. Dia mengira kalau Kade beneran sakit, jadi dia merasa agak cemas dan terus mengelus- ngelus kepala Kade untuk menghiburnya.



Ketika Pelayan Sa datang dan mengatakan kalau Kade sakit, Madam Kanda serta Yupa berpura- pura panik. Dengan cepat, mereka membawa mobil dan menjemput Kade di rumah besar. Lalu setelah mereka semua masuk ke dalam mobil, Kade langsung menanyakan, apakah Madam Kanda sudah membawa gaun pesta Chuen. Dan Madam Kanda mengiyakan, sekarang gaun itu ada di bagasi mobil belakang.

“Bagus. Aku ingin tahu, jika dia tidak punya gaun cantik, gaun apa yang akan dia kenakan?” kata Kade, merasa puas.

“Menurutku dia akan mengenakan rok untuk menutupi dadanya,” kata Yupa sambil tertawa. Dan lalu Kade pun ikut tertawa.


Bawahan Mun tidak mengizinkan Ton untuk masuk ke dalam rumah, sehingga hanya Chuen sajalah yang masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan Kakek Chom.

“Kamu tahu, kamu tidak seharusnya datang lagi lain kali?! Karena rumah ini tidak menyambut siapapun!” kata Bawahan Mun, memberikan peringatan pada Ton.



Didalam rumah. Kakek Chom memberitahu Chuen, bila tidak ada yang penting, jangan datang ke tempatnya, khususnya jangan membawa orang asing ke tempatnya. Dan Chuen langsung membalas bahwa bukan dia yang mau membawa Ton ke sini, tapi Ton yang menawarkan diri untuk mengantarkannya.

“Chuen, apa kamu sedang jatuh cinta sekarang?” tanya Kakek Chom, menebak.

“Tidak,” jawab Chuen sambil menghindari tatapan Kakek Chom sedikit.



“Bagus. Aku lega,” puji Kakek Chom. “Karena cinta akan membuatmu lemah, membuatmu menjadi loser. Sama seperti Ibumu,” jelasnya.

“Aku mengerti,” jawab Chuen, pelan.

Seperti biasa, Kakek Chom selalu mengingatkan Chuen untuk jangan lembut hati, jangan lupa untuk membalas dendam mereka kepada keluarga Chawal, dan jangan lupa tentang apa yang Ibu Choi alamin dulu. Walaupun Kakek Chom tahu, kalau Ibu Choi ada menyuruh Chuen untuk memaafkan. Tapi Kakek Chom, tidak ingin Chuen memaafkan. Juga dia tidak ingin Chuen untuk jatuh cinta, karena jatuh cinta hanya akan membuat Chuen lemah. Mendengar semua itu, dengan patuh, Chuen mengatakan kalau dia akan mengingat ini.

“Lalu, aku berharap aku tidak melihat anak tiri Lady Veena lagi. Jangan bawa dia kesini. Kamu juga jangan datang ke sini,” kata Kakek Chom, menekankan.

“Baik,” jawab Chuen, dengan agak sedih.

“Kamu pergilah sekarang.”

“Aku minta maaf karena membuatmu tidak nyaman.”



Setelah Chuen keluar dari dalam rumah, Ton menyadari kalau mood Chuen agak buruk, tapi Chuen terus berpura- pura bersikap seolah- oleh Chuen baik- baik saja. Menyadari hal ini, Ton pun berbicara untuk menghibur Chuen serta dia membawa Chuen untuk berjalan- jalan di kota. Lalu secara perlahan, mood Chuen pun kembali membaik.

Setelah langit sudah agak gelap, barulah Ton membawa Chuen pulang.


Ketika Kade melihat Ton dan Chuen pulang bersama, dia merasa cemburu. Dan lalu dia menangis. Dengan perhatian, Madam Kanda menghibur Kade.


“Aku kalah. Aku kalah melawan dia. Ketika Khun Ton membawa ku keluar, aku harus membuat banyak alasan terlebih dahulu. Lalu saat di luar, dia selalu cepat- cepat ingin pulang. Tidak seperti Chuen! Ketika dia berekspresi cemberut sedikit saja, Khun Ton akan membawanya keluar dan lama pulangnya,” curhat Kade dengan sedih.

“Dengarkan aku. Bahkan walaupun Khun Ton menyukai Chuen, tapi mereka belum menikah,” hibur Madam Kanda, menyemangati Kade agar jangan patah semangat dulu. “Kade, kamu perlu percaya padaku. Tentang Chuen, serahkan padaku. Ingatlah, putriku pasti akan menjadi orang terakhir yang tertawa. Aku kan sudah pernah bercerita padamu, jika aku tidak berbakat, Cheewan tidak mungkin akan berpisah dari Ayahmu,” jelasnya dengan percaya diri dan bangga.



Ketika Chuen mau memeriksa gaun pestanya, dia melihat kalau gaun pestanya yang berada didalam lemari hilang.

1 Comments

Previous Post Next Post