Original Network :
Channel 7
Tor
menemui Lord Pichai untuk membicarakan tentang perasaan nya selama ini kepada
Chuen. Juga dia ingin meminta restu serta izin Lord Pichai untuk bertunangan
dengan Chuen sekarang. Lalu setelah Chuen lulus, barulah mereka berdua akan
menikah. Namun hal ini, dia ingin Lord Pichai agar membantunya berbicara kepada
Chuen.
“Menurutku,
kamu sendiri yang harus membicarakan ini kepada dia,” kata Lord Pichai sambil
tersenyum geli. “Namun kamu tidak boleh membuat Chuen jadi tidak fokus belajar.
Jika ini terjadi, kamu akan merasa tidak nyaman sendiri kan?” jelasnya,
mengingatkan.
“Iya,”
jawab Tor, mengerti. “Makasih.”
Songwut
menelpon Yupa. Dia menelpon untuk meminta uang seperti biasa. Tapi Yupa agak
takut, karena sekarang kan Songwut adalah buronan. Namun dengan santai, Songwut
mengatakan kalau sekarang polisi pasti sudah capek mencarinya, jadi asalkan
Yupa tidak memberitahu siapapun, maka dia akan aman. Jika Yupa melapor, maka
mereka akan masuk penjara bersama- sama. Lalu jumlah uang yang dimintanya
adalah 10.000.
“10.000?!”
kata Yupa, terkejut. Karena itu jumlah yang banyak.
“Mengapa?!
Ini jumlah yang kecil, jika dibandingkan denganku yang harus tinggal berpindah-
pindah selama ini!” balas Songwut. Lalu dia mematikan telpon.
Saat
ini, Songwut ada dirumah orang lain. Dia meminjam telpon dirumah tersebut. Tapi
sikapnya terhadap pemilik rumah, sama seperti bandit. Dia mengancam dan
memperlakukan kedua pemilik rumah dengan kejam.
Yupa
melapor kepada Madam Kanda mengenai Songwut, dan lalu Madam Kanda menyuruhnya
untuk pergi menemui Songwut, dan nanti Jab akan mengikutinya dari belakang,
Yupa menolak.
“Kamu
harus pergi, supaya mereka bisa melihatmu. Dan jadi mereka akan merasa tenang,”
kata Madam Kanda.
“Baiklah,”
jawab Yupa, mematuhi perintah. “Kamu harus
mengikutiku, dan jangan sampai menghilang,” katanya, memperingatkan Jab.
“Kamu
bisa mempercayai ku,” kata Jab, menenangkan. Setelah itu, dia pergi.
Setelah
Jab pergi, Yupa meminta uang pada Madam Kanda, uang yang akan diberikan kepada
Songwut. Sayangnya, Madam Kanda berniat memberikan uang itu kepada Jab, karena
dengan uang sebanyak itu, dia takut Yupa akan menghilangkannya. Dengan kata
lain, Madam Kanda takut Yupa menilap uang nya.
Mendengar
itu, Yupa merasa agak tidak senang. Tapi dia tidak berani menunjukkan rasa
tidak senangnya.
Seperti
yang direncanakan, Yupa datang ke ke kontrakan Songwut, diikuti oleh Jab dan
dua kawannya dari belakang. Pertama, ketika sampai di kontrakan Songwut, Yupa
yang mengetuk pintu. Lalu setelah pintu dibuka, Jab dan dua kawannya langsung
masuk dan memukuli Songwut dan satu kawan Songwut.
Awalnya
Songwut masih berhasil melawan Jab. Tapi sialnya, Jab ada memegang pistol,
sedangkan dia tidak. Lalu Jab membawa dua kawan, sedangkan dia hanya punya satu
kawan, dan kawannya ini malah tidak bisa diandalkan. Sehingga diapun kalah dan
harus menerima nasib nya untuk dipukuli.
Setelah
puas memukuli Songwut sampai tidak sadarkan diri, Jab dan kedua kawannya
langsung pergi dari tempat kejadian. Sementara Yupa, sedari awal ketika Jab dan
kedua kawannya masuk ke dalam untuk memukuli Songwut, dia sudah pergi duluan
dari sana untuk menghindar.
Malam
hari. Dirumah. Yupa menunggu Jab pulang dengan perasaan cemas, dia takut ada
apa- apa dan rencana mereka tidak berhasil. Melihat itu, Pelayan Jan menasehati
Yupa untuk tenang, karena dia percaya dengan Jab. Dia yakin Jab pasti berhasil
melakukan misinya. Tapi Yupa tidak terlalu percaya dan masih merasa cemas.
Sedangkan Kade, dia hanya diam dan menunggu saja.
Lalu
akhirnya Jab pulang. Dengan bangga, Jab menceritakan aksi hebatnya, dia membuat
Songwut terluka parah dan bahkan wajah Songwut menjadi jelek, sehingga sekarang
kalau dibandingkan, wajah nya jelas jauh lebih tampan daripada Songwut.
Mendengar itu, Pelayan Juea tertawa keras dan memuji betapa tampannya Jab.
“Kamu
yakin dia akan kapok dari kejadian ini?” tanya Yupa, mau memastikan.
“Kamu
bisa katakan, dia pasti begitu takut sekarang,” jawab Jab sambil tertawa.
Malam
hari. Di kontrakan Songwut. Teman Songwut mengomel, kalau calon istri Songwut
sangat kejam, tidak seperti yang Songwut katakan. Dan Songwut membalas bahwa
ini pasti rencana Madam Kanda untuk memukuli mereka, bukan rencana Yupa. Karena
dia tahu kalau Yupa itu pengecut.
Lalu
disaat Songwut dan temannya ini sedang mengobrol, dua polisi datang dan
mengepung dari luar. Sayannya, dua polisi ini kurang berhati- hati, karena
ketika mereka berjalan, mereka tidak sengaja membuat suara.
Mendengar
suara itu, Songwut dan temannya langsung bersikap waspada. Mereka berdua
bersembunyi di balik meja, sehingga ketika dua polisi menembak dari luar,
mereka tidak terluka dan selamat. Lalu mereka berdua keluar dari dalam rumah
melalui pintu belakang.
Setelah
keluar dari rumah, Songwut menembak polisi yang berada di pintu depan. Lalu kemudian
dia serta temannya langsung kabur darisana.
Pagi
hari, Pelayan Jan memuji- muji Madam Kanda, karena begitu berhati- hati dalam
menangani Songwut, sampai memanggil polisi. Dan dia yakin kalau sekarang
Songwut pasti sudah berada didalam penjara.
Tapi
Madam Kanda belum merasa tenang, kalau belum memastikan sendiri, apa Songwut
sudah benar- benar masuk ke penjara atau belum. Jadi dia menyuruh Pelayan Jan
untuk mencari tahu.
Ketika Pelayan Jan ke pasar untuk mencari tahu lewat gosip emak- emak disekitaran tempat tinggal Songwut. Dan saat dia mendengar kalau Songwut berhasil kabur dari kepungan polisi, Pelayan Jan merasa terkejut.
Dengan
panik, Pelayan Jan pulang dan melaporkan hal tersebut ke Madam Kanda. Lalu dia
menyarankan agar mereka meminta bantuan Lord Pichai serta Lady Veena saja, tapi
jelaslah Madam Kanda tidak mungkin meminta tolong kepada ke dua orang tersebut.
Jadi Madam Kanda pun mulai memikirkan, harus bagaimana selanjutnya.
“Ma,”
panggil Kade sambil tersenyum dan berjalan masuk ke dalam rumah, mendekati
Madam Kanda dengan intim, “Ayo,” ajaknya.
“Pergi
kemana?” tanya Madam Kanda, bingung.
“Pergi
menjemput gaun ku yang akan dikenakan di pesta Khun Ton. Orang toko nya
memberitahu hari ini itu sudah bisa di jemput,” jawab Kade, mengingatkan.
“Oh
ya, aku lupa,” gumam Madam Kanda. “Lalu dimana Yupa?” tanyanya.
“Mm..
mungkin dia sedang berganti pakaian,” jawab Kade.
Malam
hari. Chuen menunjukkan gaun putih yang dibelinya kepada Lady Veena. Ini adalah
gaun yang dipilihnya bersama dengan Nat. Dan Lady Veena memuji kalau gaun itu
sangat cantik sekali, jika dia masih mudah, dia mau meminjam gaun itu untuk
dikenakan. Mendengar pujian ini, Chuen merasa senang, dan dia balas memuji, dia
mengatakan kalau Lady Veena belum tua, karena tubuh dan wajah Lady Veena masih
bagus dan cantik.
“Jangan
memujiku,” kata Lady Veena dengan senang. “Simpan gaun ini, lalu turun ke bawah
untuk makan malam,” ajaknya. Dan Chuen mengiyakan.
Tor
dan Kade saling membantu sama lain. Dimeja makan, saat membahas tentang pesta
sambutan untuk Ton, Tor mengatakan kalau dia ingin menari dengan Chuen, dan
Kade mengatakan kalau dia ingin menari dengan Ton. Saat mereka berdua
mengatakan itu, mereka berdua saling mendukung satu sama lain. Tor mengatakan
kepada Ton bahwa Ton serta Kade sangat cocok menari bersama. Lalu Kade juga
mengatakan hal yang sama, dia mengatakan kalau Tor serta Chuen cocok menari
bersama. Mendengar itu, Chuen dan Ton hanya diam saja, dan tidak banyak
berbicara.
Tapi
Tor ingin mendengar jawaban Chuen. “Iyakan, Chuen?” tanyanya.
“Bagaimana
jika P’Nat atau orang lain mengajakku berdansa? Jika aku menolak mereka, aku
akan dianggap kasar,” balas Chuen.
“Jadi
kamu tolak mereka dari sekarang,” kata Kade, menyarankan.
“Chuen benar. Jenis pesta seperti ini, kalian tidak seharusnya menari dengan orang- orang tertentu. Jika begitu, apa lagi yang menyenangkan?” komentar Lord Pichai. “Apa aku benar?” tanyanya. Dan Ton menganguk. Lady Veena juga menganguk.