Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 10 part 2

 

Original Network : Channel 7


Setelah beberapa tahun, Ton dan Chuen masih sering berhubungan melalui surat. Seperti biasa, surat Ton sangat pendek, malahan semakin pendek. Hal ini membuat Chuen yang awalnya bersemangat, jadi kecewa.


Saat berkumpul dengan Nan dan Ying, Chuen curhat mengenai Ton kepada mereka berdua. Dan Nan menenangkan Chuen, karena dia pasti akan membantu Chuen. Lalu Nat datang sambil membawa makanan, dia ingin ikut bergabung dengan mereka bertiga. Jadi Nat pun berbasa- basi, menanyai apa rencana Nan.

Tanpa mengatakan apapun, Ying menarik kursi dibelakang Nat, yang akan Nan duduki. Sehingga Nan pun terjatuh, pada saat Nat ingin duduk. Melihat itu, Ying buru- buru membantu Nat berdiri sambil meminta maaf.


“Aku minta maaf! Aku tidak bermaksud! Aku mau memberitahumu untuk pergi, karena ini obrolan gadis- gadis,” kata Ying, menjelaskan sambil meminta maaf.


Awalnya pas jatuh, Nat memang sakit, tapi setelah itu tidak sakit lagi. Cuma melihat Ying tampak cemas, diapun berpura- pura tetap sakit. Melihat itu, Nan dan Chuen tertawa.

Sialnya, Ying menyadari hal itu. Jadi dia melepaskan pegangannya, sehingga Nat pun kembali terjatuh. Dan Nan serta Chuen tertawa semakin keras.


Ketika Mr. Niwat berbicara mengenai masalah Kanok, Madam Kanda menanggapi Mr. Niwat dengan sinis. Dengan sabar, Mr. Niwat menjelaskan secara baik- baik kalau dia ingin agar mereka berdua bisa kembali lagi seperti dulu, jangan sampai bertengkar atau berdebat didepan anak- anak lagi. Tapi Madam Kanda terus menyalahkan Mr. Niwat, dan dirinya sendiri tidak merasa ada masalah.

“Khun Kanda,” kata Mr. Niwat, penuh penekanan. “Aku berharap Kanok bisa kembali seperti dirinya yang dulu. Jadi bisakah kamu bekerjasama?” tanyanya.


Sore hari, Mr. Niwat datang ke sekolah Kanok untuk menjemput Kanok pulang ke rumah bersamanya. Tapi Kanok menolak. Dan Mr. Niwat langsung mengatakan kalau dia berjanji bahwa kejadian sebelumnya tidak akan terjadi lagi, dan dia berharap Kanok bisa mempercayainya kali ini.

Keesokan paginya, pas sarapan di ruang makan. Dengan ceria, Mr. Niwat menceritakan tentang masalah Kanok yang sudah terselesaikan. Lalu kemarin dia serta Madam Kanda  sudah ada berbicara dan  nanti mereka akan pergi untuk menjemput Kanok bersama- sama. Mengetahui hal tersebut, Lady Veena ikut merasa senang.


Kemudian Mr. Niwat mengajak Chuen untuk pergi keluar bersama. Dengan sopan, Chuen menolak. Lalu Tor pun langsung membantu Chuen, dia memberitahu Mr. Niwat kalau nanti dia mau membawa Chuen keluar. Dan Mr. Niwat menanyai, kemana. Kali ini Chuen diam, tidak menjawab. Dan Lady Veena menegur Chuen dengan halus.

“Aku mau membawa Chuen ke toko buku,” kata Tor, menjawab pertanyaan Mr. Niwat untuk membantu Chuen.

Malas berhadapan dengan Mr. Niwat yang terus bersikap perhatian, Chuen pun pamit kepada semuanya. Lalu dia pergi meninggalkan meja makan.

Didalam kamar, Chuen merasa agak murung. Karena jika Kakek Chom tau kalau keluarga Chawal mulai berbaikan, maka Kakek Chom pasti tidak akan senang.


Dear Khun Ton,

Aku sudah menerima surat terakhirmu sebelum kamu akan kembali ke Thailand. Aku berterima kasih kamu sudah begitu baik, menanyai apa ada yang ku inginkan. Tapi aku tidak ingin apapun, kecuali kamu aman dalam perjalan pulang.

Untuk detail pesta selamat pulang mu, kamu mungkin sudah ada dengar dari Khun Kade. Juga hal- hal lain dalam tiga sampai empat tahun ini.

Membaca surat dari Chuen, Ton merasa kurang senang. Karena dalam surat itu, Chuen tampak seperti komplain padanya. Jadi sejak Chuen mengatakan tidak mau oleh- oleh apapun, maka dia beneran tidak akan memberikan apa- apa nantinya.


Dirumah kecil. Chuen, Nanny Aon, dan Chef Yohng. Mereka bertiga merangkai bunga, sambil mengobrolkan tentang kepulangan Ton serta baju apa yang akan mereka kenakan pada pesta sambutan untuk menyambut kepulangan Ton.


Bukan hanya Nanny Aon dan Chef Yohng saja yang sibuk memikirkan pakaian cantik apa yang harus mereka pakai di pesta sambutan. Tapi Nan juga sibuk memikirkan itu, dan dia datang ke kediaman Sarayut, untuk mengajak Chuen agar pergi membeli pakaian bersama-sama. Dan dengan senang hati, Chuen mengiyakan.

Melihat Nan serta Chuen mengabaikannya, Kade sangat kesal. Tapi sayangnya, mereka tidak peduli dan tidak ada niat untuk mengajak Kade juga.


Malam hari, saat Chuen pulang dari berbelanja, Mr. Niwat menghampirnya. Seperti biasa dengan perhatian, dia menanyai, darimana Chuen baru pulang. Dan dengan sinis, Chuen menjawab bahwa dia pergi membeli baju untuk bersaing melawan putri Mr. Niwat, yaitu Kade. Namun walaupun Chuen menjawab dengan sini, Mr. Niwat sama sekali tidak marah.

“Jadi kamu barusan pergi dengan P’Nat dan P’Nan?” tanya Mr. Niwat, perhatian.

“Iya. Kamu sudah selesai bertanya?” balas Chuen, malas meladeni Mr. Niwat. “Aku mau mandi dan istirahat,” jelasnya dengan ketus.

“Baiklah,” jawab Mr. Niwat, mempersilahkan Chuen pergi.

Setelah Chuen pergi, Mr. Niwat bergumam, “Aku memaafkanmu Chuen. Kamu tidak salah sama sekali. Aku yang salah.”


Tiba- tiba Kade datang mendekat. Dia marah pada Mr. Niwat, karena Chuen bersikap tidak sopan seperti itu, tapi Mr. Niwat malah masih mengatakan akan memaafkan Chuen. Lalu dia menanyai, jika itu dia yang bersikap seperti itu, akankah Mr. Niwat memaafkannya. Dan tanpa ragu, Mr. Niwat menjawab iya. Tapi Kade tidak puas.

“Aku tidak ingin mengerti apa yang kamu lakukan! Karena aku sudah coba mengerti, tapi aku tidak bisa menerimanya,” teriak Kade, cemburu. Lalu dia pergi.

“Kade,” panggil Mr. Niwat, merasa agak tidak berdaya.

Mendekati hari kepulangan Ton, Chuen membelikan hadiah sprai untuk tempat tidur Ton. Dan dengan senang, Nanny Aon membantu Chuen memasang sprai itu di tempat tidur sambil memuji- muji betapa cantiknya sprai ini.

“Bibi, jangan beritahu dia tentang ini ya,” pinta Chuen. Dia tidak ingin Ton tahu kalau dia yang membelikan sprai baru ini.


Kanok mulai kembali seperti dulu lagi. Dia mulai mau belajar giat. Dan dengan senang hati, Nat mengajari nya. Lalu Nan serta Chuen datang, mereka berdua mengobrol sebentar dengan Nat, lalu mereka berdua pergi. Selama mengobrol, mereka berdua mengabaikan Kanok, tapi Kanok sama sekali tidak marah ataupun merasa kesal, karena dia tahu keluarganya berhutang banyak pada Chuen, malah bila ada kesempatan dia ingin melakukan sesuatu untuk Chuen.


“Kamu melakukan hal yang benar,” puji Nat dengan sungguh- sungguh. “Masalah orang tua, biar mereka yang urus sendiri. Kamu masih kecil, dan sebagai anak, kamu hanya harus melakukan tugasmu saja,” jelasnya.

“Baik, P’Nat,” jawab Kanok, mengerti.


Akhirnya Ton pulang. Sesampainya dia dirumah, Chef Yhong dan Nanny Aon langsung memeluknya, sehingga Kade yang awalnya berdiri disebelah Ton, jadi harus menyingkir. Dan hal itu membuat dia cemberut.


Ketika masuk ke dalam rumah, dan melihat Chuen, Ton tersenyum senang. Tapi kemudian Tor berdiri disamping Chuen, dan senyumnya pun menghilang.



Pagi hari. Saat Ton sudah bangun, dia pergi ke rumah kecil untuk bermain- main dengan Snow. Kebetulan Chuen juga sedang ada dirumah kecil. Dan lalu mereka berdua pergi berjalan- jalan ke tepi danau, dan duduk disana sambil mengobrol. Tapi tiba- tiba Kade datang. Sebenarnya, Kade ingin berduaan dengan Ton, tapi ketika bertemu, dia sengaja mengatakan kalau Tor mencari Chuen. Mendengar itu, Ton yang awalnya senang mengobrol berduaan saja dengan Chuen, langsung berubah sikap.


“Kamu harus menemui Tor. Dia mungkin memiliki sesuatu yang penting untuk di bicarakan,” kata Ton. Dan Kade tersenyum penuh kemenangan pada Chuen.

Perkataan Ton membuat Chuen agak kecewa, jadi dengan cemberut, dia pergi. Dan melihat itu, Ton ingin menghentikan Chuen. Tapi Kade menghalangi Ton.


“Khun Ton, mengapa kamu bangun begitu cepat? Lebih cepat dariku,” kata Kade, berbasa- basi untuk memulai pembicaraan.

“Aku punya tugas yang harus diselesaikan,” jawab Ton. Lalu dia pergi.

“Setiap kali aku datang, kamu selalu pergi!” keluh Kade, tidak senang.



Seperti biasa, setelah Ton mengabaikannya, Kade bakal pergi ke Madam Kanda untuk mengeluh dan mengadu. Lalu dia mendesak Madam Kanda untuk segera menyingkirkan Chuen, karena ini sudah lama sejak Jab, Keponakan Jan, berjanji akan menyingkirkan Chuen. Namun Madam Kanda merasa kalau ini belum waktunya, jadi dia meminta Kade untuk bersabar dulu. Apalagi menyingkirkan Chuen bukanlah hal yang mudah, karena ada Lady Veena serta Lord Pichai yang melindungi Chuen.

“Apa aku akan kehilangan Khun Ton?” tanya Kade, cemas.

“Tidak. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Lagian kita masih memiliki Khun Tor. Kita bisa menggunakan Khun Tor untuk sekarang ini,” kata Madam Kanda dengan percaya diri.


Post a Comment

Previous Post Next Post