Original Network :
Channel 7
Setelah
beberapa tahun, Ton dan Chuen masih sering berhubungan melalui surat. Seperti
biasa, surat Ton sangat pendek, malahan semakin pendek. Hal ini membuat Chuen
yang awalnya bersemangat, jadi kecewa.
Saat
berkumpul dengan Nan dan Ying, Chuen curhat mengenai Ton kepada mereka berdua.
Dan Nan menenangkan Chuen, karena dia pasti akan membantu Chuen. Lalu Nat
datang sambil membawa makanan, dia ingin ikut bergabung dengan mereka bertiga.
Jadi Nat pun berbasa- basi, menanyai apa rencana Nan.
Tanpa
mengatakan apapun, Ying menarik kursi dibelakang Nat, yang akan Nan duduki.
Sehingga Nan pun terjatuh, pada saat Nat ingin duduk. Melihat itu, Ying buru-
buru membantu Nat berdiri sambil meminta maaf.
“Aku
minta maaf! Aku tidak bermaksud! Aku mau memberitahumu untuk pergi, karena ini
obrolan gadis- gadis,” kata Ying, menjelaskan sambil meminta maaf.
Awalnya
pas jatuh, Nat memang sakit, tapi setelah itu tidak sakit lagi. Cuma melihat
Ying tampak cemas, diapun berpura- pura tetap sakit. Melihat itu, Nan dan Chuen
tertawa.
Sialnya,
Ying menyadari hal itu. Jadi dia melepaskan pegangannya, sehingga Nat pun
kembali terjatuh. Dan Nan serta Chuen tertawa semakin keras.
Ketika
Mr. Niwat berbicara mengenai masalah Kanok, Madam Kanda menanggapi Mr. Niwat
dengan sinis. Dengan sabar, Mr. Niwat menjelaskan secara baik- baik kalau dia
ingin agar mereka berdua bisa kembali lagi seperti dulu, jangan sampai
bertengkar atau berdebat didepan anak- anak lagi. Tapi Madam Kanda terus
menyalahkan Mr. Niwat, dan dirinya sendiri tidak merasa ada masalah.
“Khun
Kanda,” kata Mr. Niwat, penuh penekanan. “Aku berharap Kanok bisa kembali
seperti dirinya yang dulu. Jadi bisakah kamu bekerjasama?” tanyanya.
Sore
hari, Mr. Niwat datang ke sekolah Kanok untuk menjemput Kanok pulang ke rumah
bersamanya. Tapi Kanok menolak. Dan Mr. Niwat langsung mengatakan kalau dia
berjanji bahwa kejadian sebelumnya tidak akan terjadi lagi, dan dia berharap
Kanok bisa mempercayainya kali ini.
Keesokan
paginya, pas sarapan di ruang makan. Dengan ceria, Mr. Niwat menceritakan
tentang masalah Kanok yang sudah terselesaikan. Lalu kemarin dia serta Madam
Kanda sudah ada berbicara dan nanti mereka akan pergi untuk menjemput Kanok
bersama- sama. Mengetahui hal tersebut, Lady Veena ikut merasa senang.
Kemudian
Mr. Niwat mengajak Chuen untuk pergi keluar bersama. Dengan sopan, Chuen
menolak. Lalu Tor pun langsung membantu Chuen, dia memberitahu Mr. Niwat kalau
nanti dia mau membawa Chuen keluar. Dan Mr. Niwat menanyai, kemana. Kali ini
Chuen diam, tidak menjawab. Dan Lady Veena menegur Chuen dengan halus.
“Aku
mau membawa Chuen ke toko buku,” kata Tor, menjawab pertanyaan Mr. Niwat untuk
membantu Chuen.
Malas
berhadapan dengan Mr. Niwat yang terus bersikap perhatian, Chuen pun pamit
kepada semuanya. Lalu dia pergi meninggalkan meja makan.
Didalam
kamar, Chuen merasa agak murung. Karena jika Kakek Chom tau kalau keluarga
Chawal mulai berbaikan, maka Kakek Chom pasti tidak akan senang.
Dear Khun Ton,
Aku sudah menerima
surat terakhirmu sebelum kamu akan kembali ke Thailand. Aku berterima kasih
kamu sudah begitu baik, menanyai apa ada yang ku inginkan. Tapi aku tidak ingin
apapun, kecuali kamu aman dalam perjalan pulang.
Untuk detail pesta
selamat pulang mu, kamu mungkin sudah ada dengar dari Khun Kade. Juga hal- hal
lain dalam tiga sampai empat tahun ini.
Membaca
surat dari Chuen, Ton merasa kurang senang. Karena dalam surat itu, Chuen
tampak seperti komplain padanya. Jadi sejak Chuen mengatakan tidak mau oleh-
oleh apapun, maka dia beneran tidak akan memberikan apa- apa nantinya.
Dirumah kecil. Chuen, Nanny Aon, dan Chef Yohng. Mereka bertiga merangkai bunga, sambil mengobrolkan tentang kepulangan Ton serta baju apa yang akan mereka kenakan pada pesta sambutan untuk menyambut kepulangan Ton.
Bukan
hanya Nanny Aon dan Chef Yohng saja yang sibuk memikirkan pakaian cantik apa
yang harus mereka pakai di pesta sambutan. Tapi Nan juga sibuk memikirkan itu,
dan dia datang ke kediaman Sarayut, untuk mengajak Chuen agar pergi membeli
pakaian bersama-sama. Dan dengan senang hati, Chuen mengiyakan.
Melihat
Nan serta Chuen mengabaikannya, Kade sangat kesal. Tapi sayangnya, mereka tidak
peduli dan tidak ada niat untuk mengajak Kade juga.
Malam
hari, saat Chuen pulang dari berbelanja, Mr. Niwat menghampirnya. Seperti biasa
dengan perhatian, dia menanyai, darimana Chuen baru pulang. Dan dengan sinis,
Chuen menjawab bahwa dia pergi membeli baju untuk bersaing melawan putri Mr.
Niwat, yaitu Kade. Namun walaupun Chuen menjawab dengan sini, Mr. Niwat sama
sekali tidak marah.
“Jadi
kamu barusan pergi dengan P’Nat dan P’Nan?” tanya Mr. Niwat, perhatian.
“Iya.
Kamu sudah selesai bertanya?” balas Chuen, malas meladeni Mr. Niwat. “Aku mau
mandi dan istirahat,” jelasnya dengan ketus.
“Baiklah,”
jawab Mr. Niwat, mempersilahkan Chuen pergi.
Setelah
Chuen pergi, Mr. Niwat bergumam, “Aku memaafkanmu Chuen. Kamu tidak salah sama
sekali. Aku yang salah.”
Tiba-
tiba Kade datang mendekat. Dia marah pada Mr. Niwat, karena Chuen bersikap
tidak sopan seperti itu, tapi Mr. Niwat malah masih mengatakan akan memaafkan
Chuen. Lalu dia menanyai, jika itu dia yang bersikap seperti itu, akankah Mr.
Niwat memaafkannya. Dan tanpa ragu, Mr. Niwat menjawab iya. Tapi Kade tidak
puas.
“Aku
tidak ingin mengerti apa yang kamu lakukan! Karena aku sudah coba mengerti,
tapi aku tidak bisa menerimanya,” teriak Kade, cemburu. Lalu dia pergi.
“Kade,”
panggil Mr. Niwat, merasa agak tidak berdaya.
Mendekati
hari kepulangan Ton, Chuen membelikan hadiah sprai untuk tempat tidur Ton. Dan
dengan senang, Nanny Aon membantu Chuen memasang sprai itu di tempat tidur
sambil memuji- muji betapa cantiknya sprai ini.
“Bibi,
jangan beritahu dia tentang ini ya,” pinta Chuen. Dia tidak ingin Ton tahu
kalau dia yang membelikan sprai baru ini.
Kanok
mulai kembali seperti dulu lagi. Dia mulai mau belajar giat. Dan dengan senang
hati, Nat mengajari nya. Lalu Nan serta Chuen datang, mereka berdua mengobrol
sebentar dengan Nat, lalu mereka berdua pergi. Selama mengobrol, mereka berdua
mengabaikan Kanok, tapi Kanok sama sekali tidak marah ataupun merasa kesal,
karena dia tahu keluarganya berhutang banyak pada Chuen, malah bila ada
kesempatan dia ingin melakukan sesuatu untuk Chuen.
“Kamu
melakukan hal yang benar,” puji Nat dengan sungguh- sungguh. “Masalah orang
tua, biar mereka yang urus sendiri. Kamu masih kecil, dan sebagai anak, kamu
hanya harus melakukan tugasmu saja,” jelasnya.
“Baik,
P’Nat,” jawab Kanok, mengerti.
Akhirnya
Ton pulang. Sesampainya dia dirumah, Chef Yhong dan Nanny Aon langsung
memeluknya, sehingga Kade yang awalnya berdiri disebelah Ton, jadi harus
menyingkir. Dan hal itu membuat dia cemberut.
Ketika
masuk ke dalam rumah, dan melihat Chuen, Ton tersenyum senang. Tapi kemudian
Tor berdiri disamping Chuen, dan senyumnya pun menghilang.
Pagi
hari. Saat Ton sudah bangun, dia pergi ke rumah kecil untuk bermain- main
dengan Snow. Kebetulan Chuen juga sedang ada dirumah kecil. Dan lalu mereka
berdua pergi berjalan- jalan ke tepi danau, dan duduk disana sambil mengobrol.
Tapi tiba- tiba Kade datang. Sebenarnya, Kade ingin berduaan dengan Ton, tapi
ketika bertemu, dia sengaja mengatakan kalau Tor mencari Chuen. Mendengar itu,
Ton yang awalnya senang mengobrol berduaan saja dengan Chuen, langsung berubah
sikap.
“Kamu
harus menemui Tor. Dia mungkin memiliki sesuatu yang penting untuk di
bicarakan,” kata Ton. Dan Kade tersenyum penuh kemenangan pada Chuen.
Perkataan
Ton membuat Chuen agak kecewa, jadi dengan cemberut, dia pergi. Dan melihat
itu, Ton ingin menghentikan Chuen. Tapi Kade menghalangi Ton.
“Khun
Ton, mengapa kamu bangun begitu cepat? Lebih cepat dariku,” kata Kade, berbasa-
basi untuk memulai pembicaraan.
“Aku
punya tugas yang harus diselesaikan,” jawab Ton. Lalu dia pergi.
“Setiap
kali aku datang, kamu selalu pergi!” keluh Kade, tidak senang.
Seperti
biasa, setelah Ton mengabaikannya, Kade bakal pergi ke Madam Kanda untuk
mengeluh dan mengadu. Lalu dia mendesak Madam Kanda untuk segera menyingkirkan
Chuen, karena ini sudah lama sejak Jab, Keponakan Jan, berjanji akan
menyingkirkan Chuen. Namun Madam Kanda merasa kalau ini belum waktunya, jadi
dia meminta Kade untuk bersabar dulu. Apalagi menyingkirkan Chuen bukanlah hal
yang mudah, karena ada Lady Veena serta Lord Pichai yang melindungi Chuen.
“Apa
aku akan kehilangan Khun Ton?” tanya Kade, cemas.
“Tidak.
Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Lagian kita masih memiliki Khun Tor.
Kita bisa menggunakan Khun Tor untuk sekarang ini,” kata Madam Kanda dengan
percaya diri.