Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 10 part 1

Original Network : Channel 7

Khun Ton, apa ada yang membuatmu tidak puas sampai kamu tidak merespon tiga surat dariku? Barusan, Loy datang memberikan surat darimu ke setiap orang, kecuali aku.

Jika kamu tidak merespon surat ini lagi, aku akan menganggap kita tidak saling mengenal sama sekali. Aku tidak akan menulis surat padamu lagi, dan aku tidak akan berbicara padamu lagi.

Semester ini, aku mendapatkan juara satu dikelas. Aku berusaha keras dalam belajar jadi kamu bisa bangga padaku. Karena kamu guru pertamaku, ketika aku pindah ke Bangkok. Aku tidak pernah melupakan kerja kerasmu untukku.

Didalam kamar. Chuen menuliskan surat untuk Ton.



Nat menyukai Ying, jadi dia terus berusaha untuk mendekati Ying, tapi setiap kali dia berbicara, Ying malah bersikap jutek dan ketus padanya. Sebenarnya sih, Ying tahu kalau Nat menyukainya, tapi dia sengaja bersikap jutek dan ketus untuk menggoda dan menganggu Nat, karena menurutnya Nat yang tampak bingung, itu lucu.

“Mengapa kamu terus mengikutiku?” tanya Ying, dan Nat bingung harus menjawab apa. “Kamu mencoba mencari- cari kesalahanku ya?!” tuduh Ying.

“Tidak,” jawab Nat dengan cepat.

“Kemudian … apa kamu menyukai ku?!” tanya Ying. Lalu dia berbalik dan berjalan pergi sambil tersenyum.


Setelah selesai bermain- main dirumah Chuen, Ying dan Nid, pulang. Lalu Nan menggoda Nat dan mengajaknya untuk pulang, karena Ying juga sudah pulang.


Tepat disaat itu, mereka melihat Kanok. Kanok berpakaian sangat kotor dan tampak sangat berantakan. Melihat itu, Nan serta Nat merasa terkejut serta bingung, karena setahu mereka Kanok sedang mempersiapkan ujian masuk ke universitas.

“Aku dengar dia gagal di ujian semester terakhir,” kata Chuen, dengan senang.


Melihat Kanok pulang dalam kondisi kotor dan jorok, seperti pengemis, Madam Kanda pun menanyai, kemana Kanok pergi. Dan dengan sikap acuh, Kanok menjawab singkat, ke rumah teman. Lalu Madam Kanda menanyai, apakah Mr. Niwat sudah tahu tentang nilai ujian Kanok, dan Kanok menjawab tidak.

Setelah menjawab semua itu, Kanok mengatakan kalau dia capek. Lalu dia pergi ke atas untuk beristirahat, mengabaikan Madam Kanda serta Kade.



Madam Kanda pergi ke rumah besar untuk menemui Lady Veena serta Lord Pichai. Dia menceritakan tentang sikap Kanok yang sekarang sulit di atur. Juga dia mengeluhkan tentang Mr. Niwat yang lebih mementingkan anak haram nya, daripada Kanok. Ditambah sekarang hubungannya dengan Mr. Niwat sedang tidak baik, jadi dia belum memberitahukan tentang Kanok kepada Mr. Niwat.

“Itu mengapa… Kanok menjadi seperti ini,” komentar Lady Veena, menganalisis masalah Kanok. Dan mendengar ini, Madam Kanda agak tidak senang.


Jam 8 malam-an, Kanok ingin pergi dengan membawa tas besar. Melihat itu, Mr. Niwat bertanya, mau kemana Kanok. Namun Kanok tidak mau memberitahu, karena ini bukan urusan Mr. Niwat, lagian setiap kali ada apa- apa atau ada sesuatu, Madam Kanda serta Mr. Niwat juga selalu pergi tanpa memberitahunya. Jadi karena itu, dia menyuruh Mr. Niwat untuk mengurus diri masing- masing dan jangan pedulikan dia dari sekarang.

“Kanok! Kembali sekarang!” panggil Mr. Niwat sambil mengikuti Kanok.

Tapi Kanok mengabaikan Mr. Niwat dan tetap berjalan pergi. Melihat hal itu, Chuen merasa senang. “Karma memang ada. Orang yang membuatku kehilangan Ibuku, kehilangan putranya juga,” gumamnya, senang.






Dengan perasaan sedih, Mr. Niwat kembali ke dalam rumah. Melihat Mr. Niwat kembali sendiri, tanpa Kanok, Madam Kanda langsung mengomelinya. Kemudian Mr. Niwat serta Madam Kanda mulai saling menyalahkan satu sama lain. Dan bahkan nama Chuen dibawa-bawa ke dalam pertengkaran mereka.

“Argh!!! Bukan hanya Kanok yang tidak ingin tinggal disini! Aku juga tidak ingin!” teriak Kade, tidak tahan lagi mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Kemudian dia berlari pergi dari rumah.


Kade berlari menemui Lady Veena dan menangis di dalam pelukan Lady Veena serta menceritakan apa yang barusan terjadi. Melihat hal ini, Chuen sangat senang sekali dan tersenyum.

Chuen kembali ke dalam kamar sambil tertawa gembira. Lalu dia berpikir, jika Kakek Chom tahu tentang kejadian ini, maka Kakek Chom pasti akan senang juga. Jadi diapun segera menuliskan surat untuk Kakek Chom.


Seperti yang diduga, Kakek Chom sangat senang, ketika membaca surat dari Chuen. Dia memuji kalau Chuen memang hebat serta lebih kuat daripada Ibu Choi, intinya Chuen cocok menjadi cucu nya. Lalu Kakek Chom memberitahu Bawahan Mun bahwa mereka akan segera pindah, dan rumah didesa ini akan dia jual. Mendengar ini, Bawahan Mun terkejut, tapi dia tidak membantah sama sekali.

“Aku ingin pergi melihat jatuhnya keluarga Chawal secara dekat,” kata Kakek Chom, menjelaskan alasannya ingin pindah.


Yupa memang bodoh. Dia masih saja bertemu dengan Songwut. Dan setiap kali bertemu, dia selalu membayar makanan untuk Songwut, bahkan ketika Songwut ingin nonton dibioskop, dia juga yang membayar.


Lalu setelah itu, ketika pulang, Yupa memberitahu Madam Kanda kalau Songwut ingin setiap bulan Madam Kanda memberikan uang padanya. Dan dengan agak tidak sabaran, Madam Kanda mengomeli Yupa, karena memperkenalkan orang seburuk Songwut kepadanya. Dan Yupa tertawa serta menjawab bahwa mana ada orang baik yang mau mengambil pekerjaan jahat dari Madam Kanda. Mendengar Yupa mengatainya ‘jahat’, Madam Kanda langsung emosi. Dan Yupa buru- buru mengubah kata- katanya dari ‘pekerjaan jahat’ menjadi ‘sesuatu yang perlu mereka lakukan’.

“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Bagaimana caranya menyingkirkan dia?” gumam Madam Kanda, bertanya- tanya. Lalu dia mendapatkan ide dan tersenyum.


Rencana Madam Kanda adalah menyingkirkan Songwut. Untuk hal ini, dia menyuruh Keponakan Jan untuk membunuh Songwut. Dan dengan sangat patuh, Keponakan Jan mengiyakan. Hal ini membuat, Madam Kanda puas dengannya.


Kemudian Yupa dan Madam Kanda berbicara berdua didalam kamar. Yupa memberitahu Madam Kanda kalau tampaknya rencana Madam Kanda untuk membunuh Songwut, itu bukanlah rencana yang baik. Karena ini sama dengan berlari dari bahaya dan bertemu bahaya lain, sebab Keponakan Jan, yaitu Jab, tidak tampak seperti orang yang bisa di percaya. Dan dengan percaya diri, Madam Kanda menyarankan Yupa agar tidak perlu khawatir, sebab Pelayan Jan adalah pelayan di keluarga mereka, jadi Jab tidak mungkin akan mengkhianati mereka. Yang Madam Kanda inginkan sekarang adalah apabila Songwut menghubungi lagi, maka Yupa harus segera memberitahunya.

Walaupun Yupa tidak setuju dengan Madam Kanda, tapi dia tidak berani melawan. Jadi diapun hanya diam saja.


Maaf aku tidak sempat membalas surat- surat mu. Sekarang aku sedang sibuk. Selain itu, apakah aku membalas suratmu atau tidak, itu tidak penting. Kamu sudah punya Khun Tor sebagai penasihat terbaikmu.

Aku senang nilaimu semakin membaik. Khun Tor pasti senang juga karena kamu patuh. Tidak seperti ketika kamu belajar denganku. Aku berharap kamu baik- baik dengan Khun Tor selamanya.

Salam, Saran


Membaca surat balasan dari Ton, Chuen merasa agak kesal, karena Ton tampak acuh, bahkan isi suratnya sangat pendek. Kade yang sedari tadi memperhatikan dari jauh, merasa senang. Dia menghampiri Chuen dan memamerkan surat dari Ton untuknya. Lalu dia memuji- muji betapa romantisnya Ton, karena Ton sampai menulis tiga atau empat halaman untuknya. Kemudian dengan sikap pura- pura bodoh, dia menanyai, berapa banyak halaman yang Ton tulis untuk Chuen. Dan Chuen diam serta berniat untuk menjauhi Kade. Tapi Kade sengaja menghalangi Chuen dan tidak mau membiarkannya pergi.

“Pasti cuma satu halaman ya, dan itupun tidak sampai satu kertas penuh. Itu mengapa kamu meremukkan suratnya,” ejek Kade sambil tertawa. Dengan kesal dan malas, Chuen pergi serta mengabaikan Kade. Dan dengan keras, Kade langsung berteriak, “Khun Ton tidak benar- benar menyukaimu,” teriaknya. Lalu dia tertawa dengan keras.


Akibat surat pendek dari Ton dan ejekan Kade, mood Chuen jadi rendah. Ketika Ying melihat itu, dia mengingatkan Chuen bahwa mereka sebentar lagi sudah mau ujian masuk ke sekolah, jadi lebih baik Chuen fokus pada itu dan masa depan Chuen. Mendengar itu, Chuen teringat tentang ujian masuk tersebut dan dia merasa Ying benar, jadi dia akan belajar keras untuk ujian masuk ke sekolah, dia tidak akan mengecewakan Kakek dan Ibunya.

Setelah itu, mood rendah Chuen pun berubah menjadi tekad penuh semangat.



Apa kamu tahu kalau Chuen lolos ujian masuk ke Falkutas Seni? Setiap orang begitu bahagia. Dan jelas, aku yang paling bahagia.

Dalam beberapa tahun, Chuen akan lulus dan siap bertunangan denganku. Kelihatannya juga Ayah dan Bibi Lady sudah siap menerima Chuen sebagai menantu mereka.

Aku sangat berterima kasih, kamu menjaga janjimu. Kami berdua, aku dan Chuen, tidak akan melupakan kebaikanmu ini.

Menerima surat dari Tor tersebut, Ton merasa murung. Apalagi saat dia melihat sepasang kekasih yang saling berciuman, dia semakin merasa agak murung.

Post a Comment

Previous Post Next Post