Original Network :
Channel 7
Khun Ton, apa ada
yang membuatmu tidak puas sampai kamu tidak merespon tiga surat dariku?
Barusan, Loy datang memberikan surat darimu ke setiap orang, kecuali aku.
Jika kamu tidak
merespon surat ini lagi, aku akan menganggap kita tidak saling mengenal sama
sekali. Aku tidak akan menulis surat padamu lagi, dan aku tidak akan berbicara
padamu lagi.
Semester ini, aku
mendapatkan juara satu dikelas. Aku berusaha keras dalam belajar jadi kamu bisa
bangga padaku. Karena kamu guru pertamaku, ketika aku pindah ke Bangkok. Aku
tidak pernah melupakan kerja kerasmu untukku.
Didalam
kamar. Chuen menuliskan surat untuk Ton.
Nat
menyukai Ying, jadi dia terus berusaha untuk mendekati Ying, tapi setiap kali
dia berbicara, Ying malah bersikap jutek dan ketus padanya. Sebenarnya sih,
Ying tahu kalau Nat menyukainya, tapi dia sengaja bersikap jutek dan ketus
untuk menggoda dan menganggu Nat, karena menurutnya Nat yang tampak bingung,
itu lucu.
“Mengapa
kamu terus mengikutiku?” tanya Ying, dan Nat bingung harus menjawab apa. “Kamu
mencoba mencari- cari kesalahanku ya?!” tuduh Ying.
“Tidak,”
jawab Nat dengan cepat.
“Kemudian
… apa kamu menyukai ku?!” tanya Ying. Lalu dia berbalik dan berjalan pergi
sambil tersenyum.
Setelah
selesai bermain- main dirumah Chuen, Ying dan Nid, pulang. Lalu Nan menggoda
Nat dan mengajaknya untuk pulang, karena Ying juga sudah pulang.
Tepat
disaat itu, mereka melihat Kanok. Kanok berpakaian sangat kotor dan tampak sangat
berantakan. Melihat itu, Nan serta Nat merasa terkejut serta bingung, karena
setahu mereka Kanok sedang mempersiapkan ujian masuk ke universitas.
“Aku
dengar dia gagal di ujian semester terakhir,” kata Chuen, dengan senang.
Melihat
Kanok pulang dalam kondisi kotor dan jorok, seperti pengemis, Madam Kanda pun
menanyai, kemana Kanok pergi. Dan dengan sikap acuh, Kanok menjawab singkat, ke
rumah teman. Lalu Madam Kanda menanyai, apakah Mr. Niwat sudah tahu tentang
nilai ujian Kanok, dan Kanok menjawab tidak.
Setelah
menjawab semua itu, Kanok mengatakan kalau dia capek. Lalu dia pergi ke atas
untuk beristirahat, mengabaikan Madam Kanda serta Kade.
Madam
Kanda pergi ke rumah besar untuk menemui Lady Veena serta Lord Pichai. Dia
menceritakan tentang sikap Kanok yang sekarang sulit di atur. Juga dia
mengeluhkan tentang Mr. Niwat yang lebih mementingkan anak haram nya, daripada
Kanok. Ditambah sekarang hubungannya dengan Mr. Niwat sedang tidak baik, jadi
dia belum memberitahukan tentang Kanok kepada Mr. Niwat.
“Itu
mengapa… Kanok menjadi seperti ini,” komentar Lady Veena, menganalisis masalah
Kanok. Dan mendengar ini, Madam Kanda agak tidak senang.
Jam 8
malam-an, Kanok ingin pergi dengan membawa tas besar. Melihat itu, Mr. Niwat
bertanya, mau kemana Kanok. Namun Kanok tidak mau memberitahu, karena ini bukan
urusan Mr. Niwat, lagian setiap kali ada apa- apa atau ada sesuatu, Madam Kanda
serta Mr. Niwat juga selalu pergi tanpa memberitahunya. Jadi karena itu, dia
menyuruh Mr. Niwat untuk mengurus diri masing- masing dan jangan pedulikan dia
dari sekarang.
“Kanok!
Kembali sekarang!” panggil Mr. Niwat sambil mengikuti Kanok.
Tapi
Kanok mengabaikan Mr. Niwat dan tetap berjalan pergi. Melihat hal itu, Chuen
merasa senang. “Karma memang ada. Orang yang membuatku kehilangan Ibuku,
kehilangan putranya juga,” gumamnya, senang.
Dengan
perasaan sedih, Mr. Niwat kembali ke dalam rumah. Melihat Mr. Niwat kembali
sendiri, tanpa Kanok, Madam Kanda langsung mengomelinya. Kemudian Mr. Niwat
serta Madam Kanda mulai saling menyalahkan satu sama lain. Dan bahkan nama
Chuen dibawa-bawa ke dalam pertengkaran mereka.
“Argh!!!
Bukan hanya Kanok yang tidak ingin tinggal disini! Aku juga tidak ingin!”
teriak Kade, tidak tahan lagi mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
Kemudian dia berlari pergi dari rumah.
Kade
berlari menemui Lady Veena dan menangis di dalam pelukan Lady Veena serta
menceritakan apa yang barusan terjadi. Melihat hal ini, Chuen sangat senang
sekali dan tersenyum.
Chuen
kembali ke dalam kamar sambil tertawa gembira. Lalu dia berpikir, jika Kakek
Chom tahu tentang kejadian ini, maka Kakek Chom pasti akan senang juga. Jadi
diapun segera menuliskan surat untuk Kakek Chom.
Seperti
yang diduga, Kakek Chom sangat senang, ketika membaca surat dari Chuen. Dia
memuji kalau Chuen memang hebat serta lebih kuat daripada Ibu Choi, intinya
Chuen cocok menjadi cucu nya. Lalu Kakek Chom memberitahu Bawahan Mun bahwa
mereka akan segera pindah, dan rumah didesa ini akan dia jual. Mendengar ini,
Bawahan Mun terkejut, tapi dia tidak membantah sama sekali.
“Aku
ingin pergi melihat jatuhnya keluarga Chawal secara dekat,” kata Kakek Chom,
menjelaskan alasannya ingin pindah.
Yupa memang bodoh. Dia masih saja bertemu dengan Songwut. Dan setiap kali bertemu, dia selalu membayar makanan untuk Songwut, bahkan ketika Songwut ingin nonton dibioskop, dia juga yang membayar.
Lalu
setelah itu, ketika pulang, Yupa memberitahu Madam Kanda kalau Songwut ingin
setiap bulan Madam Kanda memberikan uang padanya. Dan dengan agak tidak
sabaran, Madam Kanda mengomeli Yupa, karena memperkenalkan orang seburuk
Songwut kepadanya. Dan Yupa tertawa serta menjawab bahwa mana ada orang baik
yang mau mengambil pekerjaan jahat dari Madam Kanda. Mendengar Yupa mengatainya
‘jahat’, Madam Kanda langsung emosi. Dan Yupa buru- buru mengubah kata- katanya
dari ‘pekerjaan jahat’ menjadi ‘sesuatu yang perlu mereka lakukan’.
“Apa
yang harus kita lakukan selanjutnya? Bagaimana caranya menyingkirkan dia?”
gumam Madam Kanda, bertanya- tanya. Lalu dia mendapatkan ide dan tersenyum.
Rencana
Madam Kanda adalah menyingkirkan Songwut. Untuk hal ini, dia menyuruh Keponakan
Jan untuk membunuh Songwut. Dan dengan sangat patuh, Keponakan Jan mengiyakan.
Hal ini membuat, Madam Kanda puas dengannya.
Kemudian
Yupa dan Madam Kanda berbicara berdua didalam kamar. Yupa memberitahu Madam
Kanda kalau tampaknya rencana Madam Kanda untuk membunuh Songwut, itu bukanlah
rencana yang baik. Karena ini sama dengan berlari dari bahaya dan bertemu
bahaya lain, sebab Keponakan Jan, yaitu Jab, tidak tampak seperti orang yang
bisa di percaya. Dan dengan percaya diri, Madam Kanda menyarankan Yupa agar
tidak perlu khawatir, sebab Pelayan Jan adalah pelayan di keluarga mereka, jadi
Jab tidak mungkin akan mengkhianati mereka. Yang Madam Kanda inginkan sekarang
adalah apabila Songwut menghubungi lagi, maka Yupa harus segera memberitahunya.
Walaupun
Yupa tidak setuju dengan Madam Kanda, tapi dia tidak berani melawan. Jadi
diapun hanya diam saja.
Maaf aku tidak
sempat membalas surat- surat mu. Sekarang aku sedang sibuk. Selain itu, apakah
aku membalas suratmu atau tidak, itu tidak penting. Kamu sudah punya Khun Tor
sebagai penasihat terbaikmu.
Aku senang nilaimu
semakin membaik. Khun Tor pasti senang juga karena kamu patuh. Tidak seperti
ketika kamu belajar denganku. Aku berharap kamu baik- baik dengan Khun Tor
selamanya.
Salam, Saran
Membaca
surat balasan dari Ton, Chuen merasa agak kesal, karena Ton tampak acuh, bahkan
isi suratnya sangat pendek. Kade yang sedari tadi memperhatikan dari jauh,
merasa senang. Dia menghampiri Chuen dan memamerkan surat dari Ton untuknya.
Lalu dia memuji- muji betapa romantisnya Ton, karena Ton sampai menulis tiga
atau empat halaman untuknya. Kemudian dengan sikap pura- pura bodoh, dia
menanyai, berapa banyak halaman yang Ton tulis untuk Chuen. Dan Chuen diam
serta berniat untuk menjauhi Kade. Tapi Kade sengaja menghalangi Chuen dan
tidak mau membiarkannya pergi.
“Pasti
cuma satu halaman ya, dan itupun tidak sampai satu kertas penuh. Itu mengapa
kamu meremukkan suratnya,” ejek Kade sambil tertawa. Dengan kesal dan malas,
Chuen pergi serta mengabaikan Kade. Dan dengan keras, Kade langsung berteriak,
“Khun Ton tidak benar- benar menyukaimu,” teriaknya. Lalu dia tertawa dengan
keras.
Akibat
surat pendek dari Ton dan ejekan Kade, mood Chuen jadi rendah. Ketika Ying
melihat itu, dia mengingatkan Chuen bahwa mereka sebentar lagi sudah mau ujian
masuk ke sekolah, jadi lebih baik Chuen fokus pada itu dan masa depan Chuen.
Mendengar itu, Chuen teringat tentang ujian masuk tersebut dan dia merasa Ying
benar, jadi dia akan belajar keras untuk ujian masuk ke sekolah, dia tidak akan
mengecewakan Kakek dan Ibunya.
Setelah
itu, mood rendah Chuen pun berubah menjadi tekad penuh semangat.
Apa kamu tahu
kalau Chuen lolos ujian masuk ke Falkutas Seni? Setiap orang begitu bahagia.
Dan jelas, aku yang paling bahagia.
Dalam beberapa
tahun, Chuen akan lulus dan siap bertunangan denganku. Kelihatannya juga Ayah
dan Bibi Lady sudah siap menerima Chuen sebagai menantu mereka.
Aku sangat
berterima kasih, kamu menjaga janjimu. Kami berdua, aku dan Chuen, tidak akan
melupakan kebaikanmu ini.
Menerima
surat dari Tor tersebut, Ton merasa murung. Apalagi saat dia melihat sepasang
kekasih yang saling berciuman, dia semakin merasa agak murung.