Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 05
Prae and flowers squad-nya menghadiri sebuah
pesta kolam renang, tapi Prae terlihat tidak begitu menikmati pesta tersebut.
Dan sebagai para sahabat Prae, mereka tau alasannya setelah melihat ada bekas
luka pemukulan di paha Prae. Ibu Prae memukuli Prae. Dan hal itu sudah menjadi
rahasia yang diketahui flowers squad. Tidak
hanya Prae yang mengalami kekerasan fisik dalam keluarganya, tapi juga Meen.
Meen juga mendapat bekas luka dari ayah tirinya yang memukulinya. Keluarga
Wanwan tidak lebih baik. Wanwan memberitahu mereka kalau Ibunya kabur dengan
seorang pria dan belum pulang sampai sekarang. Saras ikut memberitahu
rahasianya, yaitu neneknya sering mengurungnya di kamar mandi berjam-jam.
Sementara May, ayahnya dikejar-kejar penagih hutang dan nyawanya dalam bahaya.
Setelah mendengarkan semua rahasia mereka, Prae tentu merasa lebih nyaman
dengan mereka.
Menurut
kalian, apa hal yang menyatukan orang-orang? Jawabannya adalah berbagi rahasia.
Makin banyak rahasia yang kalian bagi, makin kalian salah paham mengira bahwa
itu jujur dan terbuka. Namun, nyatanya, seperti bom waktu yang menunggu untuk
meledak.
Setelah mendengar kabar dari Term
kalau Nat akan segera sadar, Saras yang panik langsung datang ke rumah sakit
untuk mengonfirmasi hal tersebut. Dan ternyata, kabar itu benar. Dokter yang
bilang ke Term kalau Nat mungkin akan sadar hari ini atau besok. Kabar
membahagiakan bagi Term, tapi tidak bagi Saras. Dia makin ketakutan saat
mendengar Term yang bilang kalau mereka akan bisa segera menangkap pelakunya
begitu Nat sadar dan memberikan kesaksian. Setelah memikirkannya sesaat, Saras
akhirnya mau jujur ke Term mengenai identitasnya dan kejahatannya, tapi belum
sempat dia mengatakannya, dia malah melihat kedatangan Capt. Key. Refleks,
Saras langsung pura-pura mual dan izin ke toilet, dengan ditemani oleh Term
yang khawatir padanya.
--
Di perusahaan Wanwan, sebagai Direktur
perusahaan, Wanwan harus sabar menghadapi para Paman dan Bibinya yang juga
adalah pemegang saham. Paman dan Bibinya tentu tau masalah keluarga Wan. Hm,
lebih tepatnya, masalah Ibu Wanwan yang begitu tergila-gila dengan pria dan
asyik gonta ganti pacar. Jadinya, mereka menggunakan hal itu untuk menyindir
dan menekan Wanwan agar memberikan posisi yang diduduki Ibu Wanwan sekarang
pada mereka. Wanwan yang sudah sering menghadapi sindiran tersebut, bersikap
amat sangat tenang dan balas menyindir pekerjaan Paman dan Bibinya yang nggak
benar. Sok menegur, padahal diri sendiri nggak benar.
Suasana hati Wanwan sudah buruk karena
rapat tadi. Dan bertambah buruk saat pulang ke rumah dan mendapati Win yang
lagi kejang-kejang di tempat tidur, tapi perawatnya malah nggak ada. Perawatnya
entah lagi dimana dan saat Wanwan berteriak panik memanggilnya, dia baru
kembali dan menyuntikan obat ke dalam infus Win. Setelah tenang, perawat itu langsung
minta maaf dan menjelaskan kalau dia barusan ke kamar mandi. Wanwan mana peduli
karena tadi kondisi Win terlihat bahaya! Jika dia nggak datang, entah apa yang
akan terjadi pada Win! Suara teriakan Wanwan terdengar oleh Ibunya yang ada di
lantai bawah.
Mereka pun bicara berdua. Wanwan ingin
perawat Win diganti, tapi Ibu nggak mau. Ibu malah menganggap Wanwan hanya
membesar-besarkan masalah. Ibu terlihat kalau tidak ingin menyembuhkan Win.
Padahal Wanwan ingin membawa Win ke Jerman agar Win bisa sembuh total. Eh, Ibu
malah nggak mau dan mengungkit kalau Win seperti ini, sebagian juga adalah
kesalahan Wan. Aih, Ibunya hanya ingin mengekang keduanya agar tetap dapat
menikmati harta mendiang suaminya yang diwariskan pada anak-anaknya.
--
Khawatir dengan kondisi Saras, Term
membelikannya obat dan juga yoghurt. Perhatian kecil seperti itu membuat Saras
jadi sedikit menyukainya. Sayangnya, pembicaraan mereka nggak berlangsung lama
karena Term mendapatkan panggilan kerja. Tidak lama setelah Term pergi, Capt. Key
muncul. Dia melihat Saras dan langsung mengajaknya bicara di tangga darurat,
supaya nggak ada yang melihat mereka berdua. Saras udah tegang dan bingung
membuat alasan mengenai keberadaannya di rumah sakit. Tapi, Capt. Key dengan
bodohnya malah mengira Saras datang ke rumah sakit karena merindukannya.
Fiuh! Dia masih mengira kalau Saras
sangat mencintainya hingga nekat datang kemari. Tapi, gimana, dia sekarang
sedang diawasi oleh ayah mertuanya, makanya dia harus ekstra hati-hat. Namun,
tenang saja, jika masalah Nat sudah selesai, dia akan segera kembali ke Saras.
Bhuahaahaha, dia mengatakan semua kalimat cheesy
dengan pede. Padahal, Saras udah nggak punya perasaan lagi padanya.
--
Meen sudah tau kalau Non selingkuh.
Dan sepertinya, dia masih ingin memberikan kesempatan dengan memperlakukan Non
amat baik hari ini. Mulai dari membuatkannya makan siang hingga menemaninya
seharian di bengkel. Dia mencoba memberikan kesempatan pada Non untuk mengakui
perselingkuhannya, namun, Non berpura-pura tidak mengerti maksudnya dan malah
membahas hal lain.
--
May pergi ke kantor Wanwan hanya untuk
curhat betapa kesalnya dia karena sudah ditipu klien yang berpura-pura menjadi
duda, hanya agar dia menidurinya. Dan yah, tipuan itu berhasil. Ditengah
cerita, Ibu Wanwan malah datang untuk memperkenalkan pacar barunya sekaligus
mengajak Wanwan makan bersama. Wanwan yang emang nggak nyaman dengan Ibunya,
langsung mengajak May untuk ikut makan bersama. And, pacar baru Ibu Wanwan, ternyata adalah Wee.
--
Saras yang ingin menenangkan diri,
memutuskan pulang untuk menemui Ibunya di rumah neneknya. Ibunya sakit kanker
dan yang membayar semua pengobatannya adalah Neneknya. Namun, nenek sudah
memberi peringatan kalau kemoterapi Ibu tidak juga berhasil, dia akan
menghentikan perawatan Ibu Saras. Tapi, dia juga nggak akan membiarkan Saras
membawa Ibunya. Hal ini tentu membuat Saras merasa gelisah.
Nenek Saras itu adalah orang terhormat
dan memiliki yayasan yang bertujuan membantu wanita dan anak-anak yang menjadi
korban kekerasan. Cih! Hanya yayasannya yang punya tujuan baik, tapi tidak
dengan dirinya. Nyatanya, dia selalu menyiksa Saras sedari kecil dengan
memukulinya dan mengurungnya di dalam kamar mandi. Nenek sangat membenci Saras
karena Saras adalah anak diluar nikah dari putranya bersama pelayan. Yap, Ibu Saras dulunya bekerja sebagai
pelayan Nenek Saras.
Dan tidak ada sedikitpun rasa kasih
sayang baginya untuk Saras yang adalah cucunya. Dia sangat ingin menyembunyikan
keberadaan Saras hingga melarang Saras membawa Ibunya pergi dari kediamanya,
demi menghindari adanya kecurigaan dan ada yang menyelidiki keluarga mereka.
Dia terus menerus menyebut Ibu Saras sebagai wanita simpanan. Saras tentu sakit
hati dan meluruskan fakta bahwa Ibunya bukan wanita simpanan karena dia lahir
sebelum ayahnya menikah. Namun, percuma saja karena bagi Nenek, Saras tidak
lebih hanyalah kuman.
--
Pada akhirnya, May ikut makan malam
dengan Wanwan, Ibu Wanwan dan Wee. Suasana beneran canggung karena May terus
menerus menyindir untuk membuka kedok Wee yang seorang pria brengsek. Dan
begitu ada kesempatan, May berusaha memberitau Wanwan kalau Wee adalah penipu
yang tadi dibicarakannya. Belum sempat dia mengatakannya, Wanwan malah bilang
nggak peduli sebenarnya dengan Wee. Dia hanya berharap Ibunya dan Wee menikah, kemudian
Wee membawa Ibunya pergi entah kemanapun, dengan demikian, hak asuh Win akan
jatuh ke tangannya. Gegara ucapan Wanwan, May jadi nggak tega melanjutkan
perkataannya.
Sayangnya, keputusan itu amat sangat
salah karena Wee bukan hanya pria brengsek biasa! Dia bahkan bukan manusia. Di
malam dia meniduri May, dia diam-diam memotret May dan mengancam akan
mengirimkan foto itu ke bos May. Dia menawarkan kesepakatan. Ah, lebih tepatnya
perintah. May harus mematuhinya jika ingin foto itu di hapus.
Dan perintah Wee adalah agar May
mencuri data perusahaan Wanwan.
Perintah yang membuat May jadi nggak
fokus dan terus memperhatikan laptop Wanwan saat dia berada di condo Wanwan.
Dan benar saja, hampir saja dia melakukan hal buruk (mencuri data perusahaan
Wanwan), jika Saras tidak datang saat itu. Saras lagi stress. Dia tadi mencari
May ke condo dan menelepon, tapi May nggak mengangkat, jadi dia kemari dan
ternyata benar, May di tempat Wanwan. Mumpung Wanwan lagi di kamar mandi, Saras
curhat mengenai perkembangan Nat yang sebentar lagi akan sadar dan polisi pasti
akan segera tau kalau dia yang mendorong Nat. Jika dia sampai di penjara,
Neneknya pasti akan membiarkan Ibunya sampai mati.
Dan pembicaraan itu terdengar oleh
Wanwan yang langsung ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.
--
Disaat yang sama, Meen mengundang Non
ke kamarnya. Dia bersikap seolah-olah ingin tidur dengan Non, padahal
sebenarnya, dia hanya mencari kesempatan untuk mencuri ponsel Non. Dan begitu
mendapatkannya, dia langsung membuat berbagai alasan untuk keluar sebentar
seperti mau mengambil paket gitu. Non percaya saja. Padahal sebenarnya, Meen
sedang berusaha membuka ponselnya. Tapi, dia nggak tau kata sandinya sama
sekali dan dalam keadaan bingung itu, yang terpikirkan olehnya malah Wanwan.
Nggak pikir panjang, dia langsung ke tempat Wanwan.
Pada saat itu, Wanwan akhirnya sudah
tau masalah Saras. Responnya? Tentu terkejut sekaligus khawatir dan marah atas
tindakannya. Di perbincangan mereka tersebut, May melarang Saras untuk
memberitahukan masalah ini ke Meen jika tidak ingin berakhir di penjara. Dia
yakin kalau Meen akan mengkhianati Saras sama seperti dia mengkhianati Prae.
Umur panjang, yang dibicarakan datang. Flowers
squad telah berkumpul.
Meen yang masih mengira Saras adalah
selingkuhan Non, bersikap amat sinis pada mereka. Hanya May yang nggak tau
kalau Non berselingkuh dan nggak tau kalau salah satu sahabatnya yang adalah
selingkuhan Non, ingin membantu Meen menemukan siapa wanita simpanan tersebut
dengan meretas ponsel Non. Dia punya teman yang ahli dalam hal seperti ini.
Saras sontak panik dan berusaha menghentikan May dengan berbagai alasan.
Sikapnya yang demikian, membuat Meen semakin yakin kalau dia lah yang
berselingkuh dengan Non, padahal Saras hanya ingin mencegah agar Meen nggak tau
kalau selingkuhan Non adalah Wanwan.
Sementara itu, di tempat lain, Khun
menemui Pu. Dia sudah menyelidiki orang yang mengirimkan foto perselingkuhan
Non ke Meen. Dan ternyata, orang itu adalah Pu. Pu memang nggak menyukai Meen,
tapi dia juga tidak mau melihat Meen dikhianati oleh temannya sendiri. Jika mau
jujur, jauh di lubuk hatinya, dia ingin menertertawakan Meen. Dia mau Meen
sadar bahwa bunga-bunga yang mengelilinginya tidak lebih dari sarang penuh ular
berbisa.
“Kalau begitu, kau berhasil. Karena
Meen dan Saras tidak akan bisa saling menatap lagi,” beritahu Khun.
“Bukan Saras yang tidur dengan Non,”
ujar Pu, sedikit terkejut karena Khun sudah salah orang.
Dan saat ini, Meen pun salah dalam
memojokkan orang. Dia terus menyudutkan Saras dan menuduhnya sebagai
selingkuhan Saras, meskipun Saras sudah bersumpah kalau bukan dia orangnya. Meen
baru tersadar kalau dia sudah salah orang saat melihat ponsel Non yang secara
otomatis ter-connect ke wifi condo Wanwan, padahal dia nggak
pernah ke sana bersama Non. Dugaan bahwa Wanwan lah selingkuhan Non terbukti
ketika Meen meminta penjelasan dan menunjukkan ponsel Non, yang malah jadinya
membuka kunci ponsel karena Non sudah mendaftarkan wajah Saras sebagai pembuka
kunci.
Tepat di saat itu juga, hp Wanwan
berdering. Meen yang sudah amat marah dan curiga, langsung mengangkat hp
tersebut dan menyalakan loudspeaker. Tanpa
tau kalau yang mengangkat telepon adalah Meen, Non memanggil Wanwan dengan
panggilan : ‘baby’ dan meminta tolong
untuk mencari Meen yang sudah mengambil hp-nya. Fix! Meen sudah tau kalau
Wanwan adalah selingkuhan Non. May yang paling terkejut, karena emang dia yang
nggak tau apapun sedari awal kalau Non selingkuh.
Meen amat sangat kecewa karena sudah
dikhianati dan merasa dibodohi oleh Wanwan. Wanwan awalnya menangis dan meminta
maaf, tapi semakin mereka berdebat, semakin Wanwan menunjukkan keegoisannya.
Dia membalikan kesalahan ke Meen yang tidak mencintai Non dan masih mencintai
Pitch. Dialah yang lebih mencintai Non. Mereka sudah saling mencintai jauh
sebelum Meen. Perdebatan itu semakin panas ketika May ikut campur di dalamnya.
Dia membela Wanwan dan menyebut kalau Meen sudah bukan lagi bagian dari mereka.
Dan dengan kejamnya, May menyuruh Meen untuk pergi karena dia kan sudah tau
siapa yang tidur dengan Wanwan.
Hati Meen beneran hancur. Dia
dikhianati oleh pacarnya dan sahabatnya. Dan kini, dia malah harus di usir.
Tidak ada satupun yang memihaknya. Kenangan indah persahabatan mereka semenjak
kuliah, seolah tidak pernah ada artinya.
“Aku bertanya-tanya. Apakah
persahabatan kita hancur di hari kematian Prae, atau memang tidak pernah ada
dari awal,” tanya Meen sebelum meninggalkan tempat tersebut.
Saras yang sedari tadi hanya diam,
mulai angkat bicara saat atmosfir mulai agak tenang. Dia menegaskan pada Wanwan
dan May bahwa dia tidak bisa memilih antara mereka berdua atau Meen karena dia
menyanyangi mereka semua. Eh, Wanwan dan May malah mengungkit masalahnya dengan
Nat, yang intinya hanya mereka yang bisa membantunya bukan Meen. May juga
menyuruh Saras untuk memilih, bukan diantara mereka atau Meen, tetapi : Diri
sendiri atau Meen.
Dan kita tau jawaban Saras ketika dia
menelepon Pitch dan meminta tolong padanya untuk menjaga Meen mulai sekarang
untuknya.
Setelah mendengar apa yang terjadi
dari Saras, Pitch langsung pergi menjemput Meen. Dia menemukan Meen yang sedang
berjalan di tengah hujan dengan tatapan kosong.
Persahabatan
kita seperti racun. Makin kamu menikmatinya, makin tenggelam kamu ke dalamnya,
makin sakit rasanya.
Namun,
dengan semua kerumitannya, bukan berarti kita tidak saling menyayangi.
Karena hal
yang menunjukkan bahwa kita memedulikan satu sama lain, adalah rasa sakit yang
kita rasakan setelah kehilangan itu.
Dan kita di perlihakan bagaimana Saras
begitu sedih dengan hubungan persahabatan mereka yang benar-benar sudah hancur.
Bagaimana May merasa sangat dilema dengan permintaan Wee untuk mengkhianati
sahabatnya. Dan bagaimana Wanwan yang merasa bersalah karena sudah berselingkuh
(atau tidak?)
--
Pal juga ada di pesta kolam
renang tersebut dan mendengar bagaimana toxic-nya
hubungan keluarga anggota flowers squad.
“Jika kualifikasinya adalah
‘keluarga beracun,’ aku lebih dari memenuhi syarat. Bolehkah aku bergabung
dengan kalian?” tanya Pal, masih dengan gaya songong.