Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 12 part 4

 

Original Network : Channel 7


Dear Chuencheewa, sudah lama ya dan juga tidak terasa, aku sudah berada disini selama 3 bulan. Tapi rasanya sudah seperti 3 tahun. Karena aku sangat merindukanmu.

Dalam beberapa hari, itu sudah akan memasuki Tahun Baru. Jika aku dirumah, kita bisa merayakan dan bersenang- senang bersama. Aku bisa memberitahu setiap orang bahwa kamu adalah tunanganku. Aku adalah pria paling beruntung di dunia.

Setiap kali aku maju untuk melayani negaraku. Aku akan selalu meletakkan foto mu didekat hatiku, sebagai dukungan moral ku, untuk melewati hari yang buruk.

Apa kamu merindukanku? Aku sangat merindukanmu.

Membaca surat dari Tor, Chuen meneteskan air mata, tanpa kenapa.

Dimedan perang. Ketika Tor dan yang lainnya sedang tidur, letakkan besar terjadi dan meledak disana.

Pagi hari. Dimeja makan. Mr. Niwat menanyai Chuen, apa yang Tor tulis disurat, karena dia ingin tahu. Dan Chuen pun menjawab. Tor tidak ada menulis apapun tentang perang disana, mungkin karena Tor tidak ingin dia khawatir.


“Apa ada banyak tentara yang mati?” tanya Kade, tanpa berpikir. Dan setiap orang langsung menatap ke arahnya. Menyadari kalau dia telah salah berbicara, Kade menjadi agak gugup,  “Aku hanya khawatir tentang Khun Tor,” jelasnya. Dan setiap orang berhenti menatapnya. “Tapi kelihatannya dia tidak akan cepat mati kok,” candanya. Dan setiap orang kembali menatapnya lagi. “Ah… aku percaya … “ kata Kade, ingin menjelaskan.

“Kade, mari ganti topik,” sela Lady Veena. Lalu setiap orang diam dan lanjut makan.


Chuen menghampiri Ton yang sedang duduk membaca dihalaman. Dia datang untuk menanyai, apakah dalam surat yang Tor tulis untuk Ton, Tor ada menyebutkan apapun tentang perang. Karena dia khawatir.

“Dia tidak memberitahumu, karena dia tidak ingin kamu merasa  khawatir. Jadi kamu tahu dia baik- baik saja, itu sudah cukup,” kata Ton, menenangkan Chuen. “Tenang. Khun Tor akan baik- baik saja. Ujian sudah dekat, fokus saja pada itu,” jelasnya.

“Terima kasih,” kata Chuen dengan lemas. Lalu dia pergi.


Malam hari. Chuen mendengar suara seperti suara Tor, yang memanggil namanya. Lalu diapun terbangun. Kemudian dia pergi ke dekat jendela untuk memeriksa, siapa diluar. Tapi karena cahaya malam tampak gelap, jadi Chuen tidak tahu siapa sih yang berdiri diluar dan memanggilnya itu. Jadi diapun keluar dari kamar dan pergi ke halaman luar.


Dihalaman. Chuen mencari- cari sosok yang memanggilnya. Lalu tiba- tiba saja, dari belakang nya, terdengar suara Tor memanggilnya. Dan saat dia berbalik, dia terkejut melihat Tor ada dihalaman.

“Khun Tor!” kata Chuen, senang dan terkejut. Lalu dia ingin mendekati Tor, tapi ntah kenapa kakinya tidak bisa bergerak. “Kamu sudah pulang? Mengapa kamu tidak memberitahuku? Disurat terakhir, kamu juga tidak ada mengatakan apapun,” tanyanya, bingung dan ingin tahu.

“Chuen, aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Tor.


“Selamat tinggal?! Kamu kan baru pulang. Atau kamu sudah harus segera kembali ke Korea?” tanya Chuen, heran. “Baiklah, ayo masuk dulu, setiap orang akan senang,” ajaknya.

“Chuen. Aku pergi,” kata Tor. Lalu dia berbalik dan berjalan pergi.

“Kamu mau pergi kemana?” tanya Chuen. Lalu dia berteriak- teriak memanggil Tor. Tapi tidak peduli berapa kalipun Chuen memanggil, Tor tetap berjalan pergi.



Pagi hari. Chuen terbangun dari mimpinya. Dan dia mengerutkan keningnya, “Mimpi yang aneh,” gumamnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post