Sinopsis
Lakorn : Ps. I Hate You Episode 11
Saat di pesta kolam renang, Pitch sempat datang untuk menjemput Prae
pulang. Sudah beberapa hari Prae tidak pulang dan Ibu sudah mengkhawatirkannya.
Sayangnya, Prae menolak. Alasannya ke pesta itu justru untuk menghindari
Ibunya. Dia capek selalu di marahain dan di pukuli. Ibunya hanya peduli dengan
Pitch. Pertengkaran mereka itu terlihat sama Meen, tapi dia nggak bisa membantu
apapun.
Dahulu aku percaya bahwa cinta
memenangkan segalanya.
Pertemuan dengan Pitch tersebut membuat suasana hati Prae menjadi buruk.
Kemudian, setan datang menggoda. Pal yang sedang menghisap narkoba, muncul di
hadapan mereka. Dan hal itu membuat Prae jadi ingin mencobanya.
Saat kamu bersikap seperti orang baik,
kamu akan mendapatkan cinta sebagai balasannya.
Namun, pada kenyataannya, cinta bukan
imbalan karena menjadi orang baik. Orang yang baik hanya karena mereka
menginginkan cinta kemungkinan besar sama sekali bukan orang baik.
Wanwan
yang dendam pada Meen karena sudah membuat citranya di depan Nenek Non menjadi
buruk, akhirnya balas dendam dengan mengikuti saran dari May. Dia memberitau
Ibu Prae mengenai hubungan Meen dan Pitch.
Sementara
itu, di tempat lain, Saras sedang menikmati hubungannya dengan Term. Dan
hubungan tanpa landasan kejujuran hanya akan membuatnya merasa selalu cemas
jikalau Term tau semua kebohongannya selama ini. Termasuk identitasnnya. Bahwa
dia bukanlah Krista, adik Capt. Key, melainkan selingkuhan Term. Hm, mari kita
liha, berapa lama hubungan mereka akan bertahan.
Setelah
melihat Saras, mari kita juga melihat May. Meskipun sudah berhasil
menyingkirkan Wee dan mengikuti konsultasi, tapi May tidak sepenuhnya pulih.
Dia hanya berpura-pura baik-baik saja, padahal sebenarnya, dia masih mengalami
trauma. Hanya melihat baju yang dikenakannya di hari itu saja, bisa membuatnya
teringat akan ‘kekejaman’ Wee padanya.
Kita
kembali ke Wanwan. Saat sedang bekerja, Wanwan iseng melihat CCTV yang sudah
diam-diam dipasangnya di kamar Win. Dan terekam jelas kalau suster yang
bertugas menjaga Win menyuntikan sesuatu ke dalam infus Win. Langsung detik itu
juga, Wanwan bergegas pulang ke rumah dan menggeledah tas suster tersebut.
Tidak ada apapun di dalam tas tersebut. Wanwan tetap nggak nyerah dan mulai
menginterogasi suster tersebut dengan tegas mengenai apa yang di suntikan ke
Win. Merasa terintimidasi dengan pertanyaan Wanwan, tanpa sadar suster melirik
ke arah tong sampah di dekat sana. Wanwan langsung bisa nebak kalau botol obat
yang disuntikan tersebut ada di sana. Dan benar, ada suntikan bekas pakai di
sana, tapi botol obatnya tidak ada. Sebelum suster sempat menjawab pertanyaan
Wanwan, Nee malah muncul.
Dengan
emosi meluap, Wanwan memberitahu ibunya mengenai tindakan mencurigakan suster
tersebut. Bukannya menanggapi, Nee malah memperlakukan laporan Wanwan seolah
itu bukan hal penting dan Wanwan hanya terlalu berlelbihan. Uh!! Menjengkelkan!
Nee terus saja tidak peduli. Dan hal ini membuat Wanwan merasa ada yang
mencurigakan karena setiap kali mereka membahas Win, Ibunya selalu tampak tidak
ada kekhawatiran. Nee nggak terima dan beralasan kalau dia peduli dan bahkan
mengundang dokter setiap bulan untuk memeriksa Win.
Ah,
mumpung membahas mengenai dokter, Wanwan ingin agar mereka mengganti dokter
baru. Soalnya, sudah lama dokter itu merawat Win dan kondisinya tidak kunjung
membaik. Dia ingin mereka mengganti dokter dan suster yang menangani Win. Dan
lagi-lagi, Nee menolak dengan alasan kalau Win tidak akan pernah membaik.
Sebaiknya, Wanwan menyerah.
Wanwan
kecewa abisss dengan Ibunya. Daripada terus bertanya kepada Ibunya tanpa hasil,
Wanwan memutuskan mencari tau sendiri mengenai obat apa yang disuntikan suster
ke infus adiknya. Untungnya dia mempunya teman seorang dokter. Masalahnya, dia
nggak punya botol obat dan hanya suntikan bekas pakai, jadi sulit untuk
menyimpulkan obat apa tersebut. Bisa saja yang disuntikan adalah antibiotik
atau semacamnya.
Setelah
memberikan pendapat sebagai seorang dokter, temannya meminta izin memberikan
pendapatnya sebagai seorang teman. Dia mulai mempertanyakan, apakah Ibu Wanwan
yang memilih dokter dan suster untuk Win? Wanwan mengiyakan. Temannya kemudian
menjelaskan kondisi Win yang mengidap cedera aksonal difus. Dan dari rekam
medis yang dilihatnya, seharusnya kondisi Win tidak seburuk sekarang.
“Ini
hanya skenario terburuk. Tapi, jika kondisinya tidak memburuk sendiri, ada obat
yang bisa mencegahnya sadar,” ujar temannya.
“Hah!?
Apa maksudmu? Apa arti ucapanmu? Aku tidak mengerti.”
Temannya
menjelaskan mengenai Ibu Wanwan yang nggak mendapat apapun dari wasiat ayahnya.
Dan setelah mendengarkan penjelasan tersebut, Wanwan mulai mengerti maksudnya.
Dan untuk membuktikan kecurigaan temannya dan kesimpulannya, Wanwan bergegas
pulang dan memeriksa buku tabungan Win. Win mendapatkan warisan 100juta baht
dari ayahnya dan selama ini, Win tidak pernah menggunakan tabungan tersebut. Namun,
sejak Win mengalami koma, mulai ada tarikan di rekening tersebut dalam jumlah
yang lumayan besar sehingga sisa tabungan tersebut hanya sekitar 10juta baht.
Dalam
suasana hati yang diliputi kemarahan dan kekecewaan terhadap Ibunya, dibenak
Wanwan sempat terbesit niat untuk membunuh Nee dengan cara membekapnya ketika
tidur. Namun, Ibu tetaplah Ibu. Wanwan tidak sanggup melakukannya.
Sekarang,
mari kita melihat ke kehidupan Meen.
Ibu
Prae yang sudah mendapatkan laporan dari Wanwan, tidak tinggal diam. Dia
langsung ke condo Pitch dan menukar
kartu kunci condo tersebut sehingga
Meen tidak bisa masuk. Padahal mereka berada di depan condo, tapi Ibu Prae nggak segan-segan mencaci maki Meen. Semua
perkataannya benar-benar menyakitkan. Pitch yang baru saja tiba, mendengar
semua perkataan Ibunya. Daripada mereka ribut di depan condo, Pitch membawa Ibunya dan Meen ke dalam condo-nya. Pitch sudah tidak ingin menyembunyikan hubungannya lagi
dengan Meen. Namun, mau apapun yang dikatakannya, Ibunya tetap membenci Meen.
Bagi Ibunya, Meen hanyalah wanita matre yang mengincar uang anak-anaknya, mulai
dari Prae hingga Pitch.
Karena
Pitch terus membela Meen, Ibu menjadi semakin tersulut dan mulai main tangan!
Dalam teriakannya, dia menyebut Meen sebagai pembunuh putrinya dan juga sudah
mengambil uangnya untuk menjauhi Pitch!! Tapi, kenapa dia malah masih mendekati
putranya?!!
Pitch
kaget. Dia nggak tau masalah uang tersebut. Dan memang benar, saat mereka masih
SMA, Ibu memberikan segepok uang pada Meen dengan perintah agar Meen menjauhi
putranya. Dan Meen menerima uang tersebut. Yang tau hal ini hanyalah Prae. Karena hal ini sudah terbongkar, Meen berusaha
menjelaskan pada Pitch bahwa waktu itu, Masya, adiknya sakit keras dan butuh
banyak uang. Keluarganya punya utang dimana-mana, jadi dia nggak tau lagi
gimana cara mengatasi masalahnya. Meski sudah mendengarkan penjelasan Meen,
Pitch tetap kecewa. Dia jadi bingung dan mulai ragu, apa benar Meen memang
mendekatinya demi uang? Padahal, saat itu Meen bisa saja menghubunginya.
“Pulanglah.
Pergilah sebelum aku makin membencimu,” usir Pitch dengan tegas.
Meen
tidak bisa mengatakan apapun lagi dan akhirnya pergi.
Kembali
ke Wanwan. Wanwan menemui pengacaranya dan meminta untuk mengurus penghentian
perwalian Ibunya dari Win. Dia sudah membuatkan bukti bahwa Ibunya adalah
seorang pencandu alkoholik sehingga tidak mempunyai kredibiltas lagi dalam
menjadi wali Win. Dan bukti itu didapatkan Wanwan dari Wee. Saat Wee menghadiri
sebuah pertemuan bisnis dengan Nee, Nee hanya terus minum hingga mabuk dan
tiba-tiba saja menyerang klien. Mereka menutupi masalah ini. Dan memang sudah
ada hasil medis bahwa Nee adalah seorang alkoholik.
Semua
bukti yang diberikan Wee tersebut, tentu tidak gratis. Imbalannya, Wanwan harus
membantunya untuk kabur dari negara ini.
Dengan
semua bukti yang diberikan Wanwan, pengacara yakin kalau pengadilan akan
mencabut perwalian Nee dari Win. Dan mereka bisa mengajukan permohonan agar
Wanwan yang menjadi wali untuk Win. Tentu ini adalah kabar menggembirakan bagi
Wanwan.
Namun,
di saat yang sama, Meen sangat amat marah karena Wanwan sudah menghancurkan
hubungannya dengan Pitch. Dia yang tau kalau Wanwan yang memberitahukan
hubungannya dengan Pitch ke Ibu Pitch, balas dendam dengan cara menyebarkan
video Pal yang meniduri Win!
Tanpa
tau tersebarnya video tersebut, Wanwan sibuk melakukan transaksi dengan Wee.
Dia memberikan segepok uang sebagai imbalan atas ‘bantuan’ Wee. Pas sekali,
saat Wee pergi dari kantor Wanwan, dia berpas-pasan dengan May. May langsung
marah ke Wanwan karena Wee masih bisa berkeliaran dan datang ke kantor. Dengan
santai, Wanwan menjawab kalau Wee mungkin datang hanya untuk mengambil
barang-barang. May mulai merasa cemas dan menagih janji Wanwan yang bilang akan
membantunya mencarikan pengacara. Bukannya menjawab pertanyaan May, Wanwan
malah sibuk membuat alasan sibuklah, ada rapat dan sebagainya. May jadi marah
karena dia udah bilang kalau batas waktunya bisa lewat, tapi Wanwan malah
bilang akan menghubunginya jika ada waktu.
Ketika
tiga sahabatnya lagi pusing dengan masalah masing-masing, Saras sedang
menikmati kencan dengan Term. Kebetulannya, dia bertemu dengan Meen di café.
Meskipun pertemuan terakhir mereka tidak begitu mengenakkan, tapi Saras tetap
menyapanya dengan ramah dan menanyakan keadaannya. Meen pun menanggapi
sapaannya dengan sopan dan ramah. Saras juga mengajak Meen untuk kembali
berteman.
Huft.
Sepertinya dalam satu hari ini banyak hal terjadi. Hari ini, Non juga belajar
pelajaran penting bahwa dia bukanlah apa-apa tanpa keluarganya. Setelah
berusaha keras membuat proposal bisnis dan mengirimkannya ke temannya, temannya
malah tidak melihat proposal itu sama sekali. Temannya juga memandangnya remeh
karena dia sudah mendengar mengenai Non yang meninggalkan keluarganya. Selama
ini, Non bekerja di perusahaan ayahnya dan menurut temannya, Non sama saja
nggak ada pengalaman karna dia tau kalau Non nggak pernah serius kerja dan
hanya main-main. Jika dia ingin menjadi rekan bisnisnya, dia ingin Non berperan
sebagai penyedia modal. Jika tidak, maaf saja. Apa yang dimiliki Non?
Pengalaman dan pengetahuan tidak ada. Koneksi juga milik keluarganya. Jika mau
mendengar sarannya, selesaikan saja masalahnya dengan keluarganya.
Semua
perkataan temannya itu benar-benar melukai harga diri Non. Yang membuatnya
semakin merasa insecure adalah Pitch
ada di café yang sama dengannya dan bisa mendengar semua pembicaraannya dengan
temannya itu. Tidak hanya itu, Non tidak mampu membayar tagihan minumannya
karna semua kartu kreditnya sudah dibekukan dan dia tidak mempunyai uang tunai.
Pitch yang tau itu, diam-diam membayarkan minumannya.
Yah,
tapi tetap saja Non tau dan mulai marah-marah ke Pitch. Pitch kesal melihat
sifat kekanak-kanakannya dan meninjunya Menyuruhnya untuk sadar karna sekarang
Non bahkan tidak bisa mengurus diri sendiri.
Wee udah
happy karena udah dapat modal untuk
kabur keluar negeri. Eh, tapi ternyata Wanwan mengkhianatinya. Wanwan sudah
memberitahu keberadaannya ke polisi. Dan polisi yang bertugas menangkapnya
adalah Term. Mana mungkin Wee mau pasrah ditangkap. Sekuat tenaga dia berusaha
melarikan diri. Alhasi, dia kehilangan uang yang diberikan Wanwan. Sekarang,
dia benar-benar tidak memiliki uang sama sekali.
Term
yang gagal menangkap Wee dan terluka, pergi menemui Saras. Wkwkw, aneh,
bukannya ke rumah sakit malah ke rumah pacar. Dan dengan santainya, dia malah
menceritakan mengenai pelaku yang berusaha ditangkapnya. Jadinya, Saras tau
kalau dia berusaha menangkap Wee dan Wee sudah berhasil kabur dari
penangkapannya. Begitu tau informasi tersebut, secara diam-diam Saras menghubungi
May dan memberitahu May kalau Wee berhasil kabur. May langsung shock. Soalnya,
dia udah berencana melaporkan Wee ke kantor polisi besok. Dia udah nggak bisa
menunggu Wanwan lagi.
Wanwan
pulang ke rumahnya dan menunjukkan surat pengadilan. Mereka tinggal menunggu
keputusan pencabutan perwalian Nee dari Win. Wanwan juga berencana akan
mengusir ibunya dari rumah. Kemudian, dia akan mengganti dokter, perawat dan
semuanya. Dia tidak akan membiarkan Ibunya menguasai apapun lagi. Eh, tanpa tau
malu, Ibunya malah bilang kalau mereka adalah Ibu dan anak, dan hidup bersama
dengan saling mencintai. Omong kosong!
“Kamu
juga hanya mencintai dirimu sendiri. Itu sebabnya kamu melakukan apapun yang
kamu bisa untuk menebus kesalahanmu di masa lalu,” ujar Nee.
“Apa maksud
Ibu?”
“Kamu
belum melihatnya? Akan Ibu kirimkan padamu.”
Dan
yang dikirimkan Nee adalah video Win dan Pal yang disebarkan oleh Meen.
“Kondisi
Win seperti itu karena kamu. Win bertemu Palana si monster itu karena kamu.
Jadi, orang yang menghancurkan kehidupan Win adalah kamu,” ujar Nee sambil
tertawa jahat, penuh kepuasan.
Perkataan
Nee membuat Wanwan teringat pada masa lalunya.
Pada akhirnya, bukan hanya Prae yang mencicipi narkob* Pal, tapi
seluruh geng-nya. Dan sebagai kenang-kenangan, Pal mengajak mereka untuk
berfoto bersama.
Dahulu aku percaya bahwa cinta
memenangkan segalanya. Jika tulus dan baik kepada seseorang, kamu akan
mendapatkan hati mereka dan cinta sebagai balasannya. Namun, kenyataannya, itu
semua bohong.
Di tengah pesta, Win datang untuk menjemput Wanwan. Wanwan yang udah
mabuk berat membujuk Win agar memberikannya waktu 1 jam lagi untuk bermain. Dan
selama dia bersenang-senang, dia malah meminta Pal yang kebetulan lewat untuk
menjaga Win. Hm, dan Pal tertarik pada Win. Dia mulai mengajaknya bicara dengan
topik fotografi setelah melihat Win membawa kamera.