Sinopsis
Lakorn : Ps. I Hate You Episode 09
Setelah proses interogasi yang cukup lama, akhirnya Prae dkk
diizinkan untuk pulang. Di depan pintu masuk kantor polisi, mereka berpas-pasan
dengan ayah Pal. Ayah Pal datang dengan penuh amarah setelah mendengar kematian
putrinya yang diduga melakukan bunuh diri. Dan dala keadaan marah itu, dia
menanyakan kepada para polisi, apakah mereka sudah melakukan pemeriksaan
obat-obatan kepada Prae dkk? Jawabannya, sudah dan semuanya negatif. Yang ada,
mereka menemukan sekantong litium di kamar Pal.
Meskipun mereka sudah bebas dari kecurigaan polisi, tetap saja Prae
dkk merasa cemas. Saat itulah, Pitch baru tiba unutk menjemput Prae. Dari cara
dia menatap Meen, kelihatan kalau dia masih mencintai Mee. Dan saat itu, May
juga terus menatap Pitch.
Cinta sejati memiliki rintangan. Makin
sulit, makin bergairah. Makin kamu menolak, makin menarik.
Terkadang sulit mengatakan, apakah
yang terjadi saat ini dipintal oleh takdir atau ditempa oleh karma.
--
Meen
tidak ingat apapun yang terjadi kemarin malam. Saat sadar, dia sudah ada di
kasur Pitch dengan baju yang terbuka. Sebelum ada kesalahpahaman, Pitch
langsung menjelaskan kalau dia tidak melakukan apapun. Kemarin malam, Meen
mabuk dan bilang kalau udaranya panas, kemudian melepas baju sendiri. Dan juga,
Pitch tidur di sofa kemarin malam, jadi tidak ada yang terjadi diantara mereka.
Ya udah, karena malu, Meen langsung mau bergegas pergi.
Setelah
Meen pergi dari condo-nya, Pitch
pergi menjemput Ibunya untuk pergi ke psikiater yang dulu didatangi oleh Prae
untuk berobat. Mereka juga membawa surat kematian Prae sebagai bukti agar dapat
mendengarkan diagnosis dan apa yang diceritakan Prae selama ini pada dokter
tersebut. Setelah melihat surat kematian Prae dan penyebabnya adalah bunuh
diri, dokter pun mau menceritakan mengenai penyakit dan sesi konsultasi Prae
selama ini. Prae sudah datang untuk berkonsultasi padanya sejak bertahun-tahun
tanpa melewatkan satu janji pun. Kali pertama Prae datang, itu karena dia
menderita insomnia parah dan memiliki tingkat kecemasan tinggi tentang beberapa
hal. Alasan Prae menderita semua itu karena Prae merasa tidak pernah memenuhi
harapan Ibunya, terutama tentang mengikuti Ujian Profesi Advokat. Prae khawatir
bahwa gagal ujian bisa mengecewakan Ibunya. Dan hal itu memperburuk
insomnia-nya. Prae tidak bisa tidur sama sekali dan setelah tubuhnya tidak
tahan lagi, dia datang konseling.
Mendengar
cerita itu, Ibu Prae speechless. Matanya
nanar membayangkan betapa menderitanya Prae selama ini atas tuntutannya.
Dan
memang benar, Prae sangat menderita. Setiap kali dia datang untuk sesi
terapinya, dia selalu menceritakan mengenai betapa dia tidak pernah memenui
ekspetasi Ibunya. Ketika kecil, dia belajar dengan keras dan menjadi murid
terbaik di kelasnya. Namun, kakaknya, Pitch, menjadi murid terbaik diseluruh
kelas. Dan yang dia dapatkan dari Ibunya bukan pujian melainkan pertanyaan : “Hanya ini kemampuanmu, Prae?” Dia sudah
berusaha menjadi apa yang Ibunya inginkan, mempelajari yang Ibunya ingin dia
pelajari. Semua yang dilakukannya adalah usaha agar Ibunya mencintainya sedikit
saja. Dia tidak keberatan meskipun hanya mendapat separuh dari cinta Ibunya ke
Pitch. Prae merasa semua pilihannya tidak pernah membuat Ibunya bahagia. Entah
itu dalam hal sahabat, keinginannya atau cita-citanya, semuanya tidak sesuai
dengan tuntutan Ibunya. Ibunya tidak tau betapa kerasnya dia berusaha atau apa
yang harus hilang darinya demi mencapai semua tuntutan Ibunya. Tapi, meskipun
Ibunya tau, dia tau kalau Ibunya tida akan peduli. Karena yang Ibunya pedulikan
hanyalah : apakah Prae sukses atau tidak, apakah Prae terlihat baik-baik saja
di depan orang-orang. Itu saja.
Hati
Ibu Prae merasa pedih begitu tau betapa Prae berusaha keras untuk
menyenangkannya. Dokter lanjut menjelaskan kalau kondisi Prae sudah lebih
membaik belakangan sebelum pernikahan sehingga dia mengurangi dosis obatnya.
Prae sudah tidak menunjukkan gejala kecemasan lagi seperti sebelumnya. Prae
juga adalah pasien yang sangat ingin terus menjalani pengobatan. Prae mulai
bisa mencintai dan memaafkan dirinya lagi. Kesimpulan dari pengobatannya, dia
menunjukkan perkembangan positif.
Setelah
mendengarkan penjelasan dokter, Pitch diam sejenak. Hm, dia pasti berpikir
kenapa Prae yang sudah mulai sembuh, tiba-tiba bunuh diri. Setelah diam
sejenak, Pitch mengajukan pertanyaan terakhir, apakah Prae ada menceritakan hal
lain selain Ibunya? Misalnya, tentang teman-temannya? Belum juga dokter
menjawab, Pitch udah pamit untuk pulang karna Ibunya terihat down.
Saat
sampai di rumah, Ibu Prae menunjukkan perilaku aneh. Dia tiba-tiba saja
berhenti menangis dan mulai menceritakan masa kecil Prae. Mulai dari Prae yang
begitu patuh, cantik dan mirip dengannya. Pokoknya, Prae adalah putri yang
sangat baik dan membuatnya bangga. Setelah menceritakan semua itu, Ibu Prae
tiba-tiba mulai menunjukkan amarahnya. Dia berteriak menyalahkan para sahabat
Prae yang sudah mengubah Prae menjadi pemberontak hingga berakhir seperti ini. Pitch
sangat terkejut dan berusaha menenangkan Ibunya.
“Pitch.
Berjanjilah. Kamu akan membalas mereka. Buat mereka membayar perbuatan mereka
kepada Prae,” mohon Ibu.
Pitch
tidak menjawab dan hanya mengelus punggung Ibunya agar bisa lebih tenang.
Kenapa
Pitch tidak menjawab? Karena dia takut. Dia masih mencintai Meen. Masih jelas
diingatannya, hari saat Meen mengakhiri hubungan mereka. Meen mengajaknya putus
dengan mengembalikan boneka beruang, hadiah darinya. Saat dia nggak mau
menerima boneka itu dan menyuruh Meen membuangnya ke tong sampah jika sudah
tidak mencintainya, Meen melakukannya. Sekejam itulah Meen. Namun, perasaan
cintanya pada Meen tidak memudar sedikitpun.
--
Setelah
membantu masalah May dengan Wee, Saras tampaknya lupa dengan masalahnya
sendiri. Dia menjalani hidup dengan santai seolah tidak pernah melakukan dosa
apapun. Namun, alam selalu punya caranya sendiri untuk mengingatkan manusia
akan dosa mereka. Seperti saat ini, saat berbelanja ke sebuah mall, ketika
sedang menunggu lift, tanpa sengaja dia melihat ke jendela luar dan ternyata
gedung di samping mall tersebut adalah gedung kosong, TKP kasus Nat. Dan di
dinding mall tersebut, ada sebuah CCTV yang mengarah keluar. Yang berarti, CCTV
itu akan merekam saat-saat dia memasuki gedung kosong itu sambil dikejar oleh
Nat.
Merasa
takut, Saras pun menelpon May untuk menceritakan mengenai CCTV tersebut. Sial
entah beruntung, dia berjumpa dengan Term saat lagi jalan pulang. Dia ingin
menghindari Term, tapi May menyuruhnya untuk tidak melakukannya dan bersikap
biasa saja. Ya udah, Saras pun menyapa Term tanpa mematikan teleponnya supaya
May bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Niat Saras hanya berbasa-basi,
tidak di sangka, Term ternyata lagi menuju mall untuk mengambil barang butki
CCTV untuk kasus Nat. Sepertinya CCTV itu merekam kejadian Nat, jadi dia mau
pergi mengambilnya dan mungkin, mereka akan bisa menangkap pelakunya. Makin
paniklah Saras. May yang mendengar semua pembicaraan tersebut, langsung
memerintahkan Saras untuk mencari cara menghentikan Term mengambil barbuk.
Tanpa
bertanya lagi, Saras langsung mengikuti Term dari belakang sambil memikirkan
cara untuk menghentikan Term. Hm, hanya butuh waktu sepersekian detik, Saras
langsung memecahkan botol bir yang baru saja di belinya dan dengan pecahan kaca
botol tersebut, dia menggores pahanya. Setelah itu, dia berteriak keras untuk
menarik perhatian Term. Dan, rencananya berhasil, total. Term langsung terfokus
padanya dan menawarkan untuk membawanya ke rumah sakit. Term juga langsung
menelepon atasannya untuk mengabari kalau dia akan telat untuk mengambil
barbuk. Selama Term teleponan tersebut, seorang anak kecil yang berjualan
karangan bunga, mendekati Saras dan menanyakan, kenapa Saras melukai kaki
sendiri? Ya udah, sebagai upah tutup mulut, dia pun memberikan uang dan sebagai
balasannya, anak itu memberikan semua karangan bunga yang dijualnya. Biar nggak
aneh, Saras berbohong ke Term kalau dia merasa kasihan pada anak itu sehingga
membeli bunganya. Dan makin klepek-klepeklah Term, mengira Saras begitu
dermawan.
Sementara
itu, May bergegas menghubungi Wanwan untuk mengajaknya ke mall melenyapkan
CCTV. May bahkan sudah memikirkan garis besar rencananya. Wanwan akan
mengalihkan perhatian satpam dengan berbohong kalau mobilnya di bobol,
sementara itu dia akan menghapus rekaman CCTV. Meskipun ragu, Wanwan mau
mengikuti rencananya. Nggak buang waktu, mereka segera ke mall dan mencari
satpam. Sempat terjadi miskomunikasi saat Wanwan dan May bercerita, tapi Wanwan
dengan lihainya membuat semuanya terdengar hingga masuk akal dan satpam
percaya. Jadi, Wanwan berbohong kalau dia memarkir mobilnya dan sepertinya,
mobilnya di bobol dan meminta izin untuk melihat CCTV.
--
Entah
gimana, Pitch sekarang lagi dengan Meen di mobil. Meen masih nggak bisa ingat
kejadian kemarin dan memastikan ke Pitch kalau dia nggak berkata hal aneh kan?
Soalnya, ingatan terakhirnya adalah saat Pitch menanyakan mengenai Pal. Apa
yang waktu itu dia katakan? Pitch menjawab dengan ragu, saat itu, Meen bilang
kalau Pal bunuh diri karena fotonya dan pasangannya tersebar. Meen lega
mendengarnya dan bercerita kalau malam itu, Pal sedang tertekan karena
tersebarnya foto tersebut. Saat mereka tiba (Prae dkk), Pal sudah teler karena
narkoba dan hampir meracau.
Setelah
mendengar cerita Meen, Pitch memberitahu kalau Meen ada bilang, Pal menggila
karena Prae. Ekspresi Meen langsung berubah terkejut apalagi saat Pitch
menanyakan hubungan Prae dalam masalah Pal.
Hm,
sebenarnya, Meen berbohong. Malam itu, dia dkk menerobos masuk ke condo Pal dengan kunci yang dipegang
oleh Prae. Mereka ke sana bukan untuk menenangkan atau menemani Pal terkait
tersebarnya foto dia dan pasangannya, sebaliknya, mereka ke sana untuk menggeledah
condo Pal. Saat menggeledah itulah,
Meen menemukan ada resep obat psikotik. Nggak ada sesi bercerita, mereka
kembali fokus menggeledah. Yang ingin mereka cari adalah laptop Prae. Dan Saras
berhasil menemukannya.
Dan
kejadian itulah yang sedang diceritakan oleh Meen sekarang. Dia mulai jujur.
Mereka ke sana untuk menghapus foto-foto mereka yang ada di pesta kolam renang
dari laptop Pal. Mereka takut kalau foto itu akan tersebar. Namun, Pal
memergoki mereka dan marah, kemudian Pal menggila dan tiba-tiba saja dia
melompat.
Ada
satu hal yang disembunyikan oleh Pitch. Saat mabuk kemarin, Meen terus
menyalahkan dirinya atas kejadian di malam itu. Andai saja dia mencegah
teman-temannya pergi ke tempat Pal, andai dia mencegah mereka untuk menghapus
foto-foto di komputer Pal, Pal tidak akan mati. Dia yang harusnya mati. Dialah
penyebab kematian mereka. (Itu kalimat yang terus diulangi oleh Meen).
--
Satpam
sudah menunjukkan rekaman CCTV-nya tapi nggak ada terlihat pembobolan di mobil
Wanwan. Dan selama satpam menunjukkan CCTV-nya, baik Wanwan maupun May malah
nggak ada yang melihat password yang
dimasukkan ke komputer untuk hak akses. Yaelah!! Meski begitu, Wanwan nggak
menyerah. Karena nggak ada terlihat hal mencurigakan di mobil Wanwan, satpam
mau mengakhiri pemeriksaan CCTV dan Wanwan langsung menyarankan agar mereka
melihat langsung saja ke mobilnya. Nah, pas ke mobil, Wanwan pura-pura terjatuh
tapi tangannya dengan cepat dan lihai mengambil kartu kunci di saku belakang
satpam, setelah itu dia memberikannya ke May. Wanwan juga beralasan kalau dia
tersandung. Sementara May, dia langsung izin ke toilet.
Mau
yang udah dapat kartu kunci langsung masuk ke ruang satpam dan mengakses CCTV.
Sementara
itu, Wanwan menunjukkan mobilnya dan satpam mulai memeriksa untuk mencari tanda
adanya pembobolan. Dan benar saja, ada bekas pembobolan di pintu bagian atas.
Wanwan langsung emosi, soalnya bekasnya sangat besar. Dia hampir aja
menyumpah-serapah May kalau nggak ingat ada satpam di sana. Satpam juga yang
awalnya curiga, jadi percaya pada laporannya. Tepat di saat itu, seorang pria
langsung kabur. Satpam sontak langsung mengejarnya dengan Wanwan.
Setelah
memeriksa rekaman CCTV di hari kejadian, ternyata memang ada rekaman saat Saras
memasuki gedung kosong sebelah. Langsung saja May menghapus semua video CCTV
hari itu. Masalahnya, untuk menghapus, dia harus memasukkan kode akses. Entah
dia beruntung atau tidak, satpam ternyata menulis password kode aksesnya di belakang kartu kuncinya.
Disisi
lain, satpam berhasil menangkap pria mencurigakan itu. Wanwan yang panik dan
mengira rencana May terlalu berlebihan hingga mengutus pria untuk pura-pura
menjadi pembobol. Takut kalau rencana mereka bakal ketahuan dengan
tertangkapnya pria itu, Wanwan langsung pura-pura terjatuh lagi sehingga
menabrak satpam dan maling itu berhasil kabur. Wah, satpamnya sampai emosi. Dan
dengan polosnya, Wanwan beralasan kalau lututnya lemah, jadi sering terjatuh.
Huft.
Pelaku sudah kabur. Wanwan juga nggak mempermasalahkan lagi. May juga berhasil
menghapus video tersebut. Mereka sukses dengan rencana mereka.
Setelah
tinggal berdua, Wanwan baru protes pada May karena sudah bertindak berlebihan.
Mulai dari membuat lecet pintu mobilnya hingga menyewa pria untuk pura-pura
jadi pembobol. May bingung. Kenapa? karena dia nggak merencanakan semua itu.
Yang artinya, mobil Wanwan memang hampir di bobol orang. Arghhh!!!
Menyeramkan!! Mau lapor ke polisi mereka juga nggak berani karena takut
kejahatan mereka ketahuan.
And…
yang membobol mobil Wanwan adalah orang suruhan Wee. Dia masih berusaha mendapatkan
kontrak kerja Wanwan. Dan rencananya gagal.
--
Term
benar-benar perhatian pada Saras. Dia menunggu hingga kaki Saras selesai
diobati. Hm, padahal paha Saras hanya luka kecil, tapi Saras mendramatisirnya
dengan menggunakan kursi roa. Dia berakting kalau kakinya sakit gitu. Tindakan
bodoh. Kenapa? karena dia harus mengambil obatnya dan karena dia akting masih
kesakitan berjalan, jadi Term yang mengambilkan obatnya. Dan gegara itu, dia
jadi tau kalau nama orang yang selama ini di panggil Krista adalah Sarasawadee.
Saras yang mendengar namanya di sebut, langsung lari ke arah Term sambil
mengakui kalau itu namanya. Tentu, dia kembali berbohng. Saras beralasan kalau
dia baru-baru ini mengubah namanya demi keberuntungan. Dan, Term percaya. Dia
juga masih sempat menggoda Saras yang udah bisa berlari padahal tadi bilang
kakinya sakit. Ah, dia pasti mengira Saras berbohong untuk mendapatkan
perhatiannya.
--
Meen
sudah pulang ke rumah. Moodnya hari ini terlihat baik setelah menghabiskan hari
dengan Pitch. Dan ternyata, dia masih menyimpan hadiah boneka beruang Pitch
padanya saat SMA dulu. Di boneka itu juga ada tergantung kalung dengan liontin
fotonya dan Pitch.
--
Term
mengantarkan Saras hingga pulang. Dan
setelah Term pergi, May dan Saras yang sudah menunggunya sedari tadi, langsung
menyambutnya dengan happy. Menandakan
kalau mereka berhasil melenyapkan bukti.
Tidak ada yang namanya kebetulan.
Semuanya adalah hasil dari tindakanmu.
Meen
lagi di bar dengan Pu dan Khun. Sepertinya dia udah tau hubungan keduanya.
Berhati-hatilah untuk memastikan siapa
orang yang mendekatimu sebenarnya.
Apa mereka pria yang dikirim surga
untuk kau cintai? Apa mereka belahan jiwamu?
Pitch
juga mendatangi bar tersebut.
Bukan
hanya Pitch, tapi juga Non.
Atau mereka dikirim kepadamu oleh
karma?
Dan
kalimat pertama yang dikatakan oleh Non pada Meen adalah : “Apa dia (Ptich)
mencampakkanmu?” Pertanyaan yang membuat Khun dan Pu merasa geram. Dasar pria
BJGN!