Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 10

 

Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 10



Begitu laptop Pal ditemukan, Prae dkk tidak langsung pergi tapi memeriksa isinya di sana, saat itu juga. Dan apa yang mereka takutkan ternyata benar. Pal menyimpan semua foto mereka saat berada di pesta kolam renang. Tidak hanya foto mereka, tapi ada foto Pal juga. Saras yang takut kalau foto-foto itu akan disebarkan oleh Pal dan membuat mereka dalam masalah, meminta Meen (yang memegang laptop) untuk menghapus semua foto tersebut. Prae nggak setuju dan malah menyuruh Meen agar menyalin semua foto itu ke hdd-nya sebelum dihapus. Soalnya, nggak ada jaminan kalau Pal nggak mem-back up foto itu ditempat lain. Jadi, kalau nanti suatu hari Pal mengancam mereka lagi dengan foto-foto itu, mereka bisa balik mengancam akan menyebarkan fotonya juga. Prae juga mengingatkan mereka mengenai ayah Pal yang begitu berkuasa sehingga setiap kali Pal membuat masalah, dia bisa bebas dari hukuman dengan mudah.


Mulailah muncul dua kubu. Yang ingin foto di hapus dan yang ingin foto di salin. Biar adil, Prae menyarankan agar mereka melakukan voting. Wanwan dan Prae mendukung supaya foto di saling. Meen dan May mendukung supaya foto di hapus. Sementara Saras yang awalnya ingin foto di hapus, malah jadi plin plan dan ingin abstain. Tapi, tentu saja nggak boleh abstain, Saras harus mengambil keputusan.


Pas di saat itu, Pal baru saja tiba dan dari arah parkiran, dia bisa melihat lampu di condo-nya menyala. Sadar kalau ada yang nggak beres, Pal langsung bergegas ke condo-nya.

Satu-satunya cara kamu bisa memenangkan perang adalah dengan menghancurkan musuhmu.



Sewaktu sekolah dulu, Pitch adalah siswa sempurna di mata teman-temannya dan gurunya. Namun, tidak ada yang namanya manusia sempurna, begitu pula dengan Pitch. Dia sebenarnya seorang perokok. Suatu kali, ketika berada di ruang musik seorang diri, Pitch diam-diam menghisap rokok dan hal itu terlihat sama Meen yang menyukainya. Meen memang terkejut melihat Pitch merokok, tapi di membantu menyembunyikan rahasia tersebut dan bahkan memberi tanda begitu guru lewat sehingga Pitch sempat mematikan api rokoknya dan menyembunyikannya. Itulah awal mula Pitch menjadi tertarik pada Meen.


Kembali ke scene terakhir di episode 09. Meen, Pitch dan Non secara kebetulan pergi ke bar yang sama. Daripada pusing memikirkan keduanya, Meen lebih milih minum-minum sambil menanyakan Pu, apa dia tau kode sandi untuk hdd Prae. Pu menjawab kalau dia nggak tau sama sekali. Jika Meen saja nggak tau apalagi dia. Pu bilang demikian karena Prae sangat menyanyangi Meen hingga dia merasa jika Prae bisa menikahi Meen, dia pasti sudah melakukannya. Hanya Meen yang dipercayai oleh Prae.




Ditengah perbincangan itu, tiba-tiba saja Non membuat kekacauan. Dia berteriak meminta pemusik dan semua pengunjung untuk menyanyikan lagu happy birthday baginya. Setelah itu, dia menatap Meen dan bercerita (masih sambil teriak) ke semua pengunjung bahwa sebenarnya ini bukan hari lahir baginya, tapi dia ingin menghadiahkan lagu ini kepada mantan pacarnya (sambil menunjuk ke Meen). Dia memberitau kalau mantan pacarnya itu punya kekasih baru tapi kelihatannya dia sudah dicampakkan. Ahahhahaha.


Mengesalkan. Meen jadi teringat ucapan Prae dulu padanya, bahwa satu-satunya yang bisa dia percaya adalah diri sendiri. Dia selalu disakiti oleh orang sekitarnya. Bukankah ini saatnya dia membela diri? Dan ya udah, Meen nggak mau lagi hanya diam dan menerima dipermalukan seperti ini. Dia langsung menghampiri Non, mengambil segear bir milik pengunjung dan menuangkannya ke kepala Non sambil menegaskan bahwa Non yang berselingkuh! Jika harus malu, Non yang seharusnya malu, bukan dirinya.


Dasar banci! Non hampir aja main tangan ke Meen kalau Pitch tidak maju melindungi Meen. Dengan sengaja, Pitch memegang tangan Meen dan mengajaknya untuk pulang karena dia sudah mengantuk. Tindakannya itu menunjukkan kalau hubungan mereka masih baik-baik saja. Wkwkwkwk. Non benar-benar di permalukan.

--


May dan Wanwan masih ditempat Wanwan. Niatnya sih untuk santai karena habis membereskan kejahatan Saras. Eh, mereka malah kaget begitu Saras curhat kalau dia menyukai Term. Astaga! Bisa-bisanya dia menyukai Term, seorang polisi yang bisa memenjarakannya. Saras dengan santainya bilang kalau dia sudah mencoba menahan perasaannya, tapi Term begitu manis. Term juga begitu jujur padanya. Sangat berbeda dengan mantan-mantannya selama ini. Dia juga membuatnya merasa nyaman.



Hm, memang ini adalah perasaan Saras dan May dengan Wanwan tidak berhak ikut campur. Namun, mereka ingin menyadarkan Saras. Sekarang ini, Term adalah polisi yang sedang mencari pembunuh saudarinya. Dan orang itu adalah Saras. Jika dia terus berada di dekat Term, Term akan lebih mudah mencurigainya. Lebih baik, menjauhlah dari Term mulai dari sekarang. Awalnya, dia mendekati Term karna ingin tau perkembangan kasus Nat, tapi sekarang, mereka sudah menghancurkan bukti yang mengaitkannya dengan kecelakaan itu. Jadi, hentikan hubungan mereka sekarang.

Saras kelihatan kesal. Dengan berat hati, dia mengiyakan semua perkataan May dan Wanwan. Tapi, begitu Term meneleponnya, dia malah langsung mengangkatnya. May nggak habis pikir dan dengan sarkas mengajak Wanwan aga mereka menyiapkan pengacara untuk Saras. Dia pasti akan berakhir di penjara. (Yah memang iya. Hubungan yang diawali dengan kebohongan, tidak akan pernah berjalan baik).

--


Kembali ke Meen. Setelah agak jauh dari tempat bar tersebut, Pitch melepaskan genggaman tangannya. Dia meminta Meen untuk tidak salah paham atas tindakannya tadi. Dia membantu Meen karena takut Non akan menyakitinya. Itu saja. Pitch masih mengira kalau Meen masih ingin terus menjaga jarak darinya. Tapi, tidak lagi. Meen sudah sangat terpuruk dan bilang kalau dia nggak tau caranya untuk bahagia. Prae bunuh diri karena terluka. Kemudian, Wanwan, May, Saras dan Chanon mengkhianatinya. Ibunya tidak pernah mencoba memahaminya. Entah apakah dia bisa memercayai orang lain lagi atau tidak. Dia juga udah nggak tau apa itu cinta. Dia tidak tau apa kebahagiaannya. Tiap kali dia ingin jatuh cinta, dia selalu khawatir kalau dia akan terluka lagi. Selama ini, orang yang paling ingin dijauhinya adalah Pitch. Tapi, orang yang paling ingin dicintainya juga adalah Pitch.


“Aku tersesat. Aku tidak taku harus pergi ke arah mana. Karena pada akhirnya, aku akan tetap terluka,” ujar Meen.

Mendengar ujarannya, Pitch langsung menciumnya.

“Meski seluruh dunia berpaling darimu, aku akan selalu berada di sisimu,” ujar Pitch dan memeluknya dengan lembut.

--



Hari yang baru,

May benar-benar sudah merasa free. Sudah ada lagi yang dia takuti. Ditambah lagi, hari ini mobil baru pesanannya sudah tiba. Sayang, rasa bahagianya hanya sebentara. Klien-nya yang meminta bertemu di sebuah café, tiba-tiba saja membatalkan janji. Setelah itu, dia malah melihat Pitch dan Meen yang baru saja datang sambil bergandengan tangan.



Keduanya sudah resmi lagi berpacaran. Dan tiba-tiba saja, Pitch membahas masa lalu mereka. Dia ingat kalau dulu Meen pernah melihatnya di sekolah, tapi tidak pernah melaporkan itu pada siapapun. Kalau Meen melaporkannya, tidak mungkin dia mendapatkan penghargaan siswa terbaik setiap tahunnya. Dan jika dipikirkan sekarang, dia ingin tau alasan Meen tidak memberitau siapapun? Meen menjawab kalau saat itu, dia berpikir alasannya mungkin karena Pitch adalah kakak Prae. Tapi, jika dipikirkan ulang, sejujurnya alasannya adalah karena dia merasa Pitch hanya ingin melakukan sesuatu untuk mengekspresikan dirinya. Bukankah tidak ada salahnya terkadang jika kita ingin menjadi diri sendiri kan.

Jawaban Meen tentu membuat Pitch semakin menyukainya. Rasanya, seperti Meen memahaminya.

--



Di tempat lain, Saras sedang ada janji temu dengan Term. Dia sudah menguatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungan dengan Term. Saking kuat tekadnya, Saras sampai mengirim pesan ke para sahabatnya untuk memberitahu niatnya tersebut. Eh, tetapi Term malah datang dengan membawakan hadiah untuknya. Brosch (?) dengan motif bunga lily. Dia juga sengaja mengajak bertemu di café tersebut karena memikirkan preferensi Saras. Uwaaa, makin goyahlah Saras.

--


Wee nggak ada takut-takutnya. Walau rencana busuknya sudah ketahuan sama Wanwan, dia masih berani datang ke kantor dan menemui Wanwan secara langsung. Dia bahkan membahas Wanwan yang belum memberitahu Ibunya mengenai dirinya. Wanwan dengan tenang menanggapi dan menjelaskan kalau dia hanya ingin Ibunya menikmati liburan di Bali. Dan tenang saja, begitu Ibunya kembali, kabar mengenai Wee akan menjadi hal pertama yang didengarnya.

Wee malah masih tetap sombong dan mengancam kalau jika masalahnya sampai ketahuan ke polisi, maka reputasi sahabat Wanwan (May) yang akan paling berdampak. Wanwan menegaskan kalau sekarang udah tahun 2022 dan orang-orang sudah mengerti mengenai pelecehan seksual. May mungkin takut pada Wee, tapi dia nggak bodoh. Dia sudah melakukan pemeriksaan fisik dan merekam semua ancama Wee. Semua itu akan menjadi bukti untuk melaporkannya. Wee pasti akan di penjara.


“Wanwan, kamu teman yang baik. Aku merasa kasihan kepada Win. Saudarinya lebih menyanyangi temannya daripada dia,” ujar Wee, tiba-tiba membahas Win.

“Apa maksudmu? Apa hubungan Win dengan ini?”

“Kamu mengunjungi tiap hari. Kamu membaca untuknya. Kamu menonton film dengannya. Kamu tidak bisa melihatnya?”

“Jika ada yang ingin kamu katakan, katakan saja. Kamu membuang waktuku.”

“Jika ingin tau kebenarannya, kamu harus mencarinya sendiri. Maka kamu akan tahu bahwa hanya aku yang bisa membantu Win. Jadi, kamu harus memilih antara temanmu dan saudaramu,” ujar Wee, memberi petunjuk.


Wanwan bingung, tapi berpura-pura tetap tenang dan mengusir Wee untuk nggak ikut campur mengenai Win. Begitu Wee pergi, Wanwan juga langsung pulang ke rumah untuk melakukan sesuatu. Di lemari samping tempat tidur Win ada beberapa koleksi kamera. Dan karena kepikiran ucapan Wee, Wanwan memasang lensa perekam di salah satu kamera tersebut untuk mengetaui bagaimana kondisi Win.



Setelah itu, Wanwan pergi menemui Non. Hari ini, dia sudah membuat janji dengan Non untuk bertemu dengan Neneknya. Wanwan berusaha sebaik mungkin untuk menarik perhatian Nenek Non, tapi percuma saja karena Nenek menunjukkan sikap dingin dan ketus padanya. Situasi makin buruk saat ternyata, Nenek sudah mengundang Meen ke rumahnya. Dia memperlakukan Meen seperti cucu sendiri sementara Wanwan seperti tamu yang datang berkunjung. Meen yang emang udah dendam pada Non dan Wanwan, nggak ada niat sama sekali membantu mereka untuk lebih dekat ke Nenek. Yang ada, dia terus menunjukkan kesalahan mereka yang membuat Nenek semakin tidak menyukai Wanwan. Contohnya, mengenai buah-buahan yang dibawa Wanwan. Semua buah itu tidak ada yang boleh dikonsumsi oleh Nenek karena dia mengidap penyakit ginjal. Nenek malah memerintahkan supaya semua buah itu diberikan kepada pekerja. Non jelas marah dan Wanwan yang berusaha memberi tanda padanya untuk tidak terlalu terbawa emosi.


Wanwan mencoba membuat Nenek sedikit lebih menyukainya dengan memberitau mengenai Meen yang sudah punya pacar baru. Alih-alih marah atau kecewa, Nenek malah bilang kalau kesialan Meen sepertinya sudah berakhir. Wanwan dan Non tentu makin kesal.

Begitu ada kesempatan untuk bicara berdua dengan Meen, Wanwan langsung mencercanya karna masih mengunjungi Nenek Non padahal sudah putus dengan Non. Sambil menyiram tanaman, Meen menjawab kalau dia memang mengakhiri hubungan dengan Non, tapi tidak dengan neneknya. Saat Wanwan menanyakan apa yang sudah Meen katakan pada nenek Non, Meen menjawab kalau dia hanya mengatakan kebenaran. Wanwan emosi dan menilai Meen hanya mengatakan kebenaran dari sisinya. Apa Meen ada memberitahu alasan mereka putus? Dia menyuruh Meen berhenti berpura-pura. Semua orang juga tau. Meen selama ini selalu menolak untuk tidur dengan Non, tapi kenapa dia mau melakukannya dengan Pitch?


“Karena itu hak-ku. Namun, apa hakmu mencuri pacarku? Aku harus berterimakasih karena kau membuka mataku. Jadi, kupikir tidak ada gunanya bersikap baik kepada semua orang. Karena pada akhirnya, aku tidak akan pernah mendapatkan imbalan.”

“Kau melupakan sesuatu? Prae bunuh diri karena kamu. Kamu masih percaya bahwa kamu orang baik? Omong kosong!”

Ucapan Wanwan itu benar-benar membuat Meen sakit hati. Dia langsung menyiram Prae dengan selang air yang ada ditangannya. Mereka pun terlibat perkelahian dan hal itu kelihatan sama Nenek dengan Non. Nenek beneran kecewa karena mereka bertengkar hanya karena pria. Meen langsung menjelaskan kalau mereka bertengkar bukan karena Non. Mereka berkelahi dan dia yang memulai duluan dengan menyiram air karena dia marah pada ucapan Wanwan yang bilang kalau dialah alasah Prae bunuh diri. Nenek makin ilfeel dengan Wanwan.


Dan hal itu memicu perdebatannya dengan Non. Non merasa ucapan Wanwan nggak salah. Nenek nggak sependapat. Mereka sudah lama mengenal Meen dan tau dia orang seperti apa. Ah, sepertinya penilaian Non kabur. Non emosi dan berteriak kalau neneknya yang bias. Dia kesal karna Neneknya lebih memihak Meen padahal dialah cucunya!! Dengan tegas, dia menyatakan akan memacari Wanwan dan jika neneknya ingin Meen menjadi bagian dari keluarga, kenapa Neneknya tidak menikahi Meen saja? Wah, makin emosilah Nenek. Dia mulai mengancam Non untuk tidak pernah menggunakan harta mereka lagi karna dia yang mengumpulkan semua uang dengan bekerja keras. Dan dia tidak akan membiarkan pecundang seperti Non hidup dari kekayaannya lagi.



Ditantang sepreti itu, Non menyanggupi. Dia bahkan bilang akan menunggu hingga hari dimana Neneknya menyadari kesalahannya karna memercayai orang seperti Meen! Mulai dari sekarang dia nggak akan menggunakan uang neneknya lagi! saking kesalnya, dia sampai menyebut Meen sebagai wanita jlng pembohong!


Wanwan juga terkejut dengan pertengkaran Non dengan neneknya. Dia udah berusaha membujuk Non agar berbaikan dengan Neneknya, tapi Non menolak. Dia juga mengabaikan telepon dari Ibunya. Tidak hanya itu, Non juga memutuskan untuk mencari pekerjaan baru. Selama ini, dia bekerja di perusahaan keluarga. Jika tetap bekerja di sana, tidak ada bedanya dengan memakai uang neneknya. Semua harta keluarganya adalah milik neneknya. Wanwan malah kesal dan mengira Non sudah gila karena mau melepaskan bisnis keluarganya yang bernilai miliaran baht.


Mau seperti apapun Wanwan membujuk. Non sudah bulat. Dia ingin membuktikan dirinya kepada neneknya, supaya neneknya menyesal karena sudah memilih Meen daripada cucu sendiri. Wanwan akhirnya nyerah juga membujuk Non. Terserah Non lah mau melakukan apa.

--

Meen baru saja pulang ke rumah dan udah harus dikejutkan dengan asap yang keluar dari sela-sela pintu. Dia mengira ada kebakaran. Eh, ternyata di dalam ada Pitch yang sedang mencoba menyiapkan makanan untuknya tapi malah berakhir gagal karena semuanya gosong. Perhatian seperti itu membuat suasana hati Meen langsung membaik.

--


Ampun deh dengan Saras!!! Padahal di chat, May sudah memperingatkan Saras untuk mengakhiri hubungan dan jangan pernah memberitahu Term nomor kamarnya. Eh, sekarang, Saras malah membawa Term ke kamarnya. Dan dia juga nggak melawan saat Term tiba-tiba saja menciumnya. Mereka berakhir di atas tempat tidur.

--


Keesokan harinya, Wanwan mengajak May bertemu untuk curhat. Dia beneran kesal. Dan semua karena Meen. Gegara Meen, Non sekarang jadi gila kerja dan hanya peduli dengan pekerjaan. Selama ini, dia memang ingin Non fokus dan berhenti balapan, tapi perubahannya terlalu drastis, hingga dia merasa kesal. Belum lagi Meen terus berbohong kepada nenek Non. Dia bersikap seolah dia adalah korban. Hm, untuk yang satu itu, May merasa wajar jika Meen dendam padanya karena dia kan sudah merebut pacarnya.

Wanwan tetap saja marah. Soalnya Meen kan udah move on juga. Setelah putus dengan Non, dia pacaran dengan Pitch. Dia jadi berharap Pitch mencampakkannya.


“Sebenarnya, ada satu cara.”

“Apa?

“Cara membuat Pitch putus dengan Meen. Kamu tau siapa yang akan mengalami kekalutan mental jika dia tau Pitch memacari Meen,” ujar May.

Tidak semua perang akan membawa kedamaian.


Pada akhirnya, semua foto yang ada di laptop Pal di salin ke hdd Prae. Itu artinya, Saras memilih untuk menyalin foto. Semua mulai panik karena ternyata waktu untuk menyalin terlalu lama. May sampai menggerutu kalau mereka langsung menghapus semua foto tadi dan nggak menunggu untuk menyalin foto, pasti udah selesai dari tadi.

Dan yang kalah tidak perlu menyerah tiap saat.

Saras juga menyesali keputusannya dan ingin mengubahnya. Dia meminta agar mereka berhenti menyalin dan langsung hapu saja. Dia takut kalau Pal keburu kembali. Tepat saat itu juga, foto selesai di salin. Hdd langsung dikembalikan ke Prae dan mereka bergegas menghapus semua foto.

Terkadang, akhir dari perang pertama bisa menjadi awal perang berikutnya. Pihak yang kalah dan menyimpan dendam di hati mereka bisa membalikan permainan dan memenangkan perang kali ini.

Sayang, mereka gagal untuk kabur karena Pal sudah terlanjur kembali dan memergoki mereka.

Post a Comment

Previous Post Next Post