Content and Images Copyrights by OCN
Episode sebelumnya :
Seorang perempuan menelepon ke pusat telepon darurat 112, melaporkan bahwa dirinya menjadi korban penculikkan dan meminta agar di selamatkan. Perempuan tersebut bernama Park Bok Nim berusia 17 tahun, pergi ke Stasiun Eunhyun untuk menemui pria dari aplikasi kencan dan diculik lima menit lalu. Berdasarkan info dari pelapor, dia melihat tas yang dibawa pelaku berisi banyak pisau. Kang Kwon Joo, polisi yang hendak membentuk Team Golden Time memerintahkan Moo Jin Hyuk untuk melakukan operasi Golden Time sekarang juga.
Bok Nim melaporkan kembali bahwa dia melihat sesuatu yang berwarna - warni sebelum kehilangan kesadarannya. Kwon Joo memberitahu info ini kepada Jin Hyuk yang berada di sekitar lokasi. Kwon Joo sendiri berusaha menebak lokasi Bok Nim berdasarkan info yang diberikan Bok Nim dan dari suara yang didengarnya dari telepon. Kwon Joo mendengar sesuatu yang mirip seperti suara papan nama yang menyeret tetapi tidak dapat mengingat benda apa yang memiliki warna - warni dan suara seperti terseret - seret. Sementara itu, Jin Hyuk dan anggotanya terus menyisir daerah tempat Bok Nim disekap. Mereka kemudian mendapat informasi bahwa ada sebuah tempat penitipan anak dengan dinding bergambar bunga berwarna - warni.
Ahjussi pelaku telah berhasil menemukan lokasi persembunyian Bok Nim dan menyeretnya pergi ke dalam kamar mandi. Handphone Bok Nim terjatuh di depan kamar mandi. Jin Hyuk ternyata salah menyergap lokasi, didalam tempat penitipan anak hanya terdapat para pria yang sedang minum dan mabuk. Sementara, Kwon Joo semakin panik mendengar suara Bok Nim yang diseret pelaku.
Kwon Joo berpikir keras dan berhasil mengingatnya. Benda dengan warna yang beragam dan memiliki suara seperti terseret - seret adalah tempat tanda cukur rambut. Dia memberitahu analisis ini kepada Jin Hyuk dan meminta Jin Hyuk segera mencari tempat tersebut.
EPISODE 02
Jin Hyuk yang mendengar analisis Kwon Joo yang menebak hanya dengan bentuk dan suara tidak percaya kepada Kwon Joo. Jin Hyuk berkata kepada Kwon Joo jika informasi yang salah akan membunuh korban. Kwon Joo berusaha menyakinkan Jin Hyuk walaupun hal itu sulit di percaya (menebak lokasi berdasarkan suara yang didengarnya). Kwon Joo memberitahu bahwa pelaku memiliki palu dan kemungkinan bahwa pelaku adalah pelaku yang sama dengan kasus Gojeong-dong dimana korbannya dibunuh dengan palu yang berujung bulat.
Jin Hyuk teringat tentang kasus Gojeong-dong yang didengarnya di markas polisi yang dibicarakan teman - temannya, dimana tengkorak kepala korban retak. Kwon Joo mengatakan bahwa dia yakin tempat pelaku dan korban adalah tempat cukur rambut.
“Aku tidak mau lagi melihat ada yang tewas di hadapanku, Tidak lagi.”
Jin Hyuk teringat bahwa memang benar tadi dia melihat ada tempat cukur rambut dengan tanda berwarna - warni. Kwon Joo memintanya bergegas. Jin Hyuk segera berlari menuju lokasi.
Pukul 19:30 KST.
10 menit setelah insiden Eunhyung-dong terjadi
Bok Nim tersadar dari pingsannya. Dia melihat ahjussi yang sedang mengeluarkan pisaunya dan tersenyum menyeringai kepadanya. Sementara itu, Jin Hyuk telah sampai di tempat cukur rambut yang ternyata bangunan kosong. Dia berada di depan bangunan dan melaporkan agar bantuan segera di kirim.
Bok Nim meminta tolong kepada ahjussi agar tidak dibunuh. Ahjussi itu menatapnya dan berkata, “Apa kamu sudah sadar?” dengan tersenyum dia memegang wajah Bok Nim. Kwon Joo mendengar suara Bok Nim dari handphone Bok Nim yang terjatuh tidak jauh dari posisinya.
Bok Nim melihat palu ahjussi yang tergeletak dilantai, Dia ketakutan. Ahjussi mengambil palu tersebut dan kemudian mulai menghantamkan palu tersebut ke kepala Bok Nim.
Prakkkk!!!!
Palu tersebut menghantam lantai keramik sampai pecah. Bok Nim berhasil menghindar. Jin Hyuk yang berada di luar mendengar suara dari dalam. Jin Hyuk berusaha menerobos masuk dengan cara memecahkan kaca jendela pintu. Pintunya terbuat dari besi dan tidak dapat dibuka. Jadi Jin Hyuk memcahkan kaca jendela pintu dan membuka hendelnya dari dalam.
Semua orang yang berada di markas 112 menanti dengan cemas dan bingung termasuk Komisaris Bae dan Kepala Jang Gyung Hak. Bok Nim terus menghindar dari ahjussi dan melempar barang yang ada di sekitarnya ke ahjussi. Kwon Joo yang mendengar dari telepon dengan tegang menyuruh Bok Nim untuk terus menghindar, bergerak dan jangan menyerah.
Mendengar kata - kata Kwon Joo untuk Bok Nim, Komisaris Bae bertanya apa yang sebenarnya di dengar oleh Kwon Joo tetapi Gyung Hak juga tidak tau.
Ahjussi menjadi sangat kesal karena Bok Nim yang terus menghindar. Dia meraih kepala Bok Nim dengan memegang rambutnya dan menampar Bok Nim beberapa kali hingga Bok Nim lemas.
Ahjussi mulai mengambil kembali palunya dan bersiap menghantam kepala Bok Nim yang sudah terkapar lemas. Jin Hyuk sudah berhasil masuk dan berlari ke tangga atas, ke arah sumber suara. Palu sudah di angkat tinggi dan diayunkan. Kwon Joo cemas dan takut dan berkata : “Tunggu.”
Jin Hyuk masuk dan menendang ahjussi dari belakang. Ahjussi terjatuh ke arah dinding. Jin Hyuk meraih Bok Nim yang terus menangis bertanya kondisinya. Ahjussi bangkit dan mengayunkan palunya ke arah mereka berdua.
Kwon Joo mendengar semua suara dengan tegang. Jin Hyuk berhasil menghindar dan mendorong ahjussi ke dinding. Dia menabrakkan kepala ahjussi ke kaca yang tergantung di dinding.
Kaca dinding retak dan Jin Hyuk terus menekannya. Ahjussi meronta. Jin Hyuk memerintahkan Bok Nim untuk segera keluar. Melihat kondisi Bok Nim, Jin Hyuk teringat akan kondisi istrinya yang dulu mungkin sama seperti Bok Nim. Jin Hyuk berteriak PERGI kepada Bok Nim. Bok Nim yang seperti baru tersadar, merangkak keluar kamar mandi dan lari keluar.
Kwon Joo segera memerintahkan semua petugas yang berada di sekitar lokasi segera pergi ke tempat cukur rambut Eunhyun di Eunhyung-dong 18 untuk membantu petugas Moo yang sedang berkelahi dengan pelaku.
Ahjussi berhasil lepas dari Jin Hyuk dan mulai menyerang Jin Hyuk dengan palu di tangannya. Jin Hyuk berhasil menghindar. Dia bahkan mengangkat tubuh ahjussi dan membantingnya ke lantai. Kwon Joo berteriak memanggil Jin Hyuk karena suara - suara yang di dengarnya.
Palu terlepas dari ahjussi. Dia kemudian meraih pisau yang ada di dekatnya dan menyerang Jin Hyuk. Ahjussi berhasil menyudutkan Jin Hyuk. Pisau diarahkan ke arahnya dan Jin Hyuk berhasil menahannya.
Sementara itu, Bok Nim berhasil keluar dari bangunan tersebut. Dia terlihat kebingungan harus berlari kemana. Bok Nim kemudian menabrak seseorang dan terjatuh. Dia meronta - ronta ketakutan dan menangis histeris ketika orang yang di tabraknya memegangnya. Petugas polisi datang dan menenangkannya.
“Tenang. Aku petugas kepolisian.”
“Ada seorang pria gila yang berusaha membunuh seorang polisi dengan palu,” ujar Bok Nim memberitahu mengenai Jin Hyuk. Petugas polisi tersebut menyuruh rekannya segera membawa Bok Nim ke ambulans.
Petugas polisi melaporkan kepada Kwon Joo bahwa korban telah selamat dan mereka sedang menuju lokasi membantu Jin Hyuk. Kwon Joo menghela nafas lega.
Jin Hyuk berhasil menghentikan pisau ahjussi. Dia balas memukuli ahjussi. Kini ahjussi yang tersudut. Jin Hyuk mengangkat ahjussi dan melemparkan ke dalam bathub berisi air. Dia terus memukuli ahjussi sampai air menjadi merah. Kwon Joo mendengar semuanya dan terkesiap kaget serta cemas.
Jin Hyuk menghampiri tas yang di bawa ahjussi. Dia melihat dan membongkar isinya. Kemudian, pandangannya teralih kepada palu yang tergeletak di dekat tas tersebut. Dia meraih palu tersebut. Dengan palu tersebut dia menghampiri ahjussi yang tergeletak pingsan di dalam bathub.
“Dasar bajingan!! Hidupmu tidak berharga. Mari kita akhiri,” ujar Jin Hyuk berbisik ketelinga ahjussi
Kwon Joo mendengar semuanya dengan panik.
“Tidak, Detektif. Kamu tidak boleh membunuhnya. Tidak ada yang akan berubah. Mereka semua telah mati tidak akan pernah kembali."
Jin Hyuk menatap ahjussi dan teringat bagaimana pelaku pembunuhan istrinya mengangkat senjata dan membunuhnya. Jin Hyuk mengangkat palunya dan mengayunkannya. Kwon Joo memohon agar Jin Hyuk berhenti.
Palu di ayunkan. Dan PRAKK!! Terdengar suara pukulan. Kwon Joo kaget. Dia mendengar nafas Jin Hyuk yang memburu.
Dan ternyata, Jin Hyuk tidak memukul ahjussi. Dia mengayunkan palunya ke lantai tepat di belakang kepala ahjussi. Kwon Joo hanya mendengar suara nafas Jin Hyuk.
Polisi bantuan datang. Mereka melaporkan sudah berhasil menangkap pelaku dan detective Moo baik - baik saja. Jin Hyuk bersandar dengan lemas didinding. Kwon Joo melepas alat pendengarnya (bentuknya seperti headphone yang terhubung ke telepon) dan menghelas nafas lega.
Pukul 19:35 KST.
Pelaku Eunhyung-dong ditangkap dalam waktu genting ..
Kwon Joo berbalik menghadap para petinggi terutama Komisaris Bae dan Kepala Jang Gyung Hak yang sedari tadi melihat dari belakang ketika dia berusaha menyelamatkan Bok Nim dalam Golden Time.
“Kamu senang usai mendengarkan orang menderita?” maksud Kwon Joo kepada mereka adalah mereka dapat merasa lega karena Bok Nim dapat selamat padahal sebelumnya mereka cuek dan menganggap itu hanya kasus pelaku cabul biasa.
“Kamu sudah gila?” balas Gyung Hak terhadap pertanyaan Kwon Joo.
“Sudah keperingatkan dengan jelas. Tidak ada gunanya lagi jika korbannya sudah tewas. Kepentingan dan tanggung jawab, team Golden Time adalah menyelematkan korban selagi mereka masih hidup. Karena sepertinya team Golden Time diperlukan, aku akan memilih anggotaku sendiri.”
Gyung Hak hendak menghentikan Kwon Joo tapi Komisaris Bae menghentikan Gyung Hak dan menyetujui ide Kwon Joo untuk membuat team Golden Time atau apapun namanya. Tapi dia hanya akan memberikan waktu enam bulan untuk membuktikan bahwa tim yang dibentuk Kwon Joo memang diperlukan.
Kwon Joo menunduk hormat mendengar persetujuan Komisaris Bae. Tetapi Komisaris Bae kemudian bertanya dari mana dia bisa tahu lokasi pelaku berada di tempat cukur rambut. Kwon Joo tidak memberitahu kemampuannya dalam mendengar suara. Dia menjawab jika dia tahu karena sempat membaca mengenai kasus Gojeong-dong ketika tiba tadi.
“Keahlian membuat profil suara yang kupelajari di AS juga membantu.”
Puas setelah mendengar jawaban Kwon Joo, Komisaris Bae memuji kinerjanya dan menanti kinerja yang lebih baik kedepannya. Diapun mengajak semua petinggi polisi pergi dari situ. Kwon Joo menunduk hormat mengantar kepergian mereka. Gyung Hak pergi paling terakhir setelah menatap Kwon Joo kesal.
Petugas polisi dan Jin Hyuk beranjak pergi dari bangunan setelah menangkap pelaku. Para polisi memuji kemampuan Kwon Joo karena dapat mengetahui posisi pelaku. Jin Hyuk hanya mendengarkan, namun, ketika dia keluar dari kamar mandi, tidak jauh melangkah, dia tanpa sengaja menginjak handphone Bok Nim yang terjatuh tadi dan melihat bahwa teleponnya tersambung ke Pusat Layanan Darurat 112.
Jin Hyuk kemudian teringat ketika dia melaporkan kemungkinan bahwa pelaku berada di pusat penitipan anak dan Kwon Joo bertanya apakah disana ada papan nama LED. Kemudian ketika Kwon Joo menebak tempatnya adalah tempat cukur karena warna dan suaranya.
“Suaranya… Dia selalu bicara tentang suara seperti yang dia lakukan tiga tahun lalu. Apa dia sungguh bisa mendengar suara aneh yang tidak bisa kami dengar?” Jin Hyuk terlihat berpikir.
Chapter 2 : Paranormal Berwajah Dua
Di luar, Gyung Hak membicarakan Kwon Joo yang gigih dan tidak tahu malu untuk kembali setelah kematian ayahnya dan rumor kalau Kwon Joo menerima suap dari pelaku kepada Komisaris Bae. Namun, Komisaris Bae malah menegur Gyung Hak karena tidak becus menangkap pelaku kasus Gojeong-dong sehingga dia yang harus menanggungnya (merasa malu karena sebelumnya sudah sombong berhasil menangkap pelaku Gojeong-dong ternyata salah). Komisaris Bae kemudian memberi perintah kepada Gyung Hak untuk meyelidiki motif Kwon Joo membentuk team baru dan siapa saja orang yang akan direkrutnya.
Pukul 20:20 KST, Berita mengenai penangkapan pelaku tersebar..
Para wartawan berkumpul di depan kantor polisi. Gyung Hak keluar bersama tersangka yang menggunakan masker dan di borgol serta di dampingi dua polisi. Gyung Hak menjelaskan mengenai pelaku dan kejahatannya. Wartawan kemudian bertanya apa benar yang menangkap adalah polisi yang menerima telepon darurat sedangkan divisi kejahatan serius (yang dipimpin oleh Gyung Hak) malah mengejar tersangka lain yang ternyata salah. Gyung Hak membenarkan dengan berat.
Wartawan kembali bertanya mengenai polisi yang menangkap pelaku tersebut karena ingin di wawancara. Gyung Hak tidak menjawab pertanyaan tersebut dan berkata pernyataan resmi mengenai kasus ini akan dirilis. Tersangka kemudian masuk ke mobil polisi untuk dibawa ke penjara. Para wartawan sibuk memotret tersangka. Tidak lama, mobil patroli Jin Hyuk datang. Gyung Hak yang masih diluar melihat kedatangan Jin Hyuk begitu juga para wartawan. Mereka meninggalkan Gyung Hak dan berlari ke arah Jin Hyuk yang baru keluar dari mobil untuk diwawancarai.
Gyung Hak melihatnya dan berkata “Sungguh bintang besar!” dengan iri dan kesal.
“Coba bayangkan ada tiang tempat cukur di ujung koridor. Menurutmu kamu bisa mendengar suaranya? Katakan kepadaku."
“Apa yang kamu bicarakan. Apa kepalamu terluka?”
“Diamlah dan jawab saja aku. Menurutmu kamu bisa mendengarnya?”
“Aku bisa mendengar suaramu.”
“Kamu benar. Itu mustahil.” Kemudian Jin Hyuk pergi meninggalkan Dae Shik. Dae Shik merasa bingung dengan pertanyaan Jin Hyuk. Di belakang, rekan Jin Hyuk dan Dae Shik datang bertanya mengenai Jin Hyuk. Dia berkata kalau dia berharap kalau Jin Hyuk tidak akan terlibat masalah lagi. Dae Shik bertanya ada apa.
Jin Hyuk pergi keruang kendali 112, dia mencari Kwon Joo. Namun, Kwon Joo tidak ada ditempat karena dia pergi kerumah sakit menemui Bok Nim.
Kwon Joo berada di rumah sakit melihat Bok Nim. Bok Nim dan ibunya berterimakasih kepada Kwon Joo. Kwon Joo juga mengatakan tidak perlu, dia memuji Bok Nim yang mampu bertahan dan ibunya Bok Nim yang mampu membesarkan Bok Nim menjadi anak yang berani.
Ibu Bok Nim malah berkata bahwa dia adalah ibu yang buruk karena sibuk bekerja dan tidak mampu menjaga Bok Nim. Sementara, Bok Nim malah merasa malu dan memarahi ibunya datang kerumah sakit dengan memakai celemek. Kwon Joo melihat mereka yang saling menyayangi. Dia kemudian meminta izin karena harus kembali untuk bekerja.
“Terimakasih, unnie. Kamu orang pertama yang menyuruhku bertahan dan hidup. Semoga masalahmu bisa segera selesai.”
“Terimakasih, Bok Nim,” balas Kwon Joo. Diapun pergi keluar kamar Bok Nim.
Mereka berbicara diluar rumah sakit. Jin Hyuk langsung bertanya bagaimana Kwon Joo dapat mengetahui lokasinya dan mengapa dia bertanya kepadanya mengenai papan LED ketika Jin Hyuk pergi memeriksa tempat penitipan anak.
“Berhenti bicara omong kosong! Apa kamu seorang paranormal? Jangan bilang kamu bisa mendengar hal - hal aneh. Katakan yang sebenarnya. Katakan kepadaku.”
“Aku tidak mengerti kenapa kamu sangat kesal. Kenapa kamu menolak untuk percaya?”
“Bagaimana bisa aku percaya kepadamu?!”
“Aku sudah bilang, Aku bisa mendengar suara tiang tempat cukur rambut. Karena itu juga, aku berusaha menjelaskan yang kudengar tiga tahun lalu.”
“Dengarkan aku. Apapun yang dia (Kwon Joo) katakan, jangan memercayainya. Aku baru dengar bahwa dia mengetahui tempat persembunyian pelaku karena data yang dia dapatkan dari unit analisis. Aku memeriksa datanya sendiri dan tertulis, tersangka mungkin pengembara dan pembunuh berantai.”
Mendengar perkataan Dae Shik, Jin Hyuk mematikan hapenya dan menghela nafas kesal. Dia menatap Kwon Joo dan tertawa tidak percaya. Kwon Joo bingung mellihat Jin Hyuk yang tertawa dan bertanya kenapa. Jin Hyuk berteriak mengatakan kenapa Kwon Joo terus berbohong kepadanya. Dia mengatakan kepada komisaris kalau dia dapat memecahkan kasus ini karena membaca laporan analisis tetapi berkata kepadanya karena dia mendengar suaranya. Kwon Joo berusahan menjelaskan, namun Jin Hyuk tidak mau mendengar dan malah berkata kepada Kwon Joo jika dia pernah menyesal kepadanya maka sebaiknya dia melupakan team Golden Time dan pergi saja dari sini. Dia bahkan mengatakan ini adalah peringatan terakhirnya dan mengungkit kematian ayahnya Kwon Joo dan kemudian pergi meninggalkan Kwon Joo. Sementara Kwon Joo hanya terdiam, tidak tahu harus berkata apa, wajahnya memancarkan kesedihan.
Dae Shik dan Jin Hyuk pergi minum - minum. Jin Hyuk menceritakan kepada Dae Shik penjelasan Kwon Joo tadi kepadanya. Dae Shik sampai bingung dengan sikap Kwon Joo. Dia tidak habis pikir Kwon Joo dapat terus berbohong seperti itu. Namun, Dae Shik tiba - tiba bertanya :
“Hyung, apakah pernah terlintas di pikiranmu. Bagaimana jika Ms. Kang mengatakan yang sebenarnya? Aku pernah melihatnya di acara dokumenter. Saat lobus frontal* terluka, sel - sel saraf bisa mengembangkan kekuatan supernatural. Siapa tahu, mungkin juga ada Uri Geller** di Korea.”
Namun, Jin Hyuk malah kesal dan berkata Dae Shik merusak suasana. Jin Hyuk pergi dari kedai.
*Lobus Frontal : bagian dari otak yang terletak tepat di belakang dahi seseorang. Diyakini menjadi pembangkit tenaga listrik untuk kepribadian manusia dan emosi. Hal ini juga terkait dengan kreativitas, mobilitas, dan memori.
**Uri Geller : seorang illusionist dan magician Israel.
**Uri Geller : seorang illusionist dan magician Israel.
Kwon Joo juga teringat perkataan Jin Hyuk mengenai kematian ayahnya dan bagaimana dia merasa kasihan kepada Kwon Joo dan betapa memalukan nya Kwon Joo (Jin Hyuk menganggap Kwon Joo memanfaatkan kematian ayahnya untuk membantu Dong Chul karena diberi suap).
Di sudut dinding, kita juga dapat melihat foto tempat terjadinya kecelakaan Kang Gook Hwan (ayahnya). Kwon Joo masih menyelidiki kasus 3 tahun lalu sendirian.
“Tolong selamatkan aku. Anakku menunggu dirumah. Tolong biarkan aku hidup.”
Dan samar - samar kita juga mendengar suara pelaku : “Karena itu, seharusnya kamu jangan bertingkah.”
Kwon Joo kemudian memutar lagi rekaman suara pelaku. Dia terlihat bingung.
Dia kemudian menatap fotonya dan ayahnya dengan seragam kepolisian yang ada dimeja.
“Jangan cemas, Ayah. Aku tidak akan bimbang lagi. Aku akan membuat dia membayar perbuatannya. Bagaimanapun,” janji Kwon Joo di dalam hatinya.
Dong Woo sedang melihat berita penangkapan pelaku Gojeong-dong. Dan melihat ayahnya yang terekam dan dikerumuni wartawan. Di tempat tidur Dong Woo, tertera kalau dia mengidap penyakit chronic immune thrombocytopenia***.
***chronic immune thrombocytopenia : gangguan darah yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang trombosit (kalau di cari di google yang keluar adalah ITP - penyakit ini rentan terjadi pada anak - anak usia 2 -5 tahun dan orang dewasa usia 20 - 50 thn)
***chronic immune thrombocytopenia : gangguan darah yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang trombosit (kalau di cari di google yang keluar adalah ITP - penyakit ini rentan terjadi pada anak - anak usia 2 -5 tahun dan orang dewasa usia 20 - 50 thn)
Jin Hyuk masuk keruangan Dong Woo. Dong Woo menyambutnya dengan antusias dengan senyuman di wajahnya. Dia bahkan memuji Jin Hyuk yang terlihat tampan dan keren di TV. Dong Woo yang melihat wajah Jin Hyuk yang terluka bertanya apakah orang jahat memukul wajah ayahnya? Jin Hyuk tertawa dan mengatakan itu hanya luka tergores ketika mengejar orang jahat. Tidak mungkin ada yang bisa memukulnya karena tinjunya sangat kuat. Mereka berdua terlihat bahagia.
Jin Hyuk kemudian menyerahkan hadiah yang dibelinya untuk Dong Woo. Jin Hyuk bahkan bertanya apa yang anaknya inginkan untuk hadiah ulang tahunnya? Dong Woo berkata tidak ada karena dia tau bahwa ayahnya bekerja keras untuk membayar tagihan rumah sakit. Tapi dia ingin makan makanan masakan ibunya karena masakan yang dimasak neneknya tidak enak. Jin Hyuk menatap anaknya dengan sedih.
“Aku memimpikan ibuku semalam. Dia tersenyum lebar, tapi tampak sangat sedih.”
“Dong Woo, kamu ingat perkataan ayah kepadamu sebelumnya? Ayah menyuruhmu untuk selalu tetap kuat. Jangan cemas. Ayah akan menangkap pria jahat itu apa pun yang terjadi. Lalu ibumu akan tersenyum lebar setiap dia melihatmu. Kamu tahu ayah pria yang tegas. Ayah akan menangkapnya. Benar, bukan?” Dong Woo tersenyum mendengar janji ayahnya.
Jin Hyuk yang sedang bersama Dong Woo kemudian mendapat telepon dari Dae Shik yang memberitahukan bahwa mereka dipindahkan oleh team Sumber Daya Manusia (HRD) ke Pusat Layanan Darurat.
“Sejujurnya, aku tidak bisa melakukan pekerjaan di ruangan lebih dari satu jam karena aku memiliki kesulitan bernapa di ruangan tertutup,” jelas Hyung Ho. Kwon Joo cuma tersenyum mendengarnya.
Kemudian masuk seorang wanita yang langsung duduk di samping Hyung Ho. Dia bertanya apa dia dipanggil? Kwon Joo menjawab "Ya" dan menyuruhnya menunggu sebentar dan kemudian berbicara kepada Hyung Ho.
“Oh Hyung Ho. Umur 29 tahun. Kamu di Divisi Patroli Shinheung di Sungwun. Kamu pernah populer di antara peretas sebagai Pisau Raja selagi belajar di luar negeri dan memenangkan kompetisi. Kamu bekerja sebagai peretas terbaik setelah kembali ke Korea,” ujar Kwon Joo kepada Hyung Ho. Hyung Ho tersenyum bangga karena dia memang terkenal akan hal itu sambil melirik ke wanita yang ada di sebelahnya. Dia juga heran kenapa Kwon Joo bisa tau mengenai hal itu padahal dia tidak memasukkannya ke dalam resume. Kwon Joo tidak menjawab pertanyaan Hyung Ho dan langsung memerintahkannya untuk mulai bekerja hari ini tanpa mempedulikan protes Hyung Ho.
Kwon Joo mulai berbicara kepada wanita di sebelah Hyung Ho.
“Park Eun Soo. Kamu di Divisi Investigasi Kesatuan Internasional Sungwun. Kamu bisa bahasa Inggris, Prancis, Mandarin, Jepang dan Rusia. Apakah itu benar? Kami cenderung mendapatkan banyak telepon dari orang asing.”
“Maaf menyela, tapi aku akan jujur kepadamu. Aku sedang bersiap untuk ujian mendapatkan promosi di team lain. Aku tidak pernah tertarik dengan Pusat Layanan Darurat 112. Akan lebih baik jika kamu mencari orang lain untuk mengisi posisi itu. Aku permisi,” jawab Eun Soo dan langsung beranjak pergi.
“Team Golden Time adalah team yang datang ke TKP sebelum yang lainnya. Ini bukan team pelayanan pelanggan. Kudengar kamu tinggal bersama nenek dan adikmu sepeninggal orang tuamu. Kamu sebaiknya membuat keputusan dengan lebih hati - hati demi nenekmu. Aku akan menunggu teleponmu sampai besok pagi,” ujar Kwon Joo kepada Eun Soo. Eun Soo yang sudah berdiri dan hendak pergi terdiam mendengar perkataan Kwon Joo. Sepertinya perkataan Kwon Joo membuatnya goyah dengan keputusannya.
“Dan Pak Oh, selamat bergabung. Pak Cheon akan memberimu detail tugas dan posisimu,” ujar Kwon Joo kepada Hyung Ho dan beranjak pergi. Hyung Ho langsung bangkit dan bertanya apakah dia tidak punya pilihan. (Lucu lihat karakter Hyung Ho ini).
“Jika kamu menolak untuk bergabung, kamu akan bekerja di Divisi Pelayanan Sipil.” Hyung Ho langsung mengangguk hormat dengan canggung mendengar jawaban Kwon Joo. (itu artinya dia tidak punya pilihan, jika dia menolak dia akan turun divisi. Wkwkwk) Hyung Ho berkata kepada dirinya sendiri akan mencobanya walaupun dia mudah menyerah dan bahkan berkata bahwa Kwon Joo sungguh agresif.
Hyung Ho kemudian berbalik dan berbicara kepada Eun Soo. Dia memuji Eun Soo yang tampak memukau dan cantik. Dia bahkan bertanya bagaimana cara mengatakan “kamu seksi” dalama bahasa Rusia?
“Enyah dari hadapanku sebelum aku menuntutmu atas pelecehan,” jawab Eun Soo. Hyung Ho langsung terdiam.
Pukul 09:20 KST
10 menit sebelum insiden Burim-dong terjadi
Jin Hyuk tiba di kantor polisi dan menelepon Kwon Joo. Dia protes dengan keputusan Kwon Joo yang seenaknya memindahkan dia ke Pusat Layanan Darurat dalam team Golden Time. Dia memerintahkan Kwon Joo tidak kemana - mana, karena dia akan segera tiba menemuinya. Kwon Joo dengan tenang mengatakan bahwa dia adalah Senior Jin Hyuk dalam kepolisian dan memberitahu bahwa meja dan kursinya sudah di siapkan di Unit Kejahatan Serius dan menyuruhnya untuk langsung kesana.
Jin Hyuk sangat kesal dengan perkataan Kwon Joo apalagi ketika teleponnya dimatikan. Dia berjalan di lorong menuju tempat Kwon Joo ketika tiba - tiba sebuah pintu terbuka dan Dae Shik keluar memberitahu bahwa ini adalah ruangan mereka yang baru.
Didalam ruangan tersebut, tertera tulisan Golden Time Team. Pengutus Darurat.
Jin Hyuk melangkah masuk dan memukul tanda nama tersebut dengan kemarahan. Dae Shik bahkan berkata jika dia sudah protes kepada team HRD jika mereka tidak bisa pindah team selama 6 bulan. Dae Shik bahkan memaki Kwon Joo sebagai wanita gila.
Sebagai sahabat Jin Hyuk, emosi Dae Shik menjadi tersulut. Jin Hyuk bahkan mengamuk dan membalik meja. Jin Hyuk ingin menghajar Choong Ki dan Choong Ki pun ingin membalas. Semua anggota yang ada disana berusaha melerai. Gyung Hak pun masuk dan menghentikan mereka.
Gyung Hak kemudian mengajak Jin Hyuk kedalam sebuah ruangan. Dia menegur sikap Jin Hyuk dan heran kenapa Jin Hyuk mau ikut bergabung ke dalam team khusus. Jin Hyuk sendiri pun sudah kesal, dia mengatakan dia sendiri tidak tau dan baru diberitahu tadi malam oleh Dae Shik. Dia sampai teriak - teriak ketika Gyung Hak terus bertanya.
Seorang operator mendapat telepon laporan dari seorang anak kecil yang melaporkan kalau dia di tusuk oleh ibuny. Tapi nomor telepon tersebut tidak memiliki cip USIM. Dia melaporkan hal ini kepada Kwon Joo dan berkata bahwa ini mungkin hanya telepon iseng. Tapi Kwon Joo berkata agar telepon dialihkan kepadanya.
Kwon Joo berbicara kepada sang penelepon. Dan kita melihat seorang anak kecil yang memegang perutnya dengan tangan sepertinya dia terluka. Nafasnya pun tersengal - sengal. Kwon Joo bertanya apa benar jika ibunya yang menusuknya? Anak itu menjawab dengan nafas terputus - putus bahwa iya ibunya menusuknya. Ibunya berusaha membunuhnya dengan menusukkan pisau kepadanya. Kwon Joo mendengar dengan seksama dan menulis di kertas catatanya : “Kita pernah menerima telepon iseng dengan nomor tanpa USIM?” dan mengarahkan memo tersebut kepada anggotanya.
Cheon Sang Pil yang sedang mengajari Hyung Ho mencari informasi di data base dan melaporkan tidak ada catatannya.
Kwon Joo menekan tombol tanda darurat.
Pukul 09:30 KST
“Dalam radius 2 kilometer di Burim-dong 42, seorang anak terluka. Ibunya adalah tersangka. Dia menyebabkan luka pada anak itu dengan sebuah pisau. Kemungkinan besar anak itu mengalami pendarahan hebat. Divisi Patroli Burim dan tim penindakan harus segera berangkat.”
Mendengar laporan dari Kwon Joo, Gyung Hak dan Jin Hyuk keluar dari ruangan. Jin Hyuk mengambil walkie talkie nya dan menghubungi Kwon Joo. Dia marah karena Kwon Joo berani memerintahnya padahal disini sedang kacau karena dia memindahkan Jin Hyuk tanpa persetujuannya.Kwon Joo mengancam akan mencabut lencana polisi Jin Hyuk jika dia tidak berangkat. Jin Hyuk tidak takut dan bahkan bersedia melepaskannya sekarang karena dia tidak sudi bekerja di bawah Kwon Joo.
“Aku yakin kamu lebih tahu dariku. Semakin lama menunggu, anak itu akan semakin dalam bahaya. Kamu pasti tidak mau anak itu mati gara - gara kamu, bukan?” tanya Kwon Joo.
Jin Hyuk kesal dan hendak melempar walkie talkienya. Dae Shik menghentikan Jin Hyuk dan membujuknya untuk pergi kali ini untuk menyelamatkan korban. Jin Hyuk sangat kesal sampai berteriak dengan keras ke arah walkie talkie : HEY!!!!
Kwon Joo bertanya di bagian mana dia di tusuk? Di perut jawab anak itu. Kwon Joo bertanya dimana ibunya sekarang? Anak itu menjawab tidak tahu. Dia hanya mendengar suara ibunya mencarinya. Anak ini terlihat bersembunyi di sebuah tempat yang kecil dan sempit karena dia menelepon dalam keadaan tubuh menghadap ke samping dan menekuk kakinya.
Kita pun melihat rumah dimana korban berada terdapat foto - foto bahagia sebuah keluarga. Yang aneh dari foto keluarga tersebut adalah foto itu dengan anak perempuan sedangkan yang menelpon adalah anak laki - laki. Kemudian kamera beralih memperlihatkan wanita dengan tatapan kemarahan di wajahnya memerintahkan agar anak yang bersembunyi itu keluar. Satu, dua, tiga! Keluar!! Dia menggeledah semua tempat. Anak itu ketakutan dan nafasnya semakin cepat. Kwon Joo mendengar dari telepon suara pelaku yang berteriak. Pelaku (wanita tsb) melihat pintu rumah yang terbuka berubah menjadi panik dan berlari keluar sambil berteriak “Ah Ram - yah!”
“Usiaku tujuh tahun. Son Ah Ram. Aku tidak tahu nama ibuku.”
Kwon Joo kemudian memberitahu identitas Ah Ram yaitu anak laki - laki berusia tujuh tahun bernama Son Ah Ram kepada regunya dan meminta mereka mencari tahu ponsel yang digunakan terdaftar atas nama siapa dan lacak lokasinya.
Kwon Joo kemudian menanyakan dimana lokasi penusukkan? Dibawah pusat jawab Ah Ram.
“Di bawah pusat. Ususnya bisa terluka,” pikir Kwon Joo.
“Ah Ram, dengarkan baik - baik. Jika kamu terlalu banyak berdarah, itu akan menyakitimu. Jadi, aku akan melakukan sulap. Bisakah kamu gunakan telapak tanganmu dan menekan lukanya dengan keras?” instruksi Kwon Joo. Ah Ram mengikuti instruksi Kwon Joo dengan menekan lukanya dengan keras.
Kwon Joo bertanya dimana alamat rumah Ah Ram. Namun, Ah Ram tidak tahu karena dia selalu berada dikamar. Kwon Joo meminta Ah Ram untuk mencoba mengingat apapun. Dan bertanya apa dia melihat sesuatu di luar jendela?
“Aku bisa melihat rumah - rumah. Semuanya tampak sama. Rumah bata merah.”
Kwon Joo memerintahkan Hyung Ho untuk memeriksa rumah - rumah berbata merah dalam radius 2 kilometer di Burim-dong. Sang Pil langsung bertanya kepada Lee Young Jae untuk meminjamkan komputernya untuk Hyung Ho gunakan. Dalam sekejap, Hyung Ho berhasil menemukan lokasinya yaitu Villa Dabok.
Kwon Joo kembali bertanya apakah rumahnya tinggi atau pendek?
“Dibandingkan dengan rumah lain, rumahku lebih kecil. Tapi lebih tinggi dari pepohonan.”
Kwon Joo mulai mencoba untuk melacak lokasinya berdasarkan ciri - ciri yang diberitahu Ah Ram, tetapi Ah Ram memberitahu bahwa dia mengantuk. Kwon Joo memintanya untuk bertahan dan jangan tertidur. Dia bahkan mengajak Ah Ram untuk bercerita lelucon.
Sedangkan Sang Pil belum berhasil memeriksa nomor teleponnya karena nomornya menggunakan USIM.
Kwon Joo memberitahu kemungkinan lokasi korban di Villa Dabok kepada Jin Hyuk dan teamnya. Dia memberitahu bahwa anak itu terluka tusukan di perutnya dan sedang bersembunyi di mesin cuci. Dae Shik mendengarkan dengan seksama didalam mobil menuju arah sana sementara Jin Hyuk tertidur di sampingnya. Dae Shik berkata kepada Jin Hyuk jika anak itu berusia tujuh tahun bukankah dia lebih kecil dari Dong Woo? Hal ini langsung membangunkan Jin Hyuk. Dia menjadi lebih serius.
Sementara pelaku mencari dengan panik di jalanan. Dia berharap agar tidak ketahuan. Dia kemudian mencari di dalam tong sampah. Tiba - tiba dua orang tetangganya muncul dan bertanya kenapa dia tidak menjawab handphone nya? Pelaku tersadar akan ponselnya yang tidak ada. Untuk mengalihkan kecurigaan tetangganya karena dia memeriksa tempat sampah, dia berkata :
“Aku melihat seseorang membuang sampah tanpa memisahkan daur ulang. Aku hanya mengaturnya ulang. Aku tidak tahu ponselku berbunyi. Maafkan aku,” ujar pelaku sambil menundukkan kepala meminta maaf kepada dua orang ahjumma tetangganya tersebut.
“Keluhan?”
“Wanita di unit 104 selalu menggabungkan sampah daur ulang dan kompos. Lihat ini,” ujar ahjumma baju pink sambil menunjukkan kantong sampah dari unit 104 yang di bawanya. “Ada muntahan dan juga pakaian anak - anak bernoda darah.” Ahjumma baju putih menambahkan, “Ada rumor dia memukuli anaknya setiap malam. Kami akan berusaha mengusirnya kali ini. Ikutlah bersama kami.”
Pelaku menolak ajakan para ahjumma. Matanya melirik menatap kantong sampah yang di tunjukkan para ahjumma. Dia terlihat tidak nyaman dan ketakutan. “Aku harus membawa anakku ke dokter hari ini. Maafkan aku,” ujar pelaku sambil menundukkan kepala dan beranjak pergi dari sana. Para ahjumma tidak curiga dan mengira bahwa pelaku adalah orang yang baik dan pemalu walaupun dia tidak pernah datang ke pertemuan warga.
Pelaku pulang kerumah. Dia menggeledah sofa dan melihat di lantai. Dia mencari handphonenya. Dia berusaha menelepon handphone-nya namun tidak dapat terhubung. Pelaku mulai panik dan stress. Pelaku tiba-tiba teringat sesuatu dan menghubungi seseorang.
“Aku sedang bekerja saat anak itu kabur. Kurasa dia kabur dengan membawa ponsel. Bagaimana jika dia melapor polisi?” lapor pelaku kepada orang yang diteleponnya.
Ah Ram terus meminta tolong kepada Kwon Joo. Nafasnya semakin berat. Kwon Joo panik. Jin Hyuk dan Dae Shik sudah sampai di villa Dabok.
Jin Hyuk memerintah anggotanya untuk berpencar karena lokasi yang terlalu besar sedangkan dia dan Dae Shik akan pergi ke kantor keamanan terlebih dahulu. Kwon Joo mendengar semuanya dari walkie talkie dan memberitahu Ah Ram polisi sudah dekat.
Kwon Joo bertanya jika pintu depan terbuka apakah Ah Ram ingat dia berada di lantai berapa?
“Aku tidak ingat. Ruangannya terlalu terang, jadi, aku takut.”
“Terlalu terang?”
“Biasanya dirumah gelap. Jin Gu juga memberitahuku bahwa aku akan kedinginan dan sakit karena di sini gelap.”
“Ah Ram, siapa Jin Gu?”
“Bocah lelaki yang kutemui di sini. Ibu dan ayahku bilang bahwa aku dan adikku terlalu banyak makan sehingga membuat keluarga kami semakin miskin.”
“Apa kamu bersama Jin Gu saat ini?”
“Tidak. Dia selalu sakit, jadi, dia pergi ke rumah neneknya. Kudengar dia tidak mau kembali karena dia menyukai rumah neneknya. Jin Gu memberitahuku bahwa ada gadis lain di sini sebelum aku datang. Tapi dia juga sakit parah, jadi, dia dirawat di rumah sakit.”
“Ah Ram, bisakah kamu memberitahuku apa yang terjadi hari ini?”
Flashback
Pelaku memyuruh Ah Ram untuk mandi karena mereka akan pergi ke waduk hari ini bersama Ayah. Tetapi, pelaku memandikan Ah Ram dengan kasar. Dia memandikan Ah Ram di bathub dan mencelupkan kepala Ah Ram dengan paksa ke dalam air. Ah Ram berkali - kali menaikkan kepalanya dan pelaku terus memaksakan kepala Ah Ram masuk kedalam air.
Pelaku menjadi kesal dan pergi keluar kamar mandi. Ah Ram segera keluar dari bathub. Dia hanya mengenak kaus singlet warna putih dengan celana dalam. Pelaku kemudian masuk lagi ke dalam kamar mandi dan memerintahkan Ah Ram untuk masuk kembali ke dalam bathub. Ah Ram meminta jangan dibunuh dan menuruti pelaku untuk masuk kedalam bathub.
Namun, ternyata pelaku menusuk Ah Ram yang berada di dalam bathub. Ah Ram kemudian mendorong pelaku. Pelaku terjatuh dan kepalanya menabrak pipa wastafel. Pelaku pingsan. Ah Ram berlari keluar dan melihat jendela yang terbuka menyinarkan cahaya terang.
Ah Ram melihat sekeliling dan meraih handphone yang ada di meja makan dan kemudian masuk kedalam ruangan cuci baju dan bersembunyi di dalam mesin cuci.
“Perhatian kepada semuanya. Kasus penganiayaan di villa Burim-dong kini meningkat menjadi kasus pembunuhan. Sepertinya ada anak - anak lain yang dikurung dan disiksa oleh tersangka,” lapor Ah Ram kepada petugas di lokasi.
Jin Hyung dan Dae Shik tiba di kator keamanan. Petugas disana sudah ditelepon dan diberitahu jika ada kasus penyiksaan anak. Jin Hyung langsung to the point bertanya apakah dia dapat mengira siapa kira - kira orangnya. Para ahjumma yang tadi berbicara dengan pelaku lewat dan tanpa sengaja mendengar pertanyaan Jin Hyuk. Mereka segera memberitahu kecurigaan mereka kepada unit apartemen nomor 104, gedung 5. Mereka bahkan menunjukkan sampah yang ada di depan apartemen 104 yang berisi baju yang berdarah. Mereka mengatakan bahwa mereka kesini juga untuk melapor kepada petugas keamanan. Petugas keamanan bahkan menambahkan ketika dia patroli malam, dia melihat wanita di apartemen tersebut memukuli seorang anak dengan buruk.
Jin Hyuk dan Dae Shik kemudian meminta data penghuni dan membacanya.
“Tim Satu. Kami menemukan penghuni yang kemungkinan tersangka. Namanya Hwang Ji Sook, tinggal di Unit 104, Gedung 5. Nomor registrasinya adalah 860714-2364712. Selidiki Hwang Ji Sook. Kami menuju ke sana sekarang.”
Jin Hyuk bergegas pergi kerumah yang kemungkinan adalah tersangka bersama Dae Shik. Kwon Joo yang mendengar laporan Jin Hyuk memerintahkan Ah Ram untuk bertahan karena polisi akan segera tiba. Dia juga menyuruh Ah Ram untuk tidak takut dan jangan bergerak walau mendengar suara.
“Aku mendengar suara xilofon. Setiap ayah pulang, aku mendengar suara xilofon. Lalu ibuku selalu menangis,” lapor Ah Ram.
Kwon Joo juga mendengar suara yang dimaksud Ah Ram. Jin Hyuk dan Dae Shik berlari menuju lokasi.
Pelaku berdiri dengan cemas di ruang tamu apalagi dia mendengar suara sirine mobil polisi. Namun, suara tersebut bukan menuju ke arah rumahnya. Dia melihat dengan takut. Telepon rumahnya berbunyi. Dia melaporkan kepada penelepon kalau dia belum bisa menemukan Ah Ram dan dia juga melihat polisi di depan. Sepertinya anak itu melapor. Pelaku ketakutan jika polisi datang kesini. Entah apa jawaban sang penelepon, karena pelaku berteriak kepada si penelepon jika dia juga merasa kesulitan dan kenapa dia selalu menyalahkannya.
Handphone yang di pegang Ah Ram lepas dari tangannya dan membentur sisi mesin cuci. Kwon Joo dan pelaku mendengarnya. Pelaku melaporkan ke penelepon dia mendengar sesuatu dan mematikan teleponnya. Ah Ram bersembunyi ketakutan.
Pelaku meraih pisau dan berteriak memanggil Ah Ram menyuruhnya keluar karena mereka akan pergi piknik.
Pelaku membuka setiap ruangan mencari Ah Ram. Informasi mengenai terduga tersangka Hwang Ji Sook didapat. Dia bercerai tiga tahun yang lalu dan kini tinggal dengan bocah berusia delapan tahun. Dia pernah dilaporkan atas penyiksaan anak sebelumnya. Divisi patroli di kediaman sebelumnya memberi dia masa percobaan.
Jin Hyuk yang masih belum mencapai lokasi kaget mendengar bahwa anak tersebut berusia delapan tahun padahal korban mengaku berusia tujuh tahun. Begitu juga dengan Kwon Joo. Kwon Joo merasa aneh. Jika dia berusia delapan tahun seharusya dia sudah masuk sekolah dasar, namun Ah Ram mengaku selalu berada dirumah dan tidak pernah keluar melihat cahaya. Namun, Jin Hyuk menganggap mungkin pelapor sedikit bingung dan meminta petugas untuk mencari info tanggal lahirnya sedangkan dia akan memeriksa apartement 104, gedung 5.
Kwon Joo meminta Ah Ram untuk bertahan.
Pukul 09:35 KST. Lima menit setelah insiden Burim-dong terjadi.
Jin Hyuk dan teamnya berhasil tiba di lokasi.
“Tidak! Suaranya bukan berasal dari petikan senar gitar. Itu mungkin bukan sebuah alat musik. Suaranya seperti lonceng yang dibunyikan. Aku belum pernah mendengarnya. Apakah itu?” Kwon Joo berusaha menebak suara yang di dengarnya.
Jin Hyuk sudah berada di depan apartemen. Dari dalam dapat terdengar suara wanita yang berteriak. Jin Hyuk sudah hampir menggenggam hendel pintu. Namun, suara Kwon Joo menghentikannya.
“Detektif Moo. Aku mempunyai firasat aneh. Kurasa tidak ada disana. Tapi aku tidak tahu dimana,” Kwon Joo menyampaikan firasatnya kepada Jin Hyuk.
“Hei. Dengarkan baik - baik. Hanya kamu yang bisa melihat keadaan seutuhnya. Ada wanita yang sedang berteriak di dalam. Tetap tenang sampai kami memeriksa ke dalam.”
Kwon Joo terlihat bimbang. Tapi dia tetap meminta Ah Ram bertahan dan memintanya mengetuk ponsel satu kali jika mendengar suaranya.
Pelaku mulai bingung karena belum menemukan Ah Ram. Pelaku masuk kedalam ruangan Ah Ram berada. Dia mendekati mesin cuci. Ah Ram menahan nafasnya. Pelaku melihat mesin cuci namun tidak membuka tutupnya.
Pelaku keluar dan menutup pintunya kembali. Kwon Joo yang mendengar suara pintu tertutup merasa lega.
Tapi kita kemudian melihat, pintu hendel bergerak turun lagi. Pintu terbuka.
Jin Hyuk menerobos masuk kedalam apartemen. Ternyata yang ada didalamnya adalah seorang wanita yang sedang memukuli pantat anaknya. Dia terlihat kaget melihat orang yang masuk kedalam apartemennya. Jin Hyuk dan Dae Shik sadar mereka telah salah menduga tersangka.
Di tempat Ah Ram, pelaku kembali masuk kedalam ruangan. Matanya mengarah ke bawah, ke arah pipa pembuangan mesin cuci. Terlihat darah yang menetes keluar dari pipa membasahi lantai.
Kwon Joo bertanya pada Ah Ram apakah polisi sudah datang. Tidak ada jawaban. Jin Hyuk melapor jika mereka salah tempat. Kwon Joo memukul mejanya kesal.
Pelaku menghela nafas lega. “Ah Ram kecilku..”
Ah Ram terkesiap mendengar suara pelaku dan membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara. Kwon Joo mendengar semuanya dari telepon.
“Kamu bersembunyi disana. Kamu harus menghampiri ibu.” Mata pelaku berubah menyeramkan. Dia medekat ke mesin cuci dan melihat kedalamnya. Dia melihat Ah Ram. Mesin cuci dibuka.
Kwon Joo mendengar semuanya. Jin Hyuk sekarang berada diluar dan melihat sekeliling berusaha menebak lokasi sebenarnya.
Pelaku meraih Ah Ram dan menariknya keluar. “Ibu maafkan aku,” mohon Ah Ram.
Kwon Joo panik. Jin Hyuk mendengar suara khawatir Kwon Joo.
Pukul 09:40 KST. 10 menit setelah insiden Burim-dong terjadi.
Tags:
Voice
menegangkan,ditunggu lanjutannya...trimakasih.
ReplyDeleteThank u udh mau singgah 😊😊
Delete