So Ra pulang dari tempat kerjanya dengan perasaan dongkol atas tindakan In Sung tadi. Dan di depan kamarnya, dia tanpa sengaja melihat Gong Moo berdiri di sana. Gong Moo tertawa canggung dan berkata dia ketahuan. So Ra melihat ke gagang pintunya dan ada kantong belanjaan berisi kimbab segitiga dan susu pisang tergantung. Kantong yang dia kira selama ini diletakkan oleh In Sung.
Flashback
Gong Moo saat masoh menjadi anggota les, selalu diam-diam memperhatikan So Ra. Dia tersenyum saat melihat So Ra mengajarkan salah seorang temannya.
Gong Moo sedang mengambil makanan di kantin dan tanpa sengaja, dia melihat So Ra yang sedang makan sendirian. Gong Moo tersenyum dan hendak menghampirinya.
Tiba-tiba, In Sung muncul dari arah lain dan duduk di samping So Ra. Gong Moo langsung berbalik dan duduk di meja di depannya, membelakangi mereka. Dia terlihat sedih melihat hubungan So Ra dan In Sung.
Gong Moo, So Ra, In Sung, Ji Sub, dan beberapa teman lain, berkumpul untuk merayakan kelulusan Gong Moo. So Ra berkata kalau mereka pasti akan merindukan Gong Moo nanti. Gong Moo senang mendengarnya dan bertanya apakah So Ra serius? So Ra tidak mendengarnya dan bicara pada In Sung untuk segera lulus. In Sung sambil makan berkata kalau dia pasti akan lulus tahun depan. Gong Moo cemburu melihatnya dan sekaligus sedih. So Ra kemudian berkata lagi kepada Gong Moo kalau dia sangat iri dan jangan pernah datang di kota ini lagi.
Gong Moo sedang mengisi data permintaan tugas dan tempat pertama yang di tulisnya adalah Noryangjin.
Flashback END
So Ra dan Gong Moo duduk di kursi taman. Gong Moo memulai pembicaraan kalau So Ra pasti kaget sekali melihatnya. Gong Moo bahkan menyalahkan dirinya yang bodoh karena bisa ketahuan padahal dia mau pergi diam-diam. So Ra yang memang terkejut menjawab ternyata itu kamu, oppa.
“Aku tau belajar adalah hal terpenting bagimu sekarang. Aku tidak meminta apa-apa darimu. Aku juga tidak melakukan ini karena kamu putus dengan In Sung. Hanya saja.. ini hanya perasaanku,” jelas Gong Moo. “Aku tidak siap untuk ini, jadi, aku tidak tahu harus bilang apa,” lanjut Gong Moo canggung. So Ra sedikit terkejut mendengar pengakuan Gong Moo.
In Sung sedang melihat “Pengumuman Jadwal Ujian Polisi Pamong Praja 2016” dan ternyata jadwalnya masih sebulan lagi. Ponselnya berbunyi dari ibunya.
In Sung ke atap dan berbicara dengan ibunya di telpon. Dia berkata dengan yakin kalau kali ini dia pasti akan lulus. Ibu menyuruhnya jangan bicara omong kosong karena mana pernah In Sung bilang dia akan gagal. In Sung menyakinkan kalau kali ini dia akan jadi polisi. Ibu dengan tidak serius berkata : Baguslah!!
In Sung kemudian sebentar lagi ulang tahun ibunya jadi dia akan pulang untuk menemuinya. Ibu menyuruhnya untuk tidak datang karena pasti sedang sibuk belajar. In Sung menyadari suara aneh ibunya dan bertanya apa ibunya sedang sakit? Ibu menjawab kalau ini karena dia sedang marah dengan ayahnya In Sung. Ibu mulai menjelaskan dan mengomel kalau ayahnya In Sung tidak bisa menghasilkan uang, setidaknya jangan membuat masalah. Ayahnya In Sung bekerja sebagai penjaga pabrik, tapi dia ingin menjilat atasannya dengan membantu mengeluarkan mobil dari parkiran tetapi malah melecetkan mobilnya. Dan itu mobil impor yang sangat mahal.
In Sung menghela napas mendengar cerita ibunya. Dia kemudian mematikan telpon setelah selesai bicara dengan ibunya.
Keesokkan harinya, In Sung makan dengan tidak semangat di kantin. Ji Sub datang menghampiri In Sung dan mengeluarkan sebuah sumpit. Dia menusuk sosis di piring In Sung dan memakannya atas nama persahabatan. Padahal dia memang sedang tidak ada uang untuk beli makanan dan hendak numpang makanan In Sung.
Ji Sub kemudian menyadari wajah muram In Sung dan bertanya apakah ada masalah dengan Tae Yi yang diberikannya pada In Sung? In Sung menggeleng dan menjawab tidak. Ji Sub menyuruhnya untuk jujur karena dia tahu semuanya. Dia bahkan dengan percaya diri berkata : Tanyakan soal obat pada apoteker dan tanyakan wanita pada Jo Ji Sub. In Sung kemudian menjelaskan bukan itu masalahnya, dia hanya butuh uang. In Sung bahkan menanyakan apakah Ji Sub tidak main billiard dengan Katak lagi? Ji Sub menjawab kalau ada gossip kalau In Sung itu ambisius jadi tidak ada yang mau mengajaknya bermain lagi. In Sung menghela nafas kecewa.
Televisi di kantin kampus menayangkan acara kuis dengan hadiah 5.000 dollar. In Sung mendapat ide. Dia pergi mendaftar kuis dan ikut seleksi tahap pertama. In Sung melihat kelas dan tersenyum meremehkan. Jika para peserta mengerjakan dengan serius dan bahkan menyontek orang di sampingnya, In Sung mengerjakan dengan santai dan dalam waktu singkat. Dia bahkan sampai mengantuk menunggu waktu selesai yang masih lama.
Panitia datang dan mengumunkan daftar nama peserta yang hadir. Dia kemudian memanggil nama So In Sung dan memujinya karena mendapat nilai sempurna. Semua peserta langsung bertepuk kagun dan melihatnya. In Sung tertawa sombong.
In Sung, Ji Sub dan Tae Yi berada di toko buku. In Sung sibuk membaca buku sementara Tae Yi sibuk memperhatikan In Sung. Ji Sub menjelaskan kalau acara kuis ‘Youth Quiz King’ adalah acara kuis yang diikuti semua orang terpintar di Korea dan In Sung malah ingin mempermalukan dirinya di depan seluruh negeri. Tae Yi membela dan berkata kalau In Sung sangat keren. Ji Sub bertanya untuk apa mereka membutuhkan uang? Dan karena jawaban In Sung dan Tae Yi yang ambigu, Ji Sub berpikir kalau mereka hendak melakukan aborsi. Tae Yi langsung memukulnya dan berkata pikiran Ji Sub menjijikan.
So Ra sedang belajar di kamarnya dan lagi-lagi hidungnya mimisan. So Ra pergi ke kamar mandi dan mencuci darah serta wajahnya di wastafel. Dia menatap dirinya di cermin sesaat. So Ra kembali ke kamarnya dengan kapas di hidungnya. Ponselnya berbunyi.
So Ra keluar dari goshiwon dan ternyata ada Gong Moo yang menunggu (dia yang telpon). Gong Moo melihiat kapas di hidung So Ra dan kaget. Dia bertanya apa So Ra mimisan. So Ra awalnya bingung dan kemudian menyadari kapas dihidungnya. Dia segera melepasnya dan merapikan poninya dan menjawab dia baik-baik saja. So Ra langsung bertanya kenapa Gong Moo telpon tadi?
Gong Moo dengan terbata-bata menjawab dia libur dan eh… pada akhirnya Gong Moo langsung memberitahu kalau dia ingin mengajak So Ra makan. So Ra menyetujuinya.
Di panggung acara ‘Youth Quiz King’ semua staff sedang bersiap-siap. In Sung terlihat gugup. Karena ini acara langsung, staff berkata jangan sampai ada kesalahan dalam penyiaran kepada rekannya. Tae Yi dan Ji Sub duduk di panggung pendukung. Ji Sub masih yakin kalau In Sung nantinya akan mempermalukan dirinya sendiri,
Gong Moo dan So Ra makan samgyetang. Gong Moo bahkan memberikan paha ayamnya pada So Ra dan menyuruhnya untuk banyak makan karena sudah terlalu kurus. So Ra awalnya menolak karena sudah terlalu banyak tetapi Gong Moo menyakinkannya untuk banyak makan agar bisa bekerja, belajar dan berkencan. Televisi di tempat makan menyiarkan acara Youth Quiz King dan terlihat In Sung sebagai salah satu peserta. Gong Moo melihat tatapan mata So Ra dan terlihat kaget karena ada In Sung sebagai peserta.
Di Youth Quiz King, semua peserta memperkenalkan dirinya dan alasan mereka mengikuti acara ini. In Sung juga awalnya terlalu gugup tetapi akhirnya bisa bicara dengan lancar dan memperkenalkan diri dengan baik. Dia menyebutkan alasannya karena ingin memberikan uangnya kepada ayahnya.
Gong Moo memuji In Sung yang sudah tampak berubah. So Ra mengabaikannya dan terus menatap layar televisi.
Pertanyaan di ajukan dan belum selesai pertanyaan di bacakan In Sung sudah bisa menjawabnya. So Ra melihatnya dan terlihat gugup juga. In Sung terus menerus menjawab pertanyaan yang belum selesai dibacakan dengan tepat sampai kedua peserta lainnya merasa kesal. Tae Yi berteriak kegirangan. Dan akhirnya In Sung menang di acara tersebut dalam waktu singkat. Para staff penyiaran merasa kaget dan kesal karena pesertanya sangat pintar. Dia menyuruh pembawa acara untuk bicara lebih lama.
So Ra terkejut tetapi juga senang dengan kemenangan In Sung. Gong Moo cemburu melihat ekspresi So Ra dan mengalihkan perhatian So Ra dengan menyuruhnya untuk berhenti bekerja paruh waktu dan dia yang akan membiayainya. So Ra kaget mendengarnya.
“Aku sekarang menyatakan perasaanku secara resmi. Aku mungkin menyukaimu lebih dahulu, sebelum In Sung, dan mungkin lebih menyukaimu. Tolong pikirkan baik-baik,” jelas Gong Moo.
In Sung pulang sendiri ke kampung halamannya. Tae Yi yang sebelumnya ingin ikut, membatalkan karena ada acara dengan teman-temannya.
In Sung menyerahkan uang hadiah kemenangan kuis pada ayahnya. Ayah merasa tidak enak tetapi In Sung menyuruh untuk menerimanya. Ibu menyediakan makanan pada In Sung. In Sung memuji kimchi buatan ibunya dan ibunya berkata kalau So Ra juga menyukai kimchinya. Dia bahkan meminta In Sung membawa pulang kimchi untuk diberikan pada So Ra, tetapi In Sung menolak dengan alasan berat.
“Aku masih ingat. Saat kamu SMP, semua orang di kelasmu memutuskan untuk menyontek bersama. Tapi, hanya kamu yang mengatakan, ‘Aku tidak mau menyontek. Aku tidak akan melakukannya.’ Jadi, kamu berada di peringkat terakhir. Ayah banggan sekali padamu saat itu. Untuk selalu jujur,” ujar Ayah.
Ibu memarahi ayah karena bicara hal tidak masuk akal. Sedangkan, In Sung, terhenyak mendengarnya. Ayah tidak peduli dengan omelan ibu dan lanjut berkata : “Harusnya kamu tidak mengejar sesuatu yang bukan di takdirkan untukmu. Jika membuat orang lain menangis, kamu akan menangis darah.”
Ibu menyuruh ayah diam dan bahkan bertanya menyindir kepada Ayah, apa balasan membuat orang lain menangis lebih buruk daripada membuat istri terus menerus menangis? Ayah langsung diam dan melanjutkan minumnya. In Sung terlihat berpikir mengenai perkataan Ayah.
Ibu memperhatikan putranya dan memuji kalau kulit In Sung menjadi lebih putih sekarang. In Sung langsung menegapkan badannya bangga tetapi ternyata ibu melanjutkan perkataannya kalau In Sung terlihat pucat dan sakit. In Sung kaget mendengarnya. Dan ibu juga bertanya dimana kacamatanya? Apa In Sung memecahkannya lagi dan tidak punya uang untuk menggantinya karena ayahnya? In Sung panik dan langsung membantahnya, dia membuat alasan kalau dia memakai contact lens. Ibu melihat lagi dan menyadari celana yang In Sung pakai robek di bagian lutut (padahal itu mode). Karena hal itu mengira kalau hidup In Sung pasti sulit di luar sana dan menangis minta maaf.
Ibu mengantar In Sung ke terminal bus. Ibu telah menjahit bagian lutut celana yang robek dengan kain perca berwarna merah. Ibu menasehati In Sung walaupun keadaannya sulit jangan pernah memakai celana seperti itu lagi. Ibu merapikan baju In Sung dan berkata kalau dulu In Sung terkenal berpakaian paling rapi di kota mereka. In Sung cuma tersenyum.
Ibu juga memberikan sebuah bungkusan berisi minuman sikhye (beras manis) kepada In Sung untuk diberikan kepada So Ra. Ibu memberikannya karena dia tahu So Ra menyukainya. In Sung menolak membawanya tetapi ibu tidak peduli dengan penolakkannya. Ibu juga bercerita kalau ayah sebelumnya malu sekali dan tidak ingin berkerja lagi tetapi karena In Sung, ayah menjadi ceria dan bekerja hari ini. Ibu meminta In Sung jangan khawatir, belajarlah dengan diat dan bersikap baik kepada So Ra.
“Dia mengirimi ibu celana penghangat untuk ulang tahun ibu. Apa itu sebelum ujian? Kamu membawanya ke rumah di hari ulang tahun ibu, ingat? Dia memberi ibu hadiah seperti ini, dan berkata, ‘Ibu, aku tidak akan melupakan ulang tahun Ibu.’ Dia menepati janjinya, setiap tahun. Dia juga tidak boros. Dia sangat hemat. Ibu pikir kamu akan mengajaknya bersamamu,” cerita Ibu bahagia.
In Sung terlihat sedih melihat Ibu yang sangat menyukai So Ra. Ibu bahkan menyarankan jika salah satu mereka sudah lulu, sebaiknya langsung menikah. Mereka bisa menggabungkan biaya pernikahan. Tepat saat itu, supir memberitahu kalau bus akan berangkat. In Sung langsung pamit naik ke bus. Ibu melambai sedih kepada putranya tersebut.
Di perjalanan pulang, In Sung melihat bungkusan yang diberikan Ibu dengan sedih. Dia teringat saat dulu, dia membawa So Ra bertemu dengan ibunya dan So Ra menasehatinya dalam perjalanan pulang untuk bersikap baik pada Ibunya tersebut. Saat itu, In Sung menjawab kalau semua ibu pasti baik tetapi So Ra membantah kalau ibunya tidak seperti itu. So Ra bahkan berkata kalau dia ingin ibu In Sung menjadi ibunya. In Sung berpikir kalau bergitu So Ra ingin ibunya menjadi ibu mertua So Ra? Apakah So Ra melamarnya? So Ra membenarkan asal In Sung bersikap baik padanya. Mereka kemudian tertawa bahagia.
In Sung sampai di goshiwon. Dia lewat depan kamar So Ra dan hendak mengetuk pintu kamarnya untuk memberikan sikhye ibunya, tetapi dia mengurungkannya. In Sung sudah berganti baju dan menyimpan sikhye di kulkas. Dia kembali ke kamarnya, tetapi di depan pintu, indranya seperti merasakan sesuatu.
Dia membuka pintu kamar So Ra dan ternyata tidak terkunci. So Ra terbaring dengan banyak keringat di tempat tidur. In Sung panik dan membangunkan So Ra tetapi tidak ada respon. In Sung menggendong So Ra di punggungnya dan menghentikan taksi tetapi tidak ada yang mau berhenti. Tiba-tiba, tangan So Ra yang saling terkait, terlepas dan terkulai lemas. In Sung kaget melihatnya dan memanggil So Ra tetapi tetap tidak ada respon. In Sung memutuskan untuk berlari sambil menggendong So Ra.
Gong Moo di kantornya, berusaha menelpon So Ra tetapi tidak di angkat. Gong Moo merasa cemas. Ponsel So Ra ada di atas meja kamarnya.
In Sung tiba di rumah sakit dan berteriak memanggil dokter. So Ra terbaring dan sudah sadar. Dia melihat In Sung dan bertanya dengan suara lemah, dimana dia? In Sung yang duduk dengan cemas, senang melihat So Ra sadar dan berkata mereka di rumah sakit. So Ra dengan bingung bertanya kenapa? Dan dia hendak bangkit karena ingat harus bekerja. In Sung menghampiri dan menahan tubuh So Ra untuk tidur lagi. Dia menjelaskan kalau So Ra kelelahan dan kurang gizi. Dia harus menghabiskan infusnya dulu dan beristirahat. So Ra tidak peduli dan tidak mau di pecat dari pekerjaannya kalau tidak datang.
In Sung kesal dan bertanya kenapa So Ra sampai bisa kekurangan gizi? Dia juga mengatakan kalau dokter berkata mungkin itu sebabnya, So Ra selalu mimisan. In Sung menyuruh So Ra untuk tidak keras kepala dan kembali tidur. So Ra melepaskan tangan In Sung dan berkata kalau mendapatkan pekerjaan itu sulit jadi dia harus pergi.
In Sung menghela nafas kesal. So Ra hendak turun dari kasur tetapi kepalanya sakit. So Ra kembali pingsan. In Sung membaringkannya.
Hari sudah malam dan So Ra baru sadar. Dia terlonjak kaget melihat jam menunjukkan pukul 20:00. So Ra pergi ke tempat kerjanya dan meminta maaf. Manager memberi tanda diam dan terlihat In Sung yang sedang memainkan piano dengan indah dan lincah. Para pengunjung bahkan sampai terkesima. Begitu pula dengan So Ra.
Permainan piano selesai. Semua pengunjung bertepuk tangan dan bahkan sampai berdiri. Manager juga memberi tanda jempol kepada So Ra. So Ra tersenyum bangga. In Sung melihat So Ra dan memberi tanda peace. So Ra tertawa.
In Sung dan So Ra berjalan pulang. In Sung mengomeli So Ra karena dulu sering mengomelinya untuk menjaga diri tetapi malah sekarang So Ra yang tidak bisa menjaga diri. So Ra menyuruh In Sung untuk tidak membuatnya merasa bersalah karena dia tidak akan berterimakasih. So Ra kemudian bertanya kepada In Sung kenapa membawanya ke rumah sakit? Hal itu menghabiskan uang. In Sung menjawab kalau dia bukannya ingin membuat So Ra merasa bersalah, hanya saja, dulu setiap dia sakit, So Ra lah yang merawatnya. Mereka sudah bicara dengan santai.
So Ra bertanya apakah dari dulu In Sung pandai bermain piano? In Sung dengan canggung membenarkan. So Ra kembali bertanya kenapa In Sung tidak pernah memberitahunya? In Sung menjawab karena So Ra tidak pernah menjawab. So Ra kemudian berterimakasih karena In Sung, dia tidak jadi di pecat. In Sung kemudian menyuruh So Ra mentraktirnya makan mie? So Ra setuju.
So Ra dan In Sung pulang. Ada Tae Yi yang sudah menunggu In Sung di depan goshiwon. Dia bertanya kenapa In Sung tidak mengangkat telponnya? In Sung dengan gugup berkata bukan tidak mengangkatnya tetapi baterainya habis. Tae Yi kemudian melihat So Ra yang berada di belakang In Sung dan bertanya dengan nada cemburu kepada In Sung, siapa So Ra dan kenapa mereka berbicara sambil tertawa? In Sung berkata kalau So Ra adalah tetangga. Tae Yi percaya dan dengan gembira kemudian menunjukkan kaus couple yang dibelinya untuk In Sung.
Gong Moo muncul dan memanggil So Ra. Dia bertanya keadaan So Ra dan So Ra menjawab dia baik-baik saja. Gong Moo kemudian berkata kepada In Sung, kalau dia mendengar manajer mengatakan In Sung yang membawa So Ra ke rumah sakit. Dia mengucapkan terimakasih kepada In Sung. In Sung dengan canggung menjawab Ya. Tae Yi memperhatikannya.
Gong Moo bertanya apakah So Ra sudah makan? So Ra terlihat berpikir dan menolaknya dengan alasan dia tidak berselera. Gong Moo menyuruh So Ra untuk makan karena dia sedang sakit. In Sung memperhatikan mereka dengan sedih / cemburu. Tae Yi sepertinya menyadari karena dia langsung mengajak In Sung pergi ke suatu tempat untuk mencoba baju couple yang dibelinya. In Sung setuju.
In Sung dan Tae Yi melewati So Ra dan Gong Moo. In Sung melirik So Ra dalam diam dan sedih. So Ra juga melihatnya dengan sedih.
Tags:
Romance Full of Life
suka sama sinopsisnya.. mudah di mengerti sampe bisa kebayang padahal cuma baca sinopsisnya.. makasih udah buat sinopsisnya yaaa...
ReplyDelete