Sinopsis Drama Korea : VOICE Episode 16 - END

Content and Images by Copyrights OCN





Jin Hyuk dan Kwon Joo keluar dari mobil. Perlahan mereka mengintip melalui celah-celah pohon. Kwon Joo ingat kalau mobil yang terpakir di depan villa adalah mobil yang digunakan Tae Gu saat datang ke Fantasia. Dia memberitahu Jin Hyuk kalau dia yakin itu mobil milik Mo Tae Gu.


Perlahan mereka memasuki villa. Mereka tidak menyadari CCTV yang terpasang di pintu masuk villa.



Jin Hyuk dan Kwon Joo dengan pistol di tangannya waspada melihat sekeliling. Mereka melihat ada bercak darah di lantai. Jin Hyuk meyentuh bekas darah di lantai. Masih basah dan lembab. Bercak darahnya masih segar. “Dia baru saja membawa seseorang kesini.” Tae Gu dan Kwon Joo memandang bangunan tersebut.





Dae Shik sudah sadar. Nafasnya ketakutan melihat bercak darah di sekitarnya. Tae Gu menghidupkan lampu. Dan terlihat, Dae Shik berlutut di tengah ruangan tersebut tanpa mengenakan pakaian atas. Dia terikat. Dan banyak bercak darah di ruangan tersebut. Kondisi Dae Shik sangat mengerikan. Wajahnya terluka. Dae Shik semakin ketakutan ketika melihat banyak bola besi di sana.

“Kau bajingan,” ujar Tae Gu dengan menggertakkan rahangnya. Nafas Dae Shik memburu ketakutan.


Tae Gu memilih sebuah bola besi dan berbalik menghadap Dae Shik. Dia bertanya dengan dingin, “Bagaimana kau mau mati?” Dae Shik memohon pada Tae Gu agar tidak dibunuh.


Kwon Joo memberitahu pada Jin Hyuk kalau dia berbicara dengan Petugas Oh melalui telepon dan sepertinya dia tahu apa yang terjadi 25tahun lalu.  

Flashback



Hyun Ho ternyata sempat menghubungi Kwon Joo dan memberitahu kalau dugaan Kwon Joo benar. Dia sudah menanyai pensiunan polisi dan pada 01 Januari 1992, seorang wanita yang tinggal di 190 Sungwun Beach datang ke kantor dengan bertelanjang kaki dan mengatakan suaminya membunuh seseorang. Lalu suaminya datang dan mengatakan bahwa isterinya hanya berhalusinasi karena meminum obat tidur dan membawanya pulang. Suami wanita itu adalah Mo Gi Beom.


Hyun Ho bahkan sudah memeriksa semua laporan pembunuhan, kasus orang hilang, dan jejak jenazah dirumah itu. CEO Transportasi Jungnam Park Jung Nam, ditemukan meninggal pada 04 Januari 1992 setelah tertangkap oleh jaring nelayan. Mereka menutup kasus dan menyatakan bahwa itu adalah kasus kecelakaan.  

Flashback END

“Kurasa Mo Tae Gu dan Ibunya menyaksikan pembunuhan Park Jung Nam. Saat aku mencarinya, Sungwun Express dan Transportasi Jungnam berkembang pesat menjadi perusahaan besar. Saat prosesnya, CEO Park tidak menyetujuinya. Dia diancam dan dibunuh. Dia dibunuh saat isteri dan anah Mo Gi Beom datang ke villa itu,” simpul Kwon Joo.

Flashback


Saat Tae Gu mengajak ibunya ke pantai, ternyata ibunya membawanya ke villa mereka yang berada di tepi pantai. Mereka mengira villa itu kosong karena Presdir berkata dia sedang ke luar negeri.

Mereka masuk ke villa. Tae Gu langsung berkeliling. Sementara, Ibunya kaget karena di kursi ruang tamu terdapat sebuah jaket.

Tae Gu ternyata masuk ke tangga bawah tanah.



Di ruangan bawah tanah, Presdir sedang melihat ayah Sang Tae yang menyiksa Park Jung Nam. Dia duduk dan melihat dengan santai.

Tae Gu mendengar suara ribut-ribut dan penasaran sehingga melangkah turun.


Park Jung Nam yang sudah terluka parah, masih sempat mengutuk Presdir. Presdir tertawa dan bangkit menghampirinya.

“Mengapa kau mencuri rute bus didepan mataku? Kaupikir aku takut? Kuperingati kau. Kau harus mendengarkanku.”

Dia menyuruh ayah Sang Tae untuk terus memukul Jung Nam. Tae Gu sampai di bawah. Jung Nam sudah sangat parah kondisinya.

“Orang-orang akan memperhatikanmu dan keturunanmu. Bahkan anakmu akan terkutuk selamanya,” kutuk Jung Nam.


Presdir marah dan menendang kepala Jung Nam. Dia merasa sangat emosi dan menusuk Jung Nam dengan pisaunya hingga darah Jung Nam terciprat ke arah Presdir. Dia tewas.

Dan … Tae Gu ada disana. Dia menyaksikan semuanya. Dia berdiri kaku. Ibunya turun dan memanggil Tae Gu. Presdir melihat Tae Gu dan berteriak memarahinya kenapa dia disni?




Tae Gu mundur ketakutan. Presdir berteriak menyuruh Tae Gu untuk pergi. Ibu tiba saat itu dan memegang Tae Gu dari belakang. Ibu juga kaget dengan apa yang dilihatnya.

“Jika asumsiku benar, sifat psikopat Tae Gu tumbuh sejak saat itu.”

Ibu menutup mata Tae Gu agar tidak melihat hal itu. Tetapi, jari Ibu tidak menutup dengan sempurna mata Tae Gu kecil.

Flashback END

“Yang membuat Mo Tae Gu menjadi seorang monster adalah ayahnya sendiri, Mo Gi Beom,” akhir penjelasan Kwon Joo.

Tae Gu membawa bola besi dan mendekati Dae Shik. Dae Shik mundur ketakutan tetapi Tae Gu menghampirinya terus dan berkata kalau rahasia seharusnya tetap tertutup dan kejujuran akan selalu membahayakan jika terbongkar.


Dia menunduk di depan Dae Shik. “Kau tahu bagaimana manusia menjadi sempurna?” tanya Tae Gu. Dia kemudian menjatuhkan bola besinya ke lantai. Dan mengeluarkan pisau cluritnya dari saku bajunya. Dia melukai tangannya sendiri dengan pisau itu. “Melalui rasa sakit.”


Tae Gu menjatuhkan pisaunya dan mengambil kembali bola besinya. Dalam sepersekian detik, bola itu sudah menghantam kepala Dae Shik. Dae Shik terjatuh lemas.



“Mo Gi Beom merasa bersalah pada anaknya, jadi, dia menutupi semua perbuatan keji anaknya,” ujar Kwon Joo. Mereka masih berada di luar rumah dan membahas hal tersebut tanpa menyadari waktu mereka membicarakan semua hal itu, Dae Shik telah berada di ambang maut.


Akhirnya, mereka pun melangkah masuk ke dalam rumah dengan pistol ditangan. Mereka melihat kunci keamanan yang terpasang di pintu yang sangat canggih. Jin Hyuk berkata kepada Kwon Joo kalau sisterm keamanannya tidak main-main. Jin Hyuk kemudian mulai mengeluarkan peralatan yang dia punya dan membongkar pintu masuk agar terbuka. Berhasil! Mereka sudah berhasil masuk ke dalam.


Tae Gu memeriksa kantong celana Tae Gu dan menemukan kunci ruangan milik Sang Tae.  

Tubuh Dae Shik bergetar. Mungkin, akibat pukulan di kepalanya. Dia memanggil Tae Gu dan dengan sisa kekuatan berkata : “Biarkan akau bertanya, brengsek. Apa kau membunuh semua orang miskin itu disini?”

“Apa kau penasaran? Kau akan dihukum setelah mati,” jawab Tae Gu dan menghantamkan bola besinya sekali lagi kepada Dae Shik. Terus menerus.



Jin Hyuk dan Kwon Joo masih memeriksa isi rumah. Mereka menyalakan lampu. Kosong! Di dalam rumah terdapat banyak CCTV.

Tae Gu melihat Dae Shik yang sudah tidak bergerak. Dia menggoyangkan tubuh Dae Shik dengan kakinya tetapi tidak ada respon. Tae Gu melepaskan bola besinya dan pergi.

Ketika dia melewati mejanya yang ternyata terdapat layar komputer yang terhubung ke CCTV. Dia berhenti. Dia kaget karena dilayar terdapat Kwon Joo dan Jin Hyuk.

“Bagaimana bisa mereka menemukanku?” tanya Tae Gu pada dirinya sendiri. “Apa Kang Kwon Joo mengetahuinya?” Tae Gu tertawa senang. “Aku baru saja ingin mengundangmu.”


Jin Hyuk memberitahu hasil pencariannya yang tidak ada apa-apa, begitu pula denga Kwon Joo. Mereka bingung padahal mobilnya ada disini. Jin Hyuk yakin kalau Tae Gu ingin bermain-main dengan mereka dan pasti sedang melihat mereka di suatu tempat.


Tae Gu melihat semuanya dari CCTV. Dia menekan tombol keyboard yang terhubung ke suatu tempat dan … lampu di villa langsung mati.

Kwon Joo dan Jin Hyuk semakin yakin kalau Tae Gu ada disana dan tau mereka berada disini. Kwon Joo menyarankan untuk menelpon meminta bantuan. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat kalau tidak ada jaringan. Dan radio juga tidak bisa dipakai. Jin Hyuk yakin kalau disana ada sesuatu seperti pemantul elektromagnetik.


Tae Gu kembali menekan tombol keyboardnya dan… terdengar suara ribut. Kwon Joo dan Jin Hyuk mencoba membuka pintu dan jendela tetapi semuanya terkunci.

Tae Gu tertawa senang diruangannya.

Kwon Joo merasa heran karena tadi tidak menemukan tangga menuju ruang bawah tanah yang dia lihat di peta (blueprint) villa ini. Jin Hyuk baru tahu ada ruang bawah tanah. Mereka mendengar suara dari arah atas dan dengan pistol di tanggan menuju ke atas. (sebenarnya, mereka itu buang-buang waktu. Masa dari tadi tidak ada meriksa ke atas sih?)

Tae Gu menahan tawanya mendengar suara tersebut.


Mereka tiba di lantai atas dan menuju sumber suara. Mereka masuk ke sebuah ruangan. Itu adalah kamar mandi. Dan didalam bathub ada sesuatu yang ditutup kain.

Jin Hyuk sedikit ragu untuk membukanya. Dia takut kalau itu adalah tubuh Dae Shik. Kwon Joo-lah yang menyibak kain tersebut. Mayat Madam Jang yang dibungkus plastik. Mereka kaget melihatnya.

Kwon Joo melihat sekeliling ruangan. Dan terlihat ada sebuah ponsel yang terletak disana yang sedang memutar rekaman suara teriakan dari sebuah film. Itulah suara yang tadi mereka dengar.

“Tidak heran bila terdengar aneh. Aku tidak tahu karena volumenya,” ujar Kwon Joo.


Dan Tae Gu terus memperhatikannya dari ruangannya. “Apa sekarang waktunya mengundang tamu kita?”

Tae Gu menghampiri tubuh Dae Shik. Dia mengambil bola besinya. Dan menimbulkan suara kecil ketika mengangkat bola besi itu.


Kwon Joo menangkap suara itu dan memberitahunya pada Jin Hyuk. Mereka segera menuju sumber suara yang berasal dari ruang bawah tanah.


Hyun Ho sedang bekerja kelas untuk melacak ponsel Kwon Joo dan Jin Hyuk. Dia merasa frustasi karena tidak bisa mendapatkan sinyalnya. Dia yakin telah terjadi sesuatu.




Kwon Joo mengarahkan Jin Hyuk ke suara yang didengarnya. Mereka menemukan sebuah dinding yang ternyata adalah pintu menuju ruang bawah tanah. Mereka berjalan cepat menuruni tangga dan melihat di ujung tangga, ada sebuah pintu yang terbuka. Jin Hyuk menyuruh Kwon Joo untuk berhati-hati karena sepertinya merupakan jebakan untuk mereka.


Di dekat pintu, mereka melihat tubuh Dae Shik yang terkapar di lantai. Jin Hyuk segera masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Dae Shik. Kwon Joo menyadari kalau semua itu adalah jebakan dan berteriak memberitahu Jin Hyuk.



Terlambat!! Tae Gu sudah keburu menyerang Kwon Joo dengan memukul kepalanya menggunakan senapan panjang. Jin Hyuk berbalik dan mengarahkan pistol ke Tae Gu tetapi Tae Gu juga mengarahkan senapannya ke Jin Hyuk.  





Mereka saling menodong dan Kwon Joo dijadikan sandera. Kwon Joo menyebut Tae Gu sebagai psikopat dan sakit jiwa. Tetapi Tae Gu menyangkalnya dan berkata kalau dia berada di level yang berbeda dengan mereka semua.

Tae Gu menembakkan senapannya kepada Jin Hyuk. Untunglah, Jin Hyuk sigap dan dapat mengelak. Dia balas menembak Tae Gu dan mengenainya.


Merasa sudah terdesak, Tae Gu segera melarikan diri. Jin Hyuk mengejarnya tetapi sebelumnya menanyakan kondisi Kwon Joo. Dia meminta Kwon Joo untuk membawa Dae Shik. Jin Hyuk mengejar Tae Gu sementara Kwon Joo melihat kondisi Dae Shik dan berusaha membangunkannya.



Tae Gu dan Jin Hyuk saling tembak-menembak dalam rumah.

Kwon Joo yang melihat tidak ada respon dari Dae Shik, melihat sekeliling. Dia melihat ada komputer di ruangan tersebut dan di samping komputer ada sebuah tombol merah. Kwon Joo mematikan tombol tersebut dan membuat gelombang pemantul elektromagnetik menghilang. Setelah itu, Kwon Joo segera menghubungi Hyun Ho.  



Hyun Ho menanyakan kondisi Kwon Joo tetapi Kwon Joo tidak menjawabnya dan hanya memberitahu lokasinya dan bahwa mereka telah menangkap basah Tae Gu. Dia juga minta dikirimkan bantuan. Dia memberitahu kalau Dae Shik terluka parah dan Tae Gu serta Jin Hyuk sedang berkelahi.

Hyun Ho menyalakan code zero dan memberitahu kondisi di TKP berserta alamatnya.





Tae Gu dan Jin Hyuk masih terus saling mengejar dan menembak. Jin Hyuk berkata kalau hari ini dia akan mengakap Tae Gu sendiri dengan tangannya karena sudah membunuh isterinya. Tae Gu tertawa dan berkata kalau pembunuhan isterinnya tidak dapat terungkap karena teman baik Jin Hyuk sendiri yaitu Shim Dae Shik.Jin Hyuk marah dan menyuruh Tae Gu untuk tidak menyebutkan nama adiknya, Dae Shik, dengan mulutnya itu. Mereka mulai saling menyerang lagi.




Tae Gu berlari keluar rumah. Jin Hyuk mengejarnya. Tae Gu sudah berada di halaman. Dia menunggu Jin Hyuk keluar. Mereka saling menondong pistol. Team bantuan tiba saat itu dan langsung mengepung Tae Gu. Semuanya menondongkan pistol ke arah Tae Gu.



Tae Gu sudah terdesak. Dia perlahan menurunkan senapannya. Jin Hyuk berteriak menyuruhnya jangan meletakkan senapanya itu.

"Ada apa? Apa kau tiba-tiba takut mati? Naikkan senjatamu, bajingan!!” teriak Jin Hyuk dan menembak di dekat kaki Tae Gu.

Semua polisi hendak mendekati Jin Hyuk dan menghentikannya. Jin Hyuk mengarahkan pistolnya ke mereka semua dan menyuruh mereka untuk tidak mendekat. Dia menyuruh Tae Gu mengangkat senjatanya. Tetapi, Tae Gu malah mengangkat kedua tangannya. Seolah dia sudah menyerah dan siap ditangkap.

Jin Hyuk dengan kemarahan tetap menyuruh Tae Gu untuk mengangkat senjatanya. Para polisi sudah memborgol tangan Tae Gu. Tae Gu tersenyum melihat kemarahan Jin Hyuk. Gyung Hak meminta Jin Hyuk untuk tenang. Tetapi Jin Hyuk untuk tidak mendekat dan dia akan melepas lencana polisinya asal bisa membunuh Tae Gu.




Tae Gu malah semakin senang mempermainkan Jin Hyuk. Dia tersenyum seolah menandakan pada akhirnya Jin Hyuk tidak bisa menangkapnya sendiri. Gyung Hak menenangkan Jin Hyuk. Tae Gu terus memprovokasi dengan menggerakkan mulutnya tanpa suara, menyuruh Jin Hyuk untuk menembaknya.

Gyung Hak mendekat dan dengan perlahan menurunkan pistol Jin Hyuk. Tae Gu dibawa pergi oleh petugas. Tapi sebelum pergi dia masih bisa tersenyum menghina Jin Hyuk.




Dae Shik di bawa keluar oleh para petugas ambulans ditemani oleh Kwon Joo. Jin Hyuk melihat kondisi Dae Shik yang sangat memprihatinkan. Kwon Joo memberitahu kalau wajah dan kepala Dae Shik luka parah dan dia akan dikirim ke rumah sakit untuk menjalani operasi syaraf. Jin Hyuk berusaha menahan air matanya dan menyuruh mereka untuk membawa Dae Shik.

01 : 40 KST

4jam setelah percobaan pembunuhan kepada Det. Shim Dae Shik
Jin Hyuk melapor ke kantor kalau pelaku Mo Tae Gu sudah berhasil ditangkap. Tetapi, dia mengalami luka selama proses penangkapan dan akan dibawa terlebih dahulu ke RS Surim untuk pengobatan.



Tae Gu dibawa masuk ke ambulans. Tangannya terluka akibat tembak menembak tadi. Gyung Hak dan Jin Hyuk menyuruh mereka membawa Tae Gu secepat mungkin sebelum dia tersadar dari anestesinya. Polisi masuk ke dalam ambulans untuk memantau proses pembawaan pelaku ke RS. Dan di tengah kondisinya, Tae Gu masih bisa tertawa.


Presdir sudah mendapat laporan kalau Tae Gu tertangkap di villa dan lengannya terluka tembak selama baku tembak. Sekretaris (yg ternyata berada di sekitar lokasi) juga melapor kalau Tae Gu sepertinya akan dibawa ke RS Surim. Presdir memerintahkan kalau mereka harus memindahkan Tae Gu ke rumah sakit lain.

Presdir panik. Dia segera menghubungi Direktur Pyo. Dia mengingatkan kalau Dir. Pyo memiliki hutang nyawa dengannya dan dia meminta Dir. Pyo untuk membayarnya sekarang. Dia memberitahu kalau Tae Gu sudah dijebak dan Dir.Pyo mengerti. Dia berkata kalau dia hanya bisa membawa Tae Gu keluar dari rumah sakit dan sisanya, Presdir yang menyelesaikan.

“Jika kau membawanya tanpa luka sedikitpun, RS Sungwun akan menjadi milikmu. Ingat itu baik-baik,” janji Presdir.




Berita mengenai pembunuhan yang dilakukan CEO Mo Tae Gu, anak dari Presdir Mo Gi Beom sudah tersebar. Para forensik sedang mengambil bukti DNA dan para reporter datang ke villa untuk meliput.


Komisaris Bae pusing dengan semua pemberitaan tersebut. Anak buahnya masuk (yang menjaga pintu depan ruangan Komisaris Bae - resepsionis gitu), berkata : “Mo Tae Gu layaknya sebuah bom dan akan meledak kapan saja. Dia sudah tidak bisa lagi Anda tangani. Jik Anda terus melindungi Presdir Mo, Anda tidak akan bisa menghindari kritik masyarakat.”

Komisaris bertanya apakah ada jalan keluar? Anak buahnya menjawab sepertinya akan sulit untuk mencari jalan keluarnya dan bahkan jika mereka memilih diam itu akan percuma. Komisaris menghentikan perkataan anak buahnya dan memberi tanda agar dia keluar.

“Aku menuju ke puncak dengan waktu seumur hidupku, namun jatuh seperti ini hanya butuh beberapa detik. Aku seharusnya mendengar ‘Anjing Gila’ itu.”




Ambulans yang membawa Tae Gu masih dalam perjalanan ke RS Surim. Seorang petugas ambulans, memegang tangan Tae Gu seolah mengecek denyut nadi dan membalut luka Tae Gu. Dia melihat ke belakang, ke arah polisi dan merasa aman. Dia mendekat ke telinga Tae Gu dan berbisik kalau dia merupakan orang yang dikirim Presdir.


Jin Hyuk di mobil bersama Kwon Joo sedang menuju RS Surim juga. Dia mendapat laporan dari petugas di polisi kalau kondisi Tae Gu tiba-tiba aneh dan harus dibawa ke rumah sakit terdekat. Jin Hyuk berteriak kalau kondisi Tae Gu sebelumnya baik-baik saja.

Kwon Joo bingung mendengar kondisi Tae Gu juga. Jin Hyuk berpikir dan tahu kalau RS terdekat adalah RS Sungwun. Dia tahu ada yang tidak beres. Dia menelpon Gyung Hak dan mengemukakan bahwa sepertinya Tae Gu memalsukan kondisi dan dia akan pergi ke RS Sungwun terlebih dahulu. Gyung Hak mengerti. Dia memberitahu Joong Ki yang sedang menyetir kalau mereka akan pergi ke Sungwum Express untuk menyelesaikan semuanya. Joong KI setuju. Gyung Hak berkata bahwa hanya tinggal waktu bagi Presdir untuk kehilangan semuanya dan mereka harus bergerak cepat.



Dan, ternyata benar. Tae Gu dibawa ke RS Sungwun. Direktur Pyo yang menerimanya dan bertanya pada petugas apa yang terjadi. Petugas polisi memberitahu kalau Tae Gu tertembak dan sepertinya sangat kesakitan. Direktur Pyo segera memberi arah agar Tae Gu dibawa ke ruang operasi. Para polisi berjaga didepan.

Mereka melapor pada Jin Hyuk kalau Tae Gu sedang berada di ruang perawatan. Dan mereka akan terus menunggu. Jin Hyuk mengerti.


Di ruang operasi, Dir. Pyo memberitahu Tae Gu kalau dia dikirim oleh Presdir. Dia menyuruh Tae Gu untuk membuka mulutnya. Dia memasukkan sesuatu yang dibungkus kain kecil dan memasukkannya ke dalam mulut Tae Gu.

“Letakkan kapas dengan biji safflower dimulut Anda. Kami akan mengatakan pada mereka bahwa Anda bunuh diri dengan sianida. Dan itu harus tercium seperti bau sianida,” jelas Dir. Pyo.



Dir. Pyo kemudian memerintah anak buahnya untuk mempersiapkan operasi dan bersiap untuk pertukaran. Mereka mulai melakukan tindakan menghentikan pernapasan dengan menurunkan suhu tubuh pasien. Perlahan, mata Tae Gu semakin redup. Dan tanda monitor jantung, menunjukkan tanda garis lurus.

Jin Hyuk dan Kwon Joo sudah tiba di basement. Mereka sedang menaiki lift menuju ke atas. Jin Hyuk menghubungi petugas dan bertanya kondisi Tae Gu. Petugas memberitahu kalau Tae Gu sedang menjalani perawatan.



Dir. Pyo keluar dengan panik. Dia memberitahu kalau pasien (Tae Gu) sepertinya menelan sianida saat perawatan. Dia meminta petugas mengikutinya. Mereka dibawah ke tubuh Tae Gu. Petugas memeriksan nafasnya dan yakin Tae Gu sudah tewas.

Dir. Pyo berkata kalau mereka akan segera memindahkan mayat Tae Gu ke kamar mayat dan meminta petugas untuk mengubungi keluar Tae Gu. Petugas semua pergi meinggalkan ruang operasi.


Petugas melapor bahwa sepertinya Tae Gu bunuh diri. Jin Hyuk dan Tae Gu tidak percaya dan bertanya apa maksud mereka dia bunuh diri. Petugas menyakinkan bahwa dia sudah mengecek dan benar bahwa Tae Gu sudah tidak bernapas. Mereka memberitahu kalau Tae Gu akan dibawa ke kamar mayat. Dan petugas juga memberitahu kalau dia pernah melihat seseorang meninggal karena sianida dan dari aroma mulut Tae Gu tercium aroma almond.


Kwon Joo berkata kepada Jin Hyuk bahwa ada yang salah. Dia tidak boleh bunuh diri. Kwon Joo setuju. Jin Hyuk menghubungi Hyun Ho dan memintanyaamencari tahu mengenai direktur RS Sungwun. Sekarang juga!

Hyun Ho segera mencarinya. “Sudah kudapat. Pyo Jung Hyun, umur 59 tahun. Dia adalah seorag dokter jantung.”

Jin Hyuk bertanya apa dia punya hubungan dengan Sungwun Express? Eun Soo meminta untuk menunggu sebentar.

Tubuh Tae Gu ditutup kain putih hingga kewajah seolah dia sudah meninggal. Dir.Pyo, seorang dokter dan seorang perawat mendorong ranjang Tae Gu bukan ke kamar mayat tetapi ke tempat lain.

“Dia adalah duta kehormatan Yayasan Sungwun. Direktur itu menerima beasiswa dari Sungwun Express,” lapor Eun Soo.

“Benar. Dia senior Mo Tae Gu di SMP Jinsun. Dia bisa menyelesaikan pendidikan dokternya berkat Sungwun Express. Dengan beasiswa tersebut, dia belajar kedokteran di Amerika,” timpal Hyun Ho.




Jin Hyuk mengerti sekarang. Direktur di RS Sungwun, Dir.Pyo sedang membantu Tae Gu untuk melarikan diri. Kwon Joo mendengar sesuatu. Suara ranjang yang didorong dengan cepat. Dan terdengan ranjang dibawa masuk kedalam lift. Liftnya menuju ke ruang bawah tanah. Dan satu-satunya tempat di bawah tanah hanya lapangan parkir.


Kwon Joo memberitahu hal ini pada Jin Hyuk. Kwon Joo menekan tombol lift untuk turun ke basement tetapi terlalu lama. Jin Hyuk menyuruh untuk turun lewat tangga saja.




Mereka berlari menuju tangga. Di dalam lift, Tae Gu sudah mulai sadar kembali. Walau terlihat lemah. Mereka tiba di basement dan sekretaris sudah menunggu. Sekretaris membuka mobil dan membantu Tae Gu yang lemah untuk masuk ke dalam mobil. Mobil segera pergi.


Jin Hyuk dan Kwon Joo tiba di basement namun sudah terlambat. Tae Gu berhasil kabur dengan memalsukan kematiannya. Jin Hyuk menelpon ke 112 dan menyuruh mereka untuk memeriksa semua CCTV yang mereka mobil yang baru keluar dari RS Sungwun.



Di mobil, sekretaris memberitahu kalau Presdir sudah menyiapkan paspor dan tiket kapal ke Jepang untuk Tae Gu. Dia memberikan paspor dan tiket kapal itu dan memberitahu kalau kapal akan berangkat jam 7 di Pelabuhan Sungwun. Dan beberapa orang mereka akan melayani Tae Gu selama di Jepang. Tae Gu melihat tiket dan paspornya. Dia terlihat marah.  


Presdir menelpon Tae GU dan bertanya keadaaannya. Dia menyuruh Tae Gu untuk pergi dan dia yang akan membereskan semuanya. Jangan khawatir. Tae Gu bertanya mengapa ayahnya melakukan semua ini (mengirimnya pergi). presdir berkata kalau situasinya sekarang sangat buruk.

“Ayah bilang akulah satu-satunya. Ayah bersikap seolah-olah Ayah tidak tahu aku mengidap penyakit mental. Bukankah ini lucu?” marah Tae Gu.



“Untukmu, Ayah bisa melakukan apa saja. Ayah bisa membeli semua bagian negara ini dengan uang Ayah jika kau mau. Tapi, bersembunyilah untuk sementara. Ayah akan menyelesaikan semuanya.”

“Diam. Tutup mulut Ayah! Aku tidak butuh bantuan Ayah,” teriaknya keras. Dia juga berteriak keras penuh kemarahan pada Kang Kwon Joo dan Moo Jin Hyuk.

Kwon Joo dan Jin Hyuk sedang dimobil. Jin Hyuk tau kalau semua ini pasti ulah dari Mo Gi Beom untuk menyelamatkan puteranya. Kwon Joo berkata kalau beritanya sudah ada dimana-mana, jadi pasti sangat sulit untuk bersembunyi. Dia menduga, Tae Gu akan pasti segera melarikan diri keluar negeri sebelum menjadi buronan. Dia menyarankan agar mereka segera mengeluarkan perintah larangan keluar negeri.


Hyun Ho tiba-tiba menghubungi Jin Hyuk dan Kwon Joo.

“Aku mendapatkan sesuatu. Aku memerhatikan Sungwun Express. Sekretaris Presdir membayar dengan kartu di Terminal Penumpang Sungwun. Aku merasa aneh dan mencari tahu lebih dalam. Dia membeli tiket atas nama Morita Yasuo. Pria ini datang ke Korea dengan visa kunjungan dan hilang setelah itu. Bahkan di Jepang, dia hidup sendirian tanpa keluarga.”

“Apa maksudmu Mo Tae Gu akan menyamar sebagai Morita Yasuo?” tanya Kwon Joo.

“Ya. Itu adalah kapal yang akan berangkat dari Pelabuhan Sungwun pada pukul 7 pagi.”





Jin Hyuk melaporkan hal ini pada Gyung Hak. Dan berkata kalau dia dan Kwon Joo akan bersembunyi di pelabuhan dan meminta Gyung Hak juga untuk datang. Gyung Hak memberitahu hal ini ke teamnya. Kwang Soo sampai heran kalau Tae Gu ini seperti kuman yang sangat sulit dibasmi. Mereka semua menuju pelabuhan.

Presdir bertemu dengan Jaksa Park. Dia meminta Jaksa Park untuk menutup semua kasus ini karena semakin sulit buatnya untuk menahannya dan situasinya semakin sulit untuk puteranya.

“Jaksa Park, kau pasti kecewa, namun orang tuan akan merasakan hal seperti ini,” ujar Presdir dan menggengam tangan Jaksa Park memohon. “Apa ada cara yang bisa kau lakukan untuk menutupi ini? Aku akan memberikanmu apapun. Carilah caranya.”

“Aku mengerti apa yang Anda rasakan. Namun, ini kondisi yang sulit. Kasus ini sudah ada dimedia. Baik Kepolisian dan Kejaksaan sudah mendalami kasus ini. Lebih baik jika Anda menyerahkan diri.”

“Sebutkan nominalnya. Aku akan memberikan sebanyak yang kau mau. Berapa banyak yang kau inginkan?”

“Maafkan aku. Ini mustahil…untuk menutup kasusnya.”

“Bagaimana jika kita mengatakan Tae Gu sudah mati?” saran Presdir. Jaksa Park sampai kaget mendengarnya. “Aku sudah banya melihat orang lain melakukan ini. Saat mereka tidak ingin mengirim anak mereka mengikuti wajib militer, mereka mengambil putera tetangganya. Kemudian mereka menukar anak itu dan membuatnya menjalankan wajib militernya. Aku akan menbuat seolah-olah Tae Gu sudah mati. Apa kau bisa membuat dokumennya? Lakukanlah,oke? Tolong.”

Jaksa Park tidak bisa menjawab. Dia berjalan keluar dari ruangan Presdir dan menelpon seseorang. “Aku tahu aku mendapatkan karirku karena membereskan semua masalah para putera konglomerat. Namun, ini benar-benar berbeda. Kasus ini berada pada tingkatan yang berbeda. Aku tahu uang itu segalanya, namun aku tidak mau menaiki kapal yang akan tenggelam. Aku bisa lihat punya Ketua sudah mulai tenggelam. Aku akan pergi.” Jaksa Park memilih untuk tidak berada di pihak Presdir lagi,



Tae Gu dan sekretaris sudah ada di pelabuhan. Tae Gu mersakan ada yang aneh dan menyuruh Sekretaris untuk berhenti. Dan ternyata benar, Jin Hyuk, Kwon Joo, dan beberapa orang lainnya, tiba-tiba muncul dan menangkap para perantara mereka. Sekretaris segera memundurkan mobilnya dan beranjak pergi. Jin Hyuk melihatnya dan mengejar. Dari arah belakang, mereka juga sudah dikepung oleh Gyung Hak dan teamnya





Tae Gu berteriak kepada sekretaris agar segera keluar. Mereka berlari di sela-sela kontainer. Semua berpencar untuk menangkap mereka. Kwon Joo mengejar dengan mendengarkan suaranya. Dia mendengar langkah kaki mereka di antara semak-semak di rel kereta api yang tidak terpakai. Dia melaporkan hal ini pada yang lainnya.




Jin Hyuk dan yang lainnya sudah berada di belakang mereka. Mereka sudah tersudut. Tetapi, Jin Hyuk dan yang lainnya kehilangan jejak lagi dan mulai berpencar mencari ke setiap sudut.





Sekretaris dan Tae Gu berada di atas kapal. Mereka menatap para detektif yang sedang mengejar mereka. Tae Gu melihat sekretaris dari belakang dengan tatapan aneh. Dia melihat sekitarnya dan mengambil sebuah besi. Dia memanggil sekretaris yang bernama Tn. Kim dan begitu sekretaris berbalik, Tae Gu mengayunkan besi tersebuh ke kepala Sekretaris.


“Jangan marah,” ujar Tae Gu pada Sekretaris yang terbaring tidak berdaya. Dia mulai memukulkan besi ke wajah Sekretarsis berkali-kali. “Aku merasa …. terhormat …. karena kau sudah menolongku.”



Kwon Joo mendengar suara pukulan itu. Tae Gu memakaikan sekretaris bajunya dan melemparkan tubuh sekretaris ke laut.



Kwon Joo melapor pada Jin Hyuk kalau dia mendengar sesuatu dari arah kapal. Jin Hyuk mengikuti instruksi Kwon Joo. Mereka melihat ke arah laut. Tae Gu keluar dari persembunyiannya dan melarikan diri ke arah lain.



Mereka melihat mayat itu dan merasa seperti bukan Tae Gu. Mereka hendak menghubungi kepolisian Angkatan Laut untuk mengangkut mayat tersebut. Tetapi karena merasa terlalu lama, Jin Hyuk melompat turun ke dalam laut dan berenang mencari mayat yang sudah mulai tenggelam. Dia tidak menemukan apa-apa. Gyung Hak menyuruh anak buahnya untuk cepat menghubungi Kepolisian Angakatan Laut.


Kepolisian Angkatan Laut sudah berhasih menemukan mayat tersebut. Choong Ki memberitahu Jin Hyuk yang menunggu di mobil kalau itu mayat sekretaris dan bukannya Tae Gu. Wajahnya menyusut karena berada di dalam air, dia dibunuh dan dibuang. Dan juga surat penangkapan sudah keluar untuk Presdir. Choong Ki memberitahu kalau mereka akan pergi menangkapnya sekarang.


Kwon Joo yang berada di jembatan tempat mayat sekretaris, menghungi Jin Hyuk. Entah apa yang mereka bicarakan karena kita tidak diperlihatkan.

Gyung Hak dan teamnya sedang dalam perjalanan untuk menangkap Presdir.

Kwon Joo di wawancarai secara live dari pelabuhan. Wartawan menyebut identitas Kwon Joo dan posisinya di kepolisian serta keberhasilan Kwon Joo dalam membongkar kejahatan Sungwun Express dan mengungkap pembunuh sebenarnya dari kasus Eunhyung-dong 3 tahun lalu. Pewawancara bertanya kepada Kwon Joo alasan Tae Gu melakukan pembunuhan.


“Tidak semua psikopat menjadi pembunuh. Beberapa diantaranya berkeluarga dan hidup normal. Namun, keluarga, lingkungan dan masyarakat dapat mempengaruhi mereka. Aku akan memberikan satu contoh. Dia terlahir dengan otak psikopat. Selama masa kecilnya, dia melihat Ayahnya membunuh seseorang. Kondisinya menjadi semakin parah dan menjadi tidak terkendalikan. Dia akhirnya menjadi pembunuh. Rahasia yang ingin kita sembunyikan dari masyarakat dapat menciptakan para kriminal lainnya.”


Tae Gu melihat wawancara itu dari sebuah televisi yang menyala di sebuah toko yang jendela dan pintunya terbuat dari kaca transparan. Tae Gu tersenyum menyeringai dengan wajah kemarahan. Dia menatap lekat wajah Kwon Joo di televisi yang tersenyum.


Media heboh memberitakan mengenai kejahatan Sungwun Express, hubungannya dengan Pengembang GP dan juga pembunuhan yang dilakukan oleh Tae Gu. Presdir melihatnya di ruangannya. Dia menunduk dan menangis. Dia sudah terjatuh terlalu dalam dan tidak bisa diselamatkan lagi.





Kwon Joo pulang ke apartemennya. Tae Gu sudah ada disana menunggu kedatangannya. Dia menghampiri Kwon Joo yang sedang membuka pintu rumah. Tae Gu menatap dingin pada Kwon Joo. Dia berlari ke arah Kwon Joo dan mengayunkan pisau berbentuk cluritnya. Layar menjadi gelap.

Di ruangannya,  Presdir sedang merenung. Dia menyalahkan dirinya sendiri yang membuat Tae Gu menjadi seperti ini. Dia berpikir kalau seharusnya dia mengobati Tae Gu dari kecil.



“Ini semua salahku telah membesarkan seorang monster. Jika kematianku bisa membayar semua dosa ini untuk menggantikan Tae Gu. Aku memilih untuk menyerahkan nyawaku,” ujar Presdir dalam hatinya. Dia membuka laci mejanya dan mengambil pistol yang ada didalamnya. Dia mengarahkan ujung pistol ke kepalanya. Presdir memenjamkan mata dan menguatkan dirinya untuk menembak sendiri kepalanya.



Gyung Hak dan team-nya tiba saat itu dan masuk keruangan Presdir. Tetapi, belum sempat mereka menangkap Presdir, Presdir menarik pelatuk pistolnya. Dia bunuh diri di depan Gyung Hak dan teamnya. Semua tercengang dan kaget melihat Presdir menembak kepalanya sendiri.

“Tae Gu-yah…. Ayah akan segera menemuimu.”


Tae Gu membawa Kwon Joo ke atap apartemen dan memukulinya. Kwon Joo tersudut.


“Mengapa kau terus ke rumah itu? Kau menungguku?” tanya Tae Gu dingin.

Tae Gu bahkan mengingatkan seolah Kwon Joo berhutang nyawa padanya. Dia berkata kalau dia sudah beberapa kali melepaskan nyawa Kwon Joo padahal dia bisa saja membunuhnya. Kwon Joo tidak takut, dia balas menjawab Tae Gu kalau Tae Gu hanyalah seorang manusia kecil tidak berdaya dan tidak punya hak untuk menghakimi atau menghukum orang lain. 

Tae Gu kembali hendak memukul Kwon Joo dengan sikunya tetapi Kwon Joo berhasil menghindar.


“Apa salahnya membunuh orang yang tidak berguna?” tanya Tae Gu dan bergerak mendekati Kwon Joo. Kwon Joo mundur dengan ketakutan. Kwon Joo meraih leher Kwon Joo dan mencekiknya. Dia sangat sangat marah.  

“Aku sudah baik padamu dan memberikanmu kesempatan, namun bukan kau berlebihan sedikit, kau benar-benar sudah sangat kelewatan batas. Kurasa ini saatnya untuk menghukummu. Bagaimana menurutmu?”

“Apa kau bertanya mengapa aku masih disini? Aku menunggu untuk menangkapmu. Aku akan melakukan apapun untuk menangkapmu. Namun, lihat betapa menyedihkannya kau. Pada 1992, saat kau berusia 12 tahun, kau kehilangan Ibumu. Hidup bersama Ayahmu yang mengharapkan kematianmu, kau akhirnya menjadi pembunuh keji. Aku ingin… menjadi monster dan mengoyak tungkaimu, namu seseorang mengajariku bahwa polisi disini bertugas untuk menangkap orang jahat. Dikehidupanmu selanjutnya, daripada menjadi seorang monster, hiduplah dengan orang yang kau cintai dan gunakan hatimu untuk mencintai. Aku sangat berharap kau hidup dengan benar di kehidupanmu selanjutnya.”






Tae Gu gemetar. Dia mengangkat pisau cluritnya tinggi-tinggi dan bersiap membunuh Kwon Joo. Kwon Joo tertawa. Tae Gu bingung melihat Kwon Joo tertawa. Dari ujung atap, Jin Hyuk muncul. Tae Gu melihatnya dan Jin Hyuk segera menembak Tae Gu jatuh.

Tae Gu terbaring ke tanah. Kwon Joo segera bangkit dan Jin Hyuk mendekati Tae Gu.



Ternyata, saat Kwon Joo menelpon Jin Hyuk di jembatan tadi, dia memberi tahu kalau dia punya sebuah rencana untuk menangkap Tae Gu. Dia memberitahu kalau dia memiliki jadwal wawancara dalam waktu dekat dan akan memprovokasi Tae Gu. Dan begitulah cara mereka menangkapnya.


Tae Gu berusaha berdiri. Tetapi kakinya yang tertembak, tidak kuat menahan tubuhnya dan dia terjatuh ke lantai. Dia tidak berdaya lagi.


“Saat isterimu kubunuh … Apa kau mau tahu betapa menyenangkannya itu mendengar suara tengkoraknya pecah?” ujar Tae Gu memprovokasi dan berusaha berdiri. Jin Hyuk dengan tenang menembak kaki Tae Gu sehingga Tae Gu kembali jatuh dan tidak bisa bangkit.

“Apa kau mau tahu betapa menyenangkannya mendengar dia menangis dan memohon padaku agar tidak membunuhnya karena dia masih punya bayi dirumah? Kau ingin tahu?” provokasi Tae Gu lagi. Jin Hyuk menembaknya.



Tae Gu tidak berdaya. Dia tertawa dan berkata inilah yang diinginkannya. Jin Hyuk mendekatinya dan menatapnya. Dia kembali memprovokasi Jin Hyuk dan menyuruh Jin Hyuk untuk melakukannya saja (membunuhnya). Dia memenjamkan mata siap untuk ditembak mati.

Jin Hyuk jongkok dan mengarahkan pistol ke kepala Tae Gu. Kwon Joo memohon agar Jin Hyuk tidak membunuh Tae Gu. Tae Gu menyakinkan Jin Hyuk untuk menembaknya tepat dikepala.

“Kau tidak harus jadi monster untuk menangkap monster lainnya,” tangis Kwon Joo meminta Jin Hyuk berhenti.

Tae Gu memenjamkan matanya. Dia tersenyum. Jin Hyuk menarik pelatuk pistolnya.



Ceklik!! Peluru pistol sudah habis. Tae Gu membuka matanya bingung. Kwon Joo menghela nafas lega. Tetapi, Jin Hyuk meraih pisau clurit Tae Gu dan meletakkannya di leher Tae Gu. Tae Gu tersenyum tetapi lagi-lagi Jin Hyuk tidak membunuhnya.

“Apa ini yang kau inginkan? Maafkan aku, aku sepertinya tidak seperti ekspetasimu. Kau tahu.. aku banyak memikirkanmu, Mo Tae Gu. Aku sudah banyak kali membunuhmu dipikiranku. Aku memikirkan cara untuk membunuhmu, secara brutal dan penuh dengan rasa sakit. Aku memikirkan bagaimana aku mengoyak satu persatu dagingmu, mematahkan semua tulangmu dan membuatmu menjadi abu. Namun, setelah melihatmu kemaren, aku sadar semuanya tidak berguna. Aku sadar lebih baik membuangmu disebuah tempat dimana tidak ada satupun orang yang tidak akan menyiksa kedua tanganmu yang tidak berguna itu,” ujar Jin Hyuk dengan suara kasihan.





Tae Gu memandangnya dengan mata berkaca-kaca marah. Dia sudah dipermalukan dan dihina secara tidak langsung. Jin Hyuk mengelus kepala Tae Gu, “Sungguh menyedihkan. Ya. Ini yang ingin kulihat. Dengan ekspresi wajahmu itu.” Jin Hyuk memprovokasi Tae Gu yang sudah tidak mampu bergerak dengan meletakkan pisau clurit ke lehernya, “Jangan lupakan aku, bahkan sekalipun. Pikirkan aku setiap hari.” Jin Hyuk meletakkan kembali pisau Tae Gu di tangan lemah Tae Gu.


Jin Hyuk menangkap Tae Gu hidup-hidup. Kwon Joo menghela nafas. Tae Gu hanya bisa berteriak marah pada Jin Hyuk tapi tidak bisa apa-apa.



Malam hari, Jin Hyuk datang ke RS Surim untuk menemui Dong Woo. Dong Woo sedang tertidur. Jin Hyuk duduk disampingnya dan membelai kepalanya. Dia berkata kepada Dong Woo kalau dia sudah bisa menepati janjinya hari ini (menangkap orang jahat pembunuh ibunya). Jin Hyuk memandang anaknya penuh kerinduan. Akhirnya, bebannya terlepas.




Pagi hari, Jin Hyuk mengunjungi makam Ji Hye dan meletakkan sebatang rumah. Dia terngiang ucapan Ji Hye yang bangga memiliki dirinya dan Dong Woo dan bahwa dia mencintai mereka berdua. Jin Hyuk berbincang dengan Ji Hye dan berusaha menahan airmatanya.



Di pemakaman lain, Kwon Joo mengunjungi makam Ayahnya. Dia mengelus foto mereka berdua yang tertempel di pemakaman dan memberitahu kalau dia sudah berhasil menangkapnya.

“Saat kuberitahu Ayah bahwa aku bisa mendengar suara-suara itu untuk pertama kalinya, Ayah sangat khawatir. Namun, aku menangkap penjahat itu dengan kelebihan itu.”


Jin Hyuk memandang foto Ji Hye.


“Aku senang melihatmu tersenyum sekarang. Aku tidak akan melihat kebelakang lagi. Aku akan terus maju ke depan. Dong Woo juga harus melangkah maju. Maju dan lebih maju lagi. Bumi itu bulat. Maafkan aku. Aku bergantung padamu selama ini. Betapa memalukannya. Butuh 3tahun untuk mengatakan ini.” Jin Hyuk menangis. “Kamu bisa pergi sekarang. Sampai jumpa, cintaku.”


Kwon Joo memandang foto ayahnya. “Beristirahatlah dalam damai. Aku akan hidup dengan tersenyum mulai sekarang. Ada satu hal yang tidak bisa kukatakan karena malu. Ayah. Aku mencintai Ayah.” Kwon Joo menangis.



Kwon Joo dan Jin Hyuk mengunjungi Dae Shik. Dia masih belum sadar. Jarinya sempat bergerak kecil. Dokter menghampiri Jin Hyuk dan Kwon Joo. Dia memberitahu kalau Dae Shik masih belum sadar tetapi dia sudah bisa bernapas sendiri. Semoga dia tidak kenapa-kenapa.



Jin Hyuk memandang Dae Shik. “Beraninya kau tertidur saat aku disini untuk menemuimu? Aku mengerjakan banyak pekerjaan karena kau libur hari ini. Namun besok, sebaiknya kau bangun dan beraktifitas lagi. Dae Shik-yah… Bangunlah. Bangunlah!!” ujar Jin Hyuk dalam hati kepada Dae Shik. Dia tersenyum.





Tae Gu sudah dirawat SMH (sepertinya rumah sakit jiwa). Dia duduk dikursi roda dan tidak bergerak. Seolah-olah seperti boneka. Perawat membawa Tae Gu mengunjungi dokter dan memberitahu kondisi Tae Gu. Perawat melaporkan kalau rahang Tae Gu tidak bermasalah tetapi mengeluarkan suara. Dokter memandangi Tae Gu.

“Sudah kubilang periksalah apa dia menelan pilnya. Bantu dia ganti baju dan membersihkan diri,” perintah Dokter. Perawat mengerti dan membawa Tae Gu keluar. Dokter memandangi Tae Gu dan tersenyum kecil. Senyuman yang aneh.



Perawat mendorong kursi roda Tae Gu dan membawanya ke sebuah ruangan besar yang kosong. Dia meletakkan Tae Gu di tengah ruangan yang terkena sinar. Perawat kemudian meninggalkan Tae Gu.



Tae Gu merasakan ada yang aneh. Dia merasa banyak orang di kegelapan dan terdengar suara tawa mereka. Tae Gu merasa ketakutan. Dan benar, ada banyangan orang-orang. Dokter keluar dari kegelapan dan berdiri di depan Tae Gu, tempat yang disinari juga.



Semua orang yang ada dikegelapan, keluar. Mereka juga memakai pakaian pasien yang sama seperti Tae Gu. Mereka menyerang Tae Gu dengan senang dan bahagia dengan senjata ditangan merkea. Ada yang seperti penusuk, pisau dll. Mereka menyerang terus meski Tae Gu mengerang kesakitan dan terjatuh dari kursi rodanya. Mereka sangat bahagia.







Dokter berjalan mendekat. Para pasien itu langsung bubar ke samping. Tubuh Tae Gu bersimbah darah. Dokter tersenyum senang. Di tangannya, ada sebuah palu berbentuk kotak dengan sisi-sisi yang tajam. Wajahnya berubah menjadi menyeramkan. Tae Gu terlihat takut melihatnya. Senjata dilayangkan ke wajah Tae Gu. Pyar!!! Layar menjadi gelap.

Kita melihat tampilan kota Sungwun dari atas.






“Aku mengetahui Mo Tae Gu kemudian dibunuh oleh seorang pasien di rumah sakit yang sama. Dan hampir seluruh petinggi Kepolisian Regional Sungwun diganti. Komisioner Bae sekarang berada dalam penyelidikan Kejaksaan karena menerima Suap dari Sungwun Express. Dan team Golden Time memulai tugasnya lagi. Namun, kali ini bukan uji coba. Ini resmi dan yang sebenarnya. Memiliki telinga ini seperti kutukan bagiku. Namun sekarang aku senang telingaku banyak menolong orang lain. Aku memimpikan dunia tanpa kejahatan, namun dimana ada cahaya, pasti selalu ada bayangan. Bahkan dengan kesalaha kecil, kita seolah-olah berjalan di sebuah tali ketat, atau merasa sangat frustasi. Memperbaiki kesalahan kecil, mungkin adalah sesuatu yang harus kita lakukan. Aku mendengar orang-orang yang meneleponku selama ini,”  narasi Kwon Joo.

Kesibukkan Kwon Joo di Emergency Call 112 dimulai kembali.

[THE END]

Special Thanks To :
Para pemirsa atas dukungannya kepada Voice

Heo Ji Hye

Polisi Kang Gook Hwan

Bok Nim

Ah Ram

Eun Byul

Park Bok Soon (Shim Chun Ok)

Para korban Pusat Perlindungan Nakwon


Dan.. penumpang yang terluka akibat insiden Kecelakaan Bus Sungwun Express

Adalah tetangga kita

…keluarga yang kita cintai.







Drama ini diproduksi dengan harapan agar masyarakat tidak akan menyesal lagi karena kita tidak bisa menyelamatkan korban dalam jangka Golden Time atau masa kritis. Kami juga tidak mengharapkan korban-korban tertindas dan diperlakukan tidak adil di sekitar kita.



Thank U for Read Synopsis of Voice in Here 



______________________________________________________________________________

Sama seperti yang dikatakan oleh Kwon Joo, setiap orang pasti memiliki motif dan alasan untuk melakukan kejahatan. 

Namun, apapun alasan tersebut. Kejahatan tetaplah kejahatan. Ada kalanya kejahatan justru timbul karena diri kita sendiri yang tidak mau peduli dengan sekitar dan mengabaikan mereka. 

Siapa yang sudah menonton Introverted Boss or My Shy Boss ? Di sana, pemeran utama pria, Eun Hwan Gi, tumbuh menjadi seorang pria yang sangat introverted dan tidak bisa mengemukakan pikirannya sendiri. Dia berpikir dengan tetap diam, semua orang akan baik-baik saja. Namun, pada akhirnya, dia salah. Justru, dalam diamnya itu, dialah yang paling banyak melukai. Kesalahpahaman. Itulah masalah terbesar yang telah dia timbulkan. Dan apa alasan Hwan Gi tumbuh menjadi seperti itu? Karena Chae Ji Hye, sekretaris-nya bunuh diri? Karena melindungi adiknya? Karena berpikir mengenai persahabatannya? Tidak!!! Semua telah salah sejak dia masih kecil. Sejak Ayahnya mendidik dia untuk tumbuh sama seperti dirinya dan tidak peduli akan apa yang diingikan Hwan Gi.

Kenapa saya membahas mengenai drama tersebut disini? 

Karena, Tae Gu mengingatkan saya akan Hwan Gi-nim. Dan Presdir mengingatkan saya pada Ayah Hwan Gi. Mereka mirip. Presdir dan Ayah Hwan Gi memiliki rasa cinta yang begitu besar pada anak mereka. Mereka menyanyangi anaknya namun salah dalam mendidik dan menunjukkan rasa sayang itu.    

Perbedaan Hwan Gi dan Tae Gu adalah bahwa Tae Gu tumbuh tanpa merasakan kasih sayang yang lain dari ayahnya. Dia terlahir dengan pikiran psikopat. Dan itu semakin berkembang ketika dia tidak menemukan kasih sayang dari yang lainnya. Ibunya memilih bunuh diri daripada berjuang hidup membesarkan anaknya dengan benar agar tidak menjadi sama dengan Presdir. Sedangkan, Hwan Gi, dia memang tumbuh menjadi anak yang pemalu, namun setidaknya dia masih bisa merasakan kasih sayang dari adiknya, dari cinta pertamanya, dari sahabatnya dan dari Chae Ji Hye (sekretarisnya).

Semoga, Tae Gu, jika dia bisa terlahir kembali, sama seperti harapan Kwon Joo, dia bisa terlahir dengan hati mencintai dan di cintai oleh orang-orang sekitarnya.

Berharap Dae Shik bisa segera sadar dan mempertanggung jawabkan perbuatannya yang salah.

Sebenarnya, masih ada satu tanda tanya author, apa tujuan dari Tae Gu mengumpulkan helaian rambut yang disimpannya di dalam koper? Dan itu tidak terjawab sampai episode terakhir. Jadi author simpulkan itu hanya sebagai bentuk kesenangan Psikopat Tae Gu.

Dan untuk para readers and viewers, terimakasih sudah mau mampir dan setia mengikuti sinopsis Voice hingga akhir :D :)

Regards,

Author Nov
 

17 Comments

  1. Gomawo author Nov!akhrna d post jg!mo tae gu itu jahat tp gemesin bgt :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. Makasih jg udh mau sabar menanti sinop dr sini .☺☺

      Delete
  2. Drama korea hampir secara garis besar membuat para penontonnya sadar, bahwa apa yg terjadi saat ini adalh akibat dari kejadian masa lalu, atau lbh spesifik, kalau sampai cara mendidik orang tua yang salah pada masa kecil, akan berakibat pada tingkah laku anak dimasa depan nya,,,

    Aku udah ngikuti dan baca sinop ini dari awal sampai akhir, terimakasih ya,,, sudah sangat sabar dalam menulis sinop ini,,, saya tunggu sinop selanjutnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya udh ngikutin sinop disini ☺☺ dan makasih jg udh mau sabar menunggu sinop dr sya 😁😀😁😀

      Delete
  3. Terimakasih recapnya..agak kesel wktu Dae shik di siksa,kwon joo ma jin hyuk lma bgt kebanyakan ngobrol tapi g bergerak.

    ReplyDelete
  4. Terimakasih recapnya..agak kesel wktu Dae shik di siksa,kwon joo ma jin hyuk lma bgt kebanyakan ngobrol tapi g bergerak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih juga udh mau mampir 😁😀😁😀

      Delete
  5. wah akhirnya finisss..
    gak nyangka ending buat TaeGunya bakal sesadis itu, kasian jadinya

    author maksih ya udh mau buat sinopsisnya sampe tamat, suka sama penulisan authornya,.
    biasanya klo baca sinopsis gak pernah ikut ngomenin, baru disini doang aku ikutan ngomen hehehe
    sekali lg makasihnya ya authorrrr :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya udh mau mampir.. Dan utk komentar2nya😁😁😀

      Delete
  6. Terima kasih sinopsisnya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih juga udh mau mampir 😁😀😁😀

      Delete
  7. Terima kasih sinopsisnya,author-nim.
    Drama seru dan menegangkan yang ditunggu setiap minggu habis dah,di tunggu project selanjutanya... soon ada tunnel author-nim. Sekali lagi terima kasih ��

    ReplyDelete
  8. Meskipun jahat tp kasian juga liat akhirnya tae gu,,
    Bye2 bwt detektiv mo,kwon jo & untuk cintaku hyun ho. Mksh bwt yg nulis di tunggu drsma selanjut nya unne

    ReplyDelete
  9. Gomawo oenni.
    Bkankh eps akhir ini jg menjelaskn tentang karma karena semua org mendpt balasan seperti apa yg mrka lkukan pada org lain.

    ReplyDelete
  10. Jadi dokternya tu psikopat juga?

    ReplyDelete
Previous Post Next Post