Images by : OCN
Tahun 1992
Yeon Sook di tempat kerjanya, butik Sunhwa. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 9malam lewat, sehingga Yeon Sook segera menyelesaikan jahitannya dan pamit pulang.
Yeon Sook pulang dengan menggunakan taksi. Dia meminta supir taksi untuk menyetir dengan cepat karena anaknya sedang menunggu dirumah. Supir taksi dengan ramah menjawab, justru karena puterinya menunggu maka dia harus mengemudi hati-hati. Kalau ibunya sampai kecelakaan, bagaimana nasib puterinya?
Yeon Sook tersenyum mendengar jawab supir taksi. Namun, nasib berkata lain, seorang pengemudi lain di depan mereka, mengemudi dalam keadaan mengantuk. Supir taksi berusaha menghindar tetapi mobil tetap menabrak taksinya. Kecelakaan tidak terelakkan.
Supir taksi dan Yeon Sook dalam keadaan luka parah. Taksi dalam posisi terbalik. Dalam keadaan yang sangat lemah, Yeon Sook masih berusaha sadar dan meminta supir taksi untuk bangun. Tidak ada jawaban. Yeon Soo dengan bersusah payah, membuka pintu taksi dan merangkak keluar.
“Aku harus pulang. Yeon Ho-ku pasti menunggu. Kwang Ho-ssi, apa kau melihatku? Sejak Kwang Ho-ssi meninggalkanku, aku tetap sendiri. Yeon Ho kita… aku tidak ingin meninggalkan dia sendirian. Kwang Ho-ssi… Kwang Ho-ssi,” tangis Yeon Sook. Dia menghembuskan nafas terakhirnya malam itu.
Kwang Ho dirumahnya, memandang foto Yeon Sook yang ditemukannya di Butik. Dia menangis sedih memikirkan Yeon Sook nya yang sudah tiada.
Kwang Ho masih berada dalam posisi yang sama sejak kemaren malam. Ponselnya berbunyi tetapi dia mengabaikannya.
Itu telpon dari Sun Jae. Sun Jae merasa kesal karena Kwang Ho tidak juga mengangkat telponnya. Ketua datang dengan membawa koran yang memuat berita pembunuhan korban oleh Jung Ho Young. Dia berteriak marah, karena ini merupakan penghinaan bagi mereka karena tidak bisa menangkap pelaku yang sudah jelas. Dia meminta semuanya untuk berkumpul di ruangan rapat.
Sun Jae memanggilnya. Dia memberitahu kalau Kwang Ho belum datang. Min Ha membenarkan dan menambahkan kalau Kwang Ho bahkan tidak muncul di TKP semalam. Tae Hee juga khawatir, dia takut kalau Kwang Ho menderita pasca-trauma akibat ledakan. Min Ha mengusulkan agar menelponnya tetapi Sun Jae memberitahu kalau telponnya tidak di respon.
Ketua menghela nafas melihat meja kosong Kwang Ho.
Sun Jae berbicara berdua dengan Ketua di ruangan kosong. Ketua masih tidak ingin memberitahu apa yang terjadi pada Kwang Ho. Tetapi Sun Jae segera bertanya apa ada hubungannya dengan orang bernama Yeon Sook? Ketua kaget karena Sun Jae tahu nama tersebut. Sun Jae menjawab kalau Kwang Ho pernah menyebutkan nama tersebut dan berkata harus menunggunya.
“Dia istri sunbae-nim. Sunbae-nim begitu ingin menemukan dia. Dia berfikir setidaknya menemukan orang itu jika tidak bisa kembali (ke tahun 1986). Tapi dia dapat kabar, orang itu sudah meninggal 20tahun lalu. Terlebih, mereka punya anak. Sunbae-nim… tidak tahu kakak ipar punya anak. Bahkan rumah sakit (tempat Yeon Sook meninggal) tidak tahu keberadaan anak itu. Dia pasti sedang frustasi sekarang,” jelas Ketua.
Sun Jae mengemudikan mobilnya kencang menuju tempat tinggal Kwang Ho. Dia merasa khawatir dengannya.
Sun Jae mengetuk pintu rumah Kwang Ho berulang kali dengan keras tetapi tidak ada jawaban. Dia memberanikan membuka pintu dan ternyata tidak dikunci. Didalam Kwang Ho sedang duduk dengan posisi yang sama sejak semalam dan memegang foto Yeon Sook.
Sun Jae menghela nafas melihatnya. Kwang Ho menyuruhnya untuk pergi.
“Bangun. Terjadi insiden. Jung Ho Young,” beritahu Sun Jae. Dia tidak mendengarkan Kwang Ho yang menyuruhnya pergi.
“Kubilang pergi!”
“Kau pikir dia bisa kembali hidup?” tanya Sun Jae. Kwang Ho memandangnya. “Yeon Sook-ssi… dia bisa hidup kembali?”
Kwang Ho bangkit. “HEI! Tahu apa kau bicara begitu? Jung Ho Young. Kau ingin menangkap bajingan itu bersamaku? Kim Sun Jae, luar biasa sekali kau. Maksudmu, aku harus melupakan dia (Yeon Sook) dan memburu penjahat saja? Baik, tapi apa untungnya menangkap Jung Ho Young brengsek itu? Yeon Sook sudah mati! Apa untungnya buatku?” tanya Kwang Ho, marah.
“Hei! Bisa-bisanya kau berkata begitu padaku. Jung Ho Young membunuh begitu banyak nyawa. Dia mungkin juga pembunuh ibuku,” jawab Sun Jae, terluka dengan perkataan Kwang Ho.
“Tapi gara-gara mengejarnya, Yeon Sook meninggal tanpa aku!”
“Itu sebabnya kita harus menangkap dia!” teriak Sun Jae. “Kau bilang minta maaf padaku karena tidak bisa menangkap dia dahulu. Apa itu hanya kebohongan? Begitukah? Kau ingin pergi tanpa bertanggung jawab. Kau ingin biarkan pelakunya tetap bebas seperti dulu? Lalu, anakmu? Kau tidak ingin bertemu anakmu? Diam disini tidak akan mengubah apa-apa. Kau pikir aku baik-baik saja saat mendengar kebenaran tentang ibuku? Aku mengurung diri di rumah, sama sepertimu. Tapi, usiamu sudah 30tahun saat ini. Dan aku baru 18tahun saat itu! Bayangkan seburuk apa anakmu yang masih 6tahun? Bagaimana perasaan anakmu saat kehilangan ibunya? Menurutmu, bagaimana dia bertahan saat ia sebatang kara?”
Kwang Ho berkaca-kaca mendengar perkataan Sun Jae. Dia menyesal tetapi apa yang bisa dilakukannya saat ini?
“Temukan putrimu, selesaikan kasusnya, lalu kembalilah, brengsek! Pergi dan hentikan. Kembali pada masa itu… dan selamatkan Yeon Sook,” jawab Sun Jae.
Kwang Ho meneteskan air matanya. Sun Jae menyakinkan kalau Kwang Ho pasti bisa kembali kalau menemukan pelakunya. Dia mengajak Kwang Ho untuk bersama-sama menangkap pelakunya.
Pikiran Kwang Ho terbuka. Dia mengerti. Dia akan menangkap pelakunya dan kembali. Dia akan menghentikan Yeon Sook-nya menaiki taksi itu dan menangkap pelakunya.
Sun Jae menghela nafas lega mendengarnya.
Ho Young membuka baju hitamnya dan menggantinya dengan seragam : 365 Layanan Pengiriman. Dia mengenakan hoodie-nya dan keluar rumah. Di atas mejanya, terdapat koran mengenai berita kematian korban.
Sun Jae menjelaskan mengenai identitas korban. Lee Seo Yeon, 25tahun. Dia kuliah di Universitas Hwayang dan cuti untuk menyiapkan ujian PNS.
Tae Hee menambahkan kalau berdasarkan keterangan dari kakak korban, korba keluar rumah pukul 7malam. Halte bus sekitar 20menit jalan kaki dari rumahnya. Mereka sudah memeriksa semua CCTV bus yang beroperasi saat itu, tapi tidak ada rekaman korban. Korban menghilang dalam rentang 20menit itu.
Kwang Ho bangkit dan mendekat ke papan untuk melihat jelas foto korban. Dia kaget ketika melihat di foto bahwa korban dibunuh dengan menggunakan stocking lagi!
Ketua menanyakan apa mereka menemukan temuan lain? Min Ha menjawab tidak ada. Tas, diary dan bahkan stocking adalah milik korban sendiri. Pelaku tidak meninggalkan jejak sama sekali. Tae Hee menimpali kalau Jung Ho Young tidak pernah meninggalkan jejak sama sekali. Mereka saja baru tahu dia dari rekaman CCTV saat kasus Yang Yoo Jin.
Ketua bertanya apa mereka punya saksi setidaknya?
“Ya. Seorang pemilik restoran ayam mengatakan melihat korban saat melakukan pengiriman. Sebuah mobil nampak bergerak pelan, jadi disalipnya. Itulah saat dia melihat korban. Besar kemungkinannya Jung Ho Young berada dalam mobil tersebut,” jelas Sun Jae.
Kwang Ho antusias dan bertanya apa orang tersebut melihat nomor plat mobil tersebut? Sun Jae mejawab kalau orang itu bilang terlalu gelap sehingga tidak bisa melihat nomor platnya. Tapi, dia bilang kemungkinan mobilnya jenis sedan warna hitam.
Sun Jae kemdian menempelkan sebuah mobil sedan putih di papan. Dia memberitahu kalau dua tahun lalu, mobil yang menjemput Yang Yoo Jin juga jenis sedan warna putih. Jadi ada kemungkinan, pelaku mungkin mengecat ulang mobilnya.
Ketua berkata kalau mereka harus menemukan mobil tersebut terlebih dahulu. Dia mulai memerintahkan Tae Hee dan Min Ha untuk memeriksa seluruh CCTV di area tersebut (area pemilik restoran ayam melihat korban). Sementara, Kwang Ho dan Sun Jae pergi memeriksa hasil autopsi lalu bergabung dengan tim di TKP. Ayo cepat bergerak!
Sun Jae dan Kwang Ho segera bersiap pergi. Sebelum berangkat, Kwang Ho bertanya pada Sun Jae cara mencari anak hilang. Sun Jae yang tahu kalau Kwang Ho hendak mencari Yeon Ho, memberitahu kalau dia sudah menghubungi temannya di tim pencarian orang hilang karena Kwang Ho bilang dinas sosial menjemput Yeon Ho. Artinya, dia mungkin di kirim ke panti asuhan atau agen adopsi. Tidak mudah mencarinya. Tapi tunggu saja, temannya pasti akan menghubungi. Kwang Ho berterimakasih.
Sun Jae meminta Kwang Ho untuk segera menangkap pelakunya. Sekarang mereka mengejar orang yang sama. Kwang Ho mengerti. Tapi, dia mulai bertanya-tanya apa saja yang diceritakan Yeon Sook kepada anaknya mengenai dirinya? Dan bagaimana wajah anaknya? Sun Jae menjawab kalau sebaiknya anak itu mirip seperti ibunya. Kwang Ho langsung memelototinya. Sun Jae mengajak Kwang Ho untuk segera berangkat.
Jae Yi sedang melihat berita penemuan korban di internet. Dia teringat saat kemaren menelpon Sun Jae dan memberitahunya kalau kemungkinan alasan Ho Young kembali melakukan pembunuhan adalah karena Sun Jae yang memprovokasinya. Jae Yi merasa tidak nyaman karena mengatakannya secara langsung. Dia hendak menghubungi Sun Jae tetapi mengurungkan niatnya.
Jae Yi berjalan di taman kampus. Dia hendak menuju gedung sebelah untuk mengajar kelas. Di taman, dia melihat beberapa mahasiswi sedang bermain lompat tali. Jae Yi menatapnya dan seolah melihat Yeon Ho yang sedang bermain lompat tali.
“Penyebab kematian adalah tekanan kuat pada sistem pernafasan. Bisa lihat lukanya itu?” jelas dr. Mok dan meminta mereka melihat luka dileher korban. “Stocking dikencangkan lalu dikendurkan berulang kali menyebabkan kesulitan bernafas. Hal itu juga penyebab bintik merah di wajanya. Luka telinga pun karena itu. Terdapat pendarahan internal, tepatnya pendarahan jalur pernafasan. Sesak nafas berlangsung lama dan intesitas tekanan tinggi. Pasti sangat menyakitkan! Pelakunya tampak berpengalaman. Perkiraan waktu kematian antara pukul 7-9malam. Berdasarkan tingkat keasaman, cake yang dibawanya malam itu, ditemukan sudah membusuk,” jelas dr. Mok.
Kwang Ho mulai menyalahkan Sun Jae karena bisa membuat Ho Young lepas 2tahun lalu. Dia mengeluh kalau Ho Young tida berhasil kabur saat itu, tidak akan jatuh korban lain. Sun Jae kesal dan hendak mengungkit Kwang Ho yang juga melepaskan Ho Young 30tahun lalu, tapi dia mengurungkannya.
Sun Jae berbicara dengan dr. Mok kalau dia tidak menyangka Ho Young akan membunuh lagi karena biasanya pelaku membunuh dengan jarak 2tahun sekali. Kwang Ho menyela dengan berkata kalau pembunuh tidak butuh alasan untuk membunuh orang!
Kwang Ho kemudian melihat kaki korban. Dia segera memeriksa tumitnya. Dr. Mok melihatnya dan bertanya apa yang dilakukannya? Kwang Ho berkata tidak ada dan mengajak Sun Jae untuk bicara kedua.
Kwang Ho dengan Sun Jae bicara di sebuah ruangan. Kwang Ho memberitahu kalau tidak ada tato titik di kaki korban. Sun Jae berkata kalau dia tahu. Kwang Ho bertanya kalau begitu bagaimana dengan korban yang di sungai Haein? Sun Jae menjawab kalau tidak ditemukan hal tersebut di laporan autopsi. Kwang Ho merasa aneh dan menduga kalau bisa saja pelaku kasus ini berbeda. Tetapi, Sun Jae berkata kalau bisa saja Jung Ho Young mengubah metodenya karena pada kasus pembunuhan berantai hal itu bisa terjadi.
Sun Jae menduga kalau bisa saja Ho Young sengaja tidak membuat tato tersebut. Kwang Ho tetap merasa aneh.
Ketua menghubungi Sun Jae dan bertanya apa dia sudah melihat hasil autopsinya? Sun Jae memberitahu kalau hasil autopsinya tidak ada yang khusus. Ketua menghela nafas kecewa, dan memberitahu Sun Jae kalau dia akan ke TKP dan mereka bisa menyusulnya. Sun Jae mengerti.
Ketua hendak pergi ke TKP. Tapi, dia bertemu dengan kakak So Yeon (korban) yang datang untuk mengambil barang-barang adiknya. Ketua mengerti.
Ketua memberikan tas korban beserta isinya kepada kakak So Yeon. Dia meminta maaf karena seharusnya mereka mengantarkannya. Kakak So Yeon cuma diam, dia mengambil diary korban dan melihat jadwal yang sudah ditandai So Yeon. Dia merasa sedih karena hari itu, So Yeon pergi ke pertemuan kelompok belajar. Dia menyesal karena tidak mengatarkan So Yeon pada hari itu karena So Yeon menolak dan hendak naik bus. Tapi, dia menyesal karena tidak memaksa mengantarnya. Ketua menepuk pundaknya lembut, menenangkan. Ketua berkata kalau itu bukan kesalahan kakak So Yeon.
Seorang petugas masuk dengan membawa sebuah kotak kecil. Dia celingukan melihat sekitar. Ketua menegurnya dan bertanya ada apa? Petugas menjawab kalau ada paket untuk Letnan Kim Sun Jae. Di kotak terlihat cap Toko Buku Hwayang. Ketua mengerti dan menunjukkan yang mana meja Sun Jae.
Jae Yi mengakhiri pelajarannya hari ini. Seorang mahasiswi (yang mendapat nilai A) mengangkat tangannya dan bertanya mengenai perkataan Jae Yi waktu itu tentang tersangka yang belum tertangkap, apakah itu Jung Ho Young? Mahasiswa di samping penanya, membenarkan dan bahkan info dari temannya memberitahu kalau korban adalah salah satu mahasiswi di universitas ini. Semua langsung heboh.
“Lalu, kenapa tidak kita bahas saja?” tanya Jae Yi. Dia mulai berkeliling. Matanya tertuju pada kutek berwarna merah di meja salah satu mahasiswi. Jae Yi menghampirinya dan menyuruh mahasiswi itu menyiram kutek tersebut ke bajunya. Mahasiswi itu awalnya ragu tetapi melakukannya karena Jae Yi yang meminta.
Baju Jae Yi yang berwarna putih jadi bercorak merah kutek. Dia melihat sekeliling. “Beberapa tahun lalu, terjadi kejahatan dimana pelaku senang menyemprotkan cairan warna merah, bubuk cabai, atau kimchi, lalu melarikan diri. Kalian akan melaporkannya?” tanya Jae Yi. Tidak ada jawaban. Dia menghadap mahasiswi yang melemparkan isi kutek padanya tadi, “Apa yang akan kau lakukan sebagai korban?”
“Awalnya, saya pasti kesal, tapi kejahatannya tidak cukup serius untuk dilaporkan,” jawab mahasiswi tersebut takut-takut.
“Menurumu bukan apa-apa? Beberapa bulan kemudian, pelakunya menusuk wanita yang lewat … dengan pisau,” beritahu Jae Yi. Semuanya langsung kaget. “Dia menjadi pembunuh. Dia menusuk wanita bertanda merah (yang ia buat). Dia tidak menyemprot tanda seperti ini. Begitulah seseorang lantas berubah menjadi pembunuh. Sekarang kita pikirkan kembali. Jika Jung Ho Young tidak tertangkap dua tahun lalu, kita mungkin tidak pernah sadar pembunuh seperti dia ada di antara kita. Tapi pada awalnya, Jung Ho Young juga hanya pemula. Tipikal korban serta alat yang dia gunakan membunnuh, dapat menunjukkan pada kita pembunuhan pertama Jung Ho Young. Jung Ho Young membunuh orang memakai stocking. Dia melakukannya demi kepuasan diri,” jelas Jae Yi.
Dia mulai melangkah ke depan mahasiswi penanya (yang dapat nilai A) dan menatapnya tajam, “Kenapa dia memilih para korban itu? Kapan pembunuhan pertamanya?” tanya Jae Yi. Mahasiswi itu tegang mendengar dan melihat tatapan Jae Yi.
Dia mulai melangkah ke depan mahasiswi penanya (yang dapat nilai A) dan menatapnya tajam, “Kenapa dia memilih para korban itu? Kapan pembunuhan pertamanya?” tanya Jae Yi. Mahasiswi itu tegang mendengar dan melihat tatapan Jae Yi.
“Kenapa dia terosebsi dengan perempuan memakai rok?” tanya Jae Yi dalam pikirannya.
Min Ha dengan mata tertutup karena sakit menatap komputer terus, menelpon Sun Jae dan bertanya dia berada dimana? Sun Jae memberitahu kalau dia tidak menemukan apa-apa dan menyuruh Min Ha menelpon lagi nanti.
Sun Jae dan Kwang Ho berada diruas jalan yang sepi. Kwang Ho melihat sekeliling dan heran karena tidak ada CCTV sama sekali di jalan tersebut. Sun Jae menjawab karena itulah Ho Young memilih tempat ini. Kwang Ho melihat sekeliling dan melihat tanda jalan 1.2km ke Divisi 18. Kwang Ho terkejut karena TKP dekat dengan Divisi 18. Sun Jae bertanya ada apa? Kwang Ho tahu tempat ini?
Kwang Ho tidak bisa menjawab selain merasa kaget. Dia mengajak Sun Jae untuk segera pergi. Sun Jae mengemudikan mobilnya dan bertanya apa Kwang Ho wamil di sini 30tahun lalu? Kwang Ho tidak menjawab.
Sun Jae menghentikan mobil di sebuah lapangan luas. Kwang Ho keluar dan melihat lapangan tersebut. Dia teringat kalau itu adalah lapangan dimana dia menemukan mayat ibu Sun Jae. Sun Jae bertanya ada apa dan Kwang Ho memberitahu hal tersebut. Sun Jae tidak percaya mendengarnya.
“Jika TKP Lee So Yeon dekat sini, bukankah Jung Ho Young bisa terekam disitu?” tanya Kwang Ho. Dia melihat sebuah CCTV di sebuah tiang listrik.
Mereka pergi menemui pemilik CCTV dan meminta izin melihatnya. Mereka juga menunjukkan identitas kepolisian agar di ijinkan.
Kwang Ho bertanya apa CCTV-nya hanya ada satu? Pemilik membenarkan karena dia memasangnya untuk ladangnya disana. Pemilik membukakan rekaman CCTV dan meninggalkan mereka untuk melihat rekamannya.
Ketemu! Ada korban Lee So Yeon terekam yang melewati jalan tersebut. Tidak jauh di belakangnya, terekam Ho Young yang mengikutinya.
Kwang Ho dan Sun Jae pergi ke ruas jalan yang terekam tersebut. Mereka menemukan sebuah truk putih yang memiliki black box. Mereka menemui pemilik truk dan memeriksa rekaman black box. Ada! Terekam sebuah mobil sedan hitam yang lewat.
Semua team sudah berkumpul untuk melihat foto Ho Young yang di print dari CCTV dan foto mobil yang di print dari rekaman black box.
Kwang Ho berujar kesal karena pelaku muncul lagi setelah 30tahun. Tae Hee dan Min Ha mendengar gerutuan Kwang Ho dan menghampirinya. Dia meminta mereka memberitahu apa yang dimaksud 30tahun dan darimana rekaman CCTV didapatkan?
Ketua berlari masuk ke kantor dengan buru-buru. Dia memberitahu kalau mobil pelaku sudah ditemukan. Semua langsung bergegas pergi.
Petugas patroli sedang membututi mobil tersebut dan memberitahukan hal ini ke Ketua. Petugas juga mengeluarkan pengeras suara dan meminta mobil untuk menepi tetapi mobil malah melaju kencang. Petugas langsung mengejarnya.
Di kantor, Ketua meminta semuanya untuk cepat berangkat. Tiba-tiba, terdengar suara telepon yang berdering terus menerus. Suaranya dari dalam kotak di meja Sun Jae. Ketua memberitahu kalau itu paket untuk Sun Jae.
Sun Jae melihat kotak tersebut dan segera membukanya. Ada sebuah ponsel. Dia mengangkat telpon.
“Sudah lama ya, Detektif?”
“Jung Ho Young?” tanya Sun Jae memastikan. Semua yang ada disana, antusias mendengarn nama Ho Young disebut.
“Rupanya kau ingat suaraku.”
“Sedang apa kau sekarang? Apa-apaan ini?”
“Ada yang ingin kukatakan. Sungai Haein, bukan aku. Aku memang membunuh Lee So Yeon, tapi bukan sungai Haein.”
“Hentikan omong kosongmu!”
“Kutelepon kau nanti,” ujar Ho Young dan menutup telpon. Dia menelpon dari sebuah telpon umum.
Sun Jae sangat marah. Dia memberikan ponsel pada Min Ha dan menyuruhnya untuk melacak posisi telpon barusan.
Petugas patroli berhasil menepikan mobil sedan tersebut. Mereka memaksa sang pengemudi untuk keluar. Pengemudi protes karena di paksa seperti ini. Petugas bertanya kanapa dia tidak menepikan mobilnya saat disuruh?
“Karena nomor yang disebut bukan punyaku!” jawabnya.
Petugas bingung. Dia meeriksa nomor plat mobil dan benar. Plat mobil asli ditimpa dengan palsu.
Petugas melaporkan hal ini pada Ketua.
Ketua menghela nafas kecewa mendengar laporan tersebut. Tae Hee juga kesal karena bajingan itu sungguh gila sampai menempelkan plat nomornya di mobil lain dan bahkan berani mengirim paket pada detektif.
Kwang Ho juga kesal. Tapi, dia juga heran karena apa alasan dari Ho Young menelpon Sun Jae. Sun Jae memberitahu kalau prof. Shin mengatakan itu salahnya terkait kesalahan dua tahun lalu. Kwang Ho berkata kalau ini karena dia sedang mempermainkan mereka.
Sun Jae dan Tae Hee pergi ke telpon umum tempat Ho Young menelpon. Kwang Ho kesal karena Ho Young menelpon dari telpon umum. Dia juga memberitahu Sun Jae kalau pria yang menelpon mendiang Park Kwang Ho 1988 juga memakai telepon umum. Bahkan tidak ada CCTC disana.
Berita menyiarkan kalau Komisaris Polisi telah datang ke kantor polisi Hwayang untuk meninjau kasus terkain penemuan mayat mahasiswi 25tahun di dekat rute 47 Hwayang. Komisaris datang dua hari setelah insiden terjadi, usai dugaan bahwa Jung Ho Young pelaku pembunuhan berantai 2tahun lalu, merupakan pelaku kasus ini juga. Publik menjatuhkan kritik pada polisi terkait hal ini.
Dan berita itu, sedang didengarkan juga di kantor polisi Hwayang. Semua team di kantor polsi sedang berbaris menatap punggung Komisaris di depan mereka. Hanya Kwang Ho yang tidak ada.
“Jadi maksudmu adalah, pelakunya sempat tertangkap bahkan menelpon detektif di sini,” tanya Komisaris, dingin pada semuanya.
Dan, tepat saat itu, Kwang Ho datang dengan santai dan bertanya kenapa banyak reporter di luar. Dia bahkan melihat Komisaris dan dengan tenang bertanya kenapa dia datang ke sini? Ketua langung menegurnya.
“Jika kalian bekerja dengan benar, tidak perlu aku sampai kemari, kan?” tanya Komisaris. “Pelaku tidak tertangkap dan kalian bikin keributan!? Hhh… Ketua Tim tetap disini, seluruh anggota di Kepolisian Hwayang harus dikerahkan. Bukan hanya fokus pada kasus ini, tapi aku ingin seluruh data kasus Jung Ho Young dikumpulkan, sebelum investigasi di mulai,” perintah Komisaris.
Komisaris bertanya kepada petinggi polisi yang ada disana juga, kalau info yang didapat, ada total 5kasus Jung Ho Young, kan? Tetapi, Sun Jae membantah dan memberitahu kalau dengan kasus Sungai Haein, maka ada 6kasus.
Komisaris berjalan ke arahnya. Sun Jae berbalik menghadapnya dengan posisi siap di tempat. Komisaris melihat tanda pengenalnya, “Kau Letnan Kim Sun Jae, kan? Kau yang kehilangan Jung Ho Young, kan? Bagaimana bisa?”
“Saat ditangkap 2tahun lalu, dia tidak mengakui satupun kejahatannya. Saya merasa aneh, dia tiba-tiba menelpon dan membuat pengakuan. Dia sangat ahli berbohong. Mengingat metode kejahatan serupa, saya rasa kita perlu memeriksa kasus Haein juga.”
“Begitu menurutmu? Kau pria muda yang menarik. Bawakan aku hasilnya. Dengan begitu, aku tak akan meragukanmu. Juga, konsultan yang kurekomendasikan, Prof. Shin, harus dilibatkan,” perintah Komisaris. Sun Jae terkejut karena harus melibatkan Jae Yi, lagi.
Setelah Komisaris pergi, Kwang Ho menggerutu kalau tidak ada yang berubah dari para petinggi (baca episode 01-dimana tahun 1986 juga Komisaris memerintahkan Ketua Kwang Ho untuk segera menangkap pelaku karena malu dengan pemberitaan). Kwang Ho menggerutu kalau dialah yang paling ingin menangkap pelaku.
Ketua memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan data kasus Jung Ho Young dari dulu dan hubungi prof. Shin. Dia juga memberi pengumuman kepada semuany agar berkumpul di sini dalam 1jam lagi.
Sun Jae juga menelpon dr. Mok dan memberitahu kalau Ho Young menelponnya dan memberitahu kalau dia tidak melakukan pembunuhan di sungai Haein. Dia menelpon dr. Mok untuk meminta tolong dikirimkan laporan atopsi dari ke-enam korban lainnya. Dr. Mok mengerti dan dia juga minta Sun Jae untuk berhati-hati. Dr.Mok mengatakan kalau dia mendapat firasat buruk soal Ho Young yang menelponnya. Sun Jae mengerti dan berterimakasih.
Kantor Polisi Hwayang sangat sibuk karena kasus tersebut. Jae Yi tiba dan Sun Jae segera menyapanya.
Sun Jae mulai menjelaskan mengenai tersangka, Jung Ho Young, pembunuh berantai yang kemungkinan telah membunuh sebanyak 6orang, termasuk isterinya sendiri.
- Korban dari kasus pertama pada 2009 adalah Kim Ji Eun. Saat itu usianya 36tahun. Menikah dengan Jung Ho Young pada 1996. Tahun 2009, orang tuan Kim Ji Eun melaporkan puterinya hilang, karena tidak dapat dihubungi. Saat dipanggil sebagai saksi kala itu, Jung Ho Young, mengatakan isterinya kabur dengan pria idalam lain. Setelahnya, terbukti Kim Ji Eun memang memiliki hubungan dengan manajer keuangan di gym langganannya. Delapan bulan kemudian, jenazahnya ditemukan di Gunung Ojeong dengan stocking melilit lehernya. Jung Ho Young diperiksa lagi sebagai saksi, tapi dilepas akibat kurangnya bukti. Pada saat itu, tidak ditemukan bukti relevan akan keterlibatan Jung Ho Young. Inilah awal segalanya.
˗ Korban terakhir adalah Lee Seo Yeon. Usianya 25 tahun dan sedang cuti kuliah. Dia ditemukan meninggal 3 hari lalu.
Semua korban berusia 20-an tahun kecuali istrinya dan mayat mereka ditemukan di wilayah Hwayang.
Giliran Jae Yi yang maju dan memberitahu apa yang didapatkannya, yaitu bahwa semua korban memakai rok.
Beberapa anggota, mulai berbisik-bisik mencemeeh dan tertawa kalau wajarkan wanita pakai rok? Pasti para korban pakai rok pendek. Dan bukankah para korban juga fisiknya cuma rata-rata?
“Kalau tidak rata-rata, lantas tidak ada alasan dibunuh, begitu? Kalian merasa beberapa wanita memang layak mati?” tanya Jae Yi kepada para detektif yang mencemeeh tersebut. “Fakta para korban berpenampilan serupa dapat menjadi petunjuk penyelesaian kasus. Jika kita tahu alasan Jung Ho Young terobsesi dengan rok, kita bisa tahu Jung Ho Young orang seperti apa dan alasan dia memulai kejahatannya,” jelas Jae Yi.
Tae Hee menduga kalau hal tersebut mungkin di picu oleh istrinya yang berselingkuh. Ketua menanyakan pendapat dari Jae Yi?
Dan Jae Yi, menunjukkan foto artikel dengan metode pembunuhan serupa 30tahun yang lalu. Dia memberitahu kalau kasus tersebut terjadi di tahun 1985 dan terdapat 3korban. Dimana, saat itu Jung Ho Young juga tinggal di daerah sana.
Ketua kaget karena Jae Yi bisa mengetahui kasus tersebut. Dia melihat ke arah Kwang Ho dan Kwang Ho mengangguk seolah membenarkan kalau kasus saat itu berkaitan dengan kasus saat ini.
Kwang Ho memberitahu pada Jae Yi kalau kasus tersebut masih berlanjut hingga tahun 1986. Dan saat itu, Jung Ho Young juga diselidiki sebagai tersangka. diselidiki sebagai tersangka. Tapi, jika diingat lagi, orang tuanya mungkin membantu dia berbohong saat itu.
Tae Hee memandangnya dan bertanya dari mana Kwang Ho tahun kasus 30tahun lalu sampai sedetai itu? Kwang Ho yang cepat tanggap langsung beralibi kalau Ketua yang menceritakannya. Ketua segera membenarkan karena dia bertugas disini saat itu.
“Tapi, aku tidak percaya murid SMU itu memang Jung Ho Young. Kupikir pelakunya sudah sudah mati. Lalu, bagaimana kabar Jung Ho Young setelah itu?” tanya Ketua.
“Dia pindah ke Seoul bersama keluarganya saat dia kelas 2 SMU. Dia juga sempat dirawat di rumah sakit jiwa selama 8 tahun. Berdasar rekam medis, dia tidak memiliki penyakit kejiwaan tertentu. Usai dirawat, dia menikahi Kim Ji Eun dan sisanya sudah diceritakan semua tadi,” jelas Sun Jae.
Kwang Ho yang baru mendengar informasi itu segera merangkumnya. Dilihat dari ia dirawat selama 8 tahun di rumah sakit jiwa, menjelaskan tidak ditemukannya korban bertato kaki setelah itu. Dan Tae Hee serta Min Ha mengingat tato di kaki Kim Young Ja (korban dari kasus episode 03).
Jae Yi menatap bingung dengan perbincangan mengenai tato. Ketua bergumam kalau pelakunya selalu membuat tanda tato di kaki korban. Kim Young Ja adalah korban kelima, satu-satunya yang selamat. Ketua menduga kalau Ho Young mengubah metodenya dengan tidak memberikan tanda lagi dan Sun Jae membenarkan.
Ketua bangkit dan mulai memberi perintah. Dia menyuruh Sun Jae untuk segera melapor padanya jika Ho Young menelponnya lagi. Dan semua unit satu, temui keluarga semua korban dan periksa adakah yang luput dari investigasi. Unit dua memeriksa ulang pernyataan saksi, pengakuan, dan bukti-bukti. Dan Jae Yi …
“Aku akan langsung ke rumah sakit Jung Ho Young sempat dirawat. Pasti ada yang terlewat di sana,” ujar Jae Yi. Ketua menyetujuinya.
Ketua sekarang sedang berada dalam satu ruangan dengan Kwang Ho dan Sun Jae. Dia bertanya kepada Sun Jae apakah ini alasan Sun Jae mengejar Ho Young? (ntuk menangkap pembunuh ibunya) Sejak kapan kau tahu? Sun Jae menjawab kalau dia tahu sejak kasus Yang Yoo Jin. Tapi, akan lebih mudah baginya dulu, jika dia tahu jika Ketua Tim dulu bekerja di sini. Ketua memarahinya karena tidak melapor padanya. Sun Jae menunduk merasa bersalah. Kwang Ho menengahi dengan mengajak semuanya untuk menangkap pelaku segera. Dia kemudian mengajak Sun Jae pergi dan pamit pergi.
“Ada alasan kami semua dipertemukan begini,” ujar Ketua sambil melihat kepergian Sun Jae dan Kwang Ho.
Tags:
TUNNEL