Images by : QQLive
Para direktur sedang ribut membahas masalah biaya yang melebihi anggaran. Sementara Cheng Ze, dia sibuk dengan ponselnya, memikirkan pesan apa yang harus dikirimnya untuk Yan Shu. Mendengar para direktur yang terus ribut, membuat Cheng Ze jadi kosentrasi. Dia akhirnya memukul meja dengan keras dan membuat para direktur terdiam. Dia memerintahkan semua direktur untuk menyelesaikan dulu permasalahannya baru mengajaknya rapat. Dia hanya ingin mendengar hasilnya bukan mendengarkan pertengkaran mereka. Setelah itu, dia segera pergi dari ruang rapat.
Cheng Ze pergi ke RS untuk menjenguk Yan Shu. Sebelum dia sampai ke pintu kamar rawat Yan Shu, dia melihat Jin Yun berdiri di depan kamar Yan Shu. Tapi, Jin Yun tidak masuk dan memilih untuk pergi. Setelah Jin Yun pergi, Cheng Ze baru masuk ke dalam kamar rawat Yan Shu.
Yan Shu sampai heran melihat Cheng Ze datang menemuinya. Soalnya kan Cheng Ze tidak pernah mau ke RS, bahkan saat dia sakit diare, dia juga tidak mau ke RS. Cheng Ze dengan gugup menjawab kalau ini masalah khusus.
“Hari ini, mewakili perusahaan kami, ku harap kau cepat sembuh. Ini tanggung jawabku,” ujar Cheng Ze.
Yan Shu yang mendengarnya mendengus kesal. Dia mengomentari perkataan Cheng Ze seperti nggak niat untuk menjenguknya. Cheng Ze membantah hal itu. Yan Shu tidak mempermasalahkannya lagi dan menyuruh Cheng Ze untuk duduk dimanapun dia suka. Saat itulah, Cheng Ze baru menyadari kamar rawat Yan Shu yang kotor dengan sampah berserakan dimana-mana.
Tidak tahan dengan hal itu, Cheng Ze segera mengeluarkan semprotan pembersihnya dan menyemprotkannya ke seluruh ruangan. Yan Shu tentu merasa kesal dengan semprotan tersebut, ditambah lagi, Cheng Ze langsung mau pergi. Yan Shu menghentikannya dan memberitahu kalau dia terluka selama bekerja.
“Iya, jadi biaya pengobatanmu ditanggung perusahaan,” jawab Cheng Ze.
“Bukan cuma biaya pengobatan. Tapi juga gaji dan biaya mental harus dibayar,” pinta Yan Shu. Dia mulai merayu Cheng Ze agar memberikannya uang kompensansi karena terluka.
Cheng Ze setuju untuk memberikan uang kompensasi pada Yan Shu. Tetapi, dia merasa heran kenapa Yan Shu sangat serakah dengan uang?
“Tentu saja. Uang tidak akan mengkhianatiku,” jawab Yan Shu.
Cheng Ze langsung pergi setelah mendengar jawabannya.
Jin Yun menghabiskan malam dengan karaoke bersama Lian Na. Tetapi, dia bukannya ikut menyanyi tetapi asyik minum bir. Lian Na sampai heran melihatnya dan menghentikan Jin Yun agar tidak minum lagi.
“Bisakah kau memberitahuku, apa yang aku katakan ini lain dimulut lain pula di hari saat memikirkan wanita itu, bukan?” tanya Jin Yun.
Lian Na awalnya bingung mendengar pertanyaan Jin Yun tetapi dia menyadari sesuatu. Apakah Jin Yun sedang jatuh cinta? Dia memaksa agar Jin Yun memberitahukan nama wanita itu padanya. Tetapi Jin Yun tidak mau menjawab.
Jin Yun sudah mabuk berat. Dengan terpaksa, Lian Na memapahnya keluar dari ruang karaoke dan hendak membawanya pulang. Mereka tidak menyadari ada paparazzi yang diam-diam mengambil foto mereka.
Keesokan harinya,
Ketua Gu melihat artikel online dan merasa kesal karena itu berita mengenai Jin Yun bersama Lian Na. Jin Yun turun dan melihat mood neneknya yang tidak bagus, membaca artikel tersebut dan mengomentari kalau reporter hanya asal menulis berita. Ketua mulai memarahi Jin Yun yang terus-terusan terkena gossip padahal kelak Shenghong akan diserahkan padanya. Jin Yun berusaha menjelaskan kalau dia tidak melakukan apapun dan hanya karaoke-an bersama Han Lian Na. Ketua tidak peduli dan memberi peringatan kalau Jin Yun tidak bisa mempunyai hubunugan dengan Han Lian Na. Jin Yun berusaha menjelaskan kalau Han Lian Na telah menjadi perwakilan dari New Face dan tentu dia harus berhubungan kerja dengan Lian Na. Ketua makin marah mendengarnya dan Jin Yun berkata kalau Cheng Ze yang memilih Lian Na. Ketua jadi tambah marah.
Yan Shu di RS dan melihat artikel mengenai Jin Yun juga. Dia mengomel mengenai Jin Yun yang telah menjadi pria jahat. Yan Shu yang melihat jam di ponsel sudah pukul 12siang, segera melakukan pemesanan makanan sup ravioli. Namun, sayangnya, tempat makan dimana dia memesan, memberitahu kalau restoran mereka sangat ramai hari ini dan tidak dapat melakukan pengantaran. Yan Shu jelas kesal padahal dia sangat ingin makan sup ravioli.
Yan Shu akhirnya memutuskan menghubungi Cheng Ze. Dia memberitahu pada Cheng Ze kalau dia ingin makan sup ravioli. Cheng Ze jelas bingung, kenapa melaporkan hal itu padanya. Yan Shu pun mulai menjelaskan kalau tidak ada restoran yang mau mengantarkan sup ravioli karena sedang sibuk.
“Jadi, kau menelfonku untuk memintaku membelikannya untukmu?” simpul Cheng Ze. “Siapa boss-mu?”
Yan Shu langsung gelagapan. Dia pun mulai menggunakan alasan kalau kakinya terluka saat sedang bekerja sehingga dia tidak bisa keluar untuk membeli sendiri. Dia mulai merayu Cheng Ze dengan berpura-pura lemah tetapi teleponnya sudah dimatikan oleh Cheng Ze.
Tidak lama, Gao Yang datang mengantarkan makan siang Cheng Ze. Sebelum Gao Yang keluar, Cheng Ze bertanya padanya apa dia tahu dimana restoran sup ravioli di dekat sini?
Cheng Ze pada akhirnya memberikan sup ravioli untuk Yan Shu dan mengantarkannya ke RS. Tetapi, ketika dia membuka pintu kamar Yan Shu, Yan Shu terlihat sedang menikmati makan siangnya. Cheng Ze sampai speechless melihatnya.
Yan Shu yang menyadari kehadiran Cheng Ze, tersenyum senang melihat kantong makanan di tangan Cheng Ze. Tetapi, Cheng Ze yang melihat Yan Shu sedang makan nasi, hendak membuang sup ravioli yang dibelinya ke tong sampah. Yan Shu dengan sigap menangkapnya. Dia tetap berterimakasih pada Cheng Ze yang telah membelikannya dan memuji Cheng Ze yang sangat baik.
Cheng Ze dengan gaya sok dingin-nya, menyuruh Yan Shu untuk tidak bicara sambil makan. Yan Shu tidak melawan dan memuji Cheng Ze yang tampan jadi setiap perkataannya pasti benar.
Ponsel Cheng Ze berbunyi. Telepon dari Ketua yang memarahi Cheng Ze terkait masalah skandal Jin Yun dan Lian Na. Dia juga menegur Cheng Ze karena memilih Lian Na menjadi perwakilan dari New Face. Dia menuduh Cheng Ze karena mengundang Lian Na bekerja di New Face agar mengganggu Jin Yun. Cheng Ze berusaha menjelaskan kalau itu semua salah paham dan dia juga sudah menyuruh bagian Humas untuk membantah rumor yang beredar. Tetapi, Ketua malah dengan tegas berkata kalau dia tidak salah paham.
“Kau harus memastikan kalau takkan ada peluang antara Hai Lian Na dan Gu Jin Yun. Keluarga kita sudah pasti tidak bisa menerima model menjadi anggota keluarga,” perintah Ketua.
“Aku mengerti, Ketua. Jangan khawatir. Aku akan menyelesaikanya,” jawab Cheng Ze.
Ketua menyuruh Cheng Ze agar memegang perkataannya. Dia kemudian langsung mematikan telpon.
Melihat Cheng Ze yang sudah selesai telpon, Yan Shu bertanya apa itu telpon dari nenek Cheng Ze? Yan Shu bahkan menyebut Ketua adalah orang yang licik.
“Diam!” perintah Cheng Ze. “Kau tidak boleh membicarakannya seperti tu,” tegur Cheng Ze.
Yan Shu merasa tersinggung. Dia memberitahu kalau dia tahu Ketua tidak menyukai Cheng Ze, dan dia hanya domba kecil. Kenapa Cheng Ze hanya berani melawannya? Apa karena dia terlihat mudah di bully?
“Aku minta maaf! Bukan itu maksuku,” jelas Cheng Ze. “Ketika aku masih kecil, orangtuaku meninggal dunia. Dia mengadopsiku. Dia telah menampung dan membesarkanku. Jadi aku tidak bisa membiarkan orang lain tidak menghormatinya.”
Yan Shu tertegun mendengarnya. Dia merasa kasihan dengan Cheng Ze dan memberitahu kalau mereka itu mirip. Cheng Ze langsung penasaran dan bertanya apa orang tua Yan Shu sudah meninggal? Bagaimana mereka meninggal? Yan Shu langsung gugup, dia berusaha menjelaskan kalau yang sudah meninggal itu Ayahnya tetapi dia bingung bagaimana memberitahu karena Cheng Ze mengira kedua orangtuanya sudah meninggal.
Tepat sebelum Yan Shu menjawab pertanyaan Cheng Ze, ponselnya berbunyi. Dia segera mengangkatnya dan terkejut karena Ibu yang menelpon. Ibu memberitahu kalau dia menelpon Yan Shu dengan nomor lain biar Yan Shu mau mengangkat telponnya. Sementara Cheng Ze, yang mendengar Yan Shu menjawab dengan menyebut ‘Ibu’ mengira Yan Shu lagi-lagi membohonginya. Yan Shu yang menyadari tatapan Cheng Ze, segera berpura-pura kalau itu telpon dari pihak asuransi dan mematikan telponnya.
“Kau pembohong,” marah Cheng Ze. “Bagaimana bisa kau berbohong seperti ini?”
Cheng Ze yang benar-benar marah, segera mengambil sup ravioli yang belum selesai dimakan Yan Shu. Yan Shu yang tidak ingin sup ravioli-nya di bawa pergi, menahan tangan Cheng Ze dan menggigitnya keras-keras. Cheng Ze sampai berteriak kesakitan.
Suster yang mendengar teriakan tersebut segera menghampiri kamar Yan Shu dan bertanya ada apa? Yan Shu berpura-pura menangis dan berkata kalau Cheng Ze menggigit tangannya. Cheng Ze langsung bersin mendengar kebohongan Yan Shu. Suster sendiri memarahi mereka untuk sadar kalau ini adalah RS dan bukan tempat bermain. Cheng Ze yang kesal, memilih pergi dan meninggalkan sup ravioli.
Ibu pergi ke RS. Dia bertanya ke resepsionis mengenai nomor kamar rawat Li Yan Shu. Ketika dia pergi ke kamar rawat, Ibu berpas-pasan dengan Cheng Ze. Yan Shu sendiri terkejut melihat ibu yang bisa tahu dia di RS. Dia menduga kalau Jin Yun-lah yang memberitahu ibu. Ibu tidak menjawab dan tidak juga membantah, dia mulai mengkhawatirkan kaki Yan Shu yang terluka. Yan Shu menyuruhnya untuk tidak khawatir.
Ibu mulai bertanya dimana Yan Shu tinggal saat dia pergi? Yan Shu hanya menjawab singkat kalau dia tinggal di tempat temannya dan Ibu juga tidak akan mengenal temannya tersebut. Ibu tidak memaksa lagi dan mulai mengomel mengenai Yan SHu yang bekerja di Shenghong dan bukannya perusahaan mereka. Yan Shu tidak senang mendengarnya karena mereka kan tidak punya perusahaan. Ibu menjelaskan kalau perusahaan Han adalah perusahaannya juga karena dia istri dari Han Zhi Peng. Yan Shu menyuruh ibunya untuk mengatakan hal itu kepada Jun Yao kalau dia berani. Ibu mulai mengomel lagi dan Yan Shu berpura-pura tidur.
“Apa kau bekerja di Shenghong karena Gu Jin Yun?” tanya Ibu penuh arti.
Yan Shu segera membantahnya. Dia menyuruh ibu untuk tidak ikut campur urusannya. Ibu tidak memaksa lagi dan berkata kalau dialah yang akan membayar tagihan RS walaupun dia tahu Yan Shu tidak akan suka.
Keesokan harinya,
Cheng Ze baru pulang bekerja. Yan Shu yang sedang memasak di dapur. Mendengar suara pintu terbuka, segera menyambut Cheng Ze dengan semangat dan memberitahu kalau dia sudah pulang.
“Aku tidak mau bicara dengan seorang penipu,” ujar Cheng Ze dan meninggalkan Yan Shu.
Yan Shu berusaha membujuknya dan memberitahu kalau dia sudah masak sup labu. Cheng Ze tidak peduli dan beranjak ke kamarnya.
Dia masuk ke ruang ganti dan hendak mengggunakan mesin pemindai tubuhnya. Akan tetapi, mesin itu rusak. Cheng Ze sampai shock. Dia menyadari kalau ini pasti ulah Yan Shu. Dengan penuh kemarahan, dia berteriak memanggil Yan Shu ke kamarnya. Yan Shu yang sedang makan sampai terkejut mendengar teriakannya. Dia segera menuju kamar Cheng Ze.
Cheng Ze menatapnya marah dan bertanya apa Yan Shu menggunakan mesinnya? Yan Shu kemudian teringat saat dia merusak mesin tersebut sebelum pergi bersama Cheng Ze menemui Lian Na. Yan Shu yang tahu kalau mesin rusak, langsung berpura-pura tidak tahu apapun dan bertanya mesin apa itu? Apa rusak, kenapa? Cheng Ze dengan tegas bertanya apa Yan Shu ada menggunaka mesinnya? Dan sebelum membiarkan Yan Shu menjawab, dia melepas dasinya dan menggunakan dasinya untuk menutup mata Yan Shu.
Yan Shu jelas kebingungan matanya ditutup. Dia kan bukan tersangka. Cheng Ze dengan tegas menyatakan yakin kalau Yan Shu pasti sudah memegang mesinnya. Yan Shu tidak membantah lagi. Tetapi, dia malah menyalahkan mesin yang gampang rusak dan menyuruh Cheng Ze menggunakan garansi saja. Cheng Ze dengan kesal menjelaskan kalau mesin ini sangat mahal dan setiap bagian di impor dari luar negeri. Untuk memperbaikinya saja membutuhkan waktu 3bulan padahal dia harus menggunakannya setiap hari.
“Setelah kau datang kesini, aku harus menggunakannya setiap hari,” ujar Cheng Ze.
Yan Shu jelas kebingungan apa hubungannya menggunakan mesin itu dengan kehadirannya?
“Aku hanya ingin mengatakan, kau tidak hanya pandai berbohong tetapi juga membuatku sial. Kau telah mengubah seluruh hidupku,” marah Cheng Ze.
“Aku hanya bisa minta maaf untuk semua ini,” sesal Yan Shu. Dia meminta izin untuk membuka penutup matanya.
Cheng Ze segera membukakannya dan menyuruh Yan Shu untuk keluar dari kamarnya. Yan Shu menurut dan meminta maaf.
“Eh… tapi kenapa kau menggunakan mesin ini setiap hari? Apa kau sedang sakit?” tanya Yan Shu sebelum pergi lagi. Cheng Ze berteriak menyuruhnya keluar.
Keesokan harinya,
Yan Shu datang dan menyapa semua rekannya. Semua rekannya menyambutnya dan bertanya keadaan kakinya. Yan Shu menenangkan karena kakinya baik-baik saja. Salah seorang rekannya, kemudian memberikan slip gaji Yan Shu dan memuji Yan Shu yang beruntung karena masuk kerja bertepatan dengan saat penerimaan gaji.
Setelah semua rekannya kembali ke meja masing-masing, Yan Shu segera memeriksa slipnya dan menghitungnya dengan semangat. Dia memutar - mutar slip-nya dan menggerutu marah pada Cheng Ze.
Yan Shu masuk dengan marah ke ruangan Cheng Ze. Dia bahkan tidak mengetuk pintu sebelum masuk dan langsung bertanya apa Cheng Ze mau balas dendam karena dia merusak mesinnya? Bagaimana bisa gajinya bulan ini 0? Yan Shu meletakan slip gajinya ke meja Cheng Ze dengan kesal.
Cheng Ze berkata kalau dia tidak bisa percaya dengan seseorang yang bilang orangtuanya sudah meninggal padahal ibunya masih hidup. Dia mengambil jam tangan yang dikenakan Yan Shu dan bertanya kalau dulu Yan Shu pernah bilang tidak mampu menyewa kamar tetapi kenapa bisa menggunakan jam tangan mewah?
Yan Shu hendak merebut jam tangannya dan juga menjelaskan kalau dia benar-benar tidak ada uang. Dan jika dia memakai jam tangan bagus, orang lain akan menghormatinya. Dia berusaha terus merebut jamnya tetapi Cheng Ze dapat menghindarinya hingga Yan Shu terjatuh. Yan Shu segra berakting kalau kaki-nya terasa sakit tetapi Cheng Ze tidak terjatuh dalam kebohongannya lagi.