Images by : OCN
Prolog :
Sung Joon masuk ke ruangan dan menemukan Mi Rae di sana. Dia membekap mulut Mi Rae dan menyuruh Mi Rae agar tidak berteriak dan tetap diam. Mi Rae ketakutan dan menyembunyikan ponsel di tangannya.
Deuk Cheon berada di tengah hutan dan tersudut oleh Man Choon yang memegang kapak. Jo Hye dan team tiba di sana dan mengarahkan pistol ke arah mereka. Dengan terpaksa, Man Choon melepaskan Deuk Cheon dan mengangkat tangan. Tetapi, Deuk Cheon tidak mau menyerah kepada Jo Hye. Dia mengambil pistol yang berada tidak jauh darinya dan menggunakan pistol itu untuk menyandera Hyung Shik.
Jo Hye menenangkannya. Tetapi, Deuk Cheon tidak mau. Dia menyuruh mereka membiarkannya pergi atau jika tidak dia akan menembak Hyung Shik.
“Aku tidak waras sekarang. Aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan sekarang. Aku harus pergi sekarang,” beritahu Deuk Cheon.
“Kepala Jang, lagipula kau tidak bisa menembaknya. Tangkap dia,” perintah Jo Hye.
Soo Ho segera menghentikannya. Tetapi, Jo Hye tidak peduli. Hyung Shik memohon kepada mereka untuk tidak melakukannya.
DUEL
Sung Joon yang di cekik oleh Joo Shik, membuat dia teringat sedikit kenangan masa lalunya. Dalam keadaan tercekik, Sung Joon menggeram marah kenapa Joo Shik melakukan hal itu padanya?
“Jnn Byung Joon, orang itu …,” geram Sung Joon.
Joo Shik terkejut mendengar nama itu. Dia tidak menyangka kalau orang yang dicekiknya sama dengan orang yang dibunuhnya. Mi Rae sendiri yang mengintip dari ruang sebelah juga terkejut melihat pria yang dicekik Joo Shik mirip dengan pria yang ada di foto.
“Sebenarnya apa yang kau lakukan padaku?” geram Sung Joon.
“Kan sudah kubilang. Aku akan membunuhmu. Kami membedah badanmu dan mengambil organ-organmu. Aku mengambil semua organmu. Tapi bagaimana bisa kau masih hidup?” tanya Joo Shik balik.
Dia kemudian menyadari sesuatu dan membuka baju Sung Joon. Tidak ada bekas pembedahan di perutnya. Joo Shik tersenyum senang karena itu berarti Sung Joon bukan orang itu dan juga Sung Joon terlalu muda. Dia bertanya dengan marah siapa Sung Joon dan kenapa muncul di depannya?
Tepat saat itu, bawahannya masuk. Joo Shik terpaksa melepaskan cekikannya pada Sung Joon. Bawahan itu melapor telah menerima uang taruhan tetapi orang yang mengantar beda dengan yang dulu. Yang sekarang terlihat lebih muda. Orang tersebut memakai hoodie jadi dia tidak bisa melihat jelas wajahnya. Joo Shik tidak peduli dengan wajah orang itu yang penting adalah uangnya. Dia memerintahkan bawahannya untuk membersihkan kantornya sekarang dan bawakan banyak minuman keras untuk orang tersebut.
Joo Shik melihat Sung Joon yang terbaring di lantai dan bergumam harus menyembunyikan Sung Joon dimana agar tidak ketahuan? Dia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Sung Joon dan sembunyikan dia. Tetapi sebelum Sung Joon dibawa pergi, Joo Shik memukulinya terlebih dahulu. Dia tidak suka melihat wajah Sung Joon.
Dia terus memukuli Sung Joon dan untuk terakhir dia hendak memukuli Sung Joon dengan tongkat baseball-nya. Tepat saat dia hendak mengayunkan tongkat tersebut, seseorang masuk. Joo Shik jelas marah tetapi anak buahnya memberitahu kalau orang itu adalah klien VIP mereka yang membawa uang tersebut. Joo Shik mengerti dan menyuruh pria itu untuk menunggu diluar dulu.
Tetapi, pria ber-hoodie itu mengeluarkan pistol dari sakunya dan menekan sakelar lampu yang ada di belakangnya. Ruangan menjadi gelap seketika. Joo Shik segera berteriak menyuruh anak buahnya untuk menangkap pria itu. Tetapi, pria berhoodie itu lebih cepat dan menembak mati semua orang yang ada di sana kecuali Sung Joon dan Joo Shik.
Pria itu menyalakan lampu kembali. Dia kemudian berjalan menuju Joo Shik dan mengarahkan pistol ke kepala Joo Shik. Pria berhoodie itu adalah Sung Hoon. Sementara, Mi Rae menyaksikan semuanya dari ruangannya dan menutup rapat mulutnya dengan ketakutan. Dia takut ketahuan kalau dia ada disana.
Joo Shik berbalik dan melihat Sung Hoon yang melepas hoodie-nya. Dia terkejut melihat wajah Sung Hoon yang mirip dengan wajah pria yang dihajarnya barusan. Dia bertanya apa yang diinginkan Sung Hoon sebenarnya? Sung Hoon menyuruh Joo Shik untuk menebak apa yang diinginkannya. Dia memberikan petunjuk : daftar.
Ponsel Mi Rae bergetar. Ada telepon dari Ik Hong dan Mi Rae segera mematikannya. Ik Hong jelas kebingungan padahal tadi Mi Rae menelponnya. Mi Rae mengintip dan terkejut melihat pria yang mirip pria yang dihajar oleh Joo Shik tadi sedang mengarahkan pistol ke kepala Joo Shik.
Man Choon sendiri tiba di arena pertandingan bersama anak buahnya. Mereka segera berpencar mencari Deuk Cheon. Deuk Cheon sendiri terkejut melihat mereka dan segera bersembunyi di belakang seorang pria. Dan pria itu adalah Ik Hong. Ik Hong terkejut melihat Deuk Cheon karena dia mengenali Deuk Cheon sebagai Kepala Jang dari Kepolian Jungbuk. Dia mengenalkan dirinya sebagai Reporter Ik Hong dan juga mereka pernah bertemu sebelumnya. Deuk Cheon tidak mengingatnya. Ik Hong sendiri mengira Deuk Cheon sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku pertarung anjing ilegal. Deuk Cheon membenarkan dan menyuruh Ik Hong untuk meninggalkannya sendiri.
Deuk Cheon bersembunyi di balik tong - tong minyak kosong. Dia juga heran kemana perginya Sung Joon.
Joo Shik sendiri mengeluarkan sebuah berkas dari laci mejanya. “Aku pikir aku mungkin akan menggunakannya suatu hari nanti. Ini seperti tiket terakhirku,” ujar Joo Shik senang. “Orang-orang ini mengambil organ mereka untuk menyelamatkan diri ketika mereka tahu itu seharusnya tidak dilakukan. Aku pikir aku harus pergi ketika aku bangkrut dan menggunakan ini untuk mendapatkan uang dari mereka. Aku tidak tahu akan menggunakannya seperti ini. Ini informasi tentang lima orang yang mendapat transplatansi organ.”
Joo Shik menyerahkan semua berkas itu pada Sung Hoon. Dia kemudian bertanya siapa sebenarnya mereka berdua? Kenapa mereka punya wajah yang sama dengan orang yang sudah mati?
“Kau membunuhnya? Maksudku pemilik organ itu,” tanya Sung Hoon.
Joo Shik jadi gugup mendengar pertanyaan tersebut. Dia menjawab kalau dia hanya melakukan apa yang diperintahkan. Sung Hoon memberitahu kalau Jin Byung Joon mengatakan Joo Shik lah yang membunuh. Joo Shik tertawa dan membantah hal tersebut, Jin Byun Joon lah yang berbohong.
“Sayangya, tidak ada cara untuk mengkonfirmasinya lagi… karena Jin Byung Joon sudah mati,” ujar Sung Hoon.
Joo Shik terkejut mendengarnya. Tepat saat itu, ponsel di saku Sung Hoo bergetar (sepertinya itu telepon dari pria itu untuk memberi tanda kalau polisi sudah dekat). Sung Hoon menyuruh Joo Shik untuk tidak terkejut karena Joo Shik akan segera menyusulnya. Joo Shik ketakutan mendengarnya. Dia kan sudah memberikan daftar tersebut tetapi Sung Hoon tidak peduli dan menembak mati Joo Shik.
Deuk Cheon terus mengawasi dan ketika melihat Man Choon dan anak buahnya keluar dari arena, dia segera keluar dari tempat persembunyiannya. Tetapi, saat itu, Soo Ho dan Hyung SHik masuk dan menembakkan pistol peringatan. Semua orang menjadi panik dan berhamburan. Hal itu semakin menyulitkan mereka untuk mencari Deuk Cheon.
“Apa yang kalian lakukan?” marah Bong Seok. “Apa kalian mau mencoba untuk menangkap pelakunya atau membuatnya kabur?”
Jo Hye memberi perintah agar mereka segera berpencar.
Ik Hong sendiri merasa panik karena Mi Rae belum juga keluar. Dan tidak lama kemudian, mayat Joo Shik dilempar dari lantai atas. Semua menjadi lebih panik dan kacau lagi. Jo Hye melihat ke atas dan melihat wajah yang mirip Sung Joon melempar mayat itu. Dia segera menuju ke lantai atas.
Sung Hoon kembali ke ruangan untuk mengambil berkas tersebut. Tetapi, Sung Joon menahan berkas itu. Sung Hoon menyeringai menatapnya. Mereka saling bertatapan. Sementara, Jo Hye menuju ke lantai atas bersama team-nya dan tersendat karena banyaknya orang yang turun.
Dari lantai atas, seorang pria melempar uang turun. Deuk Cheon memperhatikan pria yang melempar uang tersebut mengenakan masker. Jo Hye juga melihat dari atas dan melihat Deuk Cheon yang berada di bawah. Dia memberitahunya pada yang lain. Deuk Cheon yang melihat Jo Hye segera kabur keluar. Dan saat itu, Na Rae melihat Deuk Cheon yang kabur dan memberitahukan hal tersebut pada Man Choon.
Sung Hoon menghajar Sung Joon yang tidak mau melepaskan berkas tersebut dari tangannya. Sung Joon bertanya apa yang ada didalam berkas tersebut? Apa itu alasannya membunuh orang-orang? Apa maksudnya orang-orang yang mendapatkan transplatansi organ? Sung Hoon tidak mau menjawabnya dan mengarahkan pistolnya ke kepala Sung Joon.
“Bunuh saja! Jadi katakan padaku. Daftar apa ini? Kenapa kau membutuhkan ini? Apa tujuanmu?” teriak marah Sung Joon.
“Jangan mencoba terlalu keras. Lagipula kau akan segera mati bahkan jika aku tidak membunuhmu,” ujar Sung Hoon.
“Kalau begitu katakan saja padaku satu hal. Soo Yeon. Dimana Soo Yeon sekarang?” tanya Sung Joon.
Sung Hoon tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Kau luar biasa. Dalam situasi begini, kau masih penasaran. Dia di rumahku. Kau puas?”
“Itu berarti dia masih hidup,” senang Sun Joon, “Tolong kembalikan anak itu. Dia tidak melakukan kesalahan,” pinta Sung Joon.
Sung Hoon mendengarnya. Dia menendang Sung Joon hingga berkas itu terlepas dari tangan Sung Joon. Dia mengambil berkas itu dan melangkah pergi. Sebelum pergi, dia meletakkan pistol yang dipakainya ke sofa yang ada disana.
“Kau mau balas dendam. Apa kau ingat hal yang sama dengan yang ku ingat?” tanya Sung Joon pada Sung Hoon yang melangkah pergi. “Itu sebabnya kau membunuh Jin Byung Joon dan Choi Joo Shik?”
Sung Hoon terlihat marah mendengarnya. Dia berbalik ke Sung Joon lagi dan bertanya apa yang di ingat Sung Joon? Belum sempat dia mendapat jawaban dari Sung Joon, pria kaki tangannya, menelpon dan menyuruhnya untuk segera keluar. Jaksa Choi sedang menuju ke ruangan itu. Sung Hoon mengerti dan akhirnya memilih keluar meninggalkan Sung Joon.
Jo Hye menuju ke ruangan tersebut bersama Soo Ho.
Sun Joon sendiri yang masih berada di dalam ruangan, terlihat panik. Dia bangkit dan mengambil pistol anak buah Joo Shik.
Jo Hye tiba di depan ruangan. Di depan pintu terlihat ada bekas darah yang diseret. Dia masuk dan terkejut melihat semua orang yang ada disana telah tewas tertembak.
Tapi,dimana Sung Joon?
Dia berada di tempat Mi Rae di kurung oleh Joo Shik. Itu adalah ruang rahasia di balik dinding. Sung Joon membekap mulut Mi Rae. Dia meminta maaf melakukan hal ini karena tidak punya pilihan. Dia menyuruh Mi Rae untuk tetap diam. Mi Rae gemetar ketakutan dan menyembunyikan ponsel di tangannya.
Jo Hye memeriksa sekeliling ruangan. Dia melihat pistol yang ditinggalkan di sofa. Hal itu membuat Jo Hye semakin marah karena merasa ditantang oleh Sung Joon (yang sebenarnya adalah Sung Hoon). Dia merasa pasti ada sesuatu dibalik pembunuhan tersebut.
Soo Ho menemukan ruangan rahasia tersebut dan memeriksa ke dalam sana. Sung Joon dan Mi Rae sendiri bersembunyi di balik tumpukan kardus di sudut ruangan. Soo Ho mendekati temapt mereka tetapi telpon dari Hyung Shik mengurungkan niatnya. Dia keluar dan melapor pada Jo Hye kalau tidak ada orang lagi di ruangan ini dan dia minta izin untuk turun dan memeriksa kondisi di bawah. Jo Hye mengerti dan menyuruh Soo Ho untuk turun duluan dan juga blokir tangga yang menuju lantai 3.
Setelah Soo Ho pergi, Jo Hye menghubungi Bong Seok. Bong Seok melapor dan meminta maaf karena tidak bisa menemukan Deuk Cheon. Jo Hye tidak peduli dan memberitahu kalau Soo Ho akan turun sekaran dan ikuti dia diam-diam. Dia yakin Soo Ho akan menuju tempat Deuk Cheon. Selesai memberikan perintah, Jo Hye pergi dari ruangan itu.
Keadaan telah aman. Sung Joon keluar bersama dengan Mi Rae dari persembunyian. Dia menegaskan pada Mi Rae kalau dia bukan orang jahat dan juga bukan pembunuh yang diincar polisi. Dia yakin Mi Rae pasti telah melihat semua kejadiannya tadi. Mi Rae menggangguk membenarkan.
“Kau lihat orang itu mirip denganku, dialah orang yang membunuh semua orang. Bukan aku.”
Mi Rae mengangguk mengerti dan meminta agar Sung Joon melepaskan bekapan mulutnya. Sung Joon memintanya berjanji untuk tidak berteriak. Mi Rae mengangguk. Sung Joon akhirnya melepaskan bekapannya.
“Kau tidak boleh melakukan sesuatu yang konyol,” perintah Sung Joon dan mengarahkan pistol ke Mi Rae. “Apa kau benar-benar menyaksikan semuanya?”
“Aku rasa kau di jebak,” jawab Mi Rae. “Aku melihat semuanya dari awal sampai akhir. Aku akan membuat pernyataan kepada polisi. Aku akan melakukannya.”
“Tidak,” hentikan Sung Joon. “Itu tidak berguna.”
“Kenapa? Apa karena dia saudara kembarmu? Tapi ada bukti.”
“Kami tidak kembar,” beritahu Sung Joon. Mi Rae merasa heran mendengarnya padahal wajah mereka mirip. “Aku juga tidak tahu itu. Tapi, aku yakin satu hal, polisi tidak akan memihakku.”
Sung Joon memberitahu kalau pilihannya hanyalah kabur dari sini. Dia meminta bantuan Mi Rae. Mi Rae terkejut mendengarnya. Apa Sung Joon ingin dia menjadi sandera dan membantunya kabur dari sini? Sung Joo membenarkan. Mi Rae mengerti walau dia merasa sangat gila bisa terlibat hal seperti ini. Dia juga meminta agar Sung Joon tidak menondongkan pistol padanya karena dia percaya pada Sung Joon dan juga akan membantu Sung Joon.
“Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak mudah percaya dengan siapapun,” jawab Sung Joon.
Dia menyeret Mi Rae untuk segera pergi karena dia juga harus mencari seseorang.
Deuk Cheon sudah berada di luar bangunan arena pertandingan anjing. Dia lari ke arah hutan di dekat sana, tetapi anak buah Man Choon mengejarnya dan mengarahkan kapak padanya. Hyung Shik juga berada disana dan membantu Deuk Cheon.
Pistol Deuk Cheon terjatuh dan hal itu dimanfaatkan oleh Man Choon. Na Rae mendekati Deuk Cheon dan mengoreskan kapak ke pundak Deuk Cheon. Dia benar-benar ingin memotong tubuh Deuk Cheon. Hyung Shik segera menembakkan pistol-nya tetapi Na Rae berhasil menghindar. Pertarungan berlangsung sengit hingga Man Choon bisa menyudutkan Deuk Cheon.
Tags:
DUEL