Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 05 - 2



Images by : OCN
Deuk Cheon memohon agar mereka berhenti sekarang. Dia berkata kalau Man Choon bisa membalaskan dendam padanya tetapi tidak sekarang. Dia tidak boleh mati disini sekarang. Man Choon tidak peduli.

Tepat saat itu, Soo Ho datang dan menembakkan tembakan peringatan. Dan sialnya, Bong Seok bersama yang lain juga datang ke sana setelah mengikuti Soo Ho. Mereka menyuruh semua yang ada disana meletakkan senjata dan menyerah. Jo Hye juga tiba disana.
Man Choon dan anak buahnya menurut. Mereka mejatuhkan kapak mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Tetapi, tidak dengan Deuk Cheon. Dia memanfaatkan kesempatan untuk mengambil pistolnya yang berada di dekatnya dan menggunakan pistol itu untuk menyandera Hyung Shik.
Jo Hye berusaha membujuknya tetapi Deuk Cheon tidak peduli. Dia meminta mereka untuk tidak mengikutinya atau Hyung Shik akan mati. Dia sudah gila dan dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya lagi. Jo Hye tidak percaya dan menyuruh mereka untuk menembak Deuk Cheon. Soo Ho berusaha menghentikan mereka. Hyung Shik juga memohon untuk tidak melakukan hal itu.
Sung Joon dan Mi Rae sudah keluar dari bangunan tersebut. Dan bahkan ketika ada polisi yang memeriksa, Mi Rae yang segera membawa Sung Joon bersembunyi. Dia meminta Sung Joon percaya padanya karena dia pasti sudah tertangkap jika dia tidak sigap. Sung Joon menjawab kalau itu bukan hal yang penting sekarang. Mi Rae protes. Dia sudah membantu dan merasa tidak adil jika tidak di percayai.
“Lagipula, aku membantumu karena ada sesuatu,” gumam Mi Rae.
Sung Joon heran mendengarnya. Tetapi, Mi Rae tidak menjelaskan lebih jauh. Sung Joon mengajak Mi Rae untuk pergi ke tempat mobilnya di parkir, karena mungkin saja temannya menunggu disana.

Deuk Cheon menyandera Hyung Shik. Mereka sudah terpojok hingga ke sebuah jurang. Dia sudah tidak bisa kabur. Tetapi, Deuk Cheon tetap tidak mau menyerah. Dia memohon agar Jo Hye melepaskannya dan percaya padanya. Jo Hye tidak mau. Deuk Cheon benar-benar putus asa, dia mendorong tubuh Hyung Shik ke depan dan melompat turun ke jurang tersebut.


Bong Seok mendekat tetapi Deuk Cheon tidak terlihat dibawah. Dia memegang kerah Hyung Shik marah karena yakin Hyung Shik pasti berpura-pura disandera oleh Deuk Cheon. Hyung Shik membantah hal itu dengan tegas. Dia hampir mati tadi. Semua segera berpencar mencari Deuk Cheon ke bawah.
Deuk Cheon ternyata tidak kenapa-kenapa. Dia hanya terluka di lengan. Tetapi, dia tidak bisa kembali ke mobil karena mobil mereka yang terparkir telah di jaga oleh polisi. Deuk Cheon juga semakin kesal karna Sung Joon belum juga kembali.

Sung Joon tiba-tiba muncul dibalakangnya. Sung Joon merasa lega karena Deuk Cheon tidak tertangkap. Deuk Cheon melihat Sung Joon yang terlihat kesakitan dan bertanya dia kemana saja? Tiba-tiba, Mi Rae yang berada di belakang mereka dari tadi, menyarankan agar mereka pergi ke tempat yang lebih aman. Deuk Cheon terkejut melihat Mi Rae dan Sung Joon bingung cara menjelaskannya.
Mi Rae  menelpon Ik Hong. Dan Ik Hong segera menjelaskan kalau dia tidak melarikan diri dan meninggalkan Mi Rae. Dia hanya melihat kalau di dalam terlalu kacau, jadi dia keluar. Dan Mi Rae juga tidak menjawab telponnya dan dia hanya duduk sendirian di mobil. Polisi kemudian datang dan menyuruhnya untuk memindahkan mobilnya. Dan dimana Mi Rae sekarang? Dia menegaskan pada Mi Rae untuk tidak salah paham padanya.

Mi Rae mengerti dan berkata dia tidak salah paham. Dia sekarang sedang menuju mobil Ik Hong dengan Sung Joon dan Deuk Cheon mengikuti dari belakang. Sung Joon melihat lengan Deuk Cheon yang mengeluarkan banyak darah. Deuk Cheon menjawab dia baik-baik saja, tapi apa mereka bisa percaya dengan Mi Rae? Sung Joon memberitahu kalau mereka tidak punya pilihan. Lagipula, jika dilihat secara obyektif, mereka lah yang terlihat lebih berbahaya daripada Mi Rae.
“Itulah yang membuatnya lebih aneh,” ujar Deuk Cheon. “Kenapa dia membantu orang-orang seperti kita?”
Sung Joon menegaskan kalau itu karena Mi Rae melihat semuanya dan tahu kalau dia bukanlah pelakunya. Deuk Cheon heran melihat reaksinya dan mengingatkan kalau sebelumnya Sung Joon bilang tidak percaya siapapun. Sung Joon gugup dan menjawab kalau dia tidak punya pilihan lagi selain percaya pada Mi Rae.
Mereka tiba di dekat mobil Ik Hong. Dan akhirnya, Ik Hong membawa mereka. Ik Hong belum menyadari situasi dan malah senang bertemu dengan Deuk Cheon. Dia bahkan bertanya apa pelaku yang dikejar Deuk Cheon sudah tertangkap? Ik Hong terus mengoceh walaupun tidak ada yang menanggapi.

Dan didepan, mereka melihat ada polisi yang menghentikan kendaraan untuk melakukan pemeriksaan. Deuk Cheon panik dan menyuruh Ik Hong agar segera berputar arah. Ik Hong bingung dan tidak juga memutar setir. Deuk Cheon kesal dan akhirnya dengan paksa memutar setir memasuki jalan kecil.


Mereka berhenti di sebuah jalanan sepi. Ik Hong segera keluar dari mobil. Dia merasa ada yang aneh kenapa Deuk Cheon harus melarikan diri dari polisi?  Deuk Cheon tidak mau memberitahu kebenarannya. Ik Hong jadi kesal dan semakin kaget ketika melihat ada darah menetes dari lengan Deuk Cheon. Deuk Cheon sendiri akhirnya memutuskan untuk berpisah dari mereka sekarang. Ik Hong menyetujui hal tersebut. Sung Joon sendiri merobek kain bajunya dan mengikatkannya ke lengan Deuk Cheon untuk menghentikan pendarahan. Mi Rae juga dmemberikan ikat pinggangnya untuk digunakan mengikat agar lebih kuat.


Mi Rae melihat darah yang terus mengucur dan merasa kalau luka tersebut harus dijahit. Tapi, mereka tidak bisa ke RS. Deuk Cheon menyuruh mereka untuk pergi dan tidak peduli kepadanya. Sung Joon memberitahu Deuk Cheon kalau mereka menunda mengobati luka Deuk Cheon maka Deuk Cheon bisa terkena shock karena kehilangan banyak darah. Mendengar hal itu, Mi Rae menawarkan mereka agar ke tempatnya. Dia punya benang dan jarum jahit untuk luka. Dia memberitahu kalau dia dulu mengambil sekolah kedokteran. Ik Hong terkejut mendengar tawaran Mi Rae pada mereka.
Ik Hong menarik Mi Rae sedikit menjauh. “Bagaimanapun, aku punya firasat buruk. Mari kita berpisah dari sini dan mengakhiri ini,” saran Ik Hong.
“Tidak. Dia terluka,” tolak Mi Rae. “Tidak ada mobil yang lewat sini.”
“Aku merasa ada yang aneh. Aku yakin sesuatu terjadi pada Kepala Jang baru-baru ini. Apa mungkin dia melakukan kejahatan?”
“Kadang-kadang kau terlihat lamban, tapi kadang-kadang kau terlihat cerdik,” puji Mi Rae. “Aku jadi bingung.”
“Ini bukan waktunya memujiku. Bagaimanapun, lakukan seperti yang ku katakan, mengerti?”

Tetapi, Mi Rae tidak mau menerima saran Ik Hong. Ik Hong tidak peduli dan dengan gugup meminta berpisah dengan Deuk Cheon disini. Deuk Cheon mengerti dan tidak marah. Dia malah berterimakasih kepada bantuan Ik Hong. Tetapi, Deuk Cheon meminta tolong satu hal, dia ingin meminjam mobil Ik Hong untuk ke Seoul. Ik Hong bingung bagaimana menolak hal itu dan akhirnya malah berdalih kalau luka Deuk Cheon harus segera diobati dan mereka bisa mengobatinya di rumah Mi Rae. Deuk Cheon berusaha menolak karena dia hanya perlu meminjam mobil. Sung Joon meminta agar Deuk Cheon mengikuti mereka untuk mengobati lukanya.

Man Choon dan anak buahnya, semua ditangkap oleh Jo Hye. Bong Seok dan Song Yi melaporkan kalau mereka masih mencari Sung Joon dan Deuk Cheon tetapi tidak juga ketemu. Mereka menduga kalau mereka sudah kabur dari sana.


Deuk Cheon dan Sung Joon sudah di tempat Mi Rae. Mi Rae memberikan air untuk membersihkan luka Deuk Cheon. Ik Hong juga berada disana dan memperhatikan. Mi Rae mengeluarkan peralatannya dan bersiap menjahit luka deukCheon. Dia memberitahu kalau dia lulus dari sekolah kedokteran tetapi tidak punya lisensi kedokteran. Dan dia juga tidak yakin apa bisa menjahit dengan baik atau tidak.  Deuk Cheon segera menjawab kalau biarkan saja Sung Joon yang menjahit lukanya.  Mi Rae jelas heran dan bertanya apa Sung Joon adalah dokter? Sung Joon menjawab bukan, dia hanya kebetulan tahu cara menjahit luka. Dan Sung Joon pun mulai menjahit luka Deuk Cheon. Mi Rae terus memperhatikan wajah Sung Joon.

Mi Rae ke kamar mandi. Dia memperhatikan foto milik Ibunya dan bergumam : “Benar. Aku yakin mereka orang yang sama. Tapi, aku ingin tahu mengapa Ibu punya foto orang itu? Apa hubungan mereka?” Dia kemudian teringat dengan wajah Sung Hoon yang melakukan pembunuhan dan juga mirip dengan pria di foto. “Lalu siapa orang itu?”

Deuk Cheon tertidur. Sung Joon memperhatikannya. Dia juga berpikir mengenai siapa pria yang mirip dengannya. Kenapa pria itu mengatakan kalau mereka bukan kembar? Kenapa pria itu bilang dia akan segera mati?
Mi Rae keluar dari kamar mandi dan melihat Deuk Cheon tertidur dalam posisi duduk. Mi Rae menghampiri Sung Joon dan bertanya kenapa Deuk Cheon tidak berbaring?
“Bagaimana bisa seorang Ayah yang kehilangan putrinya beristirahat? Sekarang dia tertidur untuk membunuh rasa sakinya. Dia biasanya tidak pernah tertidur,” beritahu Sung Joon.
Mi Rae mengerti. Dia segera mengambilkan selimut dan menyelimuti Deuk Cheon. Setelah itu, dia meminta izin untuk berbicara dengan Sung Joon di kamarnya agar tidak mengganggu Deuk Cheon.

Mereka sudah berada di kamar. Mi Rae memberikan foto ibunya dan meminta Sung Joon melihatnya. Sung Joon bingung dan menjawab kalau ibu Mi Rae cantik. Mi Rae lanjut memberitahu nama ibunya adalah Ryu Jung Sook dan berusia 55tahun sekarang, tapi dia sudah meninggal sebulan yang lalu. Dia tinggal di Pohang ketika aku masih kecil. Apa mungkin kau tahu ibuku?
Sung Joon hanya menatap bingung. Dia tidak kenal dengan ibu Mi Rae. Mi Rae menghela nafas kecewa.
“Jika bukan kau, berarti itu dia,” gumam Mi Rae. Mi Rae kemudian memperlihatkan foto yang dimilikinya. Sung Joon terkejut melihat foto lama itu dan mirip dengannya.
Deuk Cheon terbangun dari tidurnya. Dia terkejut dan segera bersiaga. Tetapi, kemudian dia menyadari berada di mana.

Sung Joon masih berada di kamar Mi Rae. Dia bertanya apa Mi Rae mendapat foto itu dari barang peninggalan ibunya?
“Jadi ketika pertama kali aku menemukannya, aku pikir dia ayahku. Tapi, aku kira tidak mungkin,” jelas Mi Rae. Dia menduga kalau begitu pria di foto adalah pria yang mirip dengan Sung Joon.
Sung Joon kemudian memberitahu kalau sesuatu terjadi pada ingatannya dan dia kehilangan sebagian ingatannya.   Mi Rae terkejut mendengarnya.
“Jika ibumu dan aku mengenal satu sama lain, kau mungkin bisa membantuku mendapatkan kembali  ingatanku.”
“Kalau begitu, aku ingin kau mendapatkan ingatanmu lagi. Jika kau kenal dengan ibuku, kau mungkin tahu tentang ibuku yang tidak aku ketahui.”
(kalau begitu ada yang aneh. Jika Sung Joon mengenal Jung Sook dan bahkan Jung Sook memiliki foto lama Sung Joon, bukankah itu berarti Sung Joon tidak mengalami penuaan sama sekali?)
Sung Joon keluar bersama dengan Mi Rae dari kamar. Deuk Cheon tentu merasa heran kenapa mereka keluar bersama dari kamar itu. Sung Joon hanya menjawab kalau mereka membicarakan sesuatu. Deuk Cheon tidak bertanya lebih jauh dan memakai jaketnya. Mi Rae menyarankan agar Deuk Cheon makan dulu. Dia punya ramyeon. Deuk Cheon menolak karena mereka harus pergi sekarang. Sung Joon menasehati Deuk Cheon untuk tidak banyak bergerak terlebih dahulu.
Deuk Cheon tidak mendengar. Dia kemudian memeriksa saku jaketnya. Tetapi, dia tidak menemukan barang yang dicarinya. Jepit rambut. Jepit rambut Soo Yeon tidak ada. Deuk Cheon menjadi panik dan menduga kalau dia pasti menjatuhkannya di arena pertandingan anjing. Dia ingin kembali ke sana.
“Tidak, tidak bisa. Apa kau mau ditangkap?” marah Sung Joon, “Sadarlah, itu hanya jepit rambut.”
Deuk Cheon tidak peduli dan hendak pergi. Sung Joon menahan tangannya dan berteriak kalau Soo Yeon masih hidup. “Dia yang mengatakannya. Aku bertanya ketika aku bertemu dengannya. Dia bilang dia menyandera Soo Yeon.”
Deuk Cheon terkejut mendengarnya. Dia merasa marah karena Sung Joon baru memberitahunya sekarang. Kemarahannya memuncak dan bertanya dimana Soo Yeon di sandera?
“Aku tidak tahu. Aku tidak tahu dimana dia. Tapi, aku yakin akan satu hal kalau dia masih hidup. Yang harus kita lakukan hanyalah menemukannya. Ahjussi dan aku bisa menemukannya.”


Mi Rae dan Ik Hong juga terkejut melihat kemarahan Deuk Cheon. Ik Hong segera bangkit dan bertanya mengenai jepit rambut. Dia mengeluarkan jepit rambut dari saku celananya dan memberitahu kalau jepit itu ditemukannya di dalam mobilnya. Deuk Cheon segera mengambilnya. Dia menangis dan berterimakasih pada Ik Hong.
“Ayah akan segera ke sana, Soo Yeon.”

Soo Yeon terbangun dari tidurnya. Dia mencari ayahnya tetapi tidak ada. Soo Yeon menangis sedih. Dia melangkahkan kakinya turun dari kasur. Dia kemudian beranjak dari tempat tidur dan mencari ayah serta dokter. Tapi tidak ada orang di sekitarnya.

Sung Hoon sedang mandi. Dia masih memikirkan pertanyaan terakhir Sung Joon. Dan kita melihat di punggung Sung Hoon ada sebuah bekas luka tusukan. Dia bertanya-tanya, apa yang diingat Sung Joon.
Soo Yeon melihat ada sebuah tangga menuju ke atas. Dia memberanikan diri dan melangkah naik.

Sung Hoon selesai mandi. Pria yang selalu membantunya, Cha Gil Ho, menelpon. Gil Ho melaporkan kalau dia berada di tempat Sung Joon bersembunyi, tetapi Sung Joon tidak melakukan pergerakan apapun. Apa yang harus kita lakukan?
“Awasi saja dia. Cari tahu lebih lanjut tentang temannya,” perintah Sung Hoon.      
“Dia sudah tidak penting sekarang. Mereka sudah memiliki daftar itu. Kau sudah membaca daftar itu, kan? Orang-orang yang memilik organ itu dan melanjutkan hidup mereka tanpa mengetahu dari mana asalnya. Bagaimana? Orang seperti apa yang mendapat organ itu?”
Sung Hoon tertawa dan menyebut Gil Ho tidak sabaran.  “Apa aku harus memberitahumu nama-namanya? Apa penting kau tahu nama-nama mereka?”
Gil Ho kaget mendapat pertanyaan dingin itu. “Aku hanya penasaran saja.”
“Jangan terburu-buru. Aku punya rencana. Aku akan menghubungimu nanti.”
Gil Ho mengguman kesal dan menyebut Sung Hoon seorang brengsek yang arogan.

Sung Hoon sendiri selesai telpon, pergi melihat berkas yang diletakkannya di meja. Dia membuka berkas itu dan membacanya. Dia tidak menyadari monitor CCTV di depannya menampilkan kalau tempat tidur Soo Yeon kosong.
Mi Rae memberikan mobilnya untuk di pinjam oleh Deuk Cheon dan Sung Joon. Dia memberitahu kalau mobilnya masih belum lunas, jadi tolong kembalikan. Sung Joon mengerti dan juga akan menghubungi jika dia ingat sesuatu. Mi Rae tersenyum dan bertanya apa Sung Joon sekarang percaya padanya?  Dia bahkan sudah meminjamkan mobil, lho.
“Entahlah. Sepertinya belum,” jawab Sung Joon tersenyum.

“Kau sangat keterlaluan,” balas Mi Rae tersenyum. Mi Rae juga memberikan foto ibunya, mana tau Sung Joon bisa ingat sesuatu jika terus melihatnya. Dia juga memberitahu kalau ibunya pernah tinggal di Seoul sebelum menikah. Dan juga ibunya seorang perawat. Deuk Cheon menunggu dengan sabar di dalam mobil.

Sung Hoon sedang memeriksa daftar nama itu ketika dia merasakan ada seseorang di belakangnya. Dia mengambil pistol yang ada di mejanya dan berbalik cepat. Dia menondongkan pistol itu dan ternyata…. yang ada dibelakangnya adalah Soo Yeon. Soo Yeon ketakutan melihatnya.



Setelah perbicangan panjang, Sung Hoon akhirnya masuk ke dalam mobil. Dan tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia teringat seorang wanita memakai pakaian perawat dengan tag nama Ryu Jung Sook sedang duduk di sofa. Jung Sook sedang hamil besar. Dia juga menyimpan foto USG kehamilannya. Jung Sook menulis : “Urri ddal, Mi Rae. (Putriku, Mi Rae).”
Soo Yeon menatap ketakutan pada Sung Hoon yang mengarahkan pistol padanya. “Ahjussi, dimana ini? Bukankah ini di rumah sakit?” tangis Soo Yeon.
“Kau… siapa bilang kau boleh berjalan tanpa izinku?”

Post a Comment

Previous Post Next Post