Aishite tatte, Himitsu wa Aru (2017)
I Love You, But I Have a Secret
Episode 2 - 1
Network : NTV
Rei bersama Ibunya terkejut, ketika mereka melihata tanah kuburan Ayahnya yang berada dihalaman, kosong dan hanya berisi air.
Dengan heran, Rei bertanya, “Kenapa?” pada dirinya sendiri.
Ibu Rei berusaha untuk menutup Lubang Kuburan tersebut dengan tangannya. Sedangkan Rei segera berdiri dan mengambil cangkul untuk menutupinya juga.
Didalam rumah Ibu dan Rei terdiam sesaat.
Lalu Ibu mulai berbicara, “Ini hari selasa, ini hari pengumpulan sampah.”
Rei memanggil Ibu, tapi dengan lesu Ibu berdiri dan berkata bahwa ia akan segera menyiapkan sarapan.
“Saya ingin pergi dan menyerahkan diriku.” kata Rei kepada Ibu.
Dikantor Sawa.
Sawa sedang mengetikan sebuah laporan. Lalu ia mengingat tentang kasus Nakamura. Saat ketika Nakamura datang kesini dan bertanya kenapa pada Sawa.
Yamada memanggilnya dari belakang dan memberikan dia secangkir minuman. Sawa segera berbalik, karena kaget. Melihat itu Yamada bertanya, kenapa wajah Sawa terlihat seperti itu.
Sawa tidak menjawab dan hanya menatap Yamada, sehingga ia mundur dan kembali duduk dimejanya sendiri. Lalu Sensei datang dan mengatakan bahwa Sawa tidak perlu merasa bertanggung jawab.
Sensei berkata, itu lebih baik bagi Nakamura untuk mengetahuinya sekarang. Lalu Yamada bertanya, “Mana lebih baik, mengetahui kebenaran sekarang atau nanti sebelum kamu mati?”
Sawa yang mendengar hal itu, terdiam.
Dikantor Rei.
Rei dan Kotaro baru pulang bekerja. Rei berjalan dengan padangan kosong, tiba-tiba Kotaro menarik kemejanya. Dikarenakan Rei hampir saja tertabrak sepeda yang melintas.
Rei menghebuskan nafas dan terlihat kaget. Lalu Kotaro bertanya pada Rei, apakah Rei sedang sakit. Dan Rei hanya menjawab bahwa ia hanya kurang fokus hari ini.
Rei mengingat kejadian yang terjadi pagi ini dirumahnya.
Saat mendegar Rei berkata seperti itu, Ibu menjawab, “Kamu tidak boleh, kamu pasti tidak boleh. Dari sekarang, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi, jadi dari sekarang hanya bersikap seperti biasa.”
“Tetapi seseorang mengetahui itu. Kamu mengatakan itu sendiri!” jawab Rei dengan nada yang sedikit meninggi pada Ibu.
“Siapa seseorang ini? .. ” tanya Ibu,
Lalu dengan frustasi Ibu berkata, ”Bagaimana? ..” Ia memegang kepalanya dan berjalan mundur,
”Disaat seperti ini, semua ini terjadi! .. ” katanya memegang anaknya,
“Jika kamu pergi, bagaimana saya bisa hidup?” lalu Ibu berlutut memegang kaki Rei dan memohon padanya, ”Demi Sawa-chan.”
Sesampainya Rei dirumah, ia bertemu dengan Sawa didepan gerbang rumahnya. Sawa mengajak Rei untuk makan malam berdua dirumah, karena Ibu Rei sedang memiliki shift malam hari ini.
Mereka berdua makan berdua. Sawa berbicara kepada Rei, sambil memakan makanannya. Tapi Rei terlihat tidak bersemangat dan hanya memainkan makanan dipiringnya.
Karena heran Sawa bertanya pada Rei, apakah makanannya tidak enak. Rei tersenyum dan mengatakan ini enak, lalu ia mulai memakan makanannya.
Sawa mulai kembali bercerita, bahwa ia telah menceritakan ke pada Ibu nya tentang Ibu Rei dan Ibu Sawa berkata jika ia ingin dapat segera bertemu dengan Ibu Rei.
Rei menjawab, “Bukankah lebih baik, menunggu sedikit lama, sampai acara makan malam?”
Sawa heran, “Mengapa? Pernikahan nya dibulan September, kamu tau. Kita harus mempertemukan orang tua kita dulu.”
Rei beralasan bahwa ia belum mendapatkan restu Ayah Sawa. Lalu Sawa bilang tidak apa-apa, ia akan membujuk Ayahnya dan kemudian kita akan menentukan gedungnya, mengirim undangan, hadiah, gaun, makanan.
Rei hanya diam mendengarkan, tiba-tiba Sawa teringat ia lupa mengambil sayuran. Sehingga ia berdiri dan berjalan ke arah kulkas.
Pada saat itu, Rei menerima sebuah pesan tidak dikenal yang berisikan, ‘Apakah kamu menemukan Ayah kamu?’
Dari arah dapur Sawa berbicara kepada Rei, tetapi Rei sudah tidak fokus mendengarkan Sawa. Ia terlihat kebingungan dan kaget.
Pagi hari, saat Rei tiba didepan kantor. Detective Ichinose menghadangnya, membuat Rei merasa takut dan gugup.
Ternyata Rei salah menduga. Alasan Ichinose dan Daigo kesana adalah karena mereka merasa kesal pada Rei yang mempermainkan polisi, dengan menyuruh mereka menyelidiki, lalu menyuruh mereka untuk berhenti menyelidiki lagi (Kasus Minami Hosoda, baca episode 1 yaa).
Rei yang mendengar itu terdengar lega. Dan akhirnya ia cuma mengatakan maaf.
Didalam kantor, Rei duduk dengan tatapan kosong. Sementara Kotaro sibuk berbicara sendiri didepannya.
Pengawas datang dan menaruh sebuah berkas di meja Rei, dan mengatakan untuk berhati-hati menanganinya. Lalu mereka berdua menjawab iya.
Kotaro mengambil berkas itu dari Rei dan membacakannya, “Tersangka adalah Shuji Fukami. Seorang teman sekelasnya sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah. Kemudian Fukami menusuk dia dengan Pisau Buah. Teman sekelas nya itu masih belum sadar dan kondisinya kristis.”
“Apa motifnya?” tanya Rei.
Kotaro menjawab. “Wow, dia berkata tidak ada pada polisi. Itu sedikit bermasalah, kan?” kata Kotaro.
Rei mengambil berkas tersebut dari Kotaro dan mengatakan jika ia ingin menanganin kasus ini. Dengan senang hati, Kotaro memberikan berkas itu kepada Rei. Ia segera berdiri dan berlari keluar.
Didalam ruangan Tachibana (Ayah Sawa), ia sedang membaca berkas pribadi milik Rei. Ia terlihat berpikir.
Rei memulai menginterograsi tersangka. Ia bertanya pada Futami tentang apa alasan ia menusuk Takumi Endo (teman sekelasnya) tersebut, karena ia percaya pasti ada alasannya.
Takumi hanya diam, tidak menjawab.
Rei, Kotaro, dan Pengawas, sedang makan dikantin. Saat itu ada berita yang disiarkan di TV yang berada di kantin, disana seorang reporter melaporkan mengenai siswa laki-laki yang menusuk teman sekelasnya.
Rei terdiam dan berpikir. Sedangkan Kotaro malah membahas tentang reporter berita tersebut, yang telihat manis.
Seseorang memanggil pengawa (Kenji Miyajima). Segera Kenji berdiri dan menyapa orang tersebut serta memperkenalkan Rei dan Kotaro kepada orang tersebut.
Pria tersebut adalah pengacara dari Fujikami. Didalam ruangan, mereka berempat duduk dan membicarakan kasus tersebut. Pengacara tersebut mengatakan bahwa sampai saat ini Fujikami belum mengatakan apapun dan saat ia menyelidiki sekolahnya, ia tidak menemui hal yang aneh. Sehingga itu membuat ia merasa khawatir. Jika ia bisa menunjuk satu petunjuk saja.
Pengawas Kenji bertanya, “Apakah dia (tersangka) mempunyai masalah keluarga? “
Pengacara tersebut menjawab, “Tidak. Mereka keluarga yang tenang. Dia selalu mengkhawatirkan orang tuanya dan menurut aku dia anak yang baik.”
“Bagaimana kabar keluarganya?” tanya Rei.
“Kamu sebagai anak magang harusnya mengerti tentang perasaan keluarga nya kan?” jawabnya.
Rei diam. Dikantor ia menyelidiki kasus tersebut. Ia melihat beranda dari akun sosial tersangka. Lalu Kotaro datang berdiri dibelakangnya, ia bertanya apakah itu salah satu teman sekelasnya?
Rei menjawab iya. Berdua mereka membaca satu-satu pesan yang tertulis di beranda tersangka.
Tiba-tiba Kotaro menjentikan jarinya dan mengatakan bahwa tersangka pasti merasa iri, “Warga A merasa iri kepada Pangeran dan menusuknya.”
Lalu Kotaro berjalan pergi dan dengan suara kecil Rei berkata bukankah itu dia. Seketika Kotaro berbalik dan Rei berkata tidak ada apa-apa. Ia kembali menatap layar komputer nya.
Lagi-lagi Kotaro berbicara dibelakang Rei, “Tidak seorangpun akan berada di pihak tersangka.”
Rei terdiam mendengar itu. Sedangkan Kotaro kembali ketempat duduknya dan memegang hp.
Rei mendapatkan sebuah panggilan telepon.
Tirai terbuka. Terlihat Ibu Rei yang terbaring ditempat tidur rumah sakit.
Dokter Kazami menjelaskan bahwa Ibu Rei pingsan ketika sedang bekerja, tetapi ia juga mengatakan bahwa Rei tidak perlu khawatir karena Ibunya hanya kelelahan.
Dokter Kazami juga bercerita, selama 11 tahun Ibunya telah bekerja keras. Selama suaminya sudah tidak ada lagi. Lalu Dokter Kazami menepuk Kazami dan mengucapkan selamat untuk pernikahannya.
Rei memperhatikan Ibunya dan bilang bahwa ia ingin Ibunya bisa bahagia. Dokter Kazami mengiyakan, dulu Ibunya pernah bercerita bahwa kebahagiaan anaknya Rei juga adalah kebahagiaan nya.
Tiba-tiba Ibu Rei membuka matanya dan Rei langsung menanyakan kondisi Ibunya. Ibunya menjawab maaf karena sudah membuat dia khawatir. Rei menggeleng dan tersenyum.
Gelap. Rei mengingat tentang pesan yang dia terima. Ibunya bertanya ada apa ke Rei, tapi Rei menjawab tidak apa-apa. Lalu Rei meminta maaf, karena ia berpikir untuk tidak menikah setelah semua ini.
Ibunya menjawab heran dan Rei melanjutkan bahwa ia akan memutuskan Sawa.
Dirumah Sawa. Ia sedang memotong wortel, membantu ibunya memasak.
Ibu Sawa mengomentari Sawa yang tidak pandai memotong. Dan Ibunya juga memuji Rei, mengatakan bahwa ia pengacara yang tampan.
Ibu bertanya, apa yang Rei maksud. Rei menjawab bahwa itu tidak aneh untuk mengerti tindakannya itu.
Ibu mengatakan pada Rei jangan seperti itu, tetapi Rei sudah memutuskan hal itu. Lalu Ibu berusaha membujuk Rei, tapi Rei hanya tidak ingin Sawa terlibat dengan semua ini.
Rei melanjutkan, “Aku berpikir aku bisa mengatasi itu jika aku bersama dengan Sawa. Tapi aku pikir, keluarga seorang penjahat tidak akan bisa bahagia.”
Sawa tidak sengaja melukai jarinya, ketika sedang memotong sayur.
Ibu berkomentar lagi, membandingkan Sawa dengan Kakaknya. Ibu juga mengatakan lebih baik Sawa tetap berlatih.
Akito (Kakak Sawa) sedang makan malam di tempat makan.
Ibu dan Sawa membicarakan Kakaknya, lalu Ayahnya pulang. Ia memberikan makan pada ikan diakuarium kecilny. Sawa bertanya padanya, apakah Ayahnya libur besok, karena ia ingin mengajak Ayahnya untuk makan malam bersama dengan Keluarga Rei.
Tetapi Ayahnya mengatakan bahwa ia tidak menyetujui pernikahannya.
Sawa menanyakan alasan Ayahnya. Lalu Ayah hanya mengatakan bahwa lelaki itu tidak bisa dipercaya. Sawa berbicara membela Rei.
Dikamarnya. Rei terlihat sangat lelah dan pusing.
Sawa pulang ke apatermennya. Dipintu ia menemukan sebuah amplop. Ia membuka amplop tersebut. (Suara music berhenti).
Dikamar Rei mengirimkan Sawa sebuah pesan. Sebelum ia mengirimkan pesan tersebut, sebuah panggilan masuk ke hpnya.
Pagi hari, ditaman. Rei menemui Sawa yang sudah menunggu dia.
Rei belum sempat berbicara, ketika Sawa langsung mengatakan bahwa ia tidak tau selama ini Rei berbohong padanya. Rei kebingungan.
“Kamu harusnya tau apa yang aku maksudkan?” kata Sawa, lanjutnya, “Tentang Ayah kamu.”
Rei kelihatan terkejut dan tiba-tiba Sawa menunjukan sebuah formulir keluarga pada Rei, “Kelihatannya Ayah kamu mati bukan karena sakit kan?”
Rei heran melihat itu. Ia bertanya darimana Sawa mendapatkan itu, tapi Sawa meminta Rei untuk menjelaskan padanya.
Rei diam. Sawa bertanya mengapa Rei hanya diam, lalu Rei menjawab,”Tidak apa-apa jika kamu membenci aku.”
Sawa kelihatan bingung. Dan pergi meninggalkan Rei.
Ditunggu kelanjutannya author
ReplyDelete