The Mysteries of Love / 談情說案 (2010)
TVB
Episode
1 - 2
Ia berjalan masuk dengan
semangat kedalam kantor,“PC66918 Tsu Siu-lai melapor.” katanya memperkenalkan
diri sambil memberi hormat. Tapi sayangnya, ia salah mengira petugas renovasi
sebagai petugas polisi.
Lalu datanglah tiga
orang laki-laki.
Laki yang pertama (memakai
kemeja) mengatai diri Siu-lai yang salah mengira tadi. Laki yang kedua (memakai
kaus abu-abu) menyebutkan catatan PTS nya benar-benar menganggumkan. Laki yang
ketiga (Bekerpala botak) memperkenalkan dirinya, biasanya ia dipanggil PC tapi
nama aslinya adalah Man Pak-chu.
PC lalu menunjuk laki
kedua dan mengatakan dia dipanggil Pan. Mendengar itu, Pan memperkenalkan
dirinya, walaupun namanya begitu tapi ia tidak bodoh sama sekali, lalu nama
kristennya adalah Herbert.
PC lalu menunjuk laki
pertama dan mengatakan namanya adalah Chim. Dan Siu-lai tertawa mendengar nama
mereka.
Ketua tim mereka datang
dan menyuruh mereka untuk bersiap, saat itu ia mengabaikan Siu-lai. Jadi
Siu-lai bebicara menawarkan dirinya untuk membantu. Tapi ketua tim menyuruh
Siu-lai untuk tetap disini. Lalu dengan gigih Siu-lai meminta kepada ketua tim,
sehingga ia diajak dan mereka semua langsung berangkat bersama.
Saat didalam mobil,
ketua tim menceritakan tentang tersangka. “Nama aslinya adalah Lo Kam-shui, dia
seorang gangster. Dia dicari untuk kasus melukai. Sebulan lalu, dia melewati
sebuah palang jalan dengan kecepatan tinggi di Chatham Road, membunuh seorang
polisi dan seorang pejalan kaki.”
Lalu Ketua Tim
membagikan kertas yang berisi informasi pelaku dan rencana mereka. Ketua Tim
menjelaskan dengan detail tentang rencana itu dan ia menyuruh Siu-lai untuk
tetap berada didalam mobil. Setelah itu ia menyuruh mereka untuk mengecek jam
mereka, tapi karena Siu-lai tidak memiliki jam tangan, jadi ia melihat jam dari
hpnya.
Dipertengahan perjalanan.
Dikarenakan jalan yang tidak bagus, takutnya mobil akan rusak. Jadi Siu-lai
menawarkan dirinya untuk turun dan akan berlari mengikuti mobil mereka dari
belakang.
Saat mereka sudah tiba
disana. Mereka bersiap menangkap tersangka, tapi tersangka itu malah menaiki
motor dan segera melarikan diri dengan cepat. Dan pada saat itulah Siu-lai tiba
disana.
Ketika Siu-lai melihat
wajah pengemudi motor itu, ia segera mengenali pria itu sebagai tersangka yang
sedang dicari. Segera ia mengambil kayu dan memukul motor tersangka sampai
terjatuh. Lalu Siu-lai dengan sigap menangkap dan memborgol tersangka tersebut.
Ketua tim dan rekan
lainnya, memandang dia dengan takjub.
Siu-Lai bersama Ketua
Tim pergi ke salah satu universitas. Saat itu Ketua Tim menjelaskan banyak hal
untuk diketahui dan dipelajari Siu-lai. Tapi Siu-lai malah salah menyebut nama
Ketua Tim ‘No’ yang seharusnya ‘Lo’.
Ketua Lo langsung
mengatakan pada Siu-lai,”Itu bukan No sir. Itu Lo sir. Mungkin kamu bisa
menjawab Yes, sir. Nama terkhir ku adalah Lo. Jadi kamu harus mengatakan L O
(Lo). Jika kamu mengatakan No sir, aku akan berpikir kamu tidak setuju dengan
ku.” kata Ketua Lo dengan cepat dan menertawai Siu-lai yang terlihat bingung.
Didalam mereka menemui
Professor Cho. Lalu saat Professor Cho telah selesai membaca berkas yang mereka
beri, ia mengatakan bahwa ia akan pergi ke Beijing untuk melakukan beberapa
penelitian. Jadi nanti Asisten Profesor dari Cambridge akan menggantikan dia.
Dalam perjalanan pulang
Siu-lai tersenyum, ketika mendengar Ketua Lo yang sedang menelepon
kekasih-kekasihnya.
Lalu saat mereka
melewati Sekolah Windsor College, Siu-lai langsung menceritakan dengan takjub
tentang sekolah itu. Dimana banyak sekali orang tua yang ingin anak-anak mereka
masuk kesana.
Tapi Lo malah bersikap
biasa saja. Karena ia pernah bersekolah disana dulu.
Tiba-tiba Lo
menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah besar. Sehingga Siu-lai kebingungan,
kenapa Lo tidak mengantar dia pulang. Tapi Lo menjawab,”Aku hanya ingin
mengirim pesan. Jika aku kaya, aku tidak akan bekerja sebagai polisi.”
Siu-lai langsung
mengatakan kaya tidak berarti apapun. Seseorang yang terlahir dengan sendok
perak dimulut mereka, hanya anak laki-laki ayahnya.
Lo menjawab bahwa ‘anak
Ayah’ yang tinggal disana adalah teman sekolah dan sahabatnya. Dengan segera
Siu-lai meminta maaf. Tapi Lo mengatakan tidak apa-apa, karena ‘anak Ayah’ itu
sedang berada di Inggris, jadi dia tidak akan dengar.
Dirumah. Seluruh anggota
keluarga Siu-lai sedang meributkan tentang bagaimana cara mereka akan memotong
Melon itu. Lalu Ibu mereka datang dan mengambil melon itu untuk dipotong.
Kakak pertama mulai membahas
tentang ada anak kerabat bos nya yang bersekolah di Windsor College, jadi ia
mau menanyai dia untuk menolong anak nya Hei bersekolah disana. Dengan semangat
istrinya menyuruh dia untuk melakukan itu, karena jika Hei bisa masuk ke
Windsor College, itu akan sangat bagus.
Lalu Siu-lai
menceritakan tentang ketua Lo yang dulu pernah bersekolah disana juga. Dengan
semangat Kakak pertama dan istrinya menyuruh Siu-lai untuk bertanya pada Lo.
Tapi Siu-lai malah menjawab bila mereka tidak terlalu dekat.
Lo dan timnya
mengunjungi tempat kejadian. Disana seorang polisi menghampiri Lo dan
menceritakan tentang seorang pejalan kaki yang menemukan mayat disini. Lalu ia
menuntun mereka ke tempat dimana mayat ditemukan.
Dikantor. PC
menjelaskan,”Nama Lam Chun-lung, 46 tahun. Pengangguran.”
Chim menambahkan,”Menurut
laporan forensik terdapat banyak luka pada mayat. Dia ada bertarung sebelum
dibunuh dan terdapat 3 luka tembakan di dada serta perutnya. Luka fatal adalah
2 tembakan yang ada di dadanya. Perkiraan waktu kematian adalah dua hari yang
lalu.”
Saat PC akan
melanjutkan, tiba-tiba hp Lo berbunyi. Tapi Lo menyuruh PC untuk tetap lanjut.
“Forensik telah
menemukan beberapa hal pada luka, yang tidak ada ditempat mayat ditemukan. Jadi
mereka perlu untuk melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahuinya.” Jelas PC.
Lo yang baru selesai
berbicara ditelepon, segera menyuruh Siu-lai untuk pergi ke Universitas, karena
sebelumnya Professor Cho ada membuat kesalahan dalam laporannya mengenai
senjata laser. Jadi DOJ ingin itu dikoreksi dan dikirimkan sebelum jam 17:00 (5
sore).
Saat dijalan, Siu-lai
terjebak macet dan ketika ia melihat jam yang ada ditaksi itu, ternyata sudah
menunjukan pukul 13:138. Sehingga ketika ia tiba di Universitas, ia buru-buru
berlari untuk menemui pengganti Profesor Cho.
Sui-lai melambaikan
tangannya diluar pintu ruangan. Tapi salah seorang didalamnya keluar dan menyuruh
dia untuk menunggu, karena Profesor King sedang melakukan eksperimen sekarang.
Ketika semua mahasiswa
sudah keluar, ia segera menemui Profesor King dan meminta dia untuk segera
mentanda tanganin laporan itu.
Profesor King mengajak
Siu-lai untuk pergi keruangannya, tapi Siu-lai yang sedang terburu-buru
langsung menolak serta meminta Profesor King untuk segera menyelesaikan itu,
karena ia harus mengembalikan ini ke DOJ sebelum jam 5.
Siu-lai menjelaskan
dengan terburu-buru, tapi Profesor King mengatakan bahwa ia mengerti, tapi
laporan ini bukan ditulis olehnya dan ia harus memperbaiki itu. Jadi sebagai
orang yang akan bertanggung jawab, ia harus membaca nya terlebih dulu.
Lo menelepon Siu-lai,
karena DOJ sudah mendesak dia. Lalu Siu-lai menjawab dengan suara kecil bahwa
Asisten Professor itu sedang membaca laporannya dulu. Dan Lo meminta Siu-lai
bahwa ia ingin berbicara dengan Profesor tersebut.
Ternyata Professor King
(King Pok) dan Ketua Lo (Lo Ting-hang) saling mengenal. Saat mereka sedang asik
berbicara ditelepon, Siu-lai segera mengambil hpnya dan meminta maaf kepada
Ketua Lo, karena sekarang sudah jam 4:33 jadi ia harus buru-buru.
Professor King tersenyum
memandangi Sui-lai yang berlari dengan tergesa-gesa.
Lo dan King pergi makan
bersama ke restoran, tapi sayangnya restoran itu sedang penuh, jadi mereka
ditawarkan untuk duduk di meja bar. Mendengar itu Lo dan King saling bertatapan
dan tertawa.
Mereka berdua pergi
kesebuah restoran biasa dan disana mereka mengingat kenangan saat mereka
sekolah dulu.
Saat mereka masih sekolah, mereka membuat percobaan, tapi penjaga
sekolah datang. Dan King keluar dari persembunyian nya untuk menyelamatkan Lo.
Lalu mereka berdua
saling bercerita tentang masa sekarang. Dan seorang pemilik toko menghampiri
meja mereka serta menanyakan pesanan mereka.
Saat mereka melihat menu
yang masih sama dengan dulu dan hanya nilai nya saja yang berbeda. Lalu saat
akan memesan, King mulai berhitung, tapi ternyata pemilik restoran itu lebih
pintar dari mereka.
Karena beda harga, beda
juga ukurannya. Dan pemilik restoran itu bicara pada mereka,”Aku tidak bodoh. Walaupun
kalian pandai matematika, itu tidak berarti kalian pintar, karena bagaimana aku
bisa bertahan lebih dari 20 tahun disini?”
Mereka tersenyum serta
mengelengkan kepala.
Dirumah. Sepasang suami
(Berjas hitam, dasi ungu) – istri (Berpakain coklat). Mereka bercerita kepada
seorang wanita (Berpakaian putih) bahwa anak klien nya ingin masuk ke Windsor
College, jadi karena Wanita itu merupakan kepala sekolah, mereka ingin dia
untuk membantu. Dan klien nya itu akan menyumbang kan biaya untuk renovasi
kolam renang disekolahnya.
King pulang dan menyapa
mereka berdua dengan panggilan Paman dan Bibi. Mereka langsung memuji King yang
begitu pintar, lalu mereka pamit pergi.
King duduk dan bilang
bahwa ia belum pernah bertemu mereka berdua. Lalu Papa nya mengatakan bahwa dia
juga cuma pernah bertemu dengan mereka sekali, dua kali.
Kingsley hanya menjawab,
kenapa mami nya tiba-tiba mengatakan itu. Mami nya mengatakan tentu saja,
karena dia adalah satu-satunya anak laki-lakinya. Dan Papa nya pun menyetujui.
Lukisan yang sama yang
tergantung dirumah Sui-lai.
Tags:
The Mysteries of Love