Prim sedang berkumpul bersama
teman-temannya dicafe. Prim memperlihatkan beberapa foto gadis untuk dikenalkan
pada mereka. Dan salah satunya disana ada foto Khun Dear, tapi tiba-tiba
temannya malah bilang Dear itu bagus, tapi sayangnya Dear itu adalah anaknya
Ak. Jadi Prim bingung dan menanyakan maksud mereka.
“Aku ingin dirahasiakan ya?” kata
teman Prim dengan nada serius, lalu ia melanjutkan,”Aku lihat kamu dekat dengan
Pim, jadi aku mau kamu memperiganti dia sedikit. Untung pernikahan yang dulu
itu gagal atau mungkin Pim harus menanggung hutang Arakawong.”
“Mengapa begitu P’Porkaew?” tanya
Prim.
“Aku dengar sekarang perusahaan Akara
sedang kurang baik. Dibank ada gosip mengenai ke bangkrutannya.” Jelasnya.
“Oh my! Itu sebuah gossip besar, tapi
mengapa itu begitu tenang?” tanya teman disampingnya.
“Oh, suamiku bekerja di bank. Dia tau
siapapun yang meminjam, berhutang, masalah dengan bank, dsb begitulah. Aku
tidak percaya orang seperti Khun Ak akan mempunyai masalah keuangan seperti
itu. Tapi seperti yang mereka bilang, hal seperti ini bisa terjadi kepada
siapapun. Kamu harus memperingati Pim tentang ini juga. Aku takut terjadi
sesuatu dengannya.” Jelas nya lagi. Prim hanya diam mendengarkan nya saja.
Gun bangun dengan luka lebam dipunggungnya,
akibat kejadian semalam. Lalu ia buru-buru bersiap dan berganti pakaian.
Ditempat syuting Pim terlihat masih
trauma akibat kejadian waktu itu. Sehingga ia terlihat ragu saat akan memulai
syuting. Tapi Gun yang baru sampai dilokasi syuting, mengetahui hal itu, jadi
ia membantu Pim dengan berperan sebagai peran pengganti (seseorang yang melakukan
syuting adegan action dengan Pim).
Lalu mereka memulai syuting, tapi
tanpa sengaja saat Gun sebenarnya ingin pura-pura menahan Pim, Pim hampir
terjatuh. Jadi Gun menahannya. Pada saat itu mata mereka saling bertatapan.
Gun menemani Pim yang pergi kekantor
Win untuk melakukan penandatangan kontrak. Disana Gun menunggu diluar,
sedangkan Pim bersama Win berada didalam.
Setelah Pim selesai menandatanganin dokumen,
Win tersenyum dan bilang bahwa ketika P-Star TV akan resmi diluncurkan,
pendapatan akan meningkat secara pesat. Jadi saat itu Pim akan capek untuk
menandatanganin dokumen-dokumen.
Pim membalas bahwa ia tidak masalah
dengan itu. Karena Win adalah seseorang yang paling banyak bekerja. Lalu dengan
penuh perhatian Win berdiri dan memegang tangan Pim, ”Kamu tidak perlu bekerja
keras. Mencari uang untuk keluarga, biarkan aku yang mengerjakannya.”
“Terima kasih Win. Aku begitu
beruntung.” Balas Pim.
Lalu Win mendekatkan wajahnya kepada
Pim untuk menciumnya, tapi Gun yang melihat itu, memanggil Pim. Sehingga Win
terhenti dan tidak jadi mencium Pim, lalu dengan kesal ia menatap kearah Gun. Setelah
itu Pim pun keluar dari ruangan itu.
“Selanjutnya ketika ada dokumen yang
harius di tanda tangan dan kamu memerlukan seorang saksi. Kamu bisa
memanggilku. Aku bisa menjadi saksi untuk semuanya.” Kata Gun pada Win.
Tapi Win tidak terima, lalu dengan
sombong ia menghampiri Gun,”Tidak perlu. Itu bukan pekerjaan seorang bodyguard.
Tapi jika kamu mau membantu, kamu bisa bantu jaga gerbang didepan perusahaan. Jika
kamu mau, aku tidak masalah.” Jawab Win dengan nada mengejek pada Gun. Gun sendiri
tidak peduli dengan perkataan Win itu, lalu ia pun pergi begitu saja.
Win menghubungin seorang karyawannya
untuk menyelidiki Gun, karena ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh.
Ditempat Prim, Prim meminta Pim untuk
melakukan interview dibawah. Sedangkan Gun sendiri akan tetap disitu, karena
ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Gun. Pim sebenarnya mereasa heran
dan bertanya dengan manja pada Prim, tapi seorang karyawan datang serta
memberitahu Pim bahwa ia harus segera turun. Jadi dengan berat hati Pim keluar
dari ruangan Prim.
Prim berkata dengan nada serius pada
Gun, ia memberitahu bahwa ia pikir
Akarawong sedang memiliki masalah keuangan sekarang. Toko perhiasan yang baru
ia hubungin barusan bilang mereka telah berhutang ke toko selama beberapa bulan
sekarang. Mendengar itu Prim merasa aneh, apalagi Kawin melakukan bisnis dengan
Pimdao. Jadi mau tidak mau ia merasa khawatir. Juga terlalu banyak kejadian
yang terjadi, maka dari itu ia ingin tau apa yang terjadi.
Mendengar semua itu, Gun pamit pada
Prim karena ia ingin menemani Pim. Tapi lalu Gun berbalik dan berkata bahwa ia
akan melakukan apapun yang Prim katakan, asalkan dengan satu syarat, Prim
harus membantunya bertemu dengan Ibu Pimdao.
Pim masih penasaran apa yang Gun
bicarakan bersama dengan Prim, jadi ia menanyakan nya pada Gun. Tapi Gun
mengelak serta bilang mengapa Pim ingin ikut campur dengan urusannya, apakah
Pim tertarik dengan nya atau apa?
Dan tentu saja Pim menjawab tidak. Setelah
itu Gun menjawab ya udah, lalu ia mengajak Pim pergi. Pim sebenarnya kesal,
tapi karena tidak bisa membalas, ia akhirnya mengikuti Gun ke mobil. Dibelakang
mereka karyawan suruhan Win, mengikuti mereka.
Koy mengintip Wit dari balik pintu,
melihat apa yang sedang Wit lakukan. Wit sedang mencoba untuk memeriksa isi
harddisk pada laptop Radee, tapi ia mendapatkan telepon dari Jade. Lalu Wit
membereskan semua nya itu dan menyimpannya ke dalam laci.
Saat Wit sudah keluar, Koy diam-diam
mengambil barang yang disimpan Wit dilaci. Lalu Koy menyimpannya kedalam tas
dan berniat untuk keluar. Tapi tanpa sengaja ia bertemu dengan Gun yang datang
bersama Pim, jadi Koy tidak jadi pergi dan membantu Pim untuk berlatih.
Disana karyawan suruhan Win mengawasi
mereka.
Ketika sedang melatih Pim, Koy beralasan bahwa Pim terlihat capek
serta menyuruh nya untuk beristirahat hari ini. Lalu Koy pergi. Pim sedikit
penasaran karena Koy bersikap aneh, lalu ia meminta Gun untuk menenaminya
berlatih. Dan tanpa sengaja Pim memukul bahu
Gun yang terluka, sehingga Gun merasa kesakitan. Tapi karena Gun tidak
ingin Pim tau, ia masuk kedalam ring dan menemani Pim berlatih.
Koy membawa semua barang ketempat
perbaikan. Tepat saat itu karyawan suruhan Win sedang berada disitu dan ketika
mendengar Koy yang ingin memperbaiki itu.
Mereka menyerang dan merebut tas milik Koy.
Win marah pada karyawan suruhannya
ketika mengetahui semua itu, lalu ia ingin karyawan suruhan itu untuk pergi dan
menyelidiki semuanya.
Wit marah kepada Koy karena ia telah
menghilangkan semua itu. Ia, P’Gun, P’Jade telah membahayakan hidup mereka demi
mendapatkan itu. Mereka hampir mati. Bahkan mereka masih belum bisa menemui P’Jade
sejak hari itu. Karena ia telah mengambil resiko demi mendapatkan barang yang
kini Koy hilangkan itu.
Koy hanya bisa diam dan menangis. Lalu
ia membela dirinya, ia mengakui bahwa ia bersalah. Tapi kesalahannya itu adalah
karena ia khawatir dengan mereka. Lalu Koy meminta Wit untuk memberitahukan nya
segalanya, biar dia tau apa yang mereka lakukan ini.
Koy marah setelah mendengar cerita
Wit. Wit berusaha menenangkan Koy dan memeluknya,”Percaya padaku sekali saja. Aku,
P’Gun, P’Jade akan menanganin mereka. Percayalah. Tenanglah.” Koy menangis.
Pim memaksa Gun untuk menceritakan apa
yang ia bicarakan bersama Ptim tadi,
tapi karena Gun masih tidak memberitahunya. Pim memukul bahu Gun pelan, tapi
Gun malah merasa kesakitan lagi. Sehingga Pim memeriksa suhu badan Gun serta
menariknya kedalam. Ia menolong Gun melepaskan bajunya serta mengoleskan obat pada Gun.
Pim khawatir karena luka lebam di
punggung Gun begitu banyak. Gun membalas bahwa itu hanya kecelakaan, ia tidak
apa-apa. Tapi Pim yang khawatir, setelah mengoleskan obat untuk Gun, ia juga
memberikan obat serta air untuk diminum oleh Gun. Bahkan Pim memeriksa suhu
badan Gun menggunakan temometer, lalu ia menyuruh Gun untuk tiduran disofa.
Tidak sampai disitu saja, Pim juga
mengambil kain serta air, lalu membantu mengelap badan Gun. Ia juga menyelimuti
Gun.
Gun yang sedang tidur, tanpa sadar ia
memegang erat tangan Pim,”Jangan pergi. Temanin aku.” Katanya. Pim lalu hanya
dia disitu membiarkan Gun memegang tangannya. Tapi karena ngantuk Pim ikut
tertidur disamping Gun.
Tags:
Game Maya