Sinopsis Thai-Drama : Game Maya Episode 7 - 2


Content and Image by OneHD


Prim sedang berkumpul bersama teman-temannya dicafe. Prim memperlihatkan beberapa foto gadis untuk dikenalkan pada mereka. Dan salah satunya disana ada foto Khun Dear, tapi tiba-tiba temannya malah bilang Dear itu bagus, tapi sayangnya Dear itu adalah anaknya Ak. Jadi Prim bingung dan menanyakan maksud mereka.

“Aku ingin dirahasiakan ya?” kata teman Prim dengan nada serius, lalu ia melanjutkan,”Aku lihat kamu dekat dengan Pim, jadi aku mau kamu memperiganti dia sedikit. Untung pernikahan yang dulu itu gagal atau mungkin Pim harus menanggung hutang Arakawong.”
“Mengapa begitu P’Porkaew?” tanya Prim.
“Aku dengar sekarang perusahaan Akara sedang kurang baik. Dibank ada gosip mengenai ke bangkrutannya.” Jelasnya.

“Oh my! Itu sebuah gossip besar, tapi mengapa itu begitu tenang?” tanya teman disampingnya.
“Oh, suamiku bekerja di bank. Dia tau siapapun yang meminjam, berhutang, masalah dengan bank, dsb begitulah. Aku tidak percaya orang seperti Khun Ak akan mempunyai masalah keuangan seperti itu. Tapi seperti yang mereka bilang, hal seperti ini bisa terjadi kepada siapapun. Kamu harus memperingati Pim tentang ini juga. Aku takut terjadi sesuatu dengannya.” Jelas nya lagi. Prim hanya diam mendengarkan nya saja.

Gun bangun dengan luka lebam dipunggungnya, akibat kejadian semalam. Lalu ia buru-buru bersiap dan berganti pakaian.


Ditempat syuting Pim terlihat masih trauma akibat kejadian waktu itu. Sehingga ia terlihat ragu saat akan memulai syuting. Tapi Gun yang baru sampai dilokasi syuting, mengetahui hal itu, jadi ia membantu Pim dengan berperan sebagai peran pengganti (seseorang yang melakukan syuting adegan action dengan Pim).


Lalu mereka memulai syuting, tapi tanpa sengaja saat Gun sebenarnya ingin pura-pura menahan Pim, Pim hampir terjatuh. Jadi Gun menahannya. Pada saat itu mata mereka saling bertatapan.

Gun menemani Pim yang pergi kekantor Win untuk melakukan penandatangan kontrak. Disana Gun menunggu diluar, sedangkan Pim bersama Win berada didalam.
Setelah Pim selesai menandatanganin dokumen, Win tersenyum dan bilang bahwa ketika P-Star TV akan resmi diluncurkan, pendapatan akan meningkat secara pesat. Jadi saat itu Pim akan capek untuk menandatanganin dokumen-dokumen.

Pim membalas bahwa ia tidak masalah dengan itu. Karena Win adalah seseorang yang paling banyak bekerja. Lalu dengan penuh perhatian Win berdiri dan memegang tangan Pim, ”Kamu tidak perlu bekerja keras. Mencari uang untuk keluarga, biarkan aku yang mengerjakannya.”
“Terima kasih Win. Aku begitu beruntung.” Balas Pim.
Lalu Win mendekatkan wajahnya kepada Pim untuk menciumnya, tapi Gun yang melihat itu, memanggil Pim. Sehingga Win terhenti dan tidak jadi mencium Pim, lalu dengan kesal ia menatap kearah Gun. Setelah itu Pim pun keluar dari ruangan itu.


“Selanjutnya ketika ada dokumen yang harius di tanda tangan dan kamu memerlukan seorang saksi. Kamu bisa memanggilku. Aku bisa menjadi saksi untuk semuanya.” Kata Gun pada Win.
Tapi Win tidak terima, lalu dengan sombong ia menghampiri Gun,”Tidak perlu. Itu bukan pekerjaan seorang bodyguard. Tapi jika kamu mau membantu, kamu bisa bantu jaga gerbang didepan perusahaan. Jika kamu mau, aku tidak masalah.” Jawab Win dengan nada mengejek pada Gun. Gun sendiri tidak peduli dengan perkataan Win itu, lalu ia pun pergi begitu saja.

Win menghubungin seorang karyawannya untuk menyelidiki Gun, karena ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh.

Ditempat Prim, Prim meminta Pim untuk melakukan interview dibawah. Sedangkan Gun sendiri akan tetap disitu, karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Gun. Pim sebenarnya mereasa heran dan bertanya dengan manja pada Prim, tapi seorang karyawan datang serta memberitahu Pim bahwa ia harus segera turun. Jadi dengan berat hati Pim keluar dari ruangan Prim.


Prim berkata dengan nada serius pada Gun, ia memberitahu bahwa  ia pikir Akarawong sedang memiliki masalah keuangan sekarang. Toko perhiasan yang baru ia hubungin barusan bilang mereka telah berhutang ke toko selama beberapa bulan sekarang. Mendengar itu Prim merasa aneh, apalagi Kawin melakukan bisnis dengan Pimdao. Jadi mau tidak mau ia merasa khawatir. Juga terlalu banyak kejadian yang terjadi, maka dari itu ia ingin tau apa yang terjadi.

Mendengar semua itu, Gun pamit pada Prim karena ia ingin menemani Pim. Tapi lalu Gun berbalik dan berkata bahwa ia akan melakukan apapun yang Prim katakan, asalkan dengan satu syarat, Prim harus membantunya bertemu dengan Ibu Pimdao.

Pim masih penasaran apa yang Gun bicarakan bersama dengan Prim, jadi ia menanyakan nya pada Gun. Tapi Gun mengelak serta bilang mengapa Pim ingin ikut campur dengan urusannya, apakah Pim tertarik dengan nya atau apa?

Dan tentu saja Pim menjawab tidak. Setelah itu Gun menjawab ya udah, lalu ia mengajak Pim pergi. Pim sebenarnya kesal, tapi karena tidak bisa membalas, ia akhirnya mengikuti Gun ke mobil. Dibelakang mereka karyawan suruhan Win, mengikuti mereka.


Koy mengintip Wit dari balik pintu, melihat apa yang sedang Wit lakukan. Wit sedang mencoba untuk memeriksa isi harddisk pada laptop Radee, tapi ia mendapatkan telepon dari Jade. Lalu Wit membereskan semua nya itu dan menyimpannya ke dalam laci.


Saat Wit sudah keluar, Koy diam-diam mengambil barang yang disimpan Wit dilaci. Lalu Koy menyimpannya kedalam tas dan berniat untuk keluar. Tapi tanpa sengaja ia bertemu dengan Gun yang datang bersama Pim, jadi Koy tidak jadi pergi dan membantu Pim untuk berlatih.

Disana karyawan suruhan Win mengawasi mereka.

Ketika sedang melatih Pim, Koy beralasan bahwa Pim terlihat capek serta menyuruh nya untuk beristirahat hari ini. Lalu Koy pergi. Pim sedikit penasaran karena Koy bersikap aneh, lalu ia meminta Gun untuk menenaminya berlatih. Dan tanpa sengaja Pim memukul bahu  Gun yang terluka, sehingga Gun merasa kesakitan. Tapi karena Gun tidak ingin Pim tau, ia masuk kedalam ring dan menemani Pim berlatih.


Koy membawa semua barang ketempat perbaikan. Tepat saat itu karyawan suruhan Win sedang berada disitu dan ketika mendengar Koy yang ingin memperbaiki itu.  Mereka menyerang dan merebut tas milik Koy.

Win marah pada karyawan suruhannya ketika mengetahui semua itu, lalu ia ingin karyawan suruhan itu untuk pergi dan menyelidiki semuanya.


Wit marah kepada Koy karena ia telah menghilangkan semua itu. Ia, P’Gun, P’Jade telah membahayakan hidup mereka demi mendapatkan itu. Mereka hampir mati. Bahkan mereka masih belum bisa menemui P’Jade sejak hari itu. Karena ia telah mengambil resiko demi mendapatkan barang yang kini Koy hilangkan itu.
Koy hanya bisa diam dan menangis. Lalu ia membela dirinya, ia mengakui bahwa ia bersalah. Tapi kesalahannya itu adalah karena ia khawatir dengan mereka. Lalu Koy meminta Wit untuk memberitahukan nya segalanya, biar dia tau apa yang mereka lakukan ini.

Koy marah setelah mendengar cerita Wit. Wit berusaha menenangkan Koy dan memeluknya,”Percaya padaku sekali saja. Aku, P’Gun, P’Jade akan menanganin mereka. Percayalah. Tenanglah.” Koy menangis.

Pim memaksa Gun untuk menceritakan apa yang ia bicarakan  bersama Ptim tadi, tapi karena Gun masih tidak memberitahunya. Pim memukul bahu Gun pelan, tapi Gun malah merasa kesakitan lagi. Sehingga Pim memeriksa suhu badan Gun serta menariknya kedalam. Ia menolong Gun melepaskan bajunya serta mengoleskan  obat pada Gun.


Pim khawatir karena luka lebam di punggung Gun begitu banyak. Gun membalas bahwa itu hanya kecelakaan, ia tidak apa-apa. Tapi Pim yang khawatir, setelah mengoleskan obat untuk Gun, ia juga memberikan obat serta air untuk diminum oleh Gun. Bahkan Pim memeriksa suhu badan Gun menggunakan temometer, lalu ia menyuruh Gun untuk tiduran disofa.


Tidak sampai disitu saja, Pim juga mengambil kain serta air, lalu membantu mengelap badan Gun. Ia juga menyelimuti Gun.


Gun yang sedang tidur, tanpa sadar ia memegang erat tangan Pim,”Jangan pergi. Temanin aku.” Katanya. Pim lalu hanya dia disitu membiarkan Gun memegang tangannya. Tapi karena ngantuk Pim ikut tertidur disamping Gun.

Post a Comment

Previous Post Next Post