Prim
dan Gun bertemu. Disana mereka membahas masalah kejadian2 yang terjadi di
sekitar Pimdao. Jadi Gun menyampaikan bahwa ia hanya ingin mendapatkan
informasi dari setiap orang yang memiliki hubungan dengan Pimdao. Itupun jika
Prim mau mempercayainya.
Pim
membuat kopi, lalu duduk disofa dan minum. Ketika itu Pim menyadari ada sebuah
CCTV dipojok atas ruangan. Pim pun minum sambil terlihat berpikir.
Gun
menceritakan kepada Prim mengenai pendapatnya tentang Khun Kawin, tapi ia ingin
Prim merahasiakan ini dulu dan biarkan dia yang menanganin semuanya. Dengan
kata lain, hidup Prim akan mungkin ikut bahaya. Tapi Prim tidak masalah, yang
ia khawatirkan adalah Pim. Jadi Gun mengatakan bahwa Prim bisa memegang
kata2nya bahwa ia akan membuat khun Pimdao aman.
“Aku
tidak mau hidup setiap orang jadi terlibat bahaya. Seperti Khun Napa, ketika
waktunya tepat, aku mau kamu membawanya untuk menemui dia (Pim). Dari apa yang
kami bilang, aku pikir dia mengetahui sesuatu. Hanya saja ia tidak berani
bicara.” Jelas Gun juga kepada Prim.
Ketika
orang2 Gun yang berada dalam sebuah ruangan, melihat ke CCTV bahwa seperti ada
orang yang mencekik Pim. Maka mereka pun panik serta pergi menuju ruangan Pim.
Pim yang menyadari itu, segera melepaskan baju seorang pria dari salah satu
lengannya, lalu berlari keluar.
Sedangkan
orang2 Gun bersiap masuk dengan senjata ditangan. Pim yang sudah keluar, ketika
melihat mereka. Langsung berbalik dan kabur dari belakang rumah. Tepat ketika
Pim ingin keluar, Gun datang dan melihat Pim.
Gun
turun dari mobilnya dan memegang Pim,”Kembali kedalam! Hey! Hey! Apakah kamu
tau betapa bahayanya diluar sini?!”
Pim
tetap tidak peduli dan berusaha membrontak,”Aku tidak peduli! Lepaskan! Aku
hanya tidak bisa duduk saja, tanpa melakukan apapun!”
Pim pun
lalu menginjak kaki Gun, memukulnya, serta mengigit tangan Gun, lalu kabur. Gun
sendiri menghentikan orang2nya untuk mengejar Pim, karena ia yang akan mengejar
Pim. Dan ketika sedang berlari Pim pun tidak sangaja jatuh.
Tapi
saat Gun ingin membantunya berdiri, Pim malah tidak mau dan terus menolak. Lalu
Pim menangis dengan frustasi,”Aku bilang jangan ikuti aku! Aku tidak lemah
sampai tidak bisa menolong diriku sendiri!”
Gun
masih berusaha membantu Pim berdiri, tapi Pim malah tetap tidak mau dan menolak
sambil berteriak marah, menyuruh Gun pergi. Jadi Gun pun berjongkok dan
memarahi Pim,”Bisakah kamu berhenti bersikap menyebalkan dan membuat orang lain
khawatir tentang kamu?!”
Pim
terdiam. Dan Gun sendiri terlihat menyesali perkataannya serta melembutkan nadanya,”Maksudku,
jika sesuatu terjadi kepada kamu, orang yang akan sedih adalah Ibu kamu. Ayo
pulang. Tunggu sampai kaki kamu sembuh, setelah itu, kamu bisa pergi kemanapun.
Setuju?”
Pim
pun memandang kearah Gun,”Benarkah?” tanyanya. Dan Gun mengangguk, mengiyakan,
lalu ia berdiri dan mengulurkan tangannya, membantu Pim untuk berdiri. Tapi
karena kaki Pim sakit, maka Gun berjongkok dan menyuruh Pim naik. Jadi Pim naik kepunggung Gun dan digendong oleh Gun.
Setibanya
mereka kembali, Gun membantu mengobati kaki Pim dan berkata,”Apa kamu pikir
melarikan diri dari tempat ini mudah? Lihat kesana.” Kata Gun sambil melihat
kearah kamera.
Dan
Pim yang sudah tau membalas,”Aku tau. Aku tidak bodoh.”
Lalu
Gun pun menunjukan di hpnya. Ternyata hp Gun terhubung dengan CCTV itu, jadi ia
bisa mengawasi apapun yang Pim lakukan dari jauh,”Jika aku membawa orang kesini
untuk alasan keamanan dan dengan mudah bagimu untuk melakukan itu, bagaimana
itu bisa aman?”
Pim
pun langsung menanyakan maksud Gun, tapi Gun malah balas bertanya kenapa Pim
ingin kabur darinya? Dan Pim menjawab bahwa ia tidak ingin kabur dari Gun , ia hanya ingin mencari jawaban untuk apa
yang terjadi pada dirinya. Pim tidak bisa hanya duduk dan tidur tenang gitu
aja.
“Kemana
kamu mau pergi? Ketempat pacarmu?” tanya Gun. Jadi Pim pun membenarkan, karena
mungkin saja Win bisa membantunya untuk mencari tahu, lebih daripada yang Gun
bisa lakukan. Dan Gun langsung membalas ia tidak yakin.
“Itu
masalah mu. Aku tau dia lebih baik daripada yang lain.” Kata Pim. Alu ia pun
bangkit berdiri dari duduknya, tapi ia tidak kuat dan terduduk kembali. Gun
yang melihat itu langsung memegang dahi Pim,”Aku pikir kamu sakit.”
Ditempat
lain. Win masih mencoba menghubungin Pimdao, tapi tidak bisa. Jadi Win pun
menelpon Prim untuk menanyakan dimana Pimdao pergi. Sayangnya Prim membalas
bahwa sekarang Pim ada ditempat yang aman. Jadi Win tidak perlu khawatir. Win
pun dengan terpaksa, tidak bisa bertanya lebih jauh. Lalu ia mematikan
telponnya.
Met
memberitahu Win bahwa Pim tidak kembali ke apatermennya. Dan dengan marah Win
berkata,”Kita harus menemukan Pimdao sebelum Big Boss berhasil mendapatkannya.
Dengan kata lain, pekerjaan ku bisa kacau.”
Juga
untuk Koy, Win meminta Met untuk cepat mendapatkan informasi dari Koy. Lalu ia
pun menghubungin Nam dan mengajaknya untuk bertemu. Jadi mereka pun bertemu
dikafe. Dan dengan sinis Nam langsung menanyakan maksud Win, kenapa baru
sekarang mengajaknya untuk bertemu.
“Aku
ingin tau dimana Pimdao?” kata Win dengan jelas langsung bertanya, tanpa
basa-basi lagi kepada Nam.
“Pimdao?!
Semuanya hanya tentang Pimdao? Itu akan bagus jika Pimdao mati ketika kejadian
bom hari itu. Kemudian kamu akan lebih memperhatikan ku.”
“Nam.
Kamu tau situasi ku sekarang kan.”
“Kamu
tau situasiku juga kan. P’prim tau tentang kita.” Kata Pim dan seketika Win
manjadi terkejut.
Jade
ada ditempat Yord sekarang, lalu melalui telpon ia meminta Wit unutk menunggu
sebentar lagi. Dan ketika itu dari dalam Yord memanggil Jade untuk membeli
makanan. Jade pun segera mengiyakan.
Setelah
ia membelikan makanan untuk Yord, Jade pun berpura2 akan pergi. Tapi Yord
menahannya,”Sibodoh ini! Apa kamu tidak mengerti? Aku bilang kamu tidak boleh
pergi, jadi kamu tidak bisa pergi!”
Dan
Jade pun mengiyakan. Lalu Yord pun pergi.
Ditempat
lain. Orang jahat itu menyuapi nasi kepada Koy, tapi Koy malah makan dan
menyemburkan nasinya kepada orang itu. Jadi orang itu marah, tapi Yord
menahannya. Dan mereka pun tertawa mengenai sikap Koy yang seperti itu.
Jade
yang melihat itu dari jendela, segera mengirim SMS kepada Wit untuk
memberitahukan situasinya.
Dan
ditempat Gun, ia sedang mau menyuapi bubur kepada Pim, tapi menolak tidak mau
makan. Lalu Pim keluar serta duduk termenung. Gun yang melihat iu dari jendela,
terlihat tidak tega.
Lalu
Gun membelikan banyak sekali makanan untuk Pim, karena ia tidak tau apa yang Pim sukai. Jadi ia membeli semuanya dan
menyuruh Pim untuk makan. Lalu berkata,”Jika kamu ingin tau sesuatu, aku akan
menjawabnya satu persatu.”
Akhirnya
Pim pun mulai makan. Sedangkan Gun memperhatikannya dalam diam.
Saat
Met bertanya kepada Koy berapa banyak orang2 miliknya. Koy menolak menjawab,
jadi Met pun menamparnya,”Brengsek?!”
Wit
datang dan melihat itu. Met yang menarik rambut Koy,”Aku bertanya dengan baik.
Berapa banyak disana orang2 kamu?!”
Koy
pun masih menolak dan meludahi wajah Met. Jadi Met pun berdiri dan menamparnya.
Wit tidak tahan melihat itu, tapi Jade menahan Wit untuk jangan bertindak dulu
dan tenang.
Met
beserta beberapa orangnya pun lalu keluar. Lalu seorang penjahat botak seperti
ingin menyentuh Koy, tapi Koy memukul orang itu dengan kedua kakinya. Gara2 itu
orang itu pun memukul perut Koy dengan keras serta mulai mau menyentuh Koy
kembali. Tepat ketika itu Wit datang.
Ia
bertarung melawan orang2 itu serta menolong melepaskan ikatan Koy. Merka berdua
pun saling tersenyum, lalu beberapa orang Wit datang membantu. Untuk menahan
orang2 jahat yang telah Wit kalahkan.
Tiba2
Yord masuk serta mengarahkan pistolnya kekepala Wit. Disana mereka saling
menodongkan senjata, tapi karena orang2 jahat itu mendengar ada polisi, mereka
pun segera kabur. Dan sebelum itu, Yord memukul bahu Wit.
Setelah
bebas dari ikatan, Koy pun langsung memeluk Wit sambil menangis. Dan Wit pun
membalas.
Dikafe,
karena Nam tidak tau apapun dan ketika Win mendapatkan telpon dari Met. Win pun
segera berdiri dan pergi, tapi Nam menahannya. Tapi Win tidak peduli dan
langsung pergi meninggalkan Nam sendirian.
Jadi
disana Nam mulai berteriak keras,”Khun Kawin, tunggu! Kemana kamu pergi?! Kamu
tidak bisa meninggalkan ku seperti ini Khun Kawin! Kemana kamu pergi?!!”
Beberapa
orang yang disana memmperhatikan tingkah gila Nam dan ketika menyadari itu Nam
memarahi mereka. Jadi mereka pun mengalihkan tatapannya.
Gun
membawa Pim untuk berjalan2 didekat laut. Disana Pim bercerita bahwa
setiap kejadian yang terjadi padanya,
Gun pasti ada disana. Dan kemarin Pim mendengar Gun berbicara bahwa ia adalah
target. Jadi Pim bertanya siapa yang menargetkannya?
Pim
bingun sesaat dan terlihat tidak percaya serta membalas,”Apa kamu gila? Mengapa
Kawin melakukan itu?”
“Terserah
kamu mau percaya atau tidak. Tapi aku tidak percaya orang2 disekitar kamu.”
Kata Gun.
“Tapi
kamu seseorang yang selalu berada disekitar ku.” Balas Pim.
Gun
memperhatikan cerita Pim dalam diam. Lalu Pim meminjam hp Win dan memrapikan
rambutnya serta mengajak Gun untuk ikut berfoto dengannya. Selfie. Tapi Gun
malah tidak bisa tersenyum, jadi Pim menyuruh Gun,”Senyum! Senyum! Senyum!”
Dan
pada saat itu muka mereka malah jadi berdekatan dan mata mereka saling berpandangan. Gara2 itu mereka pun menjadi
canggung. Disaat itu ternyata ada dua orang yang mengenali Pimdao, Gun yang
melihat itu segera menutupi wajah Pim dan membawanya pergi.
Pim
kebingungan. Tapi Gun menegaskan bahwa itu pekerjaannya.
Koy
datang ketempat Gun dan menangis. Wit pun ikut. Tapi P’Jade tidak ikut bersama
mereka. Lalu Gun menyuruh Koy untuk tinggal disini sementara.
Dan
ketika itu Pim keluar, jadi ia bingung. Wit pun menjelaskan bahwa Koy akan
tinggal dengan Pim. Tapi Koy tidak mau dan akan pergi, begitupun Pim yang
dengan malas langsung masuk kedalam balik.
Gun
menghentikan Koy,”Dengar Koy. Tinggal disini demi keamanan kamu. Kamu harusnya
tau kenapa aku melakukan ini. Jangan biarkan perasaan pribadi mu menghancurkan
kerja keras kami. Atau segala sesuatu yang kita lakukan akan berantakan. Kamu
tau penyebab kejadian kali inikan.”
Koy
pun hanya bisa diam dan menerima dengan agak berat hati.
Dikantor
Win memukul Met serta memarahinya, lalu ia bertanya2 sendiri,”Bagaimana bisa
mereka menemukan gadis itu disekap? Pasti disana ada lubang.” Lalu ia menyuruh
Met,”Temukan orang itu dan bawa dia! Jangan biarkan mereka kabur kali ini.”
Met
pun mengiyakan, lalu ia menunjukan sebuah foto kepada Win. Yaitu foto Koy, Gun,
dan P’radee yang sedang berfoto bersama. Dan ketika melihat itu, Win menyuruh
Met lagi untuk memperhatikan mereka dulu. Karena Win ingin tau apa yang mereka tau sebenarnya. Selain
itu Gun adalah seorang polisi dan Win berpikir bahwa Gun ada disini, bukan
hanya untuk, menjadi bodyguard Pimdao.
“Jadi
apa yang akan kamu lakukan sekarang?” Tanya Met.
“Sejak
dia menggunakan Pimdao untuk mendapatkan kita, maka kita juga akan menggunakan
Pimdao untuk menangkap dia.” Balas Pim.
Lalu
Met memberitahu bahwa hari ini Dear bertemu dengan Kongpope. Mendengar itu Win
menjadi marah, jadi ketika Dear telah pulang. Win langsung menghampiri Dear dan
berkata bahwa mereka telah membicarakan ini.
Tapi
dengan berani Dear membalas Win balik,”Aku sudah berpikir dengan baik. Jika
kamu tidak berhenti melakukan apa yang kamu lakukan sekarang, maka aku akan
memilih Kongpope. Tapi jika kamu ingin berhenti, apapun yang kamu lakukan itu.”
Win
terkejut mendengar itu, lalu ia memegang tangan Dear. Memohon pada Dear untuk
memberikan waktu padanya, karena Win akan segera menanganin segalanya. Ntah itu
masalah Ayah atau Pimdao.
Dear
pun berkata dengan tegas,”Aku tidak punya waktu lagi untukmu, Kawin. Ini
berakhir.” Katanya, lalu ia melepaskan tangan Win. Dan Dear pun naik keatas
meninggalkan Win yang terlihar sedih.
Dikamar.
Dear menghubungin orang2nya,”Temukan Pimdao. Lakukan apapun untuk
melenyapkannya.” Katanya sambil tersenyum jahat.
Tags:
Game Maya