Images and Content by OneHD
Gara2 Win tidak mau membiarkannya berbicara dengan Pim,
maka Napa menjadi panik. Jadi Napa pun memutuskan untuk pergi ke tempat acara
Pim diadakan. Dan melihat itu anak buah Ak segera mengikuti Napa.
Ditempat acara, Pim agak terlihat bimbang dan sedih
ketika ia melihat Gun memandanginnya dari jauh, tapi Win yang menyadari hal
itu, mengingatkan Pim bahwa ada reporter yang telah menunggu mereka. Jadi Pim
pun memalingkan wajahnya dari Gun serta berjalan mengikuti Win.
Nam yang juga berada disana terlihat marah dan sedih. Dan
saat Nam memalingkan wajahnya, tanpa sengaja ia melihat Dear berdiri didekat
pintu masuk.
Dimobil, dengan sedih, Napa bicara sendiri, meminta maaf
pada Pim. Karena ia telah bersalah. Maka dari itu, hari ini ia akan meluruskan
semuanya. Tapi ketika itu, Napa melihat sebuah sepeda motor mengikutinya, jadi
ia pun mulai mempercepat mobilnya.
Saat berada didekat berbelokan, motor itu langsung
berbelok. Jadi Napa yang melihat itu merasa lega, tapi sayangnya, saat mobilnya
akan mendekati berbelokan setelah itu. Napa terkejut dan mengerem mendadak,
ketika ia melihat anak buah Ak telah berdiri disana menunggunya dan sambil
mengarahkan pistol kearahnya.
Wawancara sedang berlansung. Awalnya
semua berjalan baik, semua pertanyaan tentang pernikahan mereka itu. Tapi tiba2
Pim mendapatkan sebuah pesan, jadi diam2 Pim membuka pesan itu dan menjadi
terkejut melihatnya.
Ketika salah satu wartawan menanyai
Pim mengenai perasaannya mendekati pernikahannya. Tapi Pim tidak menjawab dan
malah melihat Win dengan kesal. Melihat itu Win bingung dan mengingatkan Pim
bahwa ia sedang ditanyai wartawan.
Dear tersenyum didekat pintu. Lalu
tanpa disangka2 oleh mereka, Pim berkata,”Tidak akan ada pernikahan.”
Sehingga mereka semua yang berada
disana merasa terkejut. Sedangkan Nam terlihat terkejut plus senang. Pim pun
lalu berdiri,”Dan aku akan mengakhiri konferensi pers ini.”
Suasana menjadi kacau. Para wartawan
termaksud Win terlihat bingung dan gara2 itu Win pun jadi tidak bisa pergi
mengejar Pim, karena para wartawan sibuk menanyai dia. Nam tersenyum senang
sambil melirik kearah Dear, mungkin Nam tau bahwa Dear lah yang menyebabkan
itu. Dear pun dengan senang pergi dari sana. Prim mendapat telpon bahwa Napa
mengalami kecelakaan. Gun mengejar Pim.
Dengan tersenyum senang, Nam
menghampiri Pim yang sedang berada ditempat parkir. Tapi Nam berpura2 khawatir dan menanyai Pim,”Apakah ada yang salah Pim?
Mengapa kamu membatalkan konferensi pers?”
Pim pun berbalik dan menampar Nam
dengan keras,”Bagaimana bisa kamu melakukan ini padaku?” tanya Pim dengan suara
keras. Tapi Nam berpura2 tidak mengerti, jadi Pim mengeluarkan hpnya serta
memperlihatkan nya kepada Nam.
Itu adalah sebuah rekaman. Dimana
disana terlihat, Nam yang sedang berusaha memeluk Win. Nam tidak terlihat
terkejut, malah ia langsung berhenti berpura2 baik pada Pim. Nam melempar hp
Pim dan mulai berteriak, mengeluarkan semua kebenciannya pada Pim.
Pim tidak terima karena ia telah
menganggap Nam sebagai sahabat baiknya, tapi Nam malah berbuat begini padanya.
Lalu mereka pun berkelahi. Dan saat itu ketika melihat para wartawan yang akan
lewat sebentar lagi, Nam pun mulai semakin memancing kemarahan Pim.
Sehingga Pim mendorong Nam kebawah
dan menampar Nam. Tapi Nam tidak melawan, malah ia berusaha seperti ingin
menenangkan Pim. Dan tepat ketika itu, para wartawan yang melihat itu, segera
menghampiri mereka berdua.
Nam pun berpura2 menangis,”Kamu
menyakiti ku, Khun Pim! Khun Pim! Tolong jangan menampar aku, Khun Pim!”
Gun yang melihat kejadian itu,
meminta para wartawan untuk berhenti mengambil gambar. Lalu Gun menarik Khun
Pim menjauh dari sana. Tapi Pim malah terus berteriak kearah Nam,”Kamu teman
brengsek! Kamu akan terkena karma! Tunggu saja Nam!”
Para wartawan ingin mengikuti Pim,
tapi Nam tersenyum dan duduk, lalu berpura2 sedih ia berkata pada mereka bahwa
mereka bisa menanyai dia, karena ia akan menceritakan semuanya. Jadi para
wartawan pun mulai mengerubungin Nam dan bertanya.
Gun membawa Pim masuk kedalam mobil,
tapi Pim tidak juga berhenti menangis. Melihat itu Gun berkata pada Pim untuk
menangis sekarang, karena ia harus bisa menjadi kuat nanti. Pim terlihat tidak
mendengarkan dan tetap menangis.
Nam menemui Win untuk mengajaknya
berbicara, tapi Win tidak mau. Jadi Nam pun mengacam Win menggunakan dokumen
yang ada dihpnya. Melihat itu Win marah dan melemparkan hp Nam, tapi Nam tidak
peduli, karena ia masih memiliki yang lain.
Win terlihat akan marah, tapi ia
menahannya. Lalu Nam mendekat dan berkata,”Kamu bebas dari Khun Pimdao
sekarang, aku memberikan segalanya pada mu. Aku akan meminta satu hal, tinggal
denganku dan cintai aku. Bisakah?”
Win bertanya apakah ia bisa
mempercayai Nam. Jadi Nam mengenggam tangan Win,”Kamu bisa mempercayaiku. Jika
kamu tinggal denganku, aku janji, aku akan menjadi istri yang setia untuk mu.
Aku hanya akan mencintai kamu. Tolong Khun Kawin. Tolong.” Katanya sambil
menangis.
Win pun mengelus kepala Nam dan
berjanji padanya. Jadi dengan senang Nam memeluk Win. Lalu Win melepaskan
pelukan Nam dan menyuruh Nam untuk menunggu dirumah, karena ia akan menyiapkan
barang2nya dulu, lalu pergi menemui Nam nanti.
Nam mencium pipi Win dengan mesra
serta mendekatkan bibir Win ke pipinya. Lalu ia pun pergi dari sana. Dan setelah
itu dengan cepat Win langsung menlap bibir dan pipinya serta menyuruh Met untuk mengurus
Nam beserta dokumen miliknya.
Jadi Met segera menelpon anak
buahnya,”Pergi ke rumah Nam. Temukan dokumennya. Jika ada yang mengganggu, bunuh mereka semua.”
Pim bingung kenapa Gun membawanya
kerumah sakit, jadi Gun membalas bahwa ia telah mengatakannya tadi, Pim harus
kuat dan mempersiapkan mentalnya, lalu ia memegang lengan Pim,”Sekarang
waktunya untuk kamu melakukan itu.”
Pim tidak mengerti. Tapi Prim datang
dengan sedih,”Persiapkan dirimu, okay? Mama kamu terlibat kecelakaan mobil.
Dengarkan aku ...” kata Pim, lanjutnya,”Dia meninggal. Dia sudah tidak ada.”
Pim mulai menangis, tidak mau
percaya,”Aku tidak percaya kamu. Kamu bohong. Kamu bohong! Itu tidak benar!
Mama tidak mati! Kamu bohong! Aku akan menemuinya!” kata Pim dengan sedih, lalu ingin berjalan
menemui Ibunya. Tapi Gun dan Prim menahan Pim yang masih berteriak sedih dan
tidak percaya.
Lalu Pim pun pingsan, karena tidak
kuat.
Nam pulang dengan gembira, memanggil
Ibunya sambil berkata bahwa ia telah membelikannya banyak sekali makanan enak.
Tapi anehnya, pintu rumahnya terbuka. Dan saat ia masuk, seluruh rumahnya
berantakan. Jadi Nam mulai panik dan pergi mencari Ibunya, lalu ketika itu Nam
menemukan Ibunya telah mati dikamar mandi.
Nam pun terus memanggil Ibunya
dengan sedih dan frustasi.
Nam menangis sendirian didalam rumah
sakit. Dan ketika Dokter keluar, Nam menjadi semakin sedih. Karena Dokter
memberitahukan padanya bahwa Ibunya telah meninggal. Jadi dengan sedih, Nam
memeluk jasad Ibunya.
Lalu Nam berjalan keluar dari rumah
sakit dengan sangat sedih. Tepat ketika itu, tiba2 sebuah mobil merah berhenti
didepannya dan beberapa orang keluar serta menarik Nam untuk masuk.
Nam terbangun oleh siraman air, lalu
saat ia melihat kesekeliling bahwa begitu banyak laki2, Nam mulai ketakutan dan
berteriak. Dan pada saat itu Dear pun datang menyapa Nam dan berkata,”Aku akan
membiarkan kamu pergi, pasti. Tapi aku ingin kamu bersenang2 dulu seperti apa
yang kamu inginkan.”
Nam mulai ketakutan dan meminta maaf
pada Dear bahwa ia tidak akan pernah melakukan itu lagi. Tapi Dear malah
menarik rambut Nam,”Mengapa kamu meminta maaf? Sebenarnya, kamu harus berterima
kasih padaku. Karena aku menemukan banyak suami untuk kamu. Jadi kamu tidak
akan mencuri suami orang lain! Aku harap kamu bersenang2.” Kata Dear, tertawa
senang.
Sedangkan Nam mulai berteriak
ketakutan, menyuruh mereka untuk menjauh. Ketika anak buah Dear mulai mau
menyentuhnya.
Dikantor. Win memberitahu Ak bahwa
semua data yang membahayakan mereka, sudah tidak ada lagi. Dan mengenai Pim,
hanya tersisa satu langkah terakhir untuk membersihkan pencucian uang milik Big
Boss. Jadi setelah itu, ia akan menutup semua akun dengan atas nama Pimdao.
Sehingga itu akan berakhir, tanpa ada yang menyadarinya.
Ak pun memuji Win dan dengan senang
Win pun tersenyum kecil. Lalu Win dan Met keluar dari kantor Ak.
Berpakaian hitam. Pim menatap dengan
sedih kepada foto Ibunya. Lalu Praew yang datang kesana, menghampiri Pim,”Aku
turut berduka cita, Pim. Beberapa hari, semua hal yang tidak baik terjadi pada
mu. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku dengar semua pekerjaan mu ..”
Prim menghentikan kata2 Praew. Tapi
Praew malah bersikap angkuh dan tidak peduli, lalu mengajak Pat yang bersama
dengannya untuk pergi dari sini.
Pim berterimakasih pada Prim yang
selalu berada disisinya. Tapi ketika mereka akan pergi dari situ, tiba2 beberapa
orang pollisi datang,”Halo Khun Pimdao. Sekarang kamu adalah tersangka untuk
kasus pemerkosaan yang terjadi pada Khun Nam beberapa hari lalu. Setelah ini
selesai, saya ingin kamu datang ke kantor polisi untuk ditanya.”
Para wartawan datang lagi dan mengerubungin
Pim, yang masih terlihat syok. Jadi Gun dan Prim pun segera membawa Pim pergi
dari sana. Sedangkan Praew malah mengejek Pim dan tertawa bersama Pat.
Tags:
Game Maya