By : Hunan TV
Dikantor
Zhenyu. Saat Zhenyu mengetahui bahwa Zifeng hanya pernah belajar anggar selama
sebulan, apalagi saat Zifeng memberitahu bahwa ia mempelajari itu dari Yang
Yan, Zhenyu tambah kaget. Tapi tiba-tiba Zifeng memperlihatkan video
pertandingan milik Yang Yang dulu dan menambahkan bahwa mungkin saja dia hanya
beruntung saat mengalahkan Erhao.
Zhenyu
tidak masalah dengan itu, karena menurutnya hanya dengan belajar satu bulan
saja dari menonton Video, Zifeng sudah bisa menggunakan Death Waltz. Bahkan
banyak orang sudah mencoba melakukan hal yang sama, tapi tidak berhasil. Jadi
walaupun Zifeng mungkin menang karena sedikit keberuntungan, itu sudah termasuk
suatu bakat yang langka.
Zifeng
tentu sangat senang, ditambah saat Zhenyu mengajaknya untuk bergabung di
tempatnya daripada di Universitas Aosheng. Dengan satu syarat, yaitu asalkan
Zifeng bisa lulus tes khusus spesialisasi olahraga serta ujian budaya, maka
Universitas Zhenyu akan memberikannya beasiswa penuh.
Zhenyu
pun menyerahkan sebuah amplop kepada Zifeng. Dan dengan senang Zifeng menerima
itu, tapi tiba-tiba ia malah bertanya,”Akankah ujian budaya itu sulit?”
“Selama
kamu bertekad, kamu bisa melakukan apapun,” jawab Zhenyu.
Saat
acara makan malam, mereka merayakan penerimaan Yiyi di London dan juga
bergabungnya Zifeng di anggar mereka. Zhenyu juga berterima kasih pada anaknya
Yiyi, karena telah berhasil menemukan Zifeng duluan, sebelum Universitas
Aosheng berhasil menemuinya.
Wushuang
juga menimpali bahwa ia mendengar Shao Kang menyuruh semua rekan timnya untuk
mengubah semua poster yang telah dibuat Yiyi dengan susah payah serta
memanfaatkan itu.
Mendengar
itu, Yiyi mengatai perbuatan Kang yang begitu tercela (kotor). Serta ia
mengatakan pada Erhao bahwa kini Erhao bisa membuat keputusan bagaimana caranya
menghabisi/mengalahkan Zifeng.
Tapi
Erhao mengaku tidak mau menghabisi Zifeng duluan, karena bagaimana pun Zifeng
merupakan seorang pendatang baru. Jadi ia akan mulai dari melatih Zifeng dulu,
sampai Zifeng setara dengannya, lalu baru ia akan merebut kembali kemenangan yang
menjadi miliknya.
Zhenyu
pun menyetujui perkataan Erhao dan mempercaya kan semuanya kepada Erhao.
Hu
sangat bangga mendengar bahwa akhirnya sahabatnya Zifeng diterima di
Universitas Zhenyu. Jadi setelah selesai bertelponan, hu segera buru-buru akan
pergi ke tempat Zifeng. Tapi tepat ketika itu Papanya datang dan memeluknya
dengan sangat gembira.
“Aku
sudah menandatanganin kontrak dan menyetorkan uangnya. Arena pertempuran adalah
milik kita,” kata Papa Hu dengan gembira.
“Aku
juga punya kabar baik, selama nilai budaya dan olahrangan lulus. Zifeng bisa
bergabung dengan tim Anggar di Universitas Zhenyu dan mendapatkan beasiswa
penuh,” kata Hu lebih gembira lagi. Tapi Papa Hu segera terdiam, syok.
Papa
Hu tampak sangat sedih, karena tidak ada yang memberitahunya. Lalu ia
menjelaskan bahwa Papa Leng tidak setuju, Zifeng berlatih Anggar. Jadi dengan
syok, Papa Hu mulai mengatai dirinya sendiri, katanya,”Aku mati. Aku pasti
mati.”
Hu
masih kebingungan, kenapa Papanya harus mati, karena ini kan kabar gembira.
Mendengar kata anaknya, Papa Hu mengelak dengan mengatakan bahwa seharusnya
Zifeng masuk ke Aosheng. Karena terakhir kali, orang dari Aosheng mendatangin
nya. Lagian Aosheng lebih kuat daripada Zhenyu.
Hu
terlihat menerima alasan Papanya itu, bahkan saat Papa nya bertanya apakah Papa
leng telah tau, Hu menjawab tanpa rasa curiga bahwa Papa Leng belum tau,
rencananya mereka baru mau memberitahunya malam ini bersama.
Mendengar
itu Papa Hu sangat gembira dan menyuruh Anaknya itu untuk membeli makanan enak,
karena mereka pasti harus merayakannya. Lalu Papa Hu pun pergi. Hu jadi heran
lagi dengan sikap Papanya itu.
Ternyata
Papa Hu mendatangin rumah Zifeng untuk mengingatkan kepada Zifeng serta Zichen untuk tidak memberitahu Papa mereka, kalau Zifeng telah
diterima di Universitas Zhenyu ataupun menyebut nama Zhao Zhenyu. Tentu saja
Zifeng dan Zichen heran.
Jadi
Papa Hu pun mulai memberikan alasan yang panjang lebar kepada mereka bahwa dulu
Papa mereka adalah seorang pecandu berat Anggar. Dan demi mengumpulkan uang
untuk Zichen, Papa mereka mempertaruhkan semua uangnya pada Zhao Zhenyu, tapi
Zhenyu malah kalah dan mengecewakannya. Gara-gara itu bukan hanya kehilangan
uangnya, Papa mereka bahkan berhutang banyak, serta debt kolektor itu melukai
mata Papa mereka, dan lalu karena sedih Mama mereka jadi sakit.
Zifeng
malah mengiyakan, karena ia pikir Papanya tidak pernah certita alasan kenapa
matanya terluka, jadi ia menggangap benar penjelasan dari Papa Hu. Tapi Zichen
tidak begitu, karena menurutnya itu tidak benar untuk Papanya bersikap seperti
itu.
Tapi
Papa Hu segera menyakinkan bahwa ia tidak mungkin berbohong pada mereka.
Tepat
ketika itu Papa Leng keluar dan Hu datang membawa makanan. Jadi Papa Hu
menjelaskan bahwa alasan mereka mengadakan perayaan ini adalah untuk merayakan
gym baru mereka. Tapi dengan polos Hu mengatakan bahwa Zifeng tidak akan
belajar tinju lagi, malah Zifeng akan pindah haluan.
Tentu
saja hal itu membuat Papa Leng kebingungan, jadi Papa Hu segera menginjak kaki
anaknya sendiri, hingga Hu langsung terdiam karena sakit. Lalu Papa Hu
memberikan alasan bahwa Zifeng akan mulai belajar, taekwondo, karate, judo, dan
lainnya. Dan dengan suara kecil, ia mengingatkan anaknya, katanya,”Jangan
bicara.”
Lalu
Papa Hu juga memberikan kode mata kepada Zichen, jadi Zichen segera memberitahu
Papanya bahwa Zifeng akan pergi untuk belajar diluar negeri untuk melanjutkan
study nya. Tapi lagi dengan polosnya, Hu tertawa dan akan bicara, tapi Papanya
segera menginjak kaki nya lagi lebih keras.
Papa
Leng agak ragu dengan biaya kuliah anaknya, jika anaknya harus pergi, apalagi
saat Zifeng memberitahu bahwa ia akan pergi selama empat tahun. Tapi Papa Hu
langsung berdiri mendekati Papa Leng dan menenangkan serta memberi alasan bahwa
Zifeng akan pergi sebagai siswa pertukaran, karena manajer Tiger tertarik
dengannya.
Papa
Leng masih ga percaya dengan alasan Papa Hu. Dan lagi-lagi anaknya Papa Hu si
polos Hu berdiri, katanya,”Benar. Zifeng, Zichen, apa kalian berdua pura-pura?
Jika kalian berdua tidak bilang, aku ..”
Sebelum
Hu selesai bicara, Papanya segera mendorongnya dan menyuruh Hu untuk makan
saja. Sehingga Hu pun mengambek dengan sedih. Tapi melihat itu, Zichen terlihat
sudah tidak tahan lagi atau bahkan tidak sabar lagi dengan suasana yang seperti
itu, sehingga ia berdiri dan mulai berbicara dengan serius.
“Aku
sudah menerima pengakuan cinta Li Hu,” aku Zichen.
Semua
orang yang mendengar itu langsung kaget dan menatapnya dengan tatapan tidak
percaya. Tapi Hu malah menjadi sangat senang tiba-tiba, bahkan sampai tersenyum
sendiri. Lalu Hu berdiri dan menanyakan sekali lagi apa yang dikatakan Zichen
barusan.
Beralasan
bahwa ia sudah kenyang Zichen pergi untuk berjalan-jalan sebentar. Dan dengan
sangat polos serta senang, Hu ikut pamit dan mengikuti kemanan Zichen pergi.
Sedangkan Zifeng makin tidak mengerti dengan situasinya, karena semua tambah
rumit. Tapi Papa Hu malah tersenyum senang untuk anaknya itu.
Hu
dengan gaya malu-malu berkata bahwa ia tidak menyangka jika Zichen ternyata
memiliki perasaan seperti itu untuknya. Tapi sebelum Hu selesai bicara, Zichen
segera menyuruhnya diam. Katanya,”Tunggu. Lupakan apa yang barusan aku katakan
tadi.”
Mendengar
itu, Hu langsung syok dan takut telah salah bicara. Zichen segera menenangkan
Hu dengan alasan bukan itu maksudnya tadi, itu semua karena Hu terlambat datang
tadi. Tapi dengan sedih Hu bertanya dengan bingung maksud Zichen serta
menanyakan juga apakah Zichen sudah punya pacar.
“Tidak.
Dengarkan aku, itu adalah karena Papa mu. Dia mau aku merahasiakannya..” jelas
Zichen.
“Apa?!
Papa ku tahu kamu punya pacar?!” kata Hu
memotong Zichen belum selesai bicara.
Zichen
menyuruh Hu untuk tenang dan membiarkan dia untuk menjelaskan semuanya dulu.
Lalu Zichen mulai menceritakan semuanya kepada Hu, tapi Hu masih tidak
mengerti. Jadi Zichen menyuruh Hu untuk tanya sendiri sama Papa Hu, lalu Zichen
pun pamit mau kembali untuk makan lagi.
Tapi
dengan agak kecewa, Hu bertanya, katanya,“Tidak. Tunggu. Terus sekarang kita
gimana? Apa kita hanya menikah sebentar saja dan langsung cerai gitu?”
Dengan
tenang Zichen membalas bahwa ia telah memikirkan rencana cadangan. Yaitu ia
akan belajar di Universitas Kedokteran, jadi karena alasan jarak itu, mereka
tidak sanggup untuk bersama lagi. Tapi Hu malah makin syok dibuatnya.
Melihat
Hu makin syok, Zichen mengatakan kenapa Hu begitu serius, bagaimanapun Zichen
sudah menganggap Hu seperti saudara kandungnya sendiri. Dan tentu saja Hu
tambah syok dan terlihat agak tidak fokus lagi bahkan ia sampai tertawa garing
sendiri. Apalagi saat Zichen mengadengnya untuk kembali dan makan, Hu tidak
berkata apa-apa dan mengikuti saja.
Ditempat
lain. Seperti biasa, Wushuang dan Erhao selalu berlati bertarung bersama. Dan
ketika mereka sedang beristirahat, mereka asyik membicarakan tentang Zifeng.
Tapi tampaknya Erhao kurang senang dengan semua yang Wushuang katakan tentang
Zifeng, katanya,”Apa kamu menyukainya?”
Wushuang
menyangkal pertanyaan dari Erhao itu dan mengakui bahwa ia hanya sekedar fans
Zifeng. Karena menurutnya Zifeng mirip seperti karakter dalam manga kesukaannya, yang walaupun hampir
kalah, tapi pada akhirnya pasti bisa menang,
Erhao
pun teringat hari saat kompetisi itu, saat Wushuang tidak mendukungnya, malahan
Wushuang terlihat menyemangati Zifeng dan bersorak untuknya.
Lagi
Wushuang membantah, ia menjawab bahwa ia melakukan itu sebagai fans, tapi Erhao
terlihat cemberut dan tidak senang. Jadi Wushuang segera mengajak Erhao untuk
latihan lagi, mungkin untuk mengubah mood Erhao yang sedang tidak baik itu.
Saat
mereka sedang berlatih bersama lagi, tanpa sengaja Erhao menusukan pedangnya ke
bahu Wushuang dengan kuat, sehingga Wushuang merasa sangat kesakitan. Maka dari
itu Erhao segera membantu mengobatinya.
Wushuang
terlihat tidak marah dan masih bisa bercanda dengan Erhao, katanya,”Tuh kan,
kamu pasti marah sama aku.
Jadi
Erhao minta maaf karena ia tidak sengaja. Lalu ia memberikan kompres untuk
ditaruh pada pundak Wushuang. Tapi Erhao malah terlihat gugup melihat, jadi Wushuang
mengetawai dan bercanda lagi, agar Erhao tidak perlu gugup lagi.
Erhao
berpindah dan duduk disamping Wushuang dan dengan serius, ia bertanya,”Aku mau
tanya sama kamu. Apa sekarang kamu punya orang yang kamu sukai?”
Mendengar
itu Wushuang segera menjawab bahwa ia punya, yaitu Roronoa Zoro. Dan setelah
itu Erhao terlihat kaget dan seperti berpikir, tapi Wushuang malah pamit untuk
pergi tidur.
“Zoro?
Orang asing?!” kata Erhao pada dirinya sendiri, tidak menyangka.
Zichen
terus mengajari berbagai pelajaran kepada kakaknya. Walaupun Zifeng terlihat
sudah agak malas, tapi Zichen tidak menyerah dan menyuruhnya untuk tetap
belajar.
Ditempat
lain. Yiyi baru selesai menuliskan dan menyiapkan semua file yang ia butuhkan
untuk ke London, lalu ia mulai memakai maskernya dan beristirahat.
Dihari
selanjutnya. Zifeng memulai ujian masuknya, sampai mengerjakan soal ujian, ia
berdoa dalam hatinya agar Tuhan membantunya.
Saat
sedang membereskan barang-barangnya untuk dibawa ke London. Mama ikut membantu
Yiyi, ia melipat baju dan tidak lupa juga ia memasukan buku-buku milik Yiyi,
tapi Yiyi malah mengeluarkan semua buku itu dan menaruh masker-masker miliknya.
“Dikoper saya ke London, yang terpenting
bukanlah buku, tapi.. tentu saja, masker wajahku ini.”
Dan
tibalah hari dimana pengumaman kelulusana. Dengan gugup, pagi-pagi Zifeng
segera membuak kotak suratnya. Dan hasilnya adalah…
Tags:
Attack It Lightning