Gun
mengendong Pim yang telah tidak sadarkan
diri lagi dengan langkah yang terburu-buru. Ia membawa Pim kerumah sakit. Dan
Pim pun akhirnya harus menjalani operasi. Sedangkan Gun yang telah diobati
juga, menunggu diluar ruang operasi.
Jade
dan Prim pun datang menemui Gun yang tampak sedih.
“Jangan
khawatir. Khun Pim pasti akan baik2 saja.” Hibur Jade.
“Bagaimana
dengan Wit?” tanya Gun.
“Dia
selamat. Dan sekarang Koy sedang menjaga nya.” Jawab Jade.
Gun
menyalahkan dirinya sendiri, karena telah membuat mereka semua terlibat bahaya.
Tapi Jade menegaskan pada Gun untuk tidak berkata seperti itu, karena ini
adalah masalah mereka semua. Dan dari awal mereka sudah tau betapa berbahayanya
ini.
Prim
ikut menyemangati Gun,”Aku yakin kamu sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik, Gun.”
Ditempat
lain. Win berbicara,”Khun Dear, kita harus pergi bersembunyi sekarang. Aku minta
maaf karena semua nya berjalan tidak sesuai dengan rencana.”
“Aku
telah menunggu kamu sejak lama untuk mengatakan ini, Win. Ayo kita tinggalkan
tempat ini dan hidup bersama ditempat dimana orang tidak akan bisa menemukan
kita. Dan aku berharap bahwa kita belum terlalu telat.” Kata Dear. Lalu mereka
berdua pun berpelukan dengan erat.
Pim
telah selesai dioperasi, tapi sekarang ia masih dalam keadaan koma. Jadi Gun
duduk disamping Pim sambil mengenggam tangannya,”Khun Pim, kamu harus bangun.
Aku mau minta maaf. Menceritakan semuanya pada mu. Apa yang dulu aku tidak bisa
ceritakan, aku minta maaf. Aku minta maaf padamu. Jadi kamu harus bangun
Pimdao.” Kata Gun dengan nadah yang amat sedih.
Jade
meminpin rapat dikantor, yaitu rapat mengenai kasus Ak sekeluaranga. Dan setiap
orang yang berada didalam ruangan, mendengarkan penjelasannya dengan serius.
“Khun
kawin telah gagal. Sekarang polisi pasti telah memiliki bukti milik Prapas.
Mereka akan segera bertindak untuk memproses informasi itu.” kata Ak
menjelaskan itu semua kepada anak2 buahnya, lalu dengan nada marah,”Kawin! Aku
menjadi seperti ini adalah karena dia! Dimana dia sekarang?!”
“Dia
sedang bersembunyi sekarang.”
“Seret
dia.”
“Tapi
Boss, bukankah seharusnya kita juga melarikan diri terlebih dahulu dari
polisi?”
“Kemudian
kamu urus itu. Tapi sebelum aku pergi, biarkan aku menyeret Kawin dulu. Serta
perhatikan Dear. Sekarang mungkin saja Win akan membawa Dear pergi bersamanya.”
Perintah Ak tegas.
Koy
menemani Wit. Lalu Gun datang dan memberitahu bahwa Pim masih belum sadarkan
diri.
“Aku
pikir kamu tidah seharusnya khawatir, karena aku yakin Pim akan segera sadar.
Lihat aku, aku hampir aja mati, tapi tidak jadi. Kamu tau kenapa? Karena aku
memiliki seseorang disampingku.” Kata Wit menghibur Gun, sekaligus menggoda Koy
yang berada disebelahnya.
“Oh..
sekarang kamu sudah sehat ya, mulutmu pun jadi lebih pintar. Kamu ingin
ditembak lagi?” balas Koy. Tapi dengan percaya diri Wit membalas Koy juga,”Oh.. jika aku mati, orang
yang akan menangis dan sedih, itu kamu.”
Koy
ngambek karena digoda seperti itu oleh Wit. Sehingga ia pun pergi meninggalkan
mereka berdua didalam ruangan. Dan pada saat yang sama Jade masuk kedalam.
“Kamu
sudah sehat ya, Wit.” Kata Jade begitu masuk, lalu,”Kamu Gun?”
Gun
membalas bahwa ia baik2 saja. Lalu Jade memberitahukan kepada Gun bahwa semua
informasi mereka tentang perusahaan Ak telah selesai, jadi itu bisa segera
diproses, dan juga mereka tidak mungkin bisa melarikan diri lagi. Jade juga
mengajak Gun untuk mengikuti pertemuan besok.
Gun
mengangguk, mengiyakan.
Keesokan
harinya, sesuai yang telah dibicarakan, Jade dan Gun berkumpul dikantor. Pada
saat itu seorang pria datang,”Aku menyetujui penangkapan Mr.Ak.Akarawong. Dalam
kasus ini, aku memberikan persetujuan untuk unit kamu yang menanganin nya.”
Gun
berada didalam ruangan Pim. Tapi disana Pim masih belum sadarkan diri sama
sekali. Gun memegang tangan Pim,”Aku akan menanganin orang2 yang melakukan ini
pada kamu. Aku akan membalas mereka. Cepat dan bangulah. Bangun dan lihatlah
orang2 jahat itu masuk kepenjara.”
Dibelakangnya,
Prim yang baru datang, berdiri mendengarkan semua perkataan Gun.
Diluar
ruangan. Prim berterima kasih atas segala bantuan Gun, tapi Gun membalas bahwa
itu memang sudah tugasnya.
“Itu
bukan karena tugas kamu. Aku tau bagaimana perasaan kamu untuk Pim.” Tegas Prim,
lanjutnya,”Aku bahagia dari sekarang, Pim akan memiliki seseorang yang akan
selalu berada disampingnya.”
“Aku
tidak yakin. Jika Pimdao bangun, akankah ia merasakan hal yang sama denganku?”
balas Gun sambil menatap sedih kearah ruangan Pim. Tapi Prim menyakinkan Gun.
Gun
beserta timnya telah bersiap untuk melakukan penangkapan. Saat mereka baru saja
akan berangkat, Wit datang dan meminta untuk dapat bergabung bersama mereka.
Dan Gun pun mengizinkan Wit untuk boleh bergabung bersama mereka.
Ditempat
lain. Dear menunggu Win yang sedang berberes dikamar dengan perasaan harap2
cemas. Lalu saat Win telah selesai, mereka pun segera meninggalkan apatermen
milik mereka. Dan berjalan bersama menuju ke area parkir.
“Ini
belum terlalu telat kan, Win?”
“Tidak.
Jangan khawatir, semuanya pasti akan baik2 saja. Setelah semuanya telah tenang,
aku pasti akan kembali dan mengambil semua yang menjadi milik kamu.” Kata Win.
“Win,
kamu sudah tahu bahwa aku tidak menginginkan apapun. Selain dari bisa bersama
kamu selamanya. Selama kau bernafas.”
“Ya.
Aku mencintai kamu, Khun Dear. Aku hanya akan terus mencintai kamu selamanya.”
Saat
Met telah selesai menaruh semua barang2 bawaan Win kedalam mobil dan Win serta
Dear baru akan naik kedalam mobil. Tiba2 Ak bersama anak2 buahnya datang
“Ayah.”
Kata Win dan Dear bersamaan. Tapi Ak dengan dingin menatap kearah mereka.
Met
akan bergerak untuk melindungin Win serta Dear, tapi Ak segera menembak kaki
Met. Dan ia menyuruh anak2 buahnya untuk membawa Dear. Dan mereka pun menahan
Met agar tidak bergerak dan menarik Win serta Dear agar terpisah.
Mereka
berdua berusaha untuk melawan, tapi tidak bisa. Karena mereka kalah jumlah
dalam melawan anak2 buah Ak. Lalu saat anak buah Ak memukul Win, Dear segera
memohon,”Ayah, biarkanlah aku pergi! Lepaskan aku!”
“Kali
ini, aku tidak akan membiarkan kamu dengannya. Kamu harus tinggal denganku!”
“Ayah,
tolong biarkan kami pergi, aku mohon, tolong.” Kata Dear momohon.
Win
pun juga ikut memohon pada Ak,”Aku mohon padamu, tolong biarkan kamu pergi.”
“Kamu
berani bicara begitu? Kamu sudah menghancurkan semuanya. Semua yang aku buat
dirusak oleh mu. Dan kamu ingin membawa anak ku juga?”
“Kamu
yang menghancurkan semuanya! Aku sudah mengingatkan kamu!” balas Win.
“Kawin!
Aku telah mengangkat kamu. Tapi kamu tidak pernah membalas budi padaku!”
“Kamu
mengangkat aku untuk bekerja padamu. Melemparkan kesalahan padaku. Aku sudah
membayar semua budi itu! Hanya satu hal saja yang aku tidak bisa turuti, yaitu
Khun Dear!”
“Kamu
harusnya mati dengan orang tua kamu waktu itu. Aku terlalu baik. Aku membiarkan
kamu, di perusahaanku, dan anak perempuanku!”
“Apa
maksumu?” tanya Win tidak mengerti.
Ak
mulai tersenyum,”Maksudku adalah aku yang ngebunuh kedua orang tua kamu.”
Katanya. Win terkejut mendengar itu, lalu Ak melanjutkan,”Dan kamu masih ingin
mencintai anak dari orang yang telah ngebunuh orang tua kamu? Dan hari ini,
kamu harus mati seperti orang tua kamu.”
Ak
mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan itu kepada Win. Dear yang berdiri
disamping Ayahnya dengan tangan ditahan oleh anak buah Ayahnya, ia membrontak
dan memohon pada Ayahnya untuk tidak melakukan itu. Win sendiri masih terpaku
karena syok.
Tepat
saat Ak menembak, Dear berhasil lepas dan berlari langsung kearah Win serta
memeluknya. Sehingga Dear lah yang terkena tembakan itu. Win terkejut dan
berteriak,”Khun Dear! Khun Dear!”
Ak
pun juga syok. Dan masih sambil memeluk Dear, Win jatuh terduduk karena tidak
mampu menahan badan lemas Dear dipelukannya. Lalu Met mulai menembaki satu
persatu orang2 Ak.
Win
menangis,”Mengapa kamu melakukan ini, yah? Mengapa kamu melakukan ini?!” teriak
Win, lalu ia mengambil pistol miliknya dan menembakin Ak yang berdiri syok berkali2.
Met
pun membukakan pintu mobil bagi Win. Jadi dengan mengendong Dear dipelukannya,
ia masuk kedalam mobil. Tapi sayangnya, tepat ketika itu Gun dan tim tiba
dilokasi. Dan saat mereka pergi, Gun serta tim langsung mengikutinya.
Setengah
tim yang lain membereskan Ak dan anak2 buahnya yang telah meninggal ditempat.
Dimobil,
Win memeluk Dear yang telah banyak sekali mengeluarkan darah sambil
menangis,”Khun Dear, kamu harus baik2 saja. Kamu harus baik2 saja.”
Mobil
Win dan Gun melakukan kejar2an dan saling menembak. Sedangkan Met sibuk untuk
menyetir sambil menembak, Win tetap menangis memeluk Dear. Dan pada saat itu
Gun berhasil menembak ban mobil Win, tapi sayang, dikarenakan seorang penjual
dijalan, tidak sengaja menjatuhkan dagangannya, mereka terpaksa harus berhenti
mendadak. Mobil Win pun berhasil lolos.
Didalam
gudang. Win menangis melihat Dear yang masih sadar, tapi kesakitan. Met juga
berada disan, berdiri dan berjaga.
“Aku
tidak bisa pergi lagi.” Kata Dear lemah.
“Tidak.
Tidak. Tidak. Kita harus tinggal bersama2. Kita harus, Dear. Aku tidak akan
melepaskan mu.” Kata Win, lalu tiba2 Dear terbatuk2. Dear berusaha memegang
wajah Win,”Jangan menangis. Senyumlah. Senyumlah. Aku ingin menjaga senyum kamu
dihatiku.”
Win
semakin menangis dengan air mata yang makin deras. Tapi ia segera menghapusnya
dan tersenyum pada Dear,”Aku tersenyum. Aku tersenyum.”
Dear
sudah tidak dapat bertahan lagi dan mati. Disana Win menangis lebih keras,”Khun
Dear. Khun Dear. Khun Dear. Khun Dear. Khun Dear!” teriak Win keras, merasa
frustasi.
Gun
dan tim sampai dilokasi dan bersembunyi memperhatikan mereka. Disana Win
meminta Met untuk pergi tanpa mereka, tapi Met tetap setia menemani Win disana.
“Terima
kasih untuk kesetianmu.”
“Aku
akan mencari cara mengalihkan mereka. Kamu harus melarikan diri, Boss.”
Met
pun pergi lalu bertemu dengan Gun dan tim. Ia menahan mereka, tapi akhirnya ia
terdesak dan membunuh dirinya sendiri didepan Wit dan Jade.
Gun
masuk kedalam sambil mengarahkan pistolnya kearah Win. Lalu Win yang menyadari
itu berkata,”Apa kamu nyaman? Apa kamu nyaman dengan apa yang kamu lakukan?
Kamu membuat orang yang aku cintai mati. Aku bertanya padamu?!”
“Cukup,
Khun Kawin. Kamu tidak berhak menyalahkan orang lain. Selain daripada dirimu
sendiri. Alasan Dear berakhir menjadi seperti ini adalah karena kamu.”
Perlahan
Win melepaskan Dear dari pangkuannya dan menyerang Gun. Ia menyalahkan bahwa
semua ini adalah karena Gun. Ia terus memukul Gun.
Dirumah
sakit. Pim mengalami kejang2. Jadi dokter dan para suster segera datang dan
memberikan setruman di dada Pim.
Gun
berhasil menang dan ia mengarahkan pistol pada Win. Dan Win pun berteriak pada
Gun untuk menembaknya, sebagai pembalasan Gun, dan juga karena ia sudah tidak
memiliki apapun lagi. Lalu Win mendekat membawa Dear kedalam pangkuannya
lagi,”Tembak! Aku bilang tembak! Tembak!” teriak nya.
Jadi
Gun menembak terus-menerus, tapi bukan kearah Win, melainkan ke arah kosong.
“Aku
tidak akan membiarkan bajingan seperti kamu mati dengan mudah! Sebelum kamu
membayar dosa2 kamu di neraka, bayar dulu dosa2 kamu didalam penjara!” Tegas
Gun.
Disuatu
hari, orang2 banyak berkumpul untuk membuatkan bintang2 sebagai harapan agar
Pimdao bisa segera sembuh.
Prim
dan Gun berdiri disamping Pim yang masih tidak sadarkan diri. Dan mereka terus
berbicara menceritakan pada Pim bahwa semuanya telah berakhir. Lalu pada saat
itu jari2 Pim bergerak dalam gengaman Gun dan perlahan ia membuka matanya.
“Pim.”
Panggil Prim dengan senang.
“Dimana
kamu?!” tanya Pim.
“Aku
disini.” Kata Prim, mengenggam tangan Pim.
“Ini
aku Gun.” Kata Gun juga.
“Dimana
kamu P’Prim? Dimana? Mengapa aku tidak bisa melihat apapun? Dimana kamu P’Prim?
Dimana kamu?” tanya Pim terus sambil menangis. Prim dan Gun pun diam sambil bertatapan.
Tags:
Game Maya