SINOPSIS K-MOVIE : I CAN SPEAK - PART 3



CREDIT : MYUNG FILMS



Ok Boon tidur dan malam itu dia bermimpi. Mimpi mengenai masa mudanya bersama adiknya, Jeong Nam. Saat itu, dia selalu menggendong Jeong Nam di punggungnya. Ok Boon tersenyum dalam mimpinya.

Min Jae menghubungi Jeong Nam dari nomor telepon yang dilihatnya di foto. Tetapi, yang menunjukkan Jeong Nam tidak mau bicara dengan Ok Boon. Dan berharap tidak akan pernah bicara dengan Ok Boon.  

Please, don’t call here again. And tell her, I don’t remember her,” ujar Jeong Nam dan mematikan telepon.

Min Jae terkejut mendengar hal tersebut.

Min Jae sedang bekerja, dan mendapat pesan dari Ok Boon yang mengajaknya makan malam bersama.

Selama makan malam, Min Jae terlihat tidak berselera. Ok Boon khawatir melihatnya. Dan Min Jae dengan serius menyuruh Ok Boon untuk tidak belajar bahasa Inggris lagi. Dia beralasan kalau dia akan mempersiapkan diri mengikuti tes naik menjadi golongan 7 jadi dia tidak bisa mengajar Ok Boon lagi. Ok Boon mengerti, dan menyarankan kalau mereka bisa belajar 1-2x seminggu saja dan dia juga akan membayar. Selama ini dia merasa tidak enak karena Min Jae selalu menolak bayarannya.

“Aku benar-benar minta maaf,” ujar Min Jae dan segera pamit pulang.

Ok Boon merasa kecewa.

Ok Boon pergi ke RS. Dia mengunjungi sahabatnya Jung Sim. Perawat mengenal Ok Boon sebagai best friend yang selalu di ceritakan Jung Sim.

Ok Boon merasa sedih melihat kondisi Jung Sim. Dia juga sedih karena Jung Sim tidak memberitahu kondisinya sebenarnya. Dia menyuruh Jung Sim untuk segera sembuh. Ok Boon juga memberikan saputangan Jung Sim yang tertinggal waktu itu. Ok Boon menangis melihat kondisi Jung Sim.

Seorang wanita, Geum Joo, datang menemui Jung Sim.

Ok Boon bicara berdua dengan Geum Joo. Geum Joo memberitahu kalau waktu Jung Sim sepertinya tidak lama lagi. Dalam beberapa bulan saja, kondisinya kian memburuk lebih cepat daripada dugaan.

“Karena itu, nenek Ok Boon, bisa Anda membantunya?” pinta Geum Joo.

Ok Boon terdiam dan menerawang.

“Ada apa? Kalau Anda merasa terbebani, ini demi nenek Jung Sim, sahabat karib Anda. Permintaan terakhirnya,” pinta Geum Joo.



Ok Boon pulang dan di depan pasar sedang ramai. Ada mobil polisi. Dan ternyata, Hye Jung sedang di tangkap polisi karena menjual minuman keras kepada anak di bawah umur. Hye Jung membantah kalau dia tidak tahu mereka anak-anak di bawah umur, karena yang membeli minumannya bukan anak-anak itu. Tetapi, polisi tetap harus membawa Hye Jung.

Saat itu, Hye Jung melihat Ok Boon. Dia segera menuduh kalau Ok Boon yang melaporkan hal itu pada polisi. Ok Boon kesal karena di tuduh begitu dan juga apa untungnya bagi dia melakukan hal tersebut.

“Yang bisa melakukan hal seperti ini di pasar, selain nenek, siapa lagi!” marah Hye Jung sambil di seret masuk ke dalam mobil polisi. “Tiap hari Anda mencari kesalahan untuk di laporkan.”

Ok Boon membantah hal tersebut.

Min Jae makan bersama dengan Young Jae di cafe. Dia terlihat tidak bersemangat. Young Jae bertanya kenapa belakangan ini Min Jae tidak mengajar nenek lagi? Min Jae tidak bisa menjawabnya. Dia malah menyuruh Young Jae untuk makan di restoran yang baru buka di dekat rumah mereka.


Ok Boon pergi ke kantor Pelayanan. Dia mencari Min Jae tetapi meja Min Jae kosong. Ok Boon keluar dari kantor tersebut. Saat itu, dia melihat 3 orang pegawai PNS yang sedang merokok.


Tiga orang PNS tersebut adalah Manajer Yang, dan anggotanya. Mereka membicarakan mengenai gugatan developer yang sudah batal. Ok Boon terkejut mendengarnya, dia segera bertanya memastikan pada manajer Yang mengenai hal tersebut. Manajer Yang dengan santai menjawab kalau Ok Boon tidak bisa membuktikan kerusakan yang dilakukan Yirin Co.

Ok Boon segera masuk kembali ke kantor pelayanan dengan marah. Dia menemui A Young dan dengan marah-marah bertanya bukankah dia sudah meminta mereka untuk melayangkan gugatan pada Yirin Co dan dia sudah memberikan semua bukti-nya. Bukti foto seseorang menumpahkan asam sulfat di dinding toko dan foto kerusakan yang di akibatkannya. Foto yang diberikan pada Min Jae.

“Informasinya sudah dihancurkan,” beritahu A Young.

“Dihancurkan? Tidak ada sisa?” tanya Ok Boon terkejut. A Young membenarkan dengan takut. “Kau?”

“Bukan aku yang melakukannya,” beritahu A Young.

Ok Boon segera berteriak menyuruh A Young menelpon Min Jae.



Min Jae datang. Dan Ok Boon langsung mencengkeram kerah baju Min Jae. Dia benar-benar marah karena Min Jae mengkhianatinya. Min Jae menenangkan kalau hanya toko jokbal milik Hye Jung saja yang masuk rencana pengembang.

“Kau tahu berapa lama waktu yang ku habiskan untuk menghasilkan semua bukti tersebut? Yang punya kedai Jokbal itu harus mengurus ibunya. Demi masak daging dari pagi karenanya dia tidak menikah. Kau mengusirnya, bagaimana dia bisa hidup?” marah Ok Boon.

Young Jae ada di sana dan melihat pertengkaran mereka. Min Jae menasehati Ok Boon untuk tidak mengurusi urusan orang lain dan urus diri sendiri.

“Aku bukannya ingin orang lain tahu. Di sana tempat tinggalku, juga tempat orang lain cari nafkah. Karena itu, teganya kau membohongiku?”

“Iya. Pada akhirnya aku membodohi nenek dan orang pasar. Aku merasa bersalah,” ujar Min Jae.

“Karena itu kau mau mengajariku bahasa Inggris?”

“Iya. Untuk mengurangi rasa bersalahku. Aku sengaja melakukannya. Mengajari Anda kemudian pergi.”

Ok Boon terluka mendengarnya dan menampar Min Jae.

“Dan satu hal lagi, nenek tidak usah belajar bahasa Inggris. Aku menelpon adikmu, dia bilang tidak ingin bicara dengan nenek. Tidak mau bertemu ataupun mengingat Anda! Tidak ingin mengingat Anda! Jadi, Anda tidak perlu belajar bahasa Inggris!”

Ok Boon kecewa mendengarnya. Dia menuduh Min Jae berbohong. Ok Boon benar-benar merasa shock dan lemas. Young Jae kecewa melihat Min Jae.

Jin Joo pergi ke toko Ok Boon. Tetapi, anehnya Ok Boon memasang tanda closed di pintu tokonya.


Min Jae siap mandi. Dan saat dia keluar dari kamar mandi, dia mencium bau asap rokok. Dia menegur Young Jae karena merokok, tetapi Young Jae mengacuhkannya. Young Jae kecewa dengan sikap Min Jae yang kejam pada Ok Boon. Min Jae mengingatkan kalau dia adalah wali Young Jae. Young Jae membenarkan, karena itu kan Min Jae menyerah pada studi-nya dan memilih menjadi PNS. Min Jae menegurnya.

Min Jae merenung di kamar. Dia teringat perkataan Young Jae. Alasan Ok Boon selalu melibatkan diri di pasar, yaitu karena dia kesepian. Ok Boon tidak punya keluarga makanya dia sangat kesepian. Dia meminta Min Jae tidak memperlakukan Ok Boon seperti itu.


Min Jae pergi ke ruangan di mana berkas tidak berguna di letakkan. Min Jae belum membuang bukti foto yang diserahkan Ok Boon. Dia masih menyimpannya. Dia juga melihat berkas berkas keluhan lama yang diberikan Ok Boon.

Toko Hye Jung sudah mau ditutup oleh pria botak. Dan saat itu, dia melihat salah satu anak buah pria botak itu adalah anak dibawah umur yang menuduh kalau tokonya yang menjual minuman keras kepada mereka.

“Kalian yang melakukan ini?” tanya Hye Jung.

Pria itu membenarkan. Hye Jung marah dan berusaha menyerang pria itu, tetapi pria itu menghindar hingga Hye Jung terjatuh. Semua orang langsung heboh.

Min Jae tiba-tiba datang. Dia memberitahu kalau dirinya dari kantor layanan publik. Pria itu langsung berpura-pura ramah dan memberikan kartu namanya. Dia memperkenalkan diri dari Yirin Co bagian divisi eksternal. Dai juga memfitnah kalau Hye Jung melanggar kepemilikan properti pribadi. Min Jae membantah karena itu masih dalam proses gugatan dan apa yang dilakukan pria itu, menghalangi usaha orang lain, itulah yang melanggar hukum.

Dan ternyata, Min Jae sudah melayangkan gugatan berdasarkan bukti yang di terimanya dari Ok Boon. Manajer Yang menelpon dan mengancam Min Jae yang akan sulit naik golongan 7, tetapi Min Jae tidak takut.

Semua orang di pasar memuji tindakan Min Jae. Jin Joo bahkan menyuruh Min Jae untuk maju menjadi gubernur saja. Min Jae menolak dengan rendah hati. Hye Jung menggenggam tangannya dan berterimakasih dengan tulus.

Min Jae melewati toko Ok Boon yang masih tutup.


Ok Boon ternyata pergi ke RS menemani Jung Sim. Dia bicara English ‘how are you?’ tetapi tidak ada jawaban. Jung Sim sudah tidak bisa merespon dan hanya terbaring dengan tatapan kosong. Ok Boon sedih melihat kondisinya.

“Kau harus hidup lama Jung Sim. Dan melihat mereka berlutut!!” ujar Ok Boon. “Orang yang mau mati ini pernah kau selamatkan, kau lebih baik dariku!”


Geum Joo masuk dan memberitahu kalau sekarang Jung Sim sudah tidak mengenalinya lagi. Dia memberikan surat yang ditulis Jung Sim sewaktu masih sehat untuk Ok Boon.

Ok Boon menangis membaca surat tersebut.


Seorang pria masuk ke dalam, dia bertanya apa benar dia yang bernama Ok Boon? Ok Boon membenarkan.

Geum Joo menegur pria itu, Hyun Wook, yang datang tiba-tiba. Dia masih belum bicara dengan Ok Boon. Mereka saling berdebat. Ok Boon bingung dan bertanya apa yang mereka bicarakan.

“Hallo, aku reporter Choi Hyun Wook. Aku diundang oleh aliansi HR121. Karena itu akau kemari, agar bisa melewati resolusi federal 121, kita berkoalisi dengan beberapa organisasi HAM. Isi dari HR121 adalah menentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan jepang. Tolong beri kami waktu,” jelas Hyun Wook.

“Jangan berhenti. Aku tidak akan bersembunyi lagi,” putus Ok Boon.

Dan keesokan harinya,
Foto Ok Boon masuk ke dalam koran nasional dengan judul “Hasil dari upaya aliansi HR121 - Menghadiri pengadilan di Amerika mengenai ‘Wanita ‘Penghibur’ (budak seks)”. Jin Joo dan Hye Jung terkejut membaca berita terebut.

Min Jae juga terkejut membaca berita itu. Young Jae menghubunginya.

Ok Boon pergi ke makam ibunya. Dia menyesal karena ibunya mati demi melindungi dirinya. Dan dia juga minta maaf karena tidak bisa menepati janjinya.

“Bagi almarhum ibu… Jung Sim… dibanding Jung Sim, aku lebih penting. Ibu, kenapa? Kenapa merasa malu sekali? Ibu takut menghancurkan masa depan anak-anakmu karena itu bersembunyi. Orang tua, saudara-saudaraku saja mengabaikanku. Bagaimana aku bisa bangkit sendiri. ‘anak yang malang’ Ibu bilang begitu lalu pergi. Ibu pergi. Ibu,” tangis Ok Boon.

Ok Boon pulang. Dan saat dia melihat Jin Joo, Jin Joo segera masuk ke dalam tokonya. Ok Boon merasa sedih.

Ok Boon membuka kembali tokonya. Saat itu, Min Jae datang.

Ok Boon memandanginya. Tetapi, bukannya marah, dia malah bertanya apa Min Jae sudah makan?

“Aku minta maaf,” ujar Min Jae. “Maafkan aku, nenek.”

“Tidak. Kamu minta maaf untuk apa?”

Min Jae terus minta maaf dan menangis. Ok Boon memeluknya.

Ok Boon membuka lemari pakaiannya. Dia mengeluarkan sebuah tempat berwarna merah jambu. Dai tempat itu, dia mengambil sebuah foto yang dia selipkan di sebuah buku dan memperlihatkannya pada Min Jae.

“Ini masa lalu yang ingin ku lupakan. Tapi foto ini tidak ku buang. Kalau ku buang, artinya aku kehilangan. 60 tahun sudah, aku tidak bisa melihat orang ini. Foto ini kuperlihatkan padamu, anehnya hatiku merasa plong,”


Ok Boon menunjuk ke seorang gadis di foto dan memberitahu kalau itu adalah Jung Sim, teman yang telah menyelamatkanku.

Tahun 1943, Manju
Ok Boon remaja berlari keluar dari sebuah bangunan dengan baju penuh darah. Seorang tentara Jepang menghentikannya dan berujar kalau sekarang adalah gilirannya. Tentara jepang lain keluar dari gedung dan berteriak kalau dia belum selesai, kenapa kabur? Ok Boon memohon ampun tetapi tentara itu tidak peduli dan menyereret Ok Boon masuk ke dalam lagi.

Di malam hari,
Ok Boon menggantung dirinya. Sahabatnya, Jung Sim, datang di saat yang tepat. Jung Sim memegang kaki Ok Boon dan memohon agar Ok Boon tidak mati, kain yang digunakan untuk menggantung dirinya putus.

“Kenapa kau tidak membiarkanku mati?” marah Ok Boon. “Hidup atau mati, tidak bisakah aku memilih? Bahkan hidupku sendiri, kenapa tidak bisa kujalani seusai keinginanku?”

Jung Sim tidak marah. Dia menyeka air mata Ok Boon dan memeluknya erat. Mereka menangis bersama.


Suatu hari, Ok Boon menjahit sebuah kain. Itu adalah saputangan yang selalu di bawa oleh Jung Sim hingga tua. Jung Sim berkata kalau mereka merasa sedih, mari gunakan saputangan itu untuk menyeka air mata dan menjadi kuat lagi.

“Jung Sim kesana-kemari untuk memberi kesaksian. Suatu saat ketika kami ke Nagoya, penerjemah berkata kalau kami ingin makan nasi, kami kerja di rumah bordil. Tetapi, yang diterjemahkannya faktanya di putarbalikkan. Setelah itu, Jung Sim, berusaha mati-matian belajar bahasa Inggris. Atas apa yang kami alami, atas nama hak asasi, hal tersebut harus diumumkan.”

Ok Boon memperlihatkan surat yang diberikan Jung Sim padanya. Surat itu salah satunya berisi pidato yang ingin di katakan Jung Sim dalam bahasa Inggris. Jung Sim memperlihatkannya kepada Min Jae. Jung Sim telah melakukan hal ini dari dulu, dan ingatannya tiba-tiba menjadi berkurang. Karena itu, demi Jung Sim, dia harus melakukan sesuatu. Karena itu dia belajar bahasa inggris.

“Untuk terakhir kalinya, bisakah kau membantuku?” pinta Ok Boon.

Min Jae setuju.


Jin Joo melirik ke toko Ok Boon dan Ok Boon melihatnya. Tetapi, ketika Ok Boon membuka pintunya, Jin Joo segera berjalan cepat memasuki tokonya. Ok Boon mengejarnya.

“Kenapa belakangan ini kau menghindariku?” tanya Ok Boon.

Jin Joo membantah hal itu tetapi dia tetap tidak mau melihat Ok Boon. Ok Boon merasa sedih dan menumpahkan perasaannya.

“Karena sedih, makanya aku begitu,” jujur Jin Joo. “Karena sedih. Saking sedihnya, hatiku sakit! Aku belakangan ini, hyeong-nim (org yang dihormati) tahu betapa aku membencimu? Hyeong-nim sudah berapa lama mengenalku? Tapi bagaimana bisa… hyeong-nim tidak memberitahuku? Kalau sebelumnya kau katakan. Aku, entah bagaimana, meskipun sedikit akan berusaha membantumu. Apa aku tidak berguna? Hyeong-nim pikir aku ini orang bodoh yang tidak akan mengerti?” beritahu Jin Joo akan perasaannya dan menangis.

Ok Boon membantah hal itu, dia merasa Jin Joo selalu menghiburnya. Jin Joo menangis mendengarnya. Dia merasa sangat sedih dengan apa yang sudah di alami Ok Boon. Mereka menangis bersama.


Ok Boon mulai melakukan persiapan untuk pergi ke pengadilan umum di Amerika. Pertama, dia membuat foto paspor dan membuat paspor. Dan Min Jae selalu bersamanya. Ok Boon juga belajar berpidato bahasa Inggris.

“Aku disini untuk memberitahu kebenaran. Ketika tentara jepang melakukan kejahatan yang melawan kemanusiaan. Aku berdiri disini untuk memberitahu sejarah yang memilukan,” latih Ok Boon dengan di saksikan seluruh pegawai kantor pelayanan publik.

Suatu hari, ada yang meletakkan amplop berisi uang di pintu rumahnya. Di dalamnya ada surat : Nenek Ok Boon, karena sebelumnya tidak tahu, aku jadi salah paham, bahkan membencimu. Maafkan aku. Tetap sehat, kembalilah dengan selamat. Ps: meskipun tidak banyak, semoga uang ini berguna.

Ok Boon tahu kalau itu adalah surat dari Hye Jung. Dia melihat Hye Jung yang sedang membersihkan botol di depan tokonya. Hye Jung juga melihatnya, dan dia membungkuk hormat kepada Ok Boon. Ok Boon terharu melihatnya.

Jin Joo datang ke rumah Ok Boon dan memberikan hadiah dari semua orang di pasar.

Min Jae memeriksa kertas pidato Ok Boon dan Ok Boon memberi banyak tanda mengenai arti bahasa inggris yang tidak diketahuinya.

Ok Boon menghampirinya dan memberikan jas yang khusus di jahitnya untuk Min Jae. Dia membuatnya dari 100% wol. Dia menyuruh Min Jae untuk segera mencobanya. Min Jae mencobanya dan tersenyum melihatnya.


Washington D.C, Amerika
Ok Boon sudah tiba disana bersama dengan Geum Joo. Dia bertanya pada Geum Joo apakah dari tempat ini ke LA jauh. Geum Joo membenarkan, butuh waktu sekitar 4-5 jam jika naik pesawat. Geum Joo bertanya apakah ada seseorang yang ingin Ok Boon temui? Ok Boon menjawab tidak ada.

Pegawai pelayanan publik makan bersama. Mereka mendoakan keberhasilan Min Jae dalam wawancara untuk naik golongan menjadi golongan 7. Mereka juga sedih karena Min Jae akan ada kemungkinan di pindahkan ke daerah lain jika sudah naik golongan.

A Young dengan sedih berujar kalau dari awal dia bertemu Min Jae, dia sudah menduga Min Jae tidak akan lama di tempat ini, karena itulah dia tidak membuka hatinya dan bersikap dingin pada Min Jae. Dia berujar, jika dia membuka hatinya, pasti Min Jae tidak akan mau naik golongan karena tidak mau dipindahtugaskan. Min Jae bukannya terharu, balik bertanya kenapa A Young bicara seperti itu tiba-tiba. A Young menjawab kalau dia hanya ingin mengatakan hal itu.

TV menyiarkan berita mengenai seorang warga Korea yang harusnya berada di Washington DC untuk sidang ‘Wanita Penghibur’ militer jepang, harus mengalami kendala. Itu karena pihak jepang mempertanyakan kualifikasi beberapa saksi. Termasuk saksi dari Korea, Na Ok Boon, sungguh amat disayangkan.

Post a Comment

Previous Post Next Post