Company name : Citizen Kane
Disaat Trai ingin pergi keluar dari
rumah, dua orang bodguard datang untuk menemaninnya. Dan tentu saja, Trai tidak
menyukai itu. Trai protes kepada Khem, tapi Khem malah berkata bahwa itu adalah
perintah dari Yada.
Lalu saat Khem mau keluar dari rumah
juga, Trai menjadi heran mengapa Khem tidak diikuti oleh bodyguard, sedangkan
ia harus.
“Karena kamu masih ingusan,” kata
Khem dengan tegas. Dan dengan kesal, Trai pun tidak jadi pergi dan kembali
masuk kedalam rumah.
Sesudah Trai masuk kedalam dan Khem
baru akan pergi, tiba-tiba ia menerima telpon dari Kwan. Awalnya Khem ragu
untuk menjawab, tapi akhirnya ia tetap menjawab. Suara Kwan terdengar panik dan
dia meminta tolong Khem untuk menolongnya. Dan mendengar itu, Khem menjadi
khawatir.
Setibanya Khem dirumah Tassana, ia
langsung menemui Tassana yang sedang menyapu halaman, ia menanyakan keadaan
Kwan. Mendengar pertanyaan itu, Tassana menjadi heran. Sedangkan didekat pintu,
tampak Kwan yang sedang mengintip.
Sadar bahwa dirinya ketahuan, Kwan
pun segera masuk kedalam, berbaring disofa dan memakai selimutnya. Lalu Khem
menghampirinya, ia membuka selimut Kwan dan mengatakan bahwa ia kecewa pada
nya.
Ketika Kwan mengatakan bahwa ia
memang sedang sakit, maka Khem pun menjadi tambah emosi. Khem lalu menarik
tangan Kwan dengan paksa dan kasar, ia ingin membawa Khem untuk pergi kerumah
sakit.
Tassana masuk kedalam rumah dan
menjadi heran mengapa Khem bersikap marah-marah dirumahnya.
“Aku dikerjai untuk datang kesini,”
jelas Khem kepada Tassana.
“Aku tidak bermaksud,” kata Kwan
kepada Khem dengan raut wajah bersalah.
Dengan kasar, Khem melepaskan tangan
Kwan dan menyuruh agar Kwan tidak melakukan ini lagi serta jangan memperlakukan
nya seperti orang yang bodoh, karena ia sudah cukup dikerjai selama hidupnya.
Kwan tampak sangat bersalah ketika
Khem pergi. Dan menyadari itu, Tassana langsung mengikuti Khem.
“Bukankah kamu terlalu kertelaluan?”
tanya Tassana, sehingga Khem berhenti dan berbalik menghadapnya.
“Aku benci dikerjai. Aku sangat
benci itu!” kata Khem.
“Kamu benci aku. Jadi kamu tidak
seharunya menarik Kwan,” kata Tassana.
“Sebenarnya, orang sakit seperti
Kwan tidak akan bisa merencanakan ini. Kamu mungkin menggunakan Kwan yang
menyedihkan sebagai alat,” tuduh Khem.
“Aku tidak mau melihatmu lagi.
Adikku tidak bertingkah menyedihkan. Ia memang sakit, tapi dia kuat. Dan lebih
dewasa dibanding kamu. Jika kamu masih ingat, bagaimana dia menjagamu. Aku
minta maaf padamu menggantikannya,” tegas Tassana.
Khem menjadi terdiam serta tampak
menyesal, jadi ketika Tassana akan pergi, ia langsung mengatakan bahwa
sebenarnya ia tidak marah kepada Kwan.
“Dan jangan khawatir kami akan
mengganggumu lagi. Kamu akan menjadi pertama yang kuberitahu. Aku akan pindah
ke Munich untuk bekerja,” kata Tassana, lalu berbalik dan pergi meninggalkan
Khem.
Dan Khem tampak ingin menghentikan
Tassana agar tidak pergi, tapi karena ragu ia menurunkan tangannya serta hanya
berdiri diam disana.
Krit menemui Ayahnya. Disana ketika
Kad ingin membahas tentang Yada, Krit langsung berkata bahwa itu sudah tidak
penting lagi.
“Tidak ada yang lebih penting
daripada keluarga,” kata Kad.
Mendengar itu, Krit menjadi emosi,
ia marah kepada Ayahnya yang meninggalkannya bertarung sendirian. Dan dengan
tenang Kad membalas bahwa ia tidak memaksa Krit untuk bertarung serta membalas
dendam.
Disaat Ayahnya mulai menceramahinya,
Krit menjadi makin marah. Ia berkata bahwa Dilok harus membayar apa yang
diperbuatnya, dia harus dipenjara selamanya.
“Terkurung tidak ada gunanya, bila
orang itu tidak menyadari kesalahan nya. Tapi perbaikilah kesalahanmu, itu
lebih penting daripada mendapatkan hukuman. Seperti Dilok yang bersembunyi
sekarang, kamu pikir dia senang?” tanya Kad.
Krit menjawab bahwa Dilok pasti
senang, karena uang yang terus masuk ke dalam akun banknya. Lalu ia memberitahu
Ayahnya, kalau sekarang Dilok membuka bisnis baru yang menipu orang lain lagi,
yaitu skema Ponzi.
“Bagaimana jika seseorang mati lagi,
biar aku tanya padamu, kali ini, siapa yang akan mendapatkan hukuman?” tanya
Krit dengan penuh amarah. Ia lalu menutup telponnya den berjalan pergi dari
sana.
Dan dengan sedih serta sedikit syok,
Kad memandangin Krit yang berjalan pergi.
Setelah memeriksa keadaan disekitar
rumahnya, Trai menurunkan tali yang disiapkannya dan turun menggunakan itu.
Lalu dengan sembunyi- sembunyi, ia mau pergi dari rumah, tapi sayangnya ia
gagal, karena para bodyguard segera datang dan menghampirinya.
Jadi Trai berpura- pura masuk
kedalam rumah, tapi saat mereka berdua lengah, ia langsung berlari untuk kabur.
Tapi sayangnya, ia gagal lagi dan berhasil ditangkap.
Pas disaat itu seorang supir taksi
datang dan kedua bodyguard itu sibuk mengurusnya, Trai langsung berlari masuk
kedalam mobil dan pergi darisana. Trai tampak sangat senang dan bangga, karena
berhasil.
Dikantor ketika melihat kedatangan
Ping serta Krit. Nee pun segera menanyakan apakah Krit telah pindah dari hotel
itu, karena ia telah pergi mengeceknya sendiri. Lalu Nee menawarkan kepada Krit
untuk membantu nya mencari hotel baru, jadi ia pun bisa menjaganya.
Tapi Krit menolak, karena ia sudah
punya bawahan yang akan menjaganya. Dan Krit mengatakan bahwa hanya tempat
tinggalnya yang berubah, tapi selebihnya tidak ada yang berubah.
“Tidak ada yang bisa mengubahmu.
Kita berdua masih tinggal terpisah seperti sebelumnya,” kata Nee kepada Krit.
“Kita bisa bertemu di tempat kerja,”
balas Krit.
“Orang dalam satu keluarga, apa
hanya harus hidup bersama ditempat kerja? Tapi aku lupa, kamu tidak pernah
punya rumah. Jadi bagaimana bisa kamu punya keluarga? Aku sekali diam-diam
senang, mengira Khun Da akan mengubah kamu,” kata Nee, penuh perhatian pada
Krit.
“Jangan menyebutnya lagi,” tegas
Krit, lalu pergi bersama Ping.
Ditempat parkir. Nee menemukan
boneka serta surat yang sama persis dengan yang dulu Trai berikan padanya.
Melihat itu ia menjadi heran, tapi ia tidak menemukan siapapun disana. Disurat
itu tertulis tulisan Aku minta maaf.
Mengabaikan perasaannya sendiri, Nee
mengeraskan hatinya. Ia membuang boneka serta surat itu, lalu masuk kedalam
mobilnya dan tanpa sengaja ia menghancurkan boneka itu.
Merasakan ada yang aneh, Nee mundur
lagi dan ia merasakan bahwa ia mobilnya mengenai boneka itu serta
menghancurkannya. Lalu ia pun berhenti.
Trai muncul sambil membawa bunga.
Dan melihatnya, Nee turun dari mobil. Ia mengambil bunga ditangan Trai dan
memukul-mukul pada badan Trai. Setelah bunga itu hancur, ia pun memukuli Trai
menggunakan tangannya. Nee menangis serta tampak emosi.
“Aku tau, kamu tidak akan pernah
memaafkan aku,” kata Trai, saat Nee telah berhenti memukulinya.
“Bagus kamu tau itu!” balas Nee.
Saat Trai ingin meminta maaf dan
berbaikan, Nee tidak peduli lagi, ia marah dan berbalik untuk pergi dari sana.
Dan tentu saja, Trai tidak membiarkan itu, ia menahan Nee untuk tidak pergi.
“Nee jangan melakukan ini. Pukul
aku, tampar aku, atau apapun yang kamu mau,” kata Trai. Lalu Nee pun
memukulinya, setelah itu ia pun menangis. Dan Trai membiarkannya, ia lalu
memegang tangan Nee serta menunggunya hingga menjadi tenang.
Digudang. Nee duduk disitu, ia telah
selesai menangis. Dan Trai mendekatinya. Nee pun mengatakan bahwa ia benci
pengecut, pembohong, dan orang yang melarikan diri dari masalah.
“Aku sedang terikat,” kata Trai.
“Kemudian lepaskan ikatanmu sendiri.
Aku akan memberikanmu kesempatan terakhir. Ceritakan padaku,” balas Nee, tegas.
Trai tetap
tidak bisa menceritakan segalanya kepada Nee dan mengaku bahwa ia tidak cocok
untuk Nee. Dan mendengar itu, Nee pun menjadi emosi, ia lalu menasehati Trai.
“Jika kamu
tetap seperti ini, kamu tidak bisa cocok untuk wanita manapun,” kata Nee.
Disaat itu
pandangan Trai mulai tampak kabur, ia tidak mendengar Nee terus bicara
kepadanya, tapi ia tidak bisa menjawab apapun. Hingga akhirnya Nee berjalan
pergi meninggalkannya.
Pada saat
itulah, Trai jatuh. Dan melihat itu, Nee kembali dan ia menjadi panik serta
khawatir kepada Trai. Karena Trai tampak sangat kesakitan sekali sambil
memegangin kepalanya.
Yada mulai
berlatih bela diri. Ia mengingat setiap perkataan Krit kepadanya. Jadi dengan
sangat fokus, Yada berlatih dan terus berlatih. Yada lalu mulai berlari juga. Dan
Ping mengawasinya dari jauh.
Yada sadar
bahwa ada orang yang mengawasinya, maka dari itu ia tidak kaget lagi ketika
Krit datang untuk menemuinya. Disana mereka duduk bersama dibangku taman.
Menyadari arah
pandangan Yada yang memandang kepada pasangan tua. Krit pun berbicara,”Aku
ingin hidup denganmu sampai kita tua.”
“Aku pikir
orang seperti mu tidak akan hidup lama,” balas Yada, sinis.
“Tidak apa. Aku
ingin mati sebelum kamu. Jika kamu tidak ada, maka aku tidak bisa hidup,” kata
Krit dengan lembut.
“Kamu tidak
akan pernah memilikiku dalam hidupmu, Sharkrit. Dan jika kamu tidak memiliki
informasi lagi, maka aku akan pergi.”
Saat Yada ingin
pergi, Krit memegangin tangan Yada dan menahannya. Dan tanpa mengatakan apapun,
Yada menatapnya tajam, lalu sadar apa maksud tatapan Yada, Krit pun melepaskan
tangan Yada.
Krit memaksa
Yada untuk menerima hadiahnya, bila Yada tidak mau, maka ia akan terus
mengikutinya sampai Yada mau menerimanya. Dan walaupun Yada telah beralasan
serta terus menolak, tapi Krit tetap mau Yada menerima itu.
Jadi akhirnya
Yada pun mau menerima itu, ia membuka koper yang sangat kecil dari Krit itu.
Dan ia menjadi terkejut, ketika melihat isinya, yaitu senjata dan peluru-
peluru.
“Pistol lebih
cocok untukmu,” kata Krit, singkat dan menatap serius kepada Yada. Dan Yada pun
membalas tatapan Krit dengan pandangan yang tampak lebih berani.
Lanjutin dong udah ga sbar mo tau akhir critamya...
ReplyDelete