Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 11 - 5



 Company name : Citizen Kane
 


Disaat Trai ingin pergi keluar dari rumah, dua orang bodguard datang untuk menemaninnya. Dan tentu saja, Trai tidak menyukai itu. Trai protes kepada Khem, tapi Khem malah berkata bahwa itu adalah perintah dari Yada.

Lalu saat Khem mau keluar dari rumah juga, Trai menjadi heran mengapa Khem tidak diikuti oleh bodyguard, sedangkan ia harus.

“Karena kamu masih ingusan,” kata Khem dengan tegas. Dan dengan kesal, Trai pun tidak jadi pergi dan kembali masuk kedalam rumah.


Sesudah Trai masuk kedalam dan Khem baru akan pergi, tiba-tiba ia menerima telpon dari Kwan. Awalnya Khem ragu untuk menjawab, tapi akhirnya ia tetap menjawab. Suara Kwan terdengar panik dan dia meminta tolong Khem untuk menolongnya. Dan mendengar itu, Khem menjadi khawatir.


Setibanya Khem dirumah Tassana, ia langsung menemui Tassana yang sedang menyapu halaman, ia menanyakan keadaan Kwan. Mendengar pertanyaan itu, Tassana menjadi heran. Sedangkan didekat pintu, tampak Kwan yang sedang mengintip.



Sadar bahwa dirinya ketahuan, Kwan pun segera masuk kedalam, berbaring disofa dan memakai selimutnya. Lalu Khem menghampirinya, ia membuka selimut Kwan dan mengatakan bahwa ia kecewa pada nya.

Ketika Kwan mengatakan bahwa ia memang sedang sakit, maka Khem pun menjadi tambah emosi. Khem lalu menarik tangan Kwan dengan paksa dan kasar, ia ingin membawa Khem untuk pergi kerumah sakit.


Tassana masuk kedalam rumah dan menjadi heran mengapa Khem bersikap marah-marah dirumahnya.

“Aku dikerjai untuk datang kesini,” jelas Khem kepada Tassana.

“Aku tidak bermaksud,” kata Kwan kepada Khem dengan raut wajah bersalah.



Dengan kasar, Khem melepaskan tangan Kwan dan menyuruh agar Kwan tidak melakukan ini lagi serta jangan memperlakukan nya seperti orang yang bodoh, karena ia sudah cukup dikerjai selama hidupnya.

Kwan tampak sangat bersalah ketika Khem pergi. Dan menyadari itu, Tassana langsung mengikuti Khem.



“Bukankah kamu terlalu kertelaluan?” tanya Tassana, sehingga Khem berhenti dan berbalik menghadapnya.

“Aku benci dikerjai. Aku sangat benci itu!” kata Khem.

“Kamu benci aku. Jadi kamu tidak seharunya menarik Kwan,” kata Tassana.

“Sebenarnya, orang sakit seperti Kwan tidak akan bisa merencanakan ini. Kamu mungkin menggunakan Kwan yang menyedihkan sebagai alat,” tuduh Khem.



“Aku tidak mau melihatmu lagi. Adikku tidak bertingkah menyedihkan. Ia memang sakit, tapi dia kuat. Dan lebih dewasa dibanding kamu. Jika kamu masih ingat, bagaimana dia menjagamu. Aku minta maaf padamu menggantikannya,” tegas Tassana.

Khem menjadi terdiam serta tampak menyesal, jadi ketika Tassana akan pergi, ia langsung mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak marah kepada Kwan.



“Dan jangan khawatir kami akan mengganggumu lagi. Kamu akan menjadi pertama yang kuberitahu. Aku akan pindah ke Munich untuk bekerja,” kata Tassana, lalu berbalik dan pergi meninggalkan Khem.

Dan Khem tampak ingin menghentikan Tassana agar tidak pergi, tapi karena ragu ia menurunkan tangannya serta hanya berdiri diam disana.



Krit menemui Ayahnya. Disana ketika Kad ingin membahas tentang Yada, Krit langsung berkata bahwa itu sudah tidak penting lagi.

“Tidak ada yang lebih penting daripada keluarga,” kata Kad.

Mendengar itu, Krit menjadi emosi, ia marah kepada Ayahnya yang meninggalkannya bertarung sendirian. Dan dengan tenang Kad membalas bahwa ia tidak memaksa Krit untuk bertarung serta membalas dendam.



Disaat Ayahnya mulai menceramahinya, Krit menjadi makin marah. Ia berkata bahwa Dilok harus membayar apa yang diperbuatnya, dia harus dipenjara selamanya.

“Terkurung tidak ada gunanya, bila orang itu tidak menyadari kesalahan nya. Tapi perbaikilah kesalahanmu, itu lebih penting daripada mendapatkan hukuman. Seperti Dilok yang bersembunyi sekarang, kamu pikir dia senang?” tanya Kad.




Krit menjawab bahwa Dilok pasti senang, karena uang yang terus masuk ke dalam akun banknya. Lalu ia memberitahu Ayahnya, kalau sekarang Dilok membuka bisnis baru yang menipu orang lain lagi, yaitu skema Ponzi.

“Bagaimana jika seseorang mati lagi, biar aku tanya padamu, kali ini, siapa yang akan mendapatkan hukuman?” tanya Krit dengan penuh amarah. Ia lalu menutup telponnya den berjalan pergi dari sana.

Dan dengan sedih serta sedikit syok, Kad memandangin Krit yang berjalan pergi.


Setelah memeriksa keadaan disekitar rumahnya, Trai menurunkan tali yang disiapkannya dan turun menggunakan itu. Lalu dengan sembunyi- sembunyi, ia mau pergi dari rumah, tapi sayangnya ia gagal, karena para bodyguard segera datang dan menghampirinya.


Jadi Trai berpura- pura masuk kedalam rumah, tapi saat mereka berdua lengah, ia langsung berlari untuk kabur. Tapi sayangnya, ia gagal lagi dan berhasil ditangkap.




Pas disaat itu seorang supir taksi datang dan kedua bodyguard itu sibuk mengurusnya, Trai langsung berlari masuk kedalam mobil dan pergi darisana. Trai tampak sangat senang dan bangga, karena berhasil.



Dikantor ketika melihat kedatangan Ping serta Krit. Nee pun segera menanyakan apakah Krit telah pindah dari hotel itu, karena ia telah pergi mengeceknya sendiri. Lalu Nee menawarkan kepada Krit untuk membantu nya mencari hotel baru, jadi ia pun bisa menjaganya.

Tapi Krit menolak, karena ia sudah punya bawahan yang akan menjaganya. Dan Krit mengatakan bahwa hanya tempat tinggalnya yang berubah, tapi selebihnya tidak ada yang berubah.




“Tidak ada yang bisa mengubahmu. Kita berdua masih tinggal terpisah seperti sebelumnya,” kata Nee kepada Krit.

“Kita bisa bertemu di tempat kerja,” balas Krit.

“Orang dalam satu keluarga, apa hanya harus hidup bersama ditempat kerja? Tapi aku lupa, kamu tidak pernah punya rumah. Jadi bagaimana bisa kamu punya keluarga? Aku sekali diam-diam senang, mengira Khun Da akan mengubah kamu,” kata Nee, penuh perhatian pada Krit.

“Jangan menyebutnya lagi,” tegas Krit, lalu pergi bersama Ping.



Ditempat parkir. Nee menemukan boneka serta surat yang sama persis dengan yang dulu Trai berikan padanya. Melihat itu ia menjadi heran, tapi ia tidak menemukan siapapun disana. Disurat itu tertulis tulisan Aku minta maaf.

Mengabaikan perasaannya sendiri, Nee mengeraskan hatinya. Ia membuang boneka serta surat itu, lalu masuk kedalam mobilnya dan tanpa sengaja ia menghancurkan boneka itu.


Merasakan ada yang aneh, Nee mundur lagi dan ia merasakan bahwa ia mobilnya mengenai boneka itu serta menghancurkannya. Lalu ia pun berhenti.



Trai muncul sambil membawa bunga. Dan melihatnya, Nee turun dari mobil. Ia mengambil bunga ditangan Trai dan memukul-mukul pada badan Trai. Setelah bunga itu hancur, ia pun memukuli Trai menggunakan tangannya. Nee menangis serta tampak emosi.

“Aku tau, kamu tidak akan pernah memaafkan aku,” kata Trai, saat Nee telah berhenti memukulinya.

“Bagus kamu tau itu!” balas Nee.




Saat Trai ingin meminta maaf dan berbaikan, Nee tidak peduli lagi, ia marah dan berbalik untuk pergi dari sana. Dan tentu saja, Trai tidak membiarkan itu, ia menahan Nee untuk tidak pergi.

“Nee jangan melakukan ini. Pukul aku, tampar aku, atau apapun yang kamu mau,” kata Trai. Lalu Nee pun memukulinya, setelah itu ia pun menangis. Dan Trai membiarkannya, ia lalu memegang tangan Nee serta menunggunya hingga menjadi tenang.


Digudang. Nee duduk disitu, ia telah selesai menangis. Dan Trai mendekatinya. Nee pun mengatakan bahwa ia benci pengecut, pembohong, dan orang yang melarikan diri dari masalah.

“Aku sedang terikat,” kata Trai.



“Kemudian lepaskan ikatanmu sendiri. Aku akan memberikanmu kesempatan terakhir. Ceritakan padaku,” balas Nee, tegas.

Trai tetap tidak bisa menceritakan segalanya kepada Nee dan mengaku bahwa ia tidak cocok untuk Nee. Dan mendengar itu, Nee pun menjadi emosi, ia lalu menasehati Trai.



“Jika kamu tetap seperti ini, kamu tidak bisa cocok untuk wanita manapun,” kata Nee.

Disaat itu pandangan Trai mulai tampak kabur, ia tidak mendengar Nee terus bicara kepadanya, tapi ia tidak bisa menjawab apapun. Hingga akhirnya Nee berjalan pergi meninggalkannya.



Pada saat itulah, Trai jatuh. Dan melihat itu, Nee kembali dan ia menjadi panik serta khawatir kepada Trai. Karena Trai tampak sangat kesakitan sekali sambil memegangin kepalanya.



Yada mulai berlatih bela diri. Ia mengingat setiap perkataan Krit kepadanya. Jadi dengan sangat fokus, Yada berlatih dan terus berlatih. Yada lalu mulai berlari juga. Dan Ping mengawasinya dari jauh.


Yada sadar bahwa ada orang yang mengawasinya, maka dari itu ia tidak kaget lagi ketika Krit datang untuk menemuinya. Disana mereka duduk bersama dibangku taman.


Menyadari arah pandangan Yada yang memandang kepada pasangan tua. Krit pun berbicara,”Aku ingin hidup denganmu sampai kita tua.”

“Aku pikir orang seperti mu tidak akan hidup lama,” balas Yada, sinis.

“Tidak apa. Aku ingin mati sebelum kamu. Jika kamu tidak ada, maka aku tidak bisa hidup,” kata Krit dengan lembut.

“Kamu tidak akan pernah memilikiku dalam hidupmu, Sharkrit. Dan jika kamu tidak memiliki informasi lagi, maka aku akan pergi.”


Saat Yada ingin pergi, Krit memegangin tangan Yada dan menahannya. Dan tanpa mengatakan apapun, Yada menatapnya tajam, lalu sadar apa maksud tatapan Yada, Krit pun melepaskan tangan Yada.

Krit memaksa Yada untuk menerima hadiahnya, bila Yada tidak mau, maka ia akan terus mengikutinya sampai Yada mau menerimanya. Dan walaupun Yada telah beralasan serta terus menolak, tapi Krit tetap mau Yada menerima itu.



Jadi akhirnya Yada pun mau menerima itu, ia membuka koper yang sangat kecil dari Krit itu. Dan ia menjadi terkejut, ketika melihat isinya, yaitu senjata dan peluru- peluru.



“Pistol lebih cocok untukmu,” kata Krit, singkat dan menatap serius kepada Yada. Dan Yada pun membalas tatapan Krit dengan pandangan yang tampak lebih berani.

1 Comments

Previous Post Next Post