Company name : Citizen Kane
Dengan cemas.
Trai, Nee, dan Kwan, duduk bersamaan diruang tamu sambil memperhatikan hp milik
mereka masing-masing yang diletakan diatas meja. Tapi setelah sekian lama,
mereka memperhatikan hp mereka, tidak terjadi apapun juga.
Hingga
akhirnya, Nee mengatakan bahwa ia menyerah. Dan lalu sesudah itu, Trai pun ikut
menyerah. Tepat ketika mereka bertiga menyerah dan akan pergi, tiba-tiba saja
hp milik Kwan berbunyi.
Dan dengan
cepat, mereka berkumpul kembali. Sayangnya, itu cuma pesan dari klien saja.
Mengetahui hal itu, mereka semua langsung tampak kecewa.
“Kamu
benar-benar tidak tau dimana kakakmu?” tanya Trai pada Nee.
“Aku tidak tau.
Tidak perduli apapun, P’Krit tidak menculik Khun Da untuk dibunuh,” jawab Nee,
membela Krit.
“Bisakah ia
dipercaya? Kakakmu hampir saja membunuhku,” kata Trai, seperti memburukan
tentang Krit.
“Kamu layak
mendapatkan itu, kan?” balas Nee, tidak terima.
Tiba- tiba
saja Nee serta Trai mulai bertengkar.
Nee tidak terima dengan ucapan Trai yang seperti bermaksud mengatakan bahwa dia
(Trai) adalah orang baik sedangkan mereka adalah orang jahat (Nee dan Krit).
Trai langsung
membenarkan bahwa yang ia maksud adalah Krit saja, bukan Nee. Dan menurutnya
Yada berhak untuk mendapatkan orang yang lebih baik daripada Krit.
Kwan yang
berada dibelakang mereka, hanya diam saja melihat dan mendengarkan mereka
berdua berdebat. Tapi disaat ia, merasa bahwa suasana telah menjadi sangat
buruk, maka ia pun maju untuk menenangkan mereka.
“Cinta adalah
antara dua orang. Kita tidak bisa memutuskannya untuk mereka,” kata Kwan. Dan
mendengar itu, Trai serta Nee langsung terdiam. Lalu dengan kesal, Nee pun
pergi keluar.
Sementara Trai
yang juga terdiam, hanya bisa membiarkan Nee begitu saja. Ia tampak seperti
merasa bersalah.
Didapur. Ketika
Krit sedang membuat kopi, Khem datang menemuinya. Ia ingin Krit untuk meminta
maaf kepadanya, karena telah menghancurkan hidupnya. Karena menurut Khem, itu
semua belum berakhir.
Tapi Krit sama
sekali tidak mau meminta maaf, malah ia mengatakan bahwa seharusnya Khem
berterima kasih kepadanya. Karena ia telah membuat Khem menjadi gadis yang
kuat. Dan menurut Krit, segalanya telah berakhir.
“Dalam hidup,
segala sesuatu, tidak harus selalu berakhir bahagia. Dalam beberapa cerita ada
yang berakhir dipertanyakan seperti ini. Dan apa yang bisa kamu lakukan
sekarang adalah melupakan aku,” tegas Krit. Lalu mau pergi dari sana sambil
membawa cangkir kopinya.
Khem memegang tangan Krit dan menghentikannya. Ia meminta agar Krit berjanji untuk tidak
menyakiti Yada seperti ia menyakitinya.
“Aku tidak
percaya pada janji,” kata Krit, tidak mau berjanji. Lalu pergi. Dan dengan
sedih serta marah, mungkin. Khem menatap Krit yang pergi begitu saja setelah
menjawab seperti itu.
Dikamar. Khem
serta Yada bersama-sama membereskan tempat tidur. Selama membereskan itu, Khem terus saja memperhatikan
Yada. Dan lalu disaat itu, Tassana datang untuk membantu mereka.
Ketika itu, Krit juga datang
menghampiri mereka, tapi bukan untuk membantu sama sekali. Melainkan untuk
membawa bantalannya. Jika tidak ada bantalannya itu, ia mengaku sama sekali
tidak bisa tidur.
Awalnya Yada merasa bingung dengan
maksud Krit. Tapi tiba-tiba saja, Krit mengangkatnya. Dan dengan lembut Krit
memberitahu,”Itu kamu. Bantalanku.”
Yada masih tidak mau dan menolak, ia
terus meminta agar Krit melepaskannya, karena bagaimana bisa mereka membiarkan
Khem dan Tassana tinggal bersama seperti itu.
“Kita semua sudah dewasa disini.
Mereka bisa menjaga diri mereka sendiri,” jawab Krit dengan mudahnya. Tidak
peduli. Dan tetap tidak mau melepaskan Yada.
Krit menurunkan Yada diatas tempat
tidur, lalu menyuruhnya untuk tidur dengan tegas. Jadi karena itu, Yada pun
berhenti melawan lagi. Tapi ketika Krit sedang lengah, ia buru-buru ingin
kabur. Sayangnya, Krit berhasil menghentikan dan menahannya.
“Khun Krit! Khun Krit. Khem adalah
wanita,” jelas Yada, meminta pengertian dari Krit.
“Tapi mereka berdua sudah pernah
menghabiskan satu malam bersama. Apa
salahnya dengan menghabiskan malam yang lain bersama?”
“Bagaimana jika dia adikmu?”
“Aku tidak masalah dengan itu. Jika
mereka adalah sepasang kekasih,” balas Krit.
“Tapi aku tidak. Itu tidak pantas,”
kata Yada, tetap mau pergi keluar dari kamar.
Saat Yada masih mencoba untuk kabur.
Maka Krit pun mengangkat Yada dan menurunkannya diatas tempat tidur. Lalu
dengan lembut ia menjelaskan bahwa ia yakin Na tidak akan melakukan hal yang
tidak pantas kepada Khem.
Dengan sekuat tenaga, Yada berusaha
untuk melepaskan diri dari Krit yang menahannya. Tapi karena Krit lebih kuat,
menahannya, maka Yada pun tidak bisa berbuat apapun.
“Jangan fokus pada orang lain. Mari
fokus pada kita. Malam ini, kamu tidak sedang mabuk. Jadi jangan menggunakan
itu sebagai alasan lagi,” kata Krit dengan lembut. Lalu perlahan Krit
mendekatkan wajahnya pada wajah Yada.
Tapi Yada menolak Krit dan masih
berusaha untuk melepaskan diri. Malah dengan sengaja, Yada lalu meraih bantal
disebelahnya dan memakai itu untuk menutup wajah Krit yang berusaha
mendekatinya.
Dikamarnya. Khem sama sekali tidak
bisa tidur, jadi ia bangun dan lalu mendekati Tassana yang sedang tidur disofa.
Dan menyadari apa yang sebenarnya Khem khawatirkan, maka Tassana menjelaskan
dan memberikan pengertian pada Khem.
“Mereka adalah suami dan istri. Kita
hanya orang luar. Jangan stress kan itu. Aku tau itu sulit, tapi kita harus….”
“Hal yang paling sulit bagiku
sekarang adalah mencoba untuk tidak membencinya.”
“Untuk kakakmu? Hanya pikirkan
urusan kita sendiri saja, maka segalannya akan baik-baik saja,”
“Tapi kamu masih bekerja dengannya.
Aku tidak bisa menghidarinya begitu saja.”
“Aku akan bekerja dengan Krit tidak
lama lagi. Aku mencoba untuk tidak membencinya juga. Siapa lagi yang berada
dalam daftar hitam? Beritahu aku. Aku akan mengurunya untukmu,” kata Tassana,
seperti untuk menenangkan Khem agar tidak terlalu khawatir.
“Kamu. Jika aku menangkap kamu masih
bersekongkol dengan Krit, aku akan membunuhmu. Selamat malam ya,” balas Khem.
Dikarenakan penjelasan dan
pengertian dari Tassana kepadanya, Khem pun tidak merasa khawatir lagi.
Sedangkan karena jawaban tidak terduga dari Khem yang mengatakan itu, Tassana
menjadi khawatir sendiri.
Ketika Yada masih saja mencoba untuk
melarikan diri keluar dari kamar. Krit pun langsung menarik Yada kembali dan
mendudukannya diatas pangkuannya. Lalu dengan mesra, ia pun terus mengganggu
dan menggoda Yada.
Dan dengan bercanda, Yada berkata
bahwa Krit jangan berharap, kalau ia akan berlari kepadanya lagi. Apa yang
terjadi kemarin malam, itu adalah karena ia kasihan kepada Krit.
Mendengar perkataan Yada, walaupun
itu hanya sekedar bercandaan saja. Krit langsung terdiam dan tidak bereaksi
sama sekali. Lalu tiba-tiba saja, ia berkata bahwa ia akan tidur diluar saja.
Menyadari bahwa Krit tersinggung
akan perkataannya, Yada pun jadi merasa bersalah. Ia memeluk Krit dari belakang
dan menahannya. Lalu ia pun meminta maaf kepada Krit, karena ia tidak bermaksud
seperti itu.
“Aku sudah cukup dikasihani orang.
Aku ingin seseorang yang mengerti diriku. Aku ingin kamu, Yada,” kata Krit
sambil berbalik dan menatap Yada.
Dengan perlahan, Krit mendekat dan
mencium kening Yada. Dan ketika ciuman Krit berubah menjadi lebih lagi, Yada
diam dan membiarkanya. Bahkan dengan lembut, ia membalasnya.
Pagi hari. Diruang tamu. Krit sedang
melihat semua surat lama yang ia tulis untuk Ayahnya. Dan pada saat itu, Yada
keluar dari kamarnya sambil membawa koper. Lalu ketika ia melihat Krit, ia pun
mendekatinya.
“Apa kamu ingin membawa ini balik
denganmu?”
“Tidak. Tinggalkan saja disini.
Segalanya ini adalah sisi gelapku. Jadi aku akan meninggalkannya disini,” balas
Krit sambil membereskan semua surat-surat itu dan memasukan nya kembali kedalam
tas.
Mendengar itu, Yada menyemangati
Krit. Ia berkata bahwa mulai sekarang hidup Krit akan lebih baik dan baik lagi,
jika Krit mau melakukan hal yang benar. Tapi Krit membalas bahwa ini adalah
bulan madu mereka, jadi ia tidak mau membahas topik yang membuat stress seperti
ini.
Yada lalu melihat kearah lukisan
rantai dengan borgol besar yang telah terbuka. Ia mengakui bahwa lukisan
tersebut membuatnya merasa stress dan takut, setiap kali ia melihatnya.
“Bisakah kita membuang itu?” tanya
Yada kepada Krit.
Teringat akan kenangan tentang Ayahnya.
Krit kelihatan tidak mau membuang lukisan itu. Dan saat Yada bertanya seperti
itu kepadanya. Maka Krit lalu mengambil sehelai kain putih besar dan menutupi
lukisan itu.
Setelah itu ia pun berdiri diam
disana.
Tassana dengan ramah, membukakan
pintu mobil dan membiarkan Khem untuk masuk terlebih dahulu. Lalu sesudah itu,
dengan agak tampak lesu, Tassana berjalan dan masuk ke dalam mobil juga.
“Apa ada yang salah?” tanya Khem
heran dengan sikap Tassana itu.
“Tidak,” balas Tassana, singkat,
sambil menggelengkan kepalanya.
Dihalaman rumah. Krit berdiam disana
sambil memandangin pemandangan. Dan ketika Yada mendekatinya, ia berbalik dan
tersenyum.
“Lain kali, ayo kembali lagi
kesini,” kata Krit sambil memegang tangan Yada.
“Beritau aku kalau begitu,” balas
Yada.
“Aku akan membawamu kesini dengan
hati-hati. Haruskah kita meletakan bomb disekitar tempat ini?” canda Krit.
“Jangan bertindak kejam. Itu tidak
keren.”
“Aku keren. Orang menyebutku, aku
keren dan pintar.”
“Dan juga seorang pria yang bisa
dicintai.”
“Mengapa tidak bilang saja kamu
mencintai dia?” tanya Krit. Dan Yada pun hanya tersenyum saja.
Dengan serius, Krit memegang bahu
Yada dan mengatakan Aku mencintaimu. Dan
mendengar itu, Yada bukannya membalas aku mencintaimu juga, tapi hanya bilang
terima kasih. Jadi mendengar itu, Krit pun tertawa dan mengatainya.
Tanpa mengatakan aku mencintaimu,
Yada yang mungkin sedang merasa malu, hanya tertawa, lalu berlari pergi
menjahuhi Krit. Dan tentu saja, Krit tidak membiarkan itu. Jadi ia pun mengejar
Yada dan menangkapnya.
“Cepat atau aku akan menciummu,”
kata Krit, meminta Yada mengatakan aku mencintaimu. Tapi dengan hanya
tersenyum, Yada tetap saja diam.
Jadi Krit pun mendekatkan wajahnya
untuk mencium Yada, tapi Yada tetap tidak mau mengatakan itu dan hanya diam
saja sambil terus tersenyum. Dan karena Yada tetap tidak mau mengatakan itu,
maka Krit pun berhenti mengganggu Yada.
“Suatu hari, aku akan membuatmu mengatakan
aku mencintaimu padaku,” kata Krit dengan lembut, lalu ia pun memeluk Yada. Dan
Yada pun membalas pelukan Krit itu.
Disaat Krit dan Yada kembali
kehotel. Ping langsung meminta maaf dan mengaku, karena dialah yang telah
memberitahu kepada Tassana bahwa Krit serta Yada sedang pergi berbulan madu.
“Ini terakhir kalinya. Jika kamu
terus membuat kesalahan…” kata Krit, mengingatkan Ping.
“Ya, boss.”
Ketika Ping telah keluar, Krit
berjalan menuju kearah jendela dan lalu membuka semua tirai-tirai jendela yang
tertutup, agar cahaya bisa masuk kedalam. Dan lalu Yada membawakan segelas air
untuk Krit. Mereka duduk bersama disofa.
“Tempat ini benar-benar tidak
terlihat seperti sebuah rumah,” kata Krit, memulai pembicaraan sambil menatap
kedepan.
“Kamu mungkin terbiasa menjalanin
gaya hidup seperti ini,” balas Yada.
“Aku tidak suka tinggal ditempat
gelap seperti ini,” kata Krit sambil tersenyum pada Yada.
“Maksudku, kamu terbiasa hidup
seperti mafia. Bisakah kamu berubah?” tanya Yada.
“Aku bisa berubah,” jawab Krit
dengan serius. Dan mendengar itu, Yada tersenyum senang. Tapi tiba-tiba saja,
Krit melanjutkan bahwa ia bisa berubah dari hotel ke rumah.
Jika Yada ingin rumah, sebuah rumah
untuk keluarga mereka, maka ia akan mecarikannya. Dan mendengar itu, Yada pun
berhenti tersenyum, lalu ia pun memanggil nama Krit, berusaha untuk membuatnya
serius.
“Dari sekarang, kita akan punya
anak. Kita tidak bisa membiarkan anak kita hidup seperti ini. Aku ingin 4 anak.
4 adalah nomor keberuntungan,” kata Krit, serius. Tapi tidak menjawab sama
sekali pertanyaan Yada.
“Kamu belum tanya ke aku, apa aku
mau punya anak denganmu?” balas Yada, kembali tersenyum pada Krit.
“Jika kamu tidak mau punya anak
dariku, maka anak siapa yang kamu mau? Apa kamu pernah dengan kata ini, ‘Jangan
sentuh wanitaku’,” kata Krit sambil menarik Yada lebih dekat padanya.
Dengan mesra, Krit memeluk Yada dan
tersenyum kepadanya. Dan dengan sama bahagianya, Yada tersenyum kepada Krit
serta membiarkan Krit memeluknya.
Tepat disaat yang seperti itu, hp
Yada yang berada diatas meja makan berbunyi, Jadi Yada pun melepaskan dirinya
dari pelukan Krit dan lalu mengangkat telpon yang ternyata berasal dari Trai.
Lalu dengan terburu-buru, setelah
berbicara dengan Trai ditelpon. Yada segera mau pergi keluar. Dan melihat itu,
Krit pun bertanya, ia akan kemana.
“Kita akan bicara nanti,” kata Yada,
tidak menjelaskan. Lalu pergi. Dan Krit pun menjadi bingung sendiri, ketika ia
melihat itu.
Dirumah. Setelah Trai selesai
berbicara dengan Yada ditelpon. Dilok pun menghampirinya, lalu sambil menepuk
pelan pundak Trai, ia memujinya.
“Pergi temui Da. Lakukan seperti
yang kukatakan,” perintah Dilok.
“Ayah!” balas Trai, tampak tidak mau.
“Kamu sudah berjanji kepadaku,”
tegas Dilok. Dan tanpa bisa melawan, Trai pun pergi dari sana.
Ping datang dan melaporkan pada Krit
bahwa menurut sumber mereka, Dilok ada membuka sebuah bisnis baru. Hanya
mendengar itu saja, Krit sudah bisa menebak bahwa itu adalah skema Ponzi (modus
investasi palsu). Dan Ping membenarkan.
Dikantor. Yada merasa heran, ketika
melihat beberapa orang orang baru disana dan mereka sedang mengangkat
barang-barang, merubah susunan peralatan didalam ruangan.
Lalu Trai yang baru datang,
mendekati Yada. Ia menjelaskan kepada Yada bahwa B-Star bukanlah milik mereka
lagi, karena Sharkrit telah mengambil dan menghancurkannya. Untuk detailnya, ia
menyuruh agar Yada bertanya sendiri kepada Ayah mereka.
“Khun Krit telah melepaskan B-Star,”
balas Yada, tampak tidak percaya.
“Antara Sharkrit dan Ayah, siapa
yang kamu percaya? Dia menghancurkan bisnis dan keluarga kita. Jika kamu masih
mempercayai dia, aku akan bilang satu hal. Kamu ditipu,” jelas Trai dengan
serius.
Dan mengetahui itu, Yada tampak
sangat marah serta menangis dengan sedih. “Apa yang harus kita lakukan padamu?
Mengapa? Mengapa?!!”
Melihat reaksi Yada yang seperti
itu. Trai tampak sangat bersalah, tapi ia sama sekali tidak membenarkan atau
memberitahukan kebenarannya kepada Yada. Melainkan ia hanya diam saja.
Suka suka suka😁😁😁😁😁cpt jga snpsnya. Mkasih...
ReplyDelete