Sinopsis K- Drama : EXIT Episode 1 – 2 ( part 1 )




 Network: SBS



Disebuah ruangan putih. Seorang pria tertidur dengan selang yang menempel dikepalanya. Sesuatu seperti bola biru kecil, masuk kedalam tabung putih didekat pria tersebut.

Bola biru itu melebur dan membuat warna air dalam tabung berubah menjadi kebiruan. Lalu air dalam tabung tersebut, mengalir kedalam kepala pria itu.


“Jangan mempercayai apapun. Jika keberuntungan yang tidak terduga menghampirimu sekaligus. Jangan mempercayai apapun dan pikirkan lagi. Pejamkan matamu dan hitung sampai tiga. Lebih baik kamu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum terlambat. 1 … 2 … 3 …”



Pada hitungan ketiga, tiba- tiba mata pria itu terbuka. Ia terbangun dari tidurnya. Dan ketika ia melihat kamarnya, ia berkata, “Sial!” lalu ia kembali tidur.



E X I T



Seorang pria berjas ungu (sebut aja Boss), sibuk menghitung uang yang diberikan kepadanya. Setelah semuanya pas, ia lalu mengambil sebuah buku dan membukanya. Diatas lembaran buku itu tertulis Do Kang Soo.

“Kamu butuh dua cap, kan?” tanya Boss kepada Kang Soo.

“Tidak, aku butuh tiga,” jawab Kang Soo, membenarkan.



Boss tampak kesal sama jawaban Kang Soo, ia berkata kalau Kang Soo pernah tidak masuk sekali untuk menjenguk Ayahnya dirumah sakit. Dan Kang Soo pun ingin protes, tapi ketika Boss menatap tajam kepadanya. Maka Kang Soo pun mengalah dan hanya bisa terima saja.



Boss lalu memberikan cap kecil sebanyak dua kali dibuku itu. Lalu mungkin karena merasa tidak enak pada Kang Soo, maka ia mengambil selembar uang 50.000 dan memberikan itu kepada Kang Soo.

“Belikan Ayahmu Jokbal,” katanya. Dan Kang Soo pun mengambilnya.



“Sudah dapat kabar dari Hang Seong Gu?” tanya Kang Soo kepada seorang pria berambut sedikit keriting yang sedang bermain hp disofa.

“Mereka menemukan jejaknya. Akan segera ada kabar baik,” jawab pria itu.



Setelah itu, Kang Soo ingin keluar, tapi tiba- tiba ia berhenti. Ia melirik kearah Boss yang sedang membuka brangkas tersembunyi didalam lemari. Tapi menyadari itu, Boss melirik kearah Kang Soo. Dan dengan segera Kang Soo pun keluar.

Konseling Pinjaman, Modal, dan Saham. Nama tempat Kang Soo bekerja.



Diluar. Kang Soo melihat seorang wanita berbaju biru. Dengan agak canggung, Kang Soo memalingkan wajahnya, ketika wanita tersebut melihat kearahnya. Lalu setelah agak tenang, ia berbalik dan memberi salam pada wanita itu.



“Kamu selalu saja terluka,” kata wanita itu, membuat langkah Kang Soo yang awalnya ingin pergi menjadi terhenti.

“Oleskan salep, sebelum lukamu menjadi permanen. Lagipula itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan,” kata wanita itu, mengomentari luka diwajah Kang Soo. Lalu perlahan wanita itu berjalan mendekati Kang Soo.



“Kehidupan sangat menyebalkan, kan?” tanya wanita itu. Sekali lagi itu membuat Kang Soo yang ingin pergi menjadi terhenti.

“Aku juga merasa begitu. Seringnya, aku tidak tau kenapa aku hidup seperti ini. Tapi aku tetap menjalaninya. Luar biasa, bukan?” tanya wanita tersebut. Lalu ia pergi meninggalkan Kang Soo dan masuk kedalam kantor.




Kang Soo terlihat senang. Tapi ketika ia melihat dari luar jendela, ia tampak kecewa. Karena didalam wanita tersebut bersama Boss nya sedang berpelukan dengan mesra.

Kang Soo lalu menghela nafas dan pergi dari sana.



Dijalan. Kang Soo berhenti didepan Studio Foto Woori. Disana ia berdiri, memandangin sebuah foto keluarga yang tampak sangat bahagia.



Toko Barang Bekas. Seorang pria tua sedang merapikan kardus-  kardus miliknya. Lalu seorang pria menghampirinya dan memberikan uang kepadanya.


“Kulebihkan tiga dolar. Kamu punya cicilan tabungan untuk putramu, setidaknya hanya ini yang bisa kubantu. Selain itu, kudengar sekarang ini kesehatanmu bermasalah. Omong- omong, pak Jang tadi datang. Dia menyuruhku memberimu ini. Tapi katanya dia tidak yakin alamat ini benar atau tidak. Tapi setidaknya kamu mendapat hasil usai berbulan- bulan mencari,” kata pria itu dengan panjang.


Pria tersebut lalu memberikan sebuah kertas kecil kepada pria tua itu. Dan ketika pria tua itu membuka kertasnya, tertulis, Lee In Sook. 153 Daeheung- ro, Mapo-gu, Seoul.



Kang Soo protes kepada seorang pria berkaca mata dihadapannya. Karena selama tiga tahun terakhir ia telah menghabiskan hampir 10.000 won, tapi sampai sekarang mereka malah tetap tidak bisa menemukan Ibunya.


Dengan tenang. Pria itu menjawab kalau semua itu dikarenakan Kang Soo hanya memberikan sebuah foto lama berusia 30 tahun sebagai petunjuk. Sehingga mereka tidak bisa mencarinya.



“Seharusnya Anda memberitahuku sejak awal. Tidak ingat perkataan Anda saat itu? Anda bilang bisa menemukan Ibuku bagaimanapun caranya,” protes Kang Soo. Tapi pria itu malah tertawa.




Dan ketika Kang Soo mulai berteriak, seorang pria botak berbadan besar yang berada disana segera mengusir agar Kang Soo keluar. Tapi Kang Soo tidak mau dan melawan, karena ia mau uang nya dikembalikan. Sehingga ia pun dipukuli oleh orang yang berada diruangan itu.



Dijalan. Kang Soo terus mengerutu, lalu pada saat itu ia melihat anak- anak yang sedang bermain game dimesin mengambil boneka. Jadi melihat itu, Kang Soo pun menajdi tertarik untuk bermain juga.

Ia memasukan koin kedalam mesin itu. Dan mulai bermain untuk mengambil boneka didalam mesin tersebut. Tapi ia gagal terus.



“Ehh… kakak payah,” gerutu anak- anak itu mengomentari Kang Soo yang telah dua kali gagal. Dan Kang Soo pun menjadi kesal, lalu ia berteriak dan menyuruh anak- anak itu untuk pulang.



Pada saat anak- anak itu telah pergi. Kang Soo tanpa sengaja melihat sebuah brosur yang tertempel pada dinding toko. Brosur itu bertuliskan, Kamu ingin bahagia?



Setibanya dirumah. Kang Soo tidak melihat Ayahnya dimanapun, walaupun ia terus memanggil Ayahnya. Setelah itu seperti teringat akan sesuatu, Kang Soo menjatuhkan barang belanjaannya dan berlari keluar dari rumah.



Kang Soo pergi mencari Ayahnya, ia terus berteriak dijalanan, mencari Ayahnya. Dan ketika ia melihat Ayahnya yang sedang membereskan kardus- kardus bekas didalam gang. Kang Soo pun menjadi lebih tenang.



“Ayah sedang apa?” tanya Kang Soo, mendekati Ayahnya.

“Ayah hanya mau mencari udara segar,” jawab Ayah. 

“Jika pingsan lagi, siapa yang akan mengurus Ayah? Sudah minum obat darah tinggi Ayah?” tanya Kang Soo dengan ketus, tapi perhatian.

“Sudah. Ayah baik- baik saja,” jawab Ayah. Lalu ia pun bangkit berdiri, tapi tidak kuat, jadi ia pun terjatuh diatas tumpukan kardus.




Kang Soo membanting kardus- kardus yang ada. Lalu ia jongkok dan menyuruh Ayahnya untuk naik keatas punggungnya. Setelah itu ia berjalan pulang sambil menggendong Ayahnya.


Dirumah. Didalam kamar. Ayah mengambil sebuah botol obat kecil, tapi ketika didengarnya suara Kang Soo, maka ia pun tidak jadi meminum obatnya. Lalu Kang Soo membuka pintu kamarnya dan masuk kedalam.



“Aku membeli jokbal, makanan kesukaan Ayah,” kata Kang Soo sambil masuk kedalam kamar. Ia membawa sebuah meja kecil berisikan makanan dan mengajak Ayahnya untuk makan bersama.




Ayah tampak kesakitan, ia memegang dadanya. Lalu tanpa menjawab ajakan Kang Soo, Ayah berbaring dan tidur. Dan melihat itu, Kang Soo mengambil makanan dan ingin menyuapi Ayah.

Tapi karena sedang kesakitan, maka Ayah menepis tangan Kang Soo, sehingga makanan yang dipegang oleh Kang Soo terjatuh. Lalu tanpa berkata apa- apa Ayah menarik selimut menutupi dirinya.




Kang Soo yang tidak tau Ayahnya sedang kesakitan, mulai mengomel dengan kesal. “Ayah ingin aku  melakukan apa lagi? Memangnya apa jasa Ayah untukku? Aku harus merendahkan diri sampai sejauh apa?”

Karena Ayah tetap diam, maka dengan marah Kang Soo berdiri dan keluar dari kamar Ayah. Dan dibalik selimut, terlihat Ayah yang tampak sedang menahan rasa sakitnya.




Didalam kamarnya sendiri. Kang Soo teringat akan perkataan wanita tadi yang mengatakan bahwa hidup sangat menyebalkan. Lalu Kang Soo pun mengambil brosur yang dia ambil di toko. Kamu ingin bahagia?



Keesokan harinya. Kang Soo mendatangin alamat yang tertulis pada brosur. Saat masuk kedalam tempat itu. Kang Soo melihat sebuah layar besar yang menampilkan tulisan dan gambar kebahagiaan.

Love. Family. Dream. Bagaimana dunia menurutmu? –Bliss Lab-



Kang Soo tampak tidak mengerti. Lalu pada saat itu seorang wanita yang memakai jas lab putih masuk kedalam dan menjelaskan kepadanya.

“Kebahagiaan adalah reaksi kimia yang terjadi di otakmu. Sampai sekarang, hanya glukosa yang bisa dikirimkan ke otakmu melalui sistem peredaran darah. Tapi kapsul yang kami kembangkan ini berbeda,” jelas wanita itu.



Dilayar. Wanita itu memperlihatkan sebuah gambar dan menjelaskan kepada Kang Soo. “Kami melapisi kapsul asam amino berdiameter 0,000033 mm dengan glukosa. Lalu kami gabungkan dengan protein yang ada di arteri serebral agar bisa dikirimkan ke otak,” jelas wanita itu, lagi.



“Lantas, apa yang akan terjadi?” tanya Kang Soo, masih tidak mengerti.

“Seperti yang kubilang, perasaan adalah hasil dari kerja otak. Kami akan memakai obat untuk merangsang otak dan memaksimalkan perasaan bahagia. Melalui reaksi kimia dari neurotransmiter, kami bisa meyakinkanmu bahwa semua keinginanmu sudah menjadi kenyataan,” jawabnya, menjelaskan.



Kang Soo masih ragu dengan semua yang ada, ia merasa akan ditipu. Tapi dengan sangat tenang, wanita itu membalas bahwa Kang Soo tidak perlu cemas, karena Kang Soo tidak akan merasa ragu didunia sempurna yang akan Kang Soo jumpai.

“Kamu ingin bahagia?”




Didalam ruangan putih. Kang Soo duduk sambil memandangin obat berbentuk bola biru kecil yang disimpan dalam sebuah tabung kecil. Dan pada saat ia ingin menyentuh tabung itu, tiba- tiba saja pintu terbuka dan wanita tadi masuk sambil membawakan hasil laporan Kang Soo.



“Tomografi otakmu menunjukan kecocokanmu terhadap tes ini sebesar 96%. Kamu bisa menjalani tes ini tanpa masalah apapun,” jelas wanita itu.

“Lantas, mungkin kah aku bisa kembali?” tanya Kang Soo, penasaran.




“Soal itu aku tidak yakin, kalau kamu ingin meninggalkan dunia yang bahagia,” jawab wanita itu. Lalu ia menyodorkan sebuah kertas perjanjian dan pena untuk ditanda tanganin oleh Kang Soo.

Post a Comment

Previous Post Next Post